Keyna Queen Mafia

Beberapa hari kemudian

Di siang menjelang sore hari sebuah pesawat mendarat dengan cantik di landasan bandara Halim Perdana Kusuma, dari pintu pesawat yang terbuka, muncul seorang perempuan cantik, Eh.. kurang cantiknya tuh cantik banget.

"Ah.. akhirnya gue balik ke kampung halaman, udah berapa tahun gue gak balik ya?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Ia berjalan sambil mengetuk-ngetuk dagunya berpikir hal yang tak terlalu penting itu, tiba-tiba sebuah pikiran melesat dikepalanya. Apa adek gue udah gede ya? paling mereka cantik-cantik, moga aja gue bisa nemuin kedua adik gue.

Ia berjalan keluar bandara sambil menggeret koper yang tak terlalu besar, sampai ditepi jalan ia menghentikan taxi lalu menaikinya, taxi pun berjalan kembali dan mengikuti petunjuk arah yang diberikan penumpangnya.

...

Taxi itu berhenti didepan sebuah rumah yang terlihat sederhana, tak terlalu besar ataupun kecil untuk ditinggali sebuah keluarga, pekarangan rumah itu juga mempunyai berbagai macam tanaman, membuatnya terlihat asri jika dipandang oleh mata telanjang.

Ia keluar dari taxi dan membayar taxi tersebut, setelah menurunkan barangnya taxi pun berjalan pergi, lalu ia memasuki pekarangan rumahnya, pekarangan yang asri berbagai tanaman tumbuh disana, menjadikan udara disana terasa sejuk padahal dikota ini sangat panas.

Ia tersenyum saat mengingat masa lalunya dirumah ini, rumah yang penuh dengan kebahagiaan, cinta, dan kasih sayang, tapi seketika senyum itu pudar hilang termakan ombak, dikala diotaknya terlintas kembali ingatan saat teman Ayahnya memberitahunya, bahwa Ayah dan Ibunya meninggal dunia.

Ia memasuki rumah itu, bagian dalamnya bercatkan abu-abu sekelabu hatinya kini, yang sering memerangi sindikat penyelundup narkoba, membuatnya terlihat putih dan membunuh para pelakunya tanpa belas kasih, membuatnya terlihat hitam dari pencampuran warna tersebut terciptalah dirinya yang abu-abu.

Rumah itu terlihat bersih, tak ada tikus lewat, atau sampah sedikitpun, maupun debu, karena rumah itu memang dirawat oleh tetangganya yang dibayarnya perbulan lewat Transfer.

Sampai didalam rumah ia langsung pergi kekamar mandi guna membasuh mukanya, tak lama ia keluar dari kamar mandi lalu merebahkan tubuh rampingnya diatas kasurnya yang nyaman, ia lelah dan letih setelah melakukan perjalan dengan pesawat dari Jepang ke Amerika lalu ke Indonesia.

"Ah semoga gue bisa nemuin adek-adek gue." Gumamnya, ia sangat berharap bisa bertemu dengan kedua adik yang telah ditinggalkannya selama belasan tahun, setelah itu ia memejamkan mata dan terlelap dalam mimpi indahnya.

...

Billy, cowok itu masih fokus mengerjakan tugasnya, ia memerhatikan soalnya dengan sangat serius. saat ujian tengah semester ia mendapat ranking satu dikelasnya, dia memang pandai jika mau belajar sih... berbeda dengan masa lalunya, yang bahkan mendapat peringkat sepuluh besarpun cuma jadi angan-angan saja baginya.

Semenjak ia ditampung dan difasilitasi oleh Keyna, ia kembali mengasah otaknya yang dulu sempat dongkol, karena keluarganya kurang mampu untuk memberinya fasilitas yang memadai.

Begitu selesai dengan tugasnya Ia langsung maju mengumpulkan keguru, sedangkan teman-temannya masih sibuk berkutat dengan soal yang membuat mereka pusing tujuh keliling, tapi terlalu mudah bagi seorang Billy Rengga Dinata, ingat ya Readersku itu nama lengkap Billy.

Ia menunggui teman-temannya yang belum selesai mengerjakan tugas, sambil berpikir tentang kegiatan yang akan nanti akan dilakukannya sepulang sekolah. Habis sekolah makan, lalu kerjain tugas sekolah, lalu main PS sama bang Dani, sorenya latihan sama kak Keyna, Seenggaknya gue ada kegiatan, untuk hilangin rasa jenuh gue. Ucapnya dalam hati yang terlalu memubadzirkan kata Lalu.

...

"Guys nanti ikut gue ya?" Ajak Farel pada teman-temannya mereka sedang bersantai, karena memang kelas mereka sekarang sedang kosong guru yang seharusnya mengajar sedang sakit.

"Ngapain rel?" Sahut Alex, sedikit penasaran karena jarang-jarang Farel mengajak mereka.

"Ngabisin cecunguk, bisa-bisanya dia deket-deket sama gebetan gue." Ucap Farel dengan raut muka yang tak bersahabat, merasa barang miliknya direbut oleh orang lain.

"Hah cecunguk? siapa sih? Dan sejak kapan loe punya gebetan? kok kita gak tau ?" Tanya Natan dengan nada yang mengejek. membuat Alex mengangguk, sedangkan Ivan hanya diam menyimak pembicaraan mereka, sambil memainkan game ular-ularan yang itu loh makan bulat-bulatan warna-warni bisa tambah panjang dan gede.

"Cih.. siapa lagi kalau bukan si murid baru !, tuh anak kelas satu nempel banget deh sama Keyna, gue pengen banget kasih dia pelajaran biar gak deket-deket sama Keyna lagi." Ujarnya ketus. Bodoh dan halu dua kata yang cocok untuk Farel yang saat ini sedang terbakar Api cemburu.

Setiap ia mengejar mobil Keyna pasti selalu kehilangan jejak, Farel mengira bahwa Keyna dan teman-temannya itu tak tinggal serumah. karena setiap sekolah mereka pasti menyetir Supercarnya masing-masing.

Billy pun begitu ia sekarang juga memakai Supercar pemberian Keyna, karena ia sudah bisa sendiri berkat ajaran Couch Sari. Kalau kalian lupa cek BAB-BAB yang sebelumnya, yang Keyna nyuruh Sari buat ngajarin Billy.

"Oh... si Billy, gue juga pengen banget kasih dia pelajaran." Ucap Alex geram, ia menampakkan muka yang masam.

"Gue juga." Natan juga ikut-ikutan padahal awalnya ia mengejek Farel.

Sedangkan Ivan memutar bola matanya malas, melihat tingkah ketiga temannya yang sedang halu dan terbakar Api cemburu, padahal mereka bukan siapa-siapa Keyna maupun teman-teman Keyna. mereka juga tak tahu bahwa teman-teman Keyna itu tinggal serumah dengan Keyna.

"Kalian jangan aneh-aneh deh, kalau kalian kena masalah gue gak ikut-ikutan." Ivan mencoba menyadarkan teman-temannya, yang kekeh dan tak perduli akan konsekuensi yang mereka terima.

"Dia gak boleh dibiarin Van, dia udah ngerebut hati gebetan kita, bener kan guys ?" Ucap Natan. Natan memang tipe orang yang suka mengkhayal, sebenarnya dari dulu ia sudah menyukai Sari tapi ia diam karena tak berani, dan sekarang mereka ada Farel yang mereka anggap bisa melakukan apapun karena dia anak orang terkaya dinegara ini.

"IYA BETUL LOE NAT !" Seru kedua temanya mantap.

Ivan mengehela nafas panjang. " Sejak kapan mereka punya rasa sama kalian ?, hm... apa kalian udah ketularan si Natan ya ?, udah gue kasih tau kan tadi? kalau kenapa-napa jangan panggil gue." ia berdecak kesal, karena teman-temannya ini memang susah dinasehati.

"CIH GAK SETIA KAWAN LOE !" Seru ketiganya.

"BODO AMAT !!!" Ketus Ivan.

...

Bell pulang sekolah berbunyi.

"Anak-anak kemasi barang kalian, sudah waktunya pulang." Ucap guru.

"IYA PAK !!!" Seru para murid serentak. mereka mulai mengemasi barang-barang dan memasukkannya kedalam tas milik masing-masing.

Sedangkan Billy masih duduk dikursinya sambil merenung. Kok firasat gue gak enak ya.. ada apa sih ?. Ucapnya dalam hati, ia mendesah pelan mencoba berpositif thinking saja, lalu mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya kedalam tas.

Ia masih menunggu kelasnya kosong karena Billy memang tak suka berdesakan, ia biasanya akan keluar kelas dikala kelasnya sudah kosong melompong tak ada murid lagi itulah kebiasaanya.

Setelah kelas benar-benar kosong ia beranjak lalu menenteng tasnya menggunakan tangan kiri, ia berjalan sambil membaca buku yang ia pegang dengan tangan kanannya, membuatnya terpaksa menunduk agar nyaman membacanya.

Ia berjalan sampai didepan pintu kelas wajahnya yang menunduk itu melihat tiga pasang kaki, tiga pasang kaki itu terlihat seperti sedang menghalanginya, membuatnya mendengus pelan, ia menutup bukunya sambil mendongakkan kepala, terpampang tiga wajah yang memandangnya dengan tatapan sinis.

"Mau apa kalian ?"

...----------------...

Maafin gue yang kemarin gak upload ya guys. Maaf juga kalau banyak typonya. pokoknya kalau kalian merasa ada kesalahan dalan Novel ini tinggalin jejak biar gue perbaiki ntar.

Adios Y Caramelos, Salam Author, See you next time.😄

Jangan lupa tinggalin jejaknya kakak....