Genre : Action, Adventure, Romance Harem(!?), Game, Isekai, System....(?)...(?)...
Jun(30) atau Akuma Takeda(sekarang) sedang tidur di bawah pohon di dekat kediamannya ditemani seorang gadis maid cantik yang sedang duduk 'seiza, Akuma mengunakan paha maid tersebut sebagai bantal dan kepala Akuma di elus oleh maid tersebut.
Dalam pikiran Akuma dia sedang memilih jalan hidupnya apakah menjadi jahat atau baik, karena diri dia atau Akuma itu sendiri merupakan villain besar yang sangat-sangat jahat di dalam Game yang di mainkan nya.
Bagaimana caranya Akuma dapat masuk ke game? karakter apa Akuma itu? mengapa dikatakan sangat jahat? apakah Akuma dapat mengubah takdir nya agar tidak menjadi villain besar? ikutin terus cerita nya sampai tamat.
*Mohon maaf jika ada penggunaan kata yang salah, karena ini Novel pertama yang aku buat, jadi banyak kekurangannya, menerima koreksi baik dengan baik atau sebaliknya juga.
*novel kesukaan dan inspirasiku berjudul "Become As Villain" oleh Reza Yusuf
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucifer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[Chapter 30] Peri dan Belajar tehnik baru
Setelah akuma dan partynya keluar dari reruntuhan, dapat dilihat kalau air terjunnya sudah hilang karena item cincin yang di ambil Akuma yang menjadi pasokan air untuk air terjun itu telah hilang.
Akuma lalu mendekati satu pohon, ternyata di pohon itu Akuma menggantung sangkar yang di dalam nya peri, Akuma sengaja melakukan nya agar tidak membuat kesusahan saat mereka di dalam reruntuhan tadi.
Karena hari sudah sore dan akan segera malam, Akuma mengajak partynya mengikuti arus sungai, walaupun air terjunnya sudah tidak ada masih ada sedikit air yang mengalir.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai ke hilir sungai dimana ada danau yang tercipta.
"di sini kita akan membuat kemah" ucap Akuma, Karena menurut peta habitat goul tidak jauh dari danau itu jadi Akuma memilih tempat ini sebagai kemah sementara.
Sia langsung mengangguk paham dia dengan dibantu Alina membuat dua tenda, sementara Akuma mencari ikan di danau dan Emilia membuat api unggun.
Setelah semuanya selesai sekarang mereka semua duduk di dekat api unggun dengan Akuma yang sedang membakar ikan.
"umm tuan, biar aku saja yang melakukan nya" kata sia, akuma tidak menolak lalu dia duduk bersila.
Alina mendekati Akuma yang sepertinya ingin menanyakan sesuatu.
"tuan, ini mahluk apa dan mau tuan apakan?" kata sia yang menyerahkan sangkar peri itu, peri itu tidak mengeluarkan suara karena sudah di tutup mulut nya pakai energi dark.
"letakan disini, ini hanyalah seekor peri" ucap Akuma, namun hanya kebingungan yang muncul di wajah Alina bahkan yang lainnya juga sama.
"peri?" sambung Alina
"iya, tadi aku menangkap nya saat dia mengintip tadi saat makan siang" lanjut Akuma.
Setelah mendengar penjelasan singkat Alina tidak bertanya lagi, karena jika dia bertanya lagi maka akan membuat Akuma kesal walaupun dia masih belum mengerti peri itu apa.
Itu wajar karena peri adalah mahluk yang tidak diketahui dan hanya di anggap tabu, itu dikarenakan saat peperangan ras mereka bersembunyi di kedalam hutan dan berpencar, makanya satupun manusia tidak ada yang bisa menemukan nya.
Peri itu hanya diam terduduk sepertinya dia sudah lelah menangis, walaupun melihat ini Akuma tidak merasakan kasihan.
"tuan ikan nya sudah selesai dibakar" kata sia yang memberikan dua ikan bakar kepada Akuma.
"hmm, makasih kalian juga harus makan" kata Akuma menerima ikan itu yang di tusuk menggunakan ranting kayu.
Akuma lalu memakan nya, ikan nya cukup lezat karena sia sudah banyak belajar memasak di dapur Mansion bersama koki.
Peri tadi sepertinya merasa lapar, dia hanya melihat akuma memakan ikan tersebut, terdengar suara dari perutnya.
Akuma yang mendengar nya langsung melirik peri itu, peri yang malu dan sadar akan tatapan Akuma langsung memalingkan wajahnya.
Akuma lalu memasukan ikan bakar itu kedalam sangkar dan juga melepaskan pengekang pada suaranya, peri itu heran mengapa Akuma memberikan nya ikan, dapat dilihat kalau ukuran peri dan ikan itu hampir sama, ini membuat akuma sedikit tertawa karena lucu.
"mengapa?" tanya peri yang kebingungan karena diberikan ikan oleh Akuma.
" kau lapar kan? Ya sudah makan saja!" kata Akuma
Walaupun masih ada keraguan didalam hatinya namun karena perut nya tidak tertahankan dia langsung memakan ikan itu, walaupun badannya setara dengan ikan itu dia dapat menghabiskan nya satu ekor penuh.
Akuma yang melihat ini merasa heran "mengapa perempuan yang bertubuh kecil kuat makan, tetapi tidak pernah tumbuh tinggi? Kemana semua makanan yang dia makan?" pikir dalam hati akuma.
Setelah selesai makan peri itu terduduk karena kekenyangan, namun yang membuat dia risih adalah Akuma yang selalu melihat nya dari tadi.
"kenapa kau melihat ku seperti itu" kata peri yang menutupi badannya dengan tangan, dia berfikir kalau akuma seorang yang mesum.
"tidak ada apa-apa, aku hanya penasaran dengan mahluk seperti dirimu" kata Akuma yang membuka pintu sangkar dan menangkap peri.
"ughhh kau mau apa" kata peri yang berusaha melepaskan diri.
Namun Akuma tidak peduli, dia mulai menyentuh tangan mungil peri itu dan sayap nya, peri yang merasa geli karena akuma menyentuh sayap nya tertawa karena geli.
Sebenarnya akuma sudah tau kalau peri itu apa, karena di dalam game peri hanya terlihat seperti titik cahaya saja, melihat langsung wujud nya membuat akuma penasaran.
"hahaha, hentikan hentikan kau membuat ku geli" kata peri yang terus tertawa ada air mata yang keluar dari matanya.
Akuma lalu menghentikan tindakan nya dan peri itu langsung menghirup nafas lega.
"siapa namamu?" tanya Akuma
"ha? Nama?" tanya balik peri itu
"iya nama, apa kau tidak tau nama mu?" tanya Akuma
Peri itu menggeleng kan kepalanya, karena dia memang tidak tau namanya.
"lalu dimana kamu tinggal?" tanya Akuma
"aku tidak punya tempat tinggal, awalnya aku ada di tempat yang gelap dan saat aku keluar aku dikejar-kejar orang aneh sampai kesini" jawab peri itu memperjelas situasi nya sebelum nya.
Mendengar ini Akuma memasang raut wajah aneh.
"lalu kenapa kau mengintip dan mengikuti aku?" tanya Akuma kembali.
"humm, aku pikir kamu orang baik tetapi malah di tangkap" jawab sedih peri itu.
"hahaha maaf-maaf, itu karena kau mengintip dan mengikuti diam-diam" Akuma melepaskan genggaman nya pada peri itu.
Peri itu yang sudah lepas dari tangan Akuma mulai terbang lalu mengelilingi Akuma beberapa kali lalu berhenti di pundak Akuma.
"tenyata kamu baik, tidak seperti orang-orang yang mengejar ku tadi" kata peri itu yang memeluk wajah Akuma dengan tubuh mungilnya.
"sudah-sudah hentikan tindakan mu ini" kata Akuma yang menangkap peri itu lalu di dudukkan di tangan nya.
"Refer" kata Akuma yang menggunakan skillnya
...----------------...
Nama: None
Race: Pixie
Element: water {E}
Level: 1
Kontrak: None
Skill: None
...----------------...
Melihat Statusnya peri itu Akuma memasang senyuman, namun tiba-tiba peri itu menghampiri wajahnya lagi.
"Matamu kenapa berubah?" tanya peri itu yang melihat mata biru Akuma yang berubah saat menggunakan refer.
"ini salah satu efek skill ku saja" jawab Akuma yang menangkap perinya lagi.
"ngomong-ngomong kamu lari darimana?" tanya Akuma
Lalu pergi itu menunjukkan ke arah timur dimana di jauh ke sana terdapat laut, akuma mendapatkan firasat aneh karena sepertinya dia akan masuk ke salah satu event yang berhubungan dengan sang hero.
"kalau begitu sekarang tujuan mu kemana?" tanya Akuma.
Peri itu hanya terdiam lalu melihat Akuma, Akuma hanya memiringkan kepalanya karena bingung.
"humm, aku...aku... tidak tau" jawab peri itu
"kalau begitu kau ikut aku saja" kata Akuma langsung pada point pembicaraan nya.
"humm, bolehkah?" ada sedikit keraguan pada peri itu
"iya, tapi kita harus melakukan kontrak" jawab Akuma mengonfirmasikan jawaban nya tetapi dengan syarat.
"kontrak?" nampak nya peri itu kebingungan.
"iya kontrak, kontrak akan membuat kita terhubung dan dekat" jawab Akuma namun tidak menjelaskan arti kontrak yang sesungguhnya, dia berfikir kalau peri ini masih polos.
"benarkah, tapi bagaimana cara membuat kontrak nya?" tanya peri itu, terlihat dia bahagia karena mendapatkan teman baru.
"kau yakin? Ini akan sedikit sakit" kata Akuma
Peri itu sempat tidak mau karena peryataan akuma, tetapi dia meneguhkan hatinya agar mau agar mendapatkan teman baru, dia lalu mengangguk.
Akuma mendapatkan jawaban peri itu lalu mengeluarkan pisau kecil, melihat itu membuat peri berkeringat sedikit.
"kemari kan tanganmu" kata Akuma
Walaupun ketakutan peri itu memberikan tangannya, lalu Akuma menggoreskan sedikit tangan peri dan mengambil sedikit darahnya, sedikit nyeri namun karena tindakan ini hanya sebentar membuat peri itu bernafas lega.
Akuma memanggil Alina dan menyuruh nya menyembuhkan peri itu, Alina mematuhi nya lalu mengeluarkan skill Heal dan luka goresannya langsung sembuh, peri iris sedikit takjub.
Lalu Akuma juga melakukan hal yang sama dan setelah mengambil sedikit darah Akuma menyatukan kedua jenis darah itu lalu membaca mantra aneh, itu merupakan mantra yang digunakan untuk membuat kontrak, sebenarnya ada cara yang lain tapi karena peri ini masih lemah dan tidak tau apa-apa makanya Akuma melakukan kontrak yang seperti ini.
Setelah Akuma selesai menyebutkan mantranya, darah yang di campur langsung berputar-putar kemudian terpecah itu pergi ke arah Akuma dan peri itu, kumpulan darah itu membentuk gambar tetesan air di lengan kiri mereka ini menunjukkan kontrak nya sudah selesai.
"sudah selesai" kata Akuma.
Mendengar ini peri itu langsung berputar-putar mengelilingi akuma dan memeluk nya, Alina tidak mengerti mengapa tuanya begitu dekat dengan perempuan.
"ok sebelumnya kau tidak memiliki nama kan?" kata Akuma, peri itu mengangguk.
"kalau begitu aku yang akan memberimu nama" lanjut Akuma
"benarkah?" tanya peri lalu Akuma mengangguk, peri itu nampak senang.
Sejenak Akuma berfikir lalu dia mendapatkan sebuah ide
"bagaimana dengan Xie?" kata Akuma
"itu nama yang bagus" jawab peri/Xie
"baiklah Xie itu akan menjadi namamu" lanjut Akuma.
Xie sangat senang dia langsung terbang kesana kemari lalu mendarat di pundak Akuma.
Akuma juga senang karena dia dapat menggunakan element air dan juga skill regenerasi yang dia ambil dari Golem air, tapi dia harus melatih Xie dulu agar skill generasi lebih kuat.
Emilia yang dari tadi hanya memperhatikan tidak mengerti sama sekali jalan pikiran Akuma, sedangkan sia dia sudah tidak heran dengan kebaikan tuannya padahal bukan seperti itu, untuk Alina sendiri dia merasa kesal karena semakin banyak pesaing nya.