"Puas lo udah ngehancurin hidup gue. Inikan yang lo mau? gue tahu lo bahagia sekarang?" Ucap Delmar setelah dia sah menjadi suami Killa.
"Kenapa aku yang disalahin? disini yang korban itu aku apa dia? Aku yang diperkosa, aku yang hamil, tapi kenapa aku yang salah?" Killa bertanya dalam hati.
Siapa sih yang gak mau nikah sama orang yang dicintai? Begitupun Killa. Dia pengagum Delmar sejak dulu. Tapi bukan berarti dia rela mahkotanya direnggut paksa oleh Delmar. Apalagi sampai hamil diusia 16th, ini bukanlah keinginannya.
Cerita ini sekuel dari novel Harga sebuah kehormatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BALAS DENDAM
Gara gara dingangguin Killa, Delmar jadi gak bisa tidur lagi. Dari tadi dia cuma kelimpungan diatas kasur. Perut yang mulai lapar memaksanya turun ke lantai bawah untuk sarapan. Del melihat Cea sedang sarapan sendiri dimeja makan.
"Kok lo dirumah, kata Killa kalian ke cfd?" Tanya Del sambil menarik kursi yang berada tepat didepan Cea.
"Cea males bangun tadi, jadi Kak Dilan sama Kak Killa aja yang pergi." Jawab Cea sambil mengunyah nasi goreng yang memenuhi mulutnya.
Delmar mengambil sepotong roti lalu mengolesnya dengan nutela. Memakannya cepat lalu menuang air putih kedalam gelas.
"Kak, entar malem mama sama papa pulang, kita jemput ke bandara ya."
Bukannya menjawab, Delmar malah beranjak dari duduknya setelah menghabiskan segelas air putih.
"Mau kemana?" teriak Cea.
"Cfd."
"Ikut." Cea segera meneguk air putih lalu menyusul kakaknya.
Kedua remaja itu bersepeda menuju cfd. Sampai disana, mereka segera mencari keberadaan Dilan dan Killa. Teringat Killa yang bilang ingin makan rujak cireng, Del fokus mencari disekitar penjual rujak cireng. Dan benar saja, dia nampak Killa dan Dilan yang sedang asik bercanda sambil tertawa lepas. Keduanya terlihat saling mengoles eskrim ke wajah satu sama lain.
"Romantis banget." Ujar Del sambil berdecih.
"Kak Del."
Seru Killa dan Dilan kompak sambil melihat kearah Del.
"Seru banget kayaknya? nyesel Cea gak ikutan tadi." Cea berdecak kesal sambil mengerucutkan bibirnya. Dia kesal pada dirinya sendiri karena lebih memilih tidur.
"Salah sendiri diajak gak mau." Ujar Dilan sambil menatap Cea yang cemberut.
"Bagus juga topi lo, buat gue aja." Delmar langsung menyambar topi yang bertengger di kepala Dilan. Topi warna hitam yang ada inisial D dibagian depannya.
"Apaan sih kak, siniin." Dilan menarik kembali topinya.
"Enggak, pokoknya buat gue." Del kembali merebut lalu mengangkat tinggi tinggi topi itu.
"Kembaliin kak, itu punya gue." Seru Dilan sambil berusaha mengambil lagi topinya. taoi karena postur tubuh Dilan kalah tinggi, dia kesulitan mengambil topi itu.
Cea memicingkan matanya, dia merasa mengenali topi yang diperebutkan kedua kakaknya.
"Bukannya itu punya Kak Del? hadiah valentine dari Kak Killa?" Celetuk Cea.
Dilan dan Del berhenti berebut, keduanya lalu kompak menatap Killa.
"Jadi topi ini seharusnya buat gue?" tanya Del tapi Killa hanya diam saja.
"Ya udah nih." Del mengembalikan topi itu pada Dilan. "Karena yang punya lebih milih ngasih ke lo, ambil aja." Del terlihat kesal. Ada rasa tak terima di hatinya.
"Buat Kak Del aja. Kayaknya, sesuai banget sama warna kesukaan kakak. Gak papa kan Kak Kil, kalau aku kasih ke Kak Del?" Tanya Dilan sambil menatap Killa, dan hanya ditanggapi senyuman oleh Killa. "lebih cakep kalau dipakai Kak Del." Dilan memang sangat pengertian.
"Gak usah, buat lo aja."
"Gak usah gengsi, udah ambil." Dilan menarik tangan Del dan meletakkan topi itu digenggamannya.
Pada saat yang sama, beberapa anak laki laki mendekat kearah mereka. Ternyata mereka adalah anak anak kompleks temen Dilan dan Cea.
"Dil, ikutan kita yuk." Ajak Marco.
"Kemana?"
"Anak anak lagi tanding futsal, yuk gabung." Ajaknya.
"Mau lihat." Cea tampak antusias. Apalagi dirombongan itu ada Biru, sicowok dingin idolanya Cea.
"Kak Del, pinjem sepedanya." Dilan segera mengambil sepeda Del. "Kak Del pulang bareng Kak Killa." sambungnya.
"Awas ilang, itu sepeda mahal."
"Ck, kayak orang susah aja takut sepeda ilang." Cibir Dilan.
"Sepeda itu seharga mobil begok."
Tanpa mempedulikan Del, Dilan segera mengayuh sepeda mengikuti teman temannya, begitu juga dengan Cea. Dan sekarang Tinggalah Del dan Killa berdua.
"Pulang yuk, gue laper." Ajak Del.
"Kenapa gak beli makanan disini aja?"
"Ogah, gak level gue makan dipanggir jalan kayak gini." Songongnya mulai lagi. Dasar Del, gengsi aja yang digedein.
Killa memutar bola matanya malas. Pengen sekali dia menampol mulut si cowok arrogant itu.
"Ya udah, yuk pulang."
"Mana sepedanya?" Del celingukan mencari keberadaan sepeda Dilan.
"Tuh?" Killa menunjuk sepeda mini warna pink yang terparkir tak jauh dari mereka.
"Yang mana? gue gak ngeliat sepedanya Dilan?" Del mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Btw lo pakai sepedanya siapa tadi? mama?"
Killa geleng geleng "Pakai sepedanya Bik Siti, boncengan sama Dilan."
"What? maksudnya?" Del tanpak bingung.
"Pakai sepedanya Bik Siti, tuh yang warna pink ada keranjangnya. Aku boncengan sama Dilan." Killa kembali menunjuk sepeda Bik Siti.
"Tunggu, tunggu, gue belum paham nih." Del mulai merasakan firasat buruk. "Maksud lo, lo sama Dilan, kesini naik sepeda itu?" Tanya Del sambil menunjuk sepeda warna pink.
"Hem." Jawab Killa sambil tersenyum manis dan mengangguk.
Mata Del membulat sempurna, raut mukanya tak bisa digambarkan. Yang benar saja, pakai sepeda pink, ada keranjang, plus udah lumayan jelek. Mau ditaruh dimana mukanya. Cowok dengan gengsi setinggi langit itu mana mau memakai barang jelek plus murahan. Dia merasa kalau Dilan sengaja mengerjainya.
"Kenapa mukanya kayak gitu? yuk pulang." Ajak Killa.
"Ogah gue pakai sepeda buruk rupa kayak gitu. Mending gue pulang naik taksi online." Membayangkan saja Del sudah tak sanggup, apalagi sampai menaikinya.
"Kalau naik taksi, terus sepedanya gimana?"
"Buang aja." Jawabnya santai.
"Gak bisa gitu dong kak. Sayang sepedanya, trus nanti kalau bik Siti nyariin?"
"Jadi lo lebih sayang sepeda itu daripada gue? lo mau gue malu gara gara sepeda buruk rupa itu? muka gue gak cocok sama sekali pakai barang rongsokan kayak gitu."
Killa menghela nafas lalu menarik kebawah topi yang dipakai Del. "Ditutupin mukanya, biar gak keliatan. Pulang pakai sepeda ya, please." Killa mengatupkan kedua tangannya sambil mengeluarkan jurus puppy eyes. "Killa ngidam pengen dibonceng Kak Del pakai sepeda itu." Rengeknya..
"Tuh anak masih di perut aja udah nyusahin." gerutu Del sambil berdecak kesal.
"Please."
"Baiklah." Nada suaranya terdengar putus asa.
Del menutup wajahnya pakai topi lalu mengambil sepeda itu.
"Cepetan naik. Lo gak beratkan? Awas aja kalau ternyata lo berat dan bikin gue capek. Tanggung jawab, entar pijitin gue."
"Siap." Jawab Killa sambil memiringkan tangannya dikening membentuk gerakan hormat.
Killa segera naik ke boncengan. Dan jujur, dia sangat bahagia bisa dibonceng Del kayak gini. Senyuman terus terukir diwajah manisnya.
Del mulai mengayuh sepedanya, dan menurutnya, ini sepeda paling tidak enak dipakai sepanjang hidupnya. Del tekpaksa menaikkan sedikit topinya karena jarak pandangnya terhalang jika memakai topi terlalu ditarik kebawah.
Killa mulai bersenandung pelan. Dia menyanyikan lagu flashlight milik Jessy J dengan perasaan begitu riang. Mungkin bisa dibilang ini minggu pagi paling istimewa buatnya.
Segerombolan pria menaiki motor gede memelankan laju motor mereka saat melewati Del dan Killa.
"Suit suit."
"Romantis banget oe, dunia milik berdua." Ledek para pria itu sambil menoleh kearah mereka.
"Boncengin adek dong bang."
Setelah meledek mereka kembali menambah kecepetan motor. Del mengumpat Dilan dalam hati, dia tidak akan dipermalukan seperti ini kalau bukan karena Dilan.
"Puas lo liat gue diledekin?" Seru Del sambil menoleh kebelakang. "Gara gara lo nih."
"Biarin aja sih kak, lagian juga gak kenal. Mereka udah pergi, ngapain harus dipikirin." Killa memang tak ambil pusing sama sekali. Baginya ledekan itu hanya angin lalu.
Tapi tiba tiba gerombolan pria tadi berbalik arah dan kembali mendekat ke arah Del dan Killa. Dan seperti ada yang tak kena. Mereka mengepung sepeda Del hingga cowok itu terpaksa berhenti.
"Lo Delmar kan?" Tanya seorang cowok sambil membuka kaca helm full Facenya..
"Sialan, ternyata Fando."Lirih Del sambil mengepalkan tangannya. Fando adalah kakak kelas sekaligus musuh bebuyutannya.
"Udah jatuh miskin lo sekarang?" Cibir Fando sambil memperhatikan sepeda yang dipakai Delmar. Tampak sekali senyum meremehkan diwajah cowok itu.
Del dan Killa turun dari sepeda, Del menyuruh Killa untuk minggir mencari tempat yang aman.
"Kalau berani, satu lawan satu, jangan keroyokan." Tantang Del sambil mendorong sepedanya hingga tergeletak ditanah.
Semua anak SMA 48 tahu jika Delmar dan Fando bermusuhan. Fando adalah cowok paling populer di SMA 48, tapi setelah Delmar masuk SMA itu, posisinya tergeser. Dia begitu tak terima saat adik kelas menggeser posisinya.
Selain itu, pacar Fando yang bernama Jessica berselingkuh dengan Del. Bahkan foto Del dan Jessica saat berciuman di acara pensi, viral seantero sekolah.
Saat Killa ingin menepi, seseorang turun dari motor dan mencekal pergelangan tangannya.
"Lepasin Bangsat." Teriak Del sambil berjalan ke arah Killa dan menarik tangannya.
"Takut Kak." Cicit Killa dengan wajah pucat dan tubuh yang mulai tremor.
"Tenang aja ada gue." Bisik Del berusaha menenangkan Killa. Jujur saja dia tak yakin mampu melawan 8 orang sekaligus.
Satu persatu para pria itu turun dari motornya. Fando terus menyunggingkan smirknya, dia merasa diatas awan, dia berdelapan sedangkan Del hanya sendirian.
"Ternyata cewek lo udah ganti lagi? gue pikir lo masih sama Laura?" Fando tersenyum miring sambil mengikis jarak diantara dia dan Del.
Killa makin mengeratkan pegangannya pada lengan Delmar. Cewek itu semakin ketakutan saat delapan pria makin mendekat.
Grep
"Kak Del." Teriak Killa saat seorang cowok berhasil menariknya.
Bugh
Delmar langsung memukul cowok itu hingga Killa bisa lepas. Tapi naas 6 orang langsung memegangi tubuh Del hingga dia tak bisa berkutik. Sedangkan tubuh Killa ditarik oleh Fando.
"Lepasin gue Bangsat. Banci kalian, bisanya main keroyok." Teriak Del sambil berusaha melepaskan diri.
bugh bugh
Cowok yang dipukul Del tadi, balas memukul Del. Killa menjerit histeris melihatnya.
"Lepasin, aku mohon jangan sakiti Kak Del." Pinta Killa pada Fando yang sedang mencekal pergelangan tangannya.
"Lo, manis juga." Ucap Fando sambil memperhatikan wajah Killa "Walaupun gak secantik Jessica dan Laura, tapi lo manis. Gue suka tipe cewek kayak lo."
"Lepas, please, lepasin kami." Rintih Killa sambil menangis.
"Lepasin dia, dia gak ada hubungannya dengan masalah kita." Teriak Del.
Fando hanya terkekeh mendengar ucapan Del. Waktu seperti ini yang dia tunggu sejak dulu.
"Tentu saja ada hubungannya. Dulu lo nyium cewek gue didepan gue dan semua anak. Gimana kalau sekarang gantian?"
"No, please lepasin aku." Mohon Killa sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Fando.
"Lepasin dia, dia bukan cewek gue. Kalau lo mau balas dendam, balas ke gue, jangan dia." Teriak Delmar.
"Bukan cewek lo? tapi kenapa lo panik banget?"
Fando menarik pinggang Killa hingga tubuh keduanya merapat.
"Lepas." Teriak Killa sambil memukul mukul dada Fando.
"Lepasin dia bangsat." Teriak Del.
🥹😭😭dada aq Thor sesak juga baca chapter ini
belajar dri sikapnya Del yg terdahulu, awalnya manis berakhir dengan kata2 yg bener2 GK masuk di akal saking sakitnya.