NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 31 - Kembali ke akademi

Setelah selesai dengan ingatan yang baru saja muncul, aku diberi pilihan oleh sistem untuk meningkatkan salah satu skill pasif atau mendapatkan pasif baru. Aku harus memutuskan dengan bijak, mengingat betapa pentingnya kemampuan ini dalam perjalanan yang akan datang.

[Pilih salah satu dari opsi berikut:

Tingkatkan Self Healing menjadi Super Regeneration.

Dapatkan pasif baru Long Live (umur panjang, awet muda, dan membuat wajah lebih bersih).]

Aku mempertimbangkan dengan cermat. Meskipun Long Live menawarkan keabadian dalam penampilan dan kesehatan, aku tahu bahwa kemampuan penyembuhan yang lebih cepat dan kuat akan lebih berguna dalam pertarungan-pertarungan berat yang akan datang.

"Memiliki regenerasi super seperti pecahan kedua tidak buruk."

Lagipula, aku berencana untuk menjadi kultivator yang akan mendapatkan umur panjang dengan cara para kultivator itu sendiri.

"Sistem, aku memilih untuk meningkatkan Self Healing menjadi Super Regeneration," kataku dengan tegas.

[Self Healing telah ditingkatkan menjadi Super Regeneration. Anda sekarang memiliki kemampuan penyembuhan yang luar biasa cepat, bahkan luka fatal dapat pulih dalam hitungan detik.]

Setelah memilih peningkatan pasif, aku disajikan dengan daftar skill aktif yang semuanya tampak sangat kuat. Pilihannya banyak dan semuanya sangat menggoda, tetapi aku hanya bisa memilih satu.

[Pilih satu skill aktif dari daftar berikut:

Void Annihilation - Serangan yang menghancurkan ruang dan waktu, memusnahkan musuh dan area di sekitarnya.

Temporal Overdrive - Meningkatkan kecepatan waktu di sekitar pengguna, memungkinkan serangan dan pergerakan yang sangat cepat selama durasi singkat.

Ethereal Blade - Mengubah pedang menjadi bentuk energi murni yang dapat menembus dan menghancurkan segala jenis pertahanan.

Astral Projection - Memisahkan jiwa dari tubuh untuk menyerang atau mengamati dari jarak jauh tanpa risiko.

Celestial Wrath - Serangan energi besar yang memanggil kekuatan kosmik untuk menghancurkan musuh dalam radius besar.]

"Sialan! Semuanya op!"

Aku berpikir keras, membayangkan setiap skenario di mana aku bisa menggunakan skill tersebut. Setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, aku memutuskan pada satu skill yang tampaknya paling serbaguna dan destruktif.

"Sistem, aku memilih Void Annihilation."

[Void Annihilation telah dipilih. Skill ini memungkinkan kamu untuk mengeluarkan serangan yang menghancurkan ruang dan waktu, memusnahkan musuh dan area di sekitarnya. Efeknya sangat luas dan memerlukan pengendalian yang hati-hati, karena dapat mengakibatkan kerusakan besar.]

Aku merasakan energi baru mengalir, menyadari betapa besar kekuatan yang kini aku miliki. Dengan yang akan membuatku hampir tak terkalahkan dalam pertempuran dan yang dapat mengubah medan pertempuran dalam sekejap, aku siap menghadapi hidup yang lebih santai karena kekuatanku sudah sangat kuat.

[Anda sudah mendapatkan apa yang Anda butuhkan. Anda akan di teleportasi kan kembali kedunia nyata.]

Setelah teleportasi yang terasa sekejap, aku kembali ke dunia nyata. Aku mendapati diri di dalam kamar di asrama. Kamar yang tampak asing setelah lebih dari 15 hari. Aku kembali tepat 3 hari sebelum ujian semester satu dimulai.

Saat aku melangkah masuk, cincinku berkedip, memancarkan hologram biru yang menunjukkan banyak sekali pesan yang belum terbaca. Aku membuka pesan-pesan itu satu per satu.

Elara: [Ikki, di mana kamu? Kamu menghilang lebih dari 10 hari. Izinmu kan hanya 3 hari, ini melampaui batas. Tolong segera hubungi saya!]

Alisa: [Ikki, kamu di mana? Sudah lebih dari seminggu dan kamu tidak memberi kabar. Aku khawatir. Tolong beri tahu aku kalau kamu baik-baik saja.]

Kael: [Ikki, maafkan aku. Aku tahu aku menjauh sejak kamu mulai bersama Alisa. Aku merasa bersalah dan ingin memperbaiki keadaan. Tolong, kita perlu bicara.]

Aku menghela napas dalam-dalam. Pesan dari Elara penuh dengan kekhawatiran, sementara pesan dari Alisa tampak ambigu, apakah dia benar-benar khawatir atau hanya berpura-pura untuk menjaga penampilan? Kael, di sisi lain, tampak tulus dalam permintaan maafnya. Namun, aku merasa tak punya waktu untuk merespons pesan-pesan ini saat itu. Aku memutuskan untuk istirahat dan menghadapi mereka esok hari.

"Alisa sebenarnya tidak usah terlalu khawatir jika berbicara lewat pesan, tidak akan ada yang tahu. Kecuali dia ingin menunjukkannya pada orang lain. Itu masuk akal."

***

Keesokan paginya, aku melangkah keluar dari asrama dengan perasaan campur aduk. Saat berjalan menuju kelas, aku melihat Alisa berdiri di depan pintu gerbang. Begitu melihat aku, Alisa berlari ke arahku.

“Ikki! Kamu akhirnya kembali!” seru Alisa dengan suara keras, menarik perhatian banyak murid.

“Ya, aku kembali,” jawabku dengan senyum tipis.

“Kamu ke mana saja? Aku sangat khawatir!” lanjut Alisa, masih dengan nada yang sama, seolah ingin memastikan semua orang mendengar kekhawatirannya.

Para murid yang berdiri di sekitar mereka mulai berbisik-bisik.

"Wow, Alisa benar-benar peduli pada Ikki," bisik seorang murid perempuan.

"Ya, kelihatannya Alisa benar-benar mencintainya," tambah murid lain dengan nada iri.

Aku merasa agak canggung dengan perhatian yang mendadak ini, tetapi aku memahami peran yang harus aku mainkan. “Maafkan aku, Alisa. Ada urusan mendesak yang harus aku selesaikan,” jawabku dengan suara tenang sambil mengelus-elus rambut Alisa.

Mereka berdua berjalan bersama menuju kelas, dan saat aku memasuki ruang kelas, aku melihat Kael duduk di sudut, terlihat gelisah. Kael berdiri ketika aku mendekatinya.

“Maafkan aku, Ikki. Aku merasa bersalah karena menjauh sejak kamu dan Alisa bersama,” kata Kael dengan nada penuh penyesalan.

'Apa dia pikir aku pergi karena memikirkan hal seperti itu?' tanyaku dalam hati.

Aku menepuk bahu Kael dengan lembut. “Tidak apa-apa, Kael. Aku mengerti situasimu. Tidak perlu memperpanjang masalah ini. Mari kita fokus pada ujian yang akan datang.”

Kael tersenyum lega. “Terima kasih, Ikki. Aku berjanji akan lebih baik mulai sekarang.”

Tak lama kemudian, bel masuk kelas berbunyi, dan Instruktur Elara masuk dengan langkah cepat. Wajahnya menunjukkan kelegaan saat melihat aku yang sudah kembali ke kelas.

“Ikki, senang melihatmu kembali dengan selamat. Tapi kamu tahu, kamu harus menghadapi konsekuensi karena absen terlalu lama tanpa pemberitahuan,” kata Elara dengan tegas namun tetap tersenyum.

Aku mengangguk. “Saya mengerti, Bu Elara. Saya siap menerima hukuman apapun.”

“Bagus. Kita akan bicara lebih lanjut setelah kelas. Sekarang, mari kita mulai pelajaran,” kata Elara.

Aku merasa lega bisa kembali ke rutinitas meskipun tahu aku harus menghadapi hukuman. Aku ingin tahu hukuman seperti apa yang akan dia berikan padaku.

***

Setelah kelas usai, aku mengikuti Instruktur Elara menuju ruang guru dengan langkah cepat. Meskipun aku tahu akan menerima hukuman, aku merasa lega akhirnya bisa kembali dan menyelesaikan tanggung jawab.

Elara membimbingku ke ruangan yang tenang dan sepi di bagian belakang gedung akademi. Setelah menutup pintu, Elara duduk di kursi dan mengisyaratkan aku untuk duduk di seberangnya.

“Baik, Ikki. Kamu tahu mengapa kamu di sini,” kata Elara dengan nada tegas namun tetap bersahabat.

“Ya, Bu Elara. Saya mengerti bahwa saya telah melanggar aturan dengan absen lebih dari waktu yang diizinkan. Saya siap menerima hukuman apapun,” jawab aku dengan penuh penyesalan.

Elara mengangguk. “Saya mengerti bahwa kamu memiliki urusan penting, tetapi tetap saja, meninggalkan akademi tanpa kabar lebih dari 10 hari adalah pelanggaran serius. Kami memutuskan bahwa hukumanmu harus bermanfaat, tidak hanya sebagai pelajaran bagimu tapi juga sebagai pelatihan.”

Elara bernapas sejenak lalu melanjutkan, "Aku tahu latihan pribadi pasti butuh waktu lama."

'Apa dia pikir aku berlatih? Ya, tidak salah juga sih.' Aku dalam hatiku.

Aku mengerutkan alis sedikit, penasaran. “Apa yang harus saya lakukan, Bu?”

“Kami memiliki beberapa portal peringatan kategori C yang perlu diselesaikan di sekitar pulau akademi. Jumlahnya ada empat, dan tugasmu adalah menangani portal-portal tersebut,” jelas Elara.

'Apa dia ingin mengetes ku karena sudah keluar selama 15 hari? Sepertinya dia benar-benar berpikir aku berlatih.'

Aku mengangguk. “Mengerti. Saya akan mulai segera.”

Elara tersenyum tipis. “Bagus. Saya yakin kamu bisa menanganinya dengan baik. Selain itu, ini juga akan menjadi pelajaran bagi murid lain tentang konsekuensi dari membolos tanpa kabar.”

Setelah mendapatkan instruksi lebih lanjut mengenai lokasi dan rincian portal yang harus aku selesaikan, aku keluar dari ruang guru, berjalan kembali ke kelas sampai jam pulang lalu menyelesaikan portalnya.

Setelah jam pulang tiba, aku pulang seperti biasa bersama Alisa. Setelah mengantarnya sampai depan gedung apartemen, aku pergi ke portal pertama yang ada di dekat sana.

Portal itu di jaga oleh makhluk summon seorang profesor dari akademi, portal yang muncul di akademi tidak bisa di ambil oleh Asosiasi Hunter dan portal yang ada harus diselesaikan oleh murid Aetherium Academy.

Membutuhkan pin Aetherium Academy agar makhluk summon tidak menyerang orang yang ingin masuk. Jadi hanya murid akademi yang bisa masuk kedalamnya.

"Seperti latihan nyata untuk murid." Aku masuk kedalam portal dan mengalahkan monster dengan mudah.

Aku menyelesaikan semua portal dalam waktu 2 jam. Kristal yang aku dapat sebanyak 632, dan kristal stone sebanyak 211. Waktu sudah malam jadi aku akan memberikan semua kristal yang aku dapatkan besok.

"Seharusnya makhluk summon itu masih ada untuk mengambil kristal, kenapa mereka ikut menghilang saat portalnya hilang?"

1
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!