Tangisan Emak

"wah wah wah liat pa anak gadismu sepertinya lagi bahagia banget sampai senyum senyum sendiri kayak orang gila" ledek syahrul kakaknya anti yang sekarang juga sudah menjadi seorang dokter

"ihhh abang mah gangguin orang aja" sahut anti sambil bibirnya monyong

"pasti habis ketemu orangnya kan sampai lupa waktu pamitnya beli bakso tapi ber jam jam tak kembali ke rumah"

anti hanya cengengesan karena terus di goda oleh keluarganya

"kenapa mama malah ikut ikutan abang ngeledekin aku sih" sahut anti dengan muka merah seperti kepiting rebus karena malu

"ya kan mama lagi gabut ya ikutin aja abangmu biar rame" cerocos bu rina yang senang menggoda anak gadinya itu

"udah ah aku mau ke kamar aja habis di ledekin terus" anti menggunakan jurus seribu kaki untuk menghindari keluarganya yang terus menggodanya

Semua keluarga anti tertawa terbahak bahak melihat anak gadisnya yang malu malu karena terus di goda

"pa, aku yakin yanto itu akan menjadi orang sukses nantinya" celetuk syahrul

"kenapa kamu punya pendapat seperti itu bang" sahut pak rohmad

"iya pa, baru bekerja di kebun sebulan saja udah bisa mengangkat ekonomi keluarganya pah bahkan kemarin habis beli 2 motor lagi biarpun bekas dan menyekolahkan adik nya kembali di tingkat SMA, belum lagi keluarga abah sodiq sekarang tidak kekurangan lagi dan mampu mengajukan untuk bikin sertifikat tanah milik abahnya ke kelurahan" syahrul menjelaskan apa yang ia ketahui dari orang orang kepada orang tuanya

"benarkah nak hebat sekali dia" pak rohmad ikut memuji yanto ketika mendengar penuturan anak lakinya itu

"papa tidak tau saja mama kan di kasih tau sama emak sumi kalau yanto itu sekali panen karet saja bisa berjuta juta bang bahkan kata emak sumi waktu itu sekali panen saja dapat 30 juta" imbuh bu rina yang ikut memuji yanto

"mama serius banyak banget ma bukannya yanto juga menggarap kebun sayuran selain karet" tanya pak rohmad kepada istrinya

"iya pa, apalagi katanya dia menanam jagung manis seluas 2 hektar lebih coba papa pikir berapa banyak sekali panen karena harga jagung manis kan relatif mahal" jelas bu rina lagi

"wah hebat bener ya mah biarpun bukan berprofesi orang berpangkat tapi hasilnya justru melebihi orang yang berseragam" kata syahrul ikut menimpali kata kata mamanya

"betul itu nak"

Sedangkan di ibukota provinsi hari ini diah sedang merasakan kurang sehat tapi dia memaksakan untuk tetap bekerja

"dek wajahmu pucat sekali apa kamu sakit" tanya rangga yang khawatir melihat keadaan istrinya itu

"tidak tau mas badanku terasa sangat lemas dan kepalaku pusing sekali" sahut diah

"kita ke dokter ya dek aku tidak mau kamu kenapa kenapa" rangga mengajak istrinya untuk periksa

"ehmm sebenarnya aku tidak begitu yakin sih mas tapi aku udah telat datang bulan untuk periode ini tapi aku masih takut untuk memeriksanya" ucap diah dengan kepala menunduk

"lah terus kalau telat kenapa" rangga justru tidak mengerti akan apa yang istrinya maksud

Diah kepalanya sudah sangat pusing di tambah melihat suaminya yang tidak peka jadi makin tambah pusing kepalanya

"ya ampun mas apa tidak mengerti dengan yang aku katakan panjang lebar dari tadi" ucap diah sambil memijit pelipisnya karena memiliki suami kurang peka dengan urusan perempuan tahunya cuma berkas kantor saja

"jangan di suruh nebak dong dek beneran deh mas gak ngerti langsung to the point aja biar aku ngerti" celetuk rangga

Diah menghirup udara dalam dalam untuk menetralkan pikirannya itu

"aku sepertinya hamil mas karena aku sudah telat datang bulan tapi aku masih takut untuk memeriksanya karena takut membuatmu kecewa" jelas diah

"apaaaa kami hamil sayang" teriak rangga dengan mulut terbuka lebar sambil mata melotot

Setelah sadar dengan kata kata istrinya itu justru rangga malah berjingkrak jingkrak sambil tepuk tangan seperti anak kecil yang dapat hadiah membuat semua pelayan di sana melongo melihat tingkah laku tuannya itu sedangkan diah malah tambah pusing kepalanya melihat tingkah laku suaminya

"semoga saja tebakanku tidak salah aku takut membuatmu kecewa mas" ucap diah dalam hati yang melihat suaminya begitu bahagia

"mas kan tadi aku bilang belum di periksa ini masih dugaanku saja aku takut mas kecewa" diah berkata dengan sangat lirih tapi masih bisa di dengar oleh suaminya

"tidak masalah sayang kalau emang belum hamil ya berarti belum rejeki kita mangkanya ayo kita segera periksa biar jelas hasilnya" rangga menenangkan istrinya supaya tidak kecewa akan hasilnya nanti

"ya sudah mas ayo" jawab diah yang menuruti kata kata suaminya

Mereka berdua segera keluar rumah untuk menuju rumah sakit untuk memeriksa diah saking antusiasnya rangga sampai lupa kalau mereka belum sarapan tadi

"dek maaf ya saking senangnya mas sampai lupa kalau kita tadi belum sarapan" rangga merasa bersalah karena istrinya belum sarapan udah di ajak pergi saja

"tidak apa apa mas nanti habis periksa kita sarapan dulu, sebaiknya mas telpon juga mbak alya kalau mas datang telat ke kantornya" diah memberitahu suaminya itu untuk mengabari kakak iparnya supaya kakak iparnya tidak mencari suaminya

"astaga dek,kenapa aku jadi pikun begini" ucap rangga sambil menepuk jidadnya sendiri karena masih pagi sudah melupakan banyak hal

Rangga segera menepikan mobilnya untuk menelpon alya untuk memberitahu bahwa dia telat datang ke kantor, setelah itu mereka segera melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit

Sampainya di rumah sakit mereka segera menuju ke dokter kandungan, mereka segera mendaftar dan menunggu giliran sesuai nomer antrian yang sudah di tentukan

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya nama diah di panggil masuk ke ruangan dokter

"selamat pagi ibu bapak, saya sinta dokter kandungan di rumah sakit ini kira kira ada yang bisa saya bantu bapak ibu" ucap dokter sinta dengan ramah

"begini dok saya sudah telat datang bulan selama 1 bulan lebih apakah saya sedang hamil ya dok, tolong bisa di periksa" diah menerangkan maksud kedatangannya

"baik karena sudah telat 1 bulan lebih kita langsung cek USG saja ya,silahkan ibu berbaring di sana" jelas dokter sinta sambil membimbing diah untuk berbaring di ranjang pasien

Seorang perawat segera mengoleskan gel di perut diah setelah itu dokter sinta segera menggerakkan alatnya di atas perut diah

"nah bapak ibu liat bulatan kecil yang ada di monitor, disitu terlihat ada 2 malaikat kecil yang ada di perut ibu" jelas dokter sinta

"jadi maksud dokter aku beneran hamil dan anak ku kembar dok" diah sudah meneteskan air matanya karena begitu terharu sedangkan rangga hanya bisa terdiam walaupun dalam hati dia sangat bahagia akan menjadi seorang ayah apalagi dari dua orang anak sekaligus

"ibu memang hamil dan usia kandungannya sudah 7 minggu, jangan terlalu capek bekerja dan konsumsi makanan yang sehat ya bu karena di usia kandungan saat ini rawan keguguran" dokter sinta menjelaskan dengan sabar

"baik bu dokter kita akan menjaganya dengan baik" sahut rangga mantap

"ini ada vitamin yang harus di konsumsi dan silahkan di tebus di apotik ya" dokter sinta memberikan resep kepada rangga

"baik dokter" sahut rangga

Diah dan rangga keluar dari ruangan dokter dengan hati sangat bahagia karena yang mereka tunggu selama ini akhirnya bisa hadir dalam kehidupan mereka