Sumpah Pemuda, adalah nama sekolah buangan dan terkenal buruk norma dan etikanya. Sekolah yang tidak perlu mengeluarkan sepeserpun biaya untuk masuk ke dalam sekolah tersebut.
Sementara itu, seorang anak yang bernama Arka Bimantara yang terlahir dari keluarga yang terbuang harus bisa beradaptasi di lingkungan keras di sekolah itu di karenakan buruknya latar belakang keuangan keluarganya.
Namun di balik sekolah dan kisah kota tersebut, ada sebuah fakta busuk dari pemerintah dan para konglomerat negara.
Kisah ini bukan hanya sekedar cerita anak berandal saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yo Grae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah Sumpah Pemuda (2)
Kekuatan, kecepatan, ketangkasan, ketahanan. Empat hal itu adalah kunci dari kemenangan sebuah pertarungan.
Strategi, informasi, dan kerja sama. Tiga hal ini adalah kunci dari sebuah kemenangan valid untuk peperangan.
Dan semua nya ada di dalam sekolah Sumpah Pemuda.
Pada zaman ini adalah zaman di mana banyak sekali ormas atau bahkan geng geng anak sekolahan. Mereka yang merebut kekuasaan dan batasan moral dari rakyat rakyat biasa di kota ini. Era ini adalah era di mana kekuatan dan kekuasaan adalah segalanya.
Di kota ini terdapat empat pilar. Yaitu Balistik, Golmar, Geratim, dan Familiy millioner Balikpapan. Dan masing masing dari pilar tersebut ada banyak sekali lulusan dari sekolah Sumpah Pemuda. Jika dari sekolah Pancasila terdapat banyak atlit, dari sekolah R.A Kartini militer, dan dari sekolah Jendral Sudirman adalah pebisnis handal. Maka dari sekolah Sumpah Pemuda inilah muncul orang orang yang menguasai dunia bawah atau bahkan mengendalikan pemerintahan dari balik bayang.
Ada banyak investor dan dukungan dari luar kota dan bahkan ada banyak sekali yang ingin mengambil anak anak lulusan Sumpah Pemuda ini untuk kemudian berbisnis di bidang gelap.
Pembunuh bayaran, penyeludupan barang, narkoba, rentenir, atau bahkan bodyguard pribadi pebisnis gelap.
Dan, di sinilah seorang Arka Bimantara yang di kenal sebagai Arka Bima Saputra bersekolah.
Bunyi lonceng sekolah Sumpah Pemuda berbunyi, bukan tanda masuk sekolah atau memulai upacara, akan tetapi tanda bahwa mereka di suruh berkumpul oleh kepala sekolahnya di tengah lapangan .
Ada banyak sekali anak anak yang melenceng dari tatanan sekolah. Sepatu bebas, bahkan hanya memakai sendal. Seragam pun mereka sesuka hati, ada yang memakai hodie atau bahkan kancing baju mereka terbuka. Merokok pun mereka tak masalah asalkan mereka kuat.
Ya, di sekolah ini hanya di tertipkan dengan siapa yang terkuat. Bahkan syarat kelulusan pentingkatan sekolah adalah untuk mengalahkan lawan tertentu agar mereka mendapatkan rapot sekolah .
Jika kalian mengira bahwa guru guru di sekolah ini adalah guru teladan yang cupu, sebaiknya urungkan bayangan tersebut. Guru guru di sini adalah guru guru yang di taruh oleh investor luar untuk mendidik mereka menjadi yang terkuat . Dan tentu, mereka yang kuat akan di bebaskan aturan sesuai dengan tingkatan kekuatannya. Dan mereka yang lemah harus menuruti orang yang lebih kuat.
Hanya ada satu motto di sekolah ini, Kejarlah kedudukan mu hingga menjadi yang terkuat!.
Beberapa menit setelah lonceng berbunyi, para murid di sekolah Sumpah Pemuda ini berkumpul ke lapangan. Tentu tidak semua siswa dan siswi berkumpul, orang yang berkumpul di lapangan adalah orang yang lemah atau bisa di bilang kuat, namun belum menentukan batas kedudukan agar bebas dari peraturan .
Ada beberapa yang duduk di atas tembok lantai dua, ada pula yang masih tidur di kelas dan bahkan ada yang sedang bermain main di tangga lantai dua sekolah. Mereka yang bebas adalah mereka yang kuat Dan di sekolah ini ada banyak sekali fraksi yang bahkan tak terhitung jumlahnya.
Tak ada konsep yang terkuat di sekolah ini, jika kamu menemukan seseorang yang kuat, maka kamu akan menemukan orang yang lebih kuat, jika sudah menemukannya maka kamu akan menemukan orang yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Sampai sekarang hanya masih ada empat orang yang bisa di bilang mempunyai julukan yang solid di sekolah ini. Rudy sang tembok sekolah, Angkasa sang sayap sekolah, Brody sang Algojo, dan Wahyu sang Lone wolf .
Syarat kelulusan nilai perfect untuk anak SMP adalah menaklukan tembok dan sang Algojo. Jika mereka bekerja sama maka nilai akan di bagi rata. Dan untuk tingkat SMA nya, mereka harus bisa meratakan empat julukan itu dan menggantikan salah satu posisi.
Ada banyak sekali yang sudah tergantikan seiring berjalan waktu dari generasi ke generasi, namun hanya sang Lone wolf lah, Wahyu Kliwon yang bertahan. Sampai saat ini masih belum pernah ada yang menyandang kelulusan perfect dan berhasil menggantikan sang Lone wolf.
Ngunggg...
Test test!
Suara mikrofon menggema di lapangan, namun suara itu puk tak sanggup untuk menghentikan kebisingan yang di sebabkan kerumunan anak murid Sumpah Pemuda. Dan lagi, tak ada sama sekali cara untuk membuat mereka semua diam.
"Ehem, seperti biasa. Setiap hari Senin aku akan memberikan sebuah arahan." sang guru BK di sekolah itu kini menatap panas melihat anak anak sekolahnya merasa gak acuh .
Bukan ke semua murid, melainkan murid yang lebih lemah dari padanya .
"Ehem, murid murid lemah dan bodoh. Apakah aku masih belum kelihatan?" sang guru BK kembali bertanya memakai mikrofon.
"Gak keliatan pak! Kecil!!!" sahut orang yang paling belakang yang sedang merokok di pohon.
Pak guru BK itu sedang memejam kan mata, kemudian sedikit menghirup udara kotor lalu menghembuskan ya kasar. Dalam sekali lompatan ia langsung melompati satu lapangan dan langsung mendarat di posisi anak tersebut, tentu sebelum ia mendarat ia berhasil mendaratkan sebuah pukulan telak di kepala belakang anak itu dari atas yang membuat tubuh anak itu terbenam di tanah lapangan dengan posisi kepala yang tertanam di lapangan.
DBUMMM!!!
Pukulan itu berbunyi seperti sebuah hantaman keras layaknya mesin tumbuk baja di area proyek.
Seketika seisi lapangan terdiam .
"Orang lemah jangan bertingkah" ujar guru tersebut dan sedang membersihkan tangannya yang terkena debu dari tanah lapangan .
"Hahaha dari tengah lapangan loh rek" seorang murid dari lantai dua tertawa melihat guru BK yang terbang melompat ke ujung lapangan hanya untuk menghajar murid baru bulan kemarin itu.
Arka sudah sering melihat hal hal tersebut, hal hal yang tidak bisa di pikirkan secara logika. Kesenjangan power, kecepatan, ketangkasan, dan ketahanan di sekolah ini memang sama sekali tidak bisa di tolak ukur. Pantas saja tidak ada satu pun sekolah atau geng atau bahkan empat pilar Balikpapan pun sama sekali tak mau mengusik sekolahan ini.
Karna hanya di sekolah ini para monster bersarang .
Arka hanya mengalami mimpi buruk di sini, di mana ia hanya bisa merasakan bahwa dirinya di hajar dan di bully di sekolah ini. Di sekolah ini memang begitu keadaannya, yang kuatlah yang bertahan, yang kuatlah yang berkuasa dan yang kuatlah yang berdiri di puncak. Bahkan masih banyak mereka yang tinggal kelas akibat tidak lulus dari ujian menaklukan empat julukan itu. Arka pun tak jarang melihat om om berusia hampir tiga puluh tahun yang masih terkungkung di sekolah ini. Biasanya mereka akan keluar resmi setelah asa investor atau perusahan gelap yang ingin mengambil orang itu untuk di jadikan pelayan atau pesuruhnya.
Dan, begitulah keseharian di sekolah Sumpah Pemuda
...****************...