NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Konflik etika / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta
Popularitas:30.5k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.

ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.

Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.

Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6. KABAR KURANG BAIK

"Menjadi Istri idaman...." Fiona tersenyum simpul membaca judul buku yang dipegangnya. Buku itulah yang ingin dibelinya. Ia pun segera menuju kasir, membayar lalu bergegas pergi.

Siang itu jalanan cukup lengang sehingga ia bisa mengemudi dengan kecepatan tinggi agar segera sampai rumah. Selain pesan Damar agar segera pulang, ia juga tak sabar untuk membaca buku yang dibelinya.

Perhatiannya teralihkan oleh dering ponselnya di dalam tasnya yang terbuka. Sebelah tangannya terulur mengambil benda pipih tersebut. Namun, belum sempat ia melihat nama penelpon, ponselnya terjatuh karena pergelangan tangannya tersenggol rem tangan.

Ia memperhatikan jalanan di depan. Di rasa aman, ia pun menunduk mengambil ponselnya yang terjatuh di dekat kaki. Tanpa sadar jika laju mobilnya berpindah jalur.

Setelah berhasil mengambil ponselnya, ia pun menegakkan badannya dan melihat ke depan. Dalam sekejap kedua bola matanya terbelalak kala melihat sebuah motor yang melaju dari arah berlawanan. Panik membuatnya melepas ponselnya dan berusaha mengendalikan kemudi, namun ia terlambat. Kecelakaan pun tak dapat dihindarinya.

.

.

.

Fiona belum mampu mengucapkan sepatah katapun setibanya di rumah sakit.

Tatapannya fokus pada ruangan berpintu kaca di depannya. Di dalam sana, pengendara motor yang ia tabrak sedang mendapat penanganan. Seorang wanita yang sedang hamil muda.

"Kalau terjadi apa-apa sama anak dan calon cucu saya, kamu akan saya tuntut!" maki seorang wanita paruh baya, ibu dari wanita yang ditabraknya.

Fiona terdiam. Syok membuatnya tak bisa berkata-kata.

"Sabar, Bu. Kita Doakan, semuanya baik-baik saja." Seorang wanita paruh baya lainnya mencoba menenangkan besannya tersebut yang sedang naik pitam.

Wanita itu kemudian duduk di samping Fiona seraya menyodorkan sebotol air mineral.

"Minum dulu, Nak. Kamu kelihatan pucat."

Fiona menoleh menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Maafkan saya, Tante. Saya gak sengaja menabraknya," ucapnya lirih, hampir terdengar menangis.

Wanita itu hanya tersenyum samar, sebelah tangannya masih mengulurkan sebotol mineral.

Fiona pun mengambilnya dan langsung membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Namun, tak dapat membuatnya merasa lega. Apa yang terjadi beberapa saat lalu benar-benar membuatnya syok.

Fiona kemudian melirik lelaki yang duduk tak jauh darinya, kepalanya tertunduk dengan mata terpejam. Bisa ia lihat kekhawatiran yang teramat besar di wajahnya. Bagaimana tidak, istrinya yang tengah mengandung sedang terbaring mengenaskan di dalam ruangan operasi.

Ia beranjak, menghampiri dan duduk di samping lelaki itu. Menatapnya dengan penuh sesal dan rasa bersalah yang teramat besar.

"Mas, saya benar-benar minta maaf untuk kejadian ini. Saya bersedia untuk mempertanggung jawabkan perbuatan saya," ujarnya. Ia akui kecelakaan ini memang murni salahnya yang lalai dalam berkendara.

Tak ada sahutan. Lelaki itu hanya diam tanpa pergerakan sedikitpun dari posisinya.

"Kamu memang harus bertanggung jawab. Saya akan laporkan kamu ke polisi!" Ibu dari wanita itu kembali mencecar.

Fiona beralih menatapnya seraya mengangguk pelan. Ia tidak akan melakukan pembelaan apapun, sebab itu memang adalah kesalahannya.

Terdengar langkah kaki yang saling berkejaran. Semuanya menoleh, kecuali lelaki itu.

Melihat kedatangan orang tuanya bersama calon suami dan juga kedua calon mertuanya, Fiona pun berdiri menghampiri mereka.

"Fio, apa yang terjadi, Nak?" tanya mama Kiara cemas.

"Oh, jadi kamu orang tuanya?" Wanita itu menghampiri dengan melayangkan tatapan tajam. Berdiri dihadapan Fiona dan mamanya. "Anak kamu sudah menabrak anak saya yang tengah mengandung. Dan anak kamu harus bertanggung jawab. Masalah ini akan saya bawa ke jalur hukum!"

Kedua orang tua Fiona tersentak, begitupun dengan Damar dan orang tuanya.

"Bu, saya mewakili anak saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami akan mengganti berapapun kerugiannya. Kami juga akan menanggung biaya rumah sakit. Anak laki-laki saya juga seorang Dokter rumah sakit ini, nanti Dia yang akan mengurus segalanya. Tapi tolong, jangan bawa masalah ini kejalur hukum, anak saya akan menikah beberapa hari lagi." Mama Kiara memohon pada wanita itu sembari mengatupkan kedua tangannya.

"Saya tidak perduli! Masalah ini tetap akan saya bawa ke jalur hukum. Asal Anda tahu, menantu saya juga Dokter di sini, dan besan saya adalah direktur rumah sakit ini."

Mama Kiara terdiam, tak tahu harus berkata apa lagi. Ia menoleh menatap suami dan calon besannya untuk meminta solusi dari masalah ini.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya lirih.

Damar mendekati calon istrinya. Ia tetap tersenyum meski perasaannya bergejolak. Meski mengandalkan kekuasaannya, tapi tetap saja masalah yang sedang dihadapi Fiona tentu tak akan damai begitu saja, sementara pernikahan mereka tinggal menghitung hari.

"Bisa kamu ceritakan bagaimana kejadiannya?" tanya Damar.

Fiona terdiam sejenak seraya menarik nafas dalam-dalam, kemudian menceritakan kronologi kejadiannya tanpa ada yang terlewati. Dari pengakuannya itu, kesalahan memang mengarah padanya.

Damar terpejam sesaat mendengar penuturan calon istrinya. Waktu kejadian itu tepat saat ia menghubungi Fiona untuk menanyakan keberadaannya. Itu artinya, secara tak langsung ialah yang menyebabkan Fiona tak fokus mengemudi.

"Kamu jangan khawatir, kita pasti akan menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya." Damar berus menenangkan calon istrinya meski ia juga tak tenang.

Suasana yang menegangkan itu teralihkan sejenak dengan kedatangan Aidan. Ia langsung menuju rumah sakit begitu mendapatkan kabar bahwa kakaknya menabrak orang dan dibawa ke rumah sakit tempatnya bekerja. Kebetulan, hari ini ia sedang tidak ada jadwal praktik.

Damar pun bergeser, memberi ruang pada calon adik iparnya itu untuk mendekati saudara perempuannya.

Fiona langsung memeluk adiknya itu. Setetes air matanya jatuh. Aidan membalas pelukan kakaknya erat.

"Bagaimana keadaannya sekarang, kak?" bisik Aidan.

Fiona terisak. "Dia sedang hamil, Ai. Bagaimana kalau kandungannya tak bisa terselamatkan," ujarnya lirih.

Aidan tak dapat berkata-kata. Sebagai dokter, ia jelas tahu resiko yang akan terjadi saat wanita hamil mengalami kecelakaan.

"Yang kakak tabrak itu adalah istrinya Mas Teddy," bisik Fiona.

Aidan tersentak. Ia pun mengedarkan pandangannya menatap orang-orang yang ada di sekitarnya, baru tersadar setelah melihat Teddy teman sejawatnya, serta ayah dari lelaki itu yang merupakan direktur rumah sakit tempatnya bekerja, juga kedua mertua Teddy ternyata berada di tempat itu. Saat datang tadi ia benar-benar panik dan tak memperhatikan sekitarnya.

Tak berselang lama, pintu ruang operasi pun terbuka. Teddy bersama ibu dan ayah mertuanya segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu. Kedua orang tua Teddy pun segera mendekat.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?" tanya Teddy cemas.

Dokter tersebut melepas masker, menatap orang-orang yang di hadapannya dengan menghela nafas berat. "Maaf, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar yang kurang baik."

Teddy seketika pias. Ia langsung bisa menebak apa yang telah terjadi pada istrinya.

1
Naufal Affiq
sampai kapan kamu fio seperti ini,diam aja,gak ada maju-maju nya,mau aja di tindas
Nurlinda: tarik mak biar maju /Chuckle/
total 1 replies
Sugiharti Rusli
sebetulnya yang jadi korban bukan hanya si Agnes dan Fiona, tapi juga mertua dan juga ortunya sendiri, kalo bisa saling tenggang rasa, namanya manusi rasa iri pasti akan ada bila salah satunya mendapat perhatian lebih,,,
Sugiharti Rusli
sebetulnya benar apa yang pernah disam paikan oleh Abian tentang Teddy yang sebagai kepala keluarga, ga bisa bersikap tegas sama Agnes dulu
Nurlinda: Abian sopo mak e🤔
total 1 replies
Sugiharti Rusli
cuma balik lagi, namanya manusia pasti kecemburuan sosial juga terjadi sama si Agnes, dia yang biasanya jadi pusat perhatian ibu mertuanya sendiri, sekarang harus berbagi
Sugiharti Rusli
padahal kalo dilihat ortunya Teddy sangat bijak sih dalam memperlakukan kedunya
Sugiharti Rusli
yah balik lagi apa yang sudah Fiona putus kan dengan menjadi rahim pengganti bagi Agnes, yah telan aja konsekwensinya
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
gereget sama fio.. kenapa ngk ngomng aje sih......
Nurlinda: wakilkan mak/Chuckle/
total 1 replies
yellya
hurt
Nurlinda: /Cry/
total 1 replies
septi fahrozi
jadi slh faham ya teddy dan fio. ....
kasih faham thor ... /Angry/
Nurlinda: kasih paham kak /Grin/
total 1 replies
mama
dasar banci, awas sj klu fiona udh prgi baru nyesel tak syukurin km
Eva Karmita
jadi laki kok malah kayak benci ngk ada tegas"nya 😤 sama istri pertama nurut aja 😏 tunggu aja waktunya setelah lahiran Fio pergi pokoknya jangan sampai ada drama nahan " Fio dgn alasan anak lagi yg pak dokter urus aja istri pertama mu itu 😠😠
Nurlinda: 🙃🙃🙃🙃🙃🙃
total 1 replies
Iis Dawina
teddy nya kurang tegas jd laki
Rabiatul Addawiyah
Nanti suamimu bakal menyesal Fi krna sdh mengatakan hal yg menyakitimu. Sabar ya Fi
🌷Vnyjkb🌷
puyenggggg🥴 suka² otorrrr dahh😜😜🙏🙏💪💪💪💪💪😍
Nurlinda: 🤫🤫🤫🤫🤫🤫
total 1 replies
Fitriyanti Siregar
,
Nurlinda: terima kasih kk
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kena asma dadaan ya Nes?😏😏
〈⎳ FT. Zira: /Sweat//Sweat//Sweat/ kalo itu dah keluar jalur aman/Sweat/
Nurlinda: helooo dadaaaa /Chuckle//Chuckle/
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
kirain ngomong benerann😮‍💨😮‍💨
〈⎳ FT. Zira
maaf kaka... kemarin aku kelewatan gak mampir...😭😭😭😭
〈⎳ FT. Zira: mo marah tapi gak bisa/Scowl/
Nurlinda: entah mereka cari bacaan apa mau ikutan lomba lompat kodok 🙃🙃🙃
total 4 replies
Retno Harningsih
lanjut
Nurlinda: ditunggu y kk🙏
total 1 replies
ddeanash
🤭nanti kayak Kiara ya jadinya, bahagia di pernikahan Kedua meskipun demi anak tpi yakin happy ending Teddy dan fiona
Nurlinda: eh, terus Damar sama Agnes gimana 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!