[DMS#1] AGRA

[DMS#1] AGRA

Agra Fransisco Demiand

Di kamar mewah bernuansa hitam putih dengan berbagai macam miniature mahal, cowok tanpa baju di bagian tubuh atasnya masih terlelap dalam tidur di jam yang sudah menunjukkan pukul 06:45. Itu berarti, sekolah akan di mulai sekitar 15 menit lagi.

Pintu kamar terbuka. Seorang wanita setengah baya dengan dress rumahan masuk ke kamar seraya menggelengkan kepala.

“Dasar kebiasaan!” decak wanita itu.

Dia berjalan mendekat lalu menyibak selimut tebal cowok tersebut. Setelahnya dia beralih menyibak gorden hingga sinar mentari dapat masuk dari sela-sela ventilasi jendela.

Mengernyit dalam tidur, cowok itu mengubah  posisi membelakangi jendela.

Lagi-lagi, wanita yang lain adalah ibu cowok itu berdecak seraya berkacang pinggang. “Satu menit dari sekarang kamu gak bangun, semua fasilitas kamu Mama sita,” ucapnya, kontan membuat cowok itu mendudukkan badan dengan mata terbuka kecil.

“Masih pagi banget, Ma. Agra ngantuk.” Cowok bernama Agra itu hendak menidurkan dirinya kembali namun Citra—Mamanya—lebih dulu menarik tangannya dan menyeretnya ke kamar mandi.

“Sepuluh menit kamu harus selesai!” tanpa menunggu sahutan Agra lagi, Citra keluar dari kamar untuk menuju lantai satu.

####

Dua kancing seragam terbuka dan tidak di masukkan, sepatu berwarna mencolok, serta rambut tidak rapi. Agra duduk di kursi makan tepat di hadapan mamanya dan sebelah kiri papanya. Tanpa banyak bicara dia mengambil nasi dan beberapa lauk ke piringnya.

Citra yang sejak tadi sudah makan, kini meneguk sedikit air putih lalu kembali menggelengkan kepala.

“Kamu mau ke sekolah apa mau ngemis, sih, Gra? Hancur amat tampilan kamu,” komentar Citra.

Berbeda dengan Citra, Bram—papa Agra—hanya diam dan tenang dengan kegiatan makannya.

Agra menghabisi makanannya dengan cepat lalu meneguk air. “Ini style, Ma,” sanggahnya.

Tidak sampai lima menit makan, dia berdiri lalu menggunakan jaket hitam yang bertengger di sandaran kursi. “Agra sekolah. Udah telat.”

Tanpa salam dan ritual cium tangan cowok itu berlalu dari meja makan. Citra hanya menghela nafas lalu menatap Bram yang sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata sejak tadi.

####

“Pak Satpam bukain!!” Agra berkali-kali membunyikan klakson hingga beberapa siswa yang berjalan menatapnya.

Dari dalam sekolah, terlihat pria paruh baya dengan seragam Security datang dengan tergopoh-gopoh. Mengambil kunci dari saku, pria itu segera membuka gerbang untuk Agra dan motornya.

Belum juga gerbang itu terbuka lebar, Agra sudah menancapkan gas memasuki area parkiran dengan suara motor yang menggelegar di sunyinya sekolah karena jam PBM telah berlangsung sepuluh menit yang lalu. Dan itu menandakan bahwa Agra terlambat sepuluh menit.

Menyisir rambut kebelakang setelah membuka helm, Agra turun dari motor lalu menaiki koridor. Berjalan ke arah kelasnya. Baru juga Agra melangkah selama lima menit, suara terkutuk milik wanita paruh baya yang sangat Agra kenal suaranya terdengar.

“Agra Fransisco Demiand!!”

“Sial!” umpat Agra dalam hati.

Mendengar namanya disebut lengkap seperti itu bukanlah pertanda yang baik untuk saat ini.

Agra menatap datar Guru wanita ber-name tag Endang Saraswati berjalan ke arahnya dengan wajah yang sudah tidak enak di pandang.

“Bagus. Tampilan sudah menyalahi aturan, masuk ke sekolah ribut-ribut, sekarang kamu juga terlambat! Bagus sekali Agra.” Tentu itu bukan pujian. Bahkan anak SD pun tahu itu sebuah cibiran rasa pujian.

Agra memutar malas bersamaan dengan decakannya. “Ibu Endang yang cantik, gimana pun juga semua yang Ibu sebutin tadi itu gak ada yang bagus. Gimana, sih?!”

Wajah Bu Endang semakin masam. “Berani kamu menjawab saya?” kelakar Guru itu.

Agra memilih mendengus. Dia sudah tahu akan berakhir di mana hari ini.

“Lari keliling lapangan lima belas putaran!”

Dan ini dia, berakhir dengan hukuman paling mainstream yang pernah dia dapatkan. Agra memberikan hormat dua jari pada Bu Endang lalu menuju lapangan. Hitung-hitung olahraga, pikirnya.

Bu Endang geleng-geleng kepala. Agra memang selalu membuatnya ingin menggelamkan diri di danautoba.

####

Tidak cukup dua puluh menit Agra telah menyelesaikan hukumannya. Cowok yang sudah melepas seragamnya hingga menyisakan kaos hitam itu menyeka peluh di wajahnya menggunakan lengan. Dia berdecak pelan lalu melangkahkan kaki menuju kantin.

Tapi, terhitung tiga kali Agra melangkah, cowok itu tiba-tiba berhenti. Dia menolehkan wajah ke tepi lapangan dengan mata memicing. Di sana, seorang cewek dengan rambut coklat yang cukup khas, tengah duduk di kursi panjang dengan menunduk. Rambu coklat cewek itu menjuntai di masing-masing sisi wajah hingga wajahnya tidak dapat Agra lihat.

“Tuh, cewek asli apa penampakan doang, sih?” gumamnya.

Agra sibuk meneliti cewek itu beberapa detik lalu memilih mengendikkan bahu karena cewek itu tidak kunjung mendongak.

“Bodo amat, sih, mau asli atau penampakan.”

Agra kembali melanjutkan langkahnya menuju kantin. Demi Swipper yang tidak jadi mencuri, Agra benar-benar butuh air saat ini untuk menyejukkan dahaganya.

####

Suara gesekan kursi dan lantai membuat Deon—yang sibuk makan—mendongakkan wajahnya. Alif—yang bermain game—melirik sekilas pada sang pelaku.

Agra. Cowok itu duduk di antara Alif dan Deon setelah menyampirkan seragam putihnya di sandaran kursi. Dia duduk dengan kaki kanan berada di atas kaki kiri.

“Kenapa lo telat lagi?” tanya Deon, kembali menyuapkan nasi goring ke mulutnya.

“Biasa, kesiangan.” Agra menyahut acuh lalu mengedarkan pandangan. Di sepersekian detiknya, mata hitam cowok itu jatuh pada cowok cupu yang duduk di sudut kantin dengan sebuah buku bacaan.

“WOY CUPU SINI LO!!” merasa hanya dirinya yang memiliki sikap dan penampilan seperti itu. Cowok yang di panggil cupu oleh Agra berdiri menghampiri meja Agra dan teman-temannya yang memang sudah di booking sejak kelas sepuluh.

Semua mata sudah seperti melekat di tubuh cowok itu. Beberapa bisikan cibiran, dan kasihan sudah mengudara sejak Agra memanggilnya.

“Ke-kenapa?” tanya cowok cupu itu. Kacamata bulat dan besar menutupi kedua mata minusnya. Seragam kebesaran dan pinggang celana yang mencapai perut.

“Pesenin gue makanan. Pake duit lo!” titah Agra, datar.

Cowok cupu itu mengangguk tanpa bantahan. Silahkan saja membantah jika ingin wajahmu berubah warna menjadi biru keungu-unguan.

Alif dan Deon hanya bersikap biasa, seolah ini bukanlah hal asing yang dilakukan Agra.

Itulah Agra Fransisco Demiand. Cowok songong, bad, kaya namun suka memanfaatkan kelemahan orang lain. Contohnya saja tadi, cowok cupu yang dia manfaatkan kelemahannya dan uangnya.

Tidak berselang lama, cowok cupu itu datang dengan sepiring nasi goreng. Dengan tangan gemetar dia membawa piring itu ke hadapan Agra. Tapi belum juga mendarat di meja, Agra berdiri lalu dengan sengaja menyenggol tangan cowok itu hingga nasi tersebut tumpah mengotori sepatu cowok cupu itu.

“Lo kelamaan. Gue gak suka orang lamban!” setelah mengatakan dengan nada datarnya, Agra berlalu keluar kantin. Bersamaan dengan itu Alif dan Deon berdiri menyusul Agra.

Sebelum pergi, Alif sempat menepuk bahu cowok yang sudah menunduk nanar itu.

####

“Kelewatan lo tadi, mbing. Kasian tuh si cupu.”

Agra hanya melirik sekilas pada Deon. Dia menyesap batang berbentuk silinder yang di apit jari telunjuk dan tengahnya lalu menghembuskan kepulan asap dari hidung dan mulutnya.

“Bodo amat,” sahutnya.

Deon berdecak lalu memilih bermain catur dengan anak-anak Wolfer—geng motor yang diketua oleh Agra.

“Lo kaya tapi kelakuan lo kayak orang miskin aja.”

Agra berdecak mendengar itu. Kalimat dengan nada pedas yang tentu saja terlontar dari mulut seorang Alif Fernando Pratama—sahabat Agra. Cowok dengan seragam yang tidak dimasukkan itu duduk di sebelah Agra dengan memainkan rubik kesukaannya.

“Sesekali manfaatin mereka.” Agra menyahut lalu menyesap rokoknya untuk yang terakhir.

Alif mendelikkan bibir. “Gigi lo sesekali. Itu udah kesekian kalinya kali.”

Agra terkekeh. Alif memang benar, kejadian tadi bukanlah pertama kali untuk Agra. Melainkan sudah berkali-kali.

“Oh, iya, Lif. Gue mau nanya deh sama lo.”

“Paan?” Alif terlihat lebih tertarik mengotak-atik rubiknya daripada mendengarkan Agra.

“Lo pernah liat gak, cewek berambut coklat gelap di sekolah ini?” tanya Agra.

Alif menghentikan sejenak kegiatannya lalu mengendikkan bahu, setelah itu dia kembali pada kegiatan awal.

Agra berdecak. Alif memang selalu seperti itu, terlalu cuek dan bermulut pedas.

“Tapi kayaknya cewek itu gak asing, deh. Tapi gue pernah liat dimana?” gumaman Agra ternyata mengundang decakan dari Alif.

“Yang lo mau tau banget itu buat apa?” tanya Alif, datar.

Agra mengangkat bahu. “Pengen tau aja,” jawabnya.

Alif mendelikkan mata sekilas. “Kalau gak salah dia temennya Keyra.”

Agra kontan memusatkan perhatian pada Alif yang tetap sibuk dengan rubik sialan itu.

“Darimana lo tau?” tanya Agra dengan wajah meminta penjelasan.

“Udah jelas cewek berambut coklat di sekolah ini gak ada. Lo tau semua anak orang kaya di Demiand Senior High School. Dan dua hari lalu kayaknya gue pernah liat cewek dengan rambut kayak gitu dengan Keyra.”

Oke, mungkin saat ini Agra akan mengatakan bahwa Alif itu tidak terlalu cuek karena cowok itu masih memperhatikan sekitar.

Agra diam memikirkan jawaban Alif. Sungguh, dia penasaran dengan cewek yang menangis itu.

Terpopuler

Comments

Nacita

Nacita

gue nyari2 s agra ehhh ternyata d sini oyyyy 😂😂

2022-02-02

0

(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕

(`⌒´メ) HONEY BEAR ✧ 🦕

Dari senior loncat kesini 😋

2020-10-22

1

Amriani RA

Amriani RA

Mm. Hbis bca crta kk yg judlny senior, lnjut di sini dehh 😆

2020-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 Agra Fransisco Demiand
2 Aurora Mauren
3 Cewek Beasiswa
4 Matanya Berair
5 Agra Mesum
6 Sok Jagoan
7 Gak Punya Perasaan
8 Gara-Gara Aurora
9 Siapa?
10 Reynald Erlangga
11 Balapan
12 Perang Dingin
13 Jeleous
14 Telat Bareng
15 Maaf
16 With Agra
17 With Agra (2)
18 Pasar Malam dan Pengintai
19 Tawuran Dadakan
20 Perasaan Aurora
21 Papa Bram
22 Pertemuan Dikantor
23 Agra Aneh?
24 Agra dan Reynald
25 Perasaan Yang Berbeda
26 Pingsan
27 Jadi?
28 Jawaban Aurora
29 Happy
30 Deon Home's
31 Mall
32 Perpustakaan
33 Tempat Teduh
34 Ujian Kenaikan Kelas
35 Persiapan Pensi
36 Pensi
37 Patah Hati Rey
38 Tanpa Kabar
39 She's Back
40 Puncak kemarahan Rey
41 Kalahnya Agra
42 Rumah Sakit
43 Takut
44 Sebuah Fakta
45 Garis Terdepan
46 Perasaan Rey
47 Aneh
48 Mulai Curiga
49 Kedapatan
50 Terungkap
51 Hurt
52 Pedih
53 Rey's Angry
54 Rey dan Aurora
55 Baikan
56 On Rooftop
57 With Friend's
58 Rain and Tears
59 Sick
60 Persiapan
61 Harusnya
62 Kata Aurora
63 Lena, Agra & Rey
64 News
65 Olahraga
66 Ice Cream
67 Pergi
68 Where is Aurora?
69 Khawatir
70 She Leave Him
71 Missing You
72 Lena menyerah?
73 Penawaran Bram
74 APAAN, NIH? APAAN?!
75 Find Her
76 INFO SAQUEL!1!1!
77 SKEFOOO!!!!
78 SAQUEL AGRA
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Agra Fransisco Demiand
2
Aurora Mauren
3
Cewek Beasiswa
4
Matanya Berair
5
Agra Mesum
6
Sok Jagoan
7
Gak Punya Perasaan
8
Gara-Gara Aurora
9
Siapa?
10
Reynald Erlangga
11
Balapan
12
Perang Dingin
13
Jeleous
14
Telat Bareng
15
Maaf
16
With Agra
17
With Agra (2)
18
Pasar Malam dan Pengintai
19
Tawuran Dadakan
20
Perasaan Aurora
21
Papa Bram
22
Pertemuan Dikantor
23
Agra Aneh?
24
Agra dan Reynald
25
Perasaan Yang Berbeda
26
Pingsan
27
Jadi?
28
Jawaban Aurora
29
Happy
30
Deon Home's
31
Mall
32
Perpustakaan
33
Tempat Teduh
34
Ujian Kenaikan Kelas
35
Persiapan Pensi
36
Pensi
37
Patah Hati Rey
38
Tanpa Kabar
39
She's Back
40
Puncak kemarahan Rey
41
Kalahnya Agra
42
Rumah Sakit
43
Takut
44
Sebuah Fakta
45
Garis Terdepan
46
Perasaan Rey
47
Aneh
48
Mulai Curiga
49
Kedapatan
50
Terungkap
51
Hurt
52
Pedih
53
Rey's Angry
54
Rey dan Aurora
55
Baikan
56
On Rooftop
57
With Friend's
58
Rain and Tears
59
Sick
60
Persiapan
61
Harusnya
62
Kata Aurora
63
Lena, Agra & Rey
64
News
65
Olahraga
66
Ice Cream
67
Pergi
68
Where is Aurora?
69
Khawatir
70
She Leave Him
71
Missing You
72
Lena menyerah?
73
Penawaran Bram
74
APAAN, NIH? APAAN?!
75
Find Her
76
INFO SAQUEL!1!1!
77
SKEFOOO!!!!
78
SAQUEL AGRA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!