Sinopsis : Kisah seorang wanita juara taekwondo ,silat dan kungfu dalam mencari cinta sesungguh nya dari pria yg jadi idaman nya .
gagah dalam berjalan hingga di sebut wanita gagah dan berani .
ia di kelilingi oleh banyak lelaki tetapi tak satu pun ia pilih sebab menurut nya belum cocok dan pas tuk menjadikan sosok seorang suami bagi nya.
terutama teman semasa kuliah nya yg begitu mengejar ngejar selalu sampai membuat nya risih sebal dan kesal
mampukah ia menemukan sosok idaman nya??"
simak di novel satu ini .karya asli bukan plagiat karna akan berbeda dari yg lain .
jika suka beri dukungan nya dan komen .
selamat membaca , ikuti terus sampai end .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 31 " keseruan
Evita merasa lega karna Julian sudah di tangkap polisi .kini ia menuju pasar untuk bertemu Ervino .
Ia bersiap siap sambil membangunkan Reid .
. " kak bangun " Evita menarik selimut yg membungkus tubuh kekar sang kakak.
" iya " suara Reid yg malas membuka mata sambil menggeliat dan melihat penampilan sang adik yg sudah rapih dan wangi .
" Ayo antar aku!" Evita menarik hidung Reid dengan tawa geli nya .
" ih iya , nanti dulu mau mandi dulu " Reid mengambil handuk di kapstok sebelah lemari
" hihihi aku tunggu " Evita tertawa sambil melangkah keluar .
Diluar sedang ada Fajar , Vani dan Reza .
"bibi Eza ikut ke paman" Reza mengedipkan mata .
" iya boleh , kita berangkat bersama daddy" Evita mencium pipi donat Reza dengan penuh kasih .
Singkat waktu Reid sudah rapih dan segar menghampiri mereka.
" yuk kita berangkat " Reid membawa kunci mobil nya sambil menyisir sedikit rambut nya .
" oke yuk " Evita mencium tangan kedua orang tua nya terlebih dahulu .
" iya yuk " Reid mencium tangan kedua orang tua nya juga dengan senyuman terpancarkan dari wajah nya .
" kalian jaga diri baik baik" Vani mengantar ke depan pintu .
" iya bun kami akan menjaga diri " Jawab Evita merapihkan rambut nya .
" nenek kakek Eza ikut dulu bersama bibi dan daddy ya" Reza mencium kedua nya dengan senyuman manis.
" oke sayang hati hati ya" jawab kedua nya sambil melambaikan tangan .
Mobil pun menghilang dari pandangan , ke empat pasang mata itu melihat dengan bahagia .
Untuk ke pasar hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja .Ervino sedang duduk di buk dekat pasar sambil menyeka peluh nya dengan handuk kecil dari tas mini selempang nya yg ia pakai di pinggang .
Mobil Reid pun sampai di depan nya dengan langsung turun menghampiri nya .
" paman" Reza memeluk tubuh kurus penuh keringat itu.
" sayang ada apa kemari?" Ervino mengelus pipi donat Reza dengan pandangan terlihat sayu.
" Eza mau kita jalan jalan " Reza memberikan nya air putih dari dalam mobil yg ia ambil .
" makasih , nanti dulu paman capek sayang " Ervino meminum nya dengan cepat karna haus .
" ya udah , aku paham kok" Reza mengusap peluh yg mengalir dari wajah lelah Ervino .
" vin luka mu udah mendingan belum?" Evita memengangi pipi memar Ervino .
" udah , tapi masih sedikit sakit " Ervino menjawab sambil memengangi botol kosong itu.
" paman ini buah untuk Eza aja ya " Reza mengambil satu buah dari keranjang itu .
" oh iya ambil aja , ini sisa nya " Ervino menjawab sambil tersenyum .
" makasih paman" Reza mencuci buah itu dengan air dari botol minum nya .
" sama sama " Ervino tersenyum manis .sambil menahan rasa lelah nya .
" vin kau begitu kelelahan , memang tak bisa istirahat sehari ?" Evita mengusap peluh itu dengan rasa kasihan di hati .
" aku tidak mau malas malas an karna pelanggan sering memberikan ku uang lebih dari harga nya " Ervino menatap mata indah Evita.
" oh gitu , maaf ya aku tak mau kau sakit itu aja" Evita tersenyum manis .
" iya tidak papa , manis tau senyum mu " Ervino tersenyum bahagia melihat senyuman manis dari wanita yg ia cintai.
" biasa aja kok , kau yg manis karna kurus jadi lebih terlihat seperti lesung pipi mu" Evita mengelus pipi Ervino .
" hemmmm" deheman Reid dengan wajah kesal.
" kenapa kak?" Evita melihat sang kakak yg kepanasan
" panas ,melihat mu romantis seperti itu kakak kayak nyamuk di bakar " Reid menatap dengan sebal campur bahagia.
" iya benar kita kayak nyamuk di bakar ya dad tak di anggap" Reza ikut bicara sambil memakan buah itu.
" iya maaf , udah kita lebih baik duduk dulu dengan menikmati angin segar ini" Evita tersenyum .
" oke " jawab kedua nya sambil bahagia terlihat.
Ervino hanya diam melihat keseruan mereka.
"