Gadis cantik dari desa yang ambisius dengan segala lika liku kehidupannya, dimulai dari keluarga, karir, percintaan, hingga terbentuk "Selintas Imajinasi" yang seumur hidup akan terus menghantuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAYYA , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Aku terus berjalan menyusuri gelapnya malam...
Aku takut. Tapi aku harus kuat. Bagaimana ini, pikirku pada saat itu. Aku pun tidak berani memberi tahu Ibuku, ribet juga nantinya, Ibuku posisi di desa, sedangkan aku di kota. Jadi tidak akan kondusif. Ya pada akhirnya mau tidak mau harus bisa berpikir untuk mencari jalan keluarnya.
Dan ya, aku mencoba menghubungi salah satu teman kost ku yang berjenis kelamin laki - laki yang kontaknya ada di grup whatsApp, kebetulan memang sudah saling akrab antara satu sama lain, namun tidak intens saja.
Sempat ragu sih, tapi apa boleh buat daripada jalan sendiri yang entah di mana, yasudah ku bulatkan tekadku dan aku pun menghubungi salah satu teman kost laki - laki yakni Bang Andre. Bang Andre ini terlihat baik, akupun meminta nya karena pikirku ya laki - laki pasti berkenan menjemput aku karena waktu sudah terlihat gelap.
"Bang, maaf ganggu, ini Ayu" Ucapku melalui pesan singkat kepada Bang Andre.
"Eh iya Ayy, gimana?" Respon Bang Andre dengan sangat cepat.
Aku sempat heran sih sebenarnya, oh jadi selama ini Bang Andre sudah menyimpan nomorku, karena benar - benar sangat cepat respon. Aku pun tidak melewatkan kesempatan ini,
"Bang, Ayu mau minta tolong" Pintaku kepadanya dengan serius.
"Minta tolong apa cantik?" Jawabnya.
"Bisa tolong jemput aku tidak?" Ujarku,
"Hah? Kamu di mana Ayy?" Tanya Bang Andre dengan serius.
"Ceritanya panjang, Abang bisa jemput tidak?" Balas pesanku kepada Bang Andre.
"Iya iya Ayy sharelock saja ya" Jawabnya.
●●●
Kurang lebih 45 menit Bang Andre pun menemukan posisi aku.
"Ayyyy, akhirnya. Maaf ya lama, kejebak macet soalnya, kamu tidak apa - apa kan?" Ujarnya.
"Iya tidak apa - apa Bang, makasih ya Bang sudah berkenan jemput" Jawabku.
Aku dan Bang Andre pun pulang ke kotsan.
●●●
"Bang makasih ya, makasih sekali sudah berkenan jemput aku, pasti banyak sekali pertanyaan di benak Abang, lain waktu aku pasti cerita" Ucapku kepada Bang Andre.
"Iya tidak apa - apa Ayy, santai saja" Jawab nya.
Tiba - tiba,
"Loh bukannya kamu sedang mengajukan cuti ya Ayy?" Tanya teman kost ku yang berjenis kelamin perempuan.
Aku sudah tidak sanggup untuk berbincang. Ku berikan senyuman saja dan langsung bergegas masuk ke dalam kamar kost.
●●●
Saking lelahnya, aku pun langsung tertidur,
"Kringggg... Kringggg"
Alarm handphone ku berbunyi,
Waktu sudah menunjukan pukul 08:00 pagi.
Aku pun terbangun dan,
Ya, ada sosok laki - laki yang tidur di sebelahku dengan posisi memelukku dari belakang.
Alih - alih mematikan alarm, lantas aku pun teriak ketakutan.
"Aaaaaaaaaaaaa" Teriakku secara spontan.
Aku kaget, laki - laki itu pun kaget.
Laki - laki yang tidur di sebelahku ini tidak lain yakni Bang Andre. Aku pun menangis. Aku benar - benar tidak sadar bahwa ada laki - laki yang tertidur di sampingku, yang aku ingat, ya aku langsung tertidur pulas, bahkan baju tidur yang aku kenakan masih memakai baju tadi siang ketika niat pulang ke desa. Benar - benar posisi sangat lelah.
"Ayyy, maaf Ayyy, Abang bisa jelaskan" Ucap Bang Andre.
Aku sudah tidak memiliki banyak tenaga untuk debat, ku persilahkan dirinya untuk berbicara.
"Kenapa bisa seperti ini Bang?" Tanyaku dengan perasaan masih syok.
Lantas Bang Andre pun menjelaskan bahwa dirinya setengah mabuk, dirinya tidak sadar bahwa dirinya masuk ke dalam kamar kost ku, yang kebetulan pintu kamar pun tidak terkunci. Dan Bang Andre pun menjelaskan bahwa dirinya tidak melakukan hal apapun, mengenai pelukan dirinya dari belakang, benar - benar spontan dan tidak sadar. Ujar nya.
Aku yang berpikir, yasudah lah, yang penting tidak terjadi apa - apa antara kami, baik baju Bang Andre atau bajuku masih tertutup rapih. Aman.
Hal tersebut aku catat sebagai keteledoran kami berdua, Bang Andre mabuk, dan aku kelelahan sehingga lupa segalanya termasuk mengunci pintu.
Aku pun meminta Bang Andre untuk segera meninggalkan kamarku.