NovelToon NovelToon
Tumbal Musuh

Tumbal Musuh

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Dendam Kesumat / Roh Supernatural
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah seseorang yang berjuang untuk lepas dari perjanjian tumbal yang ditujukan kepadanya karena sebuah kedengkian. Ikuti kisahnya selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-31

Ira berjalan tertatih menuju jalanan utama. Ia berusaha untuk memompa tenaganya yang tersisa dan mengambil sepeda motor yang ia sembunyikan disesemakan.

Pakaiannya terlihat sangat kusut dan rambutnya sangay berantakan, sedangkan Ki Pahing sudsh meninggalkannya sedari tadi.

Ia celingukan melihat suasana yang keremangan dan tak terlihat dimana Danang berada, karena pria itu pergi begitu saja.

Ia mengeluarkan seped motornya, lalu menghidupkan mesin dan melaju menuju pulang.

Sementara itu, Fahri sudah mengamankan semua surat-surat berharga milik sang ibu, dari mulai surat kebun, surat rumah dan bebrapa perhiasan.

Setibanya dirumah, Ira menuju kamar mandi. Ia ingin membersihkan dirinya dari noda perbuatan nistanya bersama Ki Pahing.

Ia sangat lemah, dan akhir-akhir ini ia merasa jjka kesehatannya mulai menurun. Ia mengguyur tubuhnya dengan air yang ada dalam bak mandi menggunakan gayung.

Sesaat rasa segar mulai ia rasakan, namun semuanya hanya sesaat, sebab tiba-tiba saja air didalam bak mandi berubah berwarna merah pekat dan seolah seperti mendidih.

Aroma amis mulai menguar diudara dan memenuhi ruangan yang sempit dan membuatnya berkeringat karena suhu berubah menjadi sangat panas.

"Hah!" ia terperanjat melihat hal itu, dan tanpa sengaja menjatuhkan gayung yang dipegangnya dan ia tersandar didinding kamar mandi.

Tiba-tiba saja, ia melihat sosok makhluk bertubuh tinggi besar keluar dari dalam bak mandi yang mana dalam penglihatannya berisikan da--rah yang mendidih.

Sosok itu keluar debgan rupa yang sangat menakutkan dan melayang menuju kearahnya, lalu sorot matanya mengeluarkan selarik cahaya kemerahan dan taring yang menjuntai tajam dari sudut bibirnya.

Ira semakin memucat ketakutan. Ia tak lagi dapat menghindari sosok itu, karena tidak ada ruang untuk menyelamatkan diri.

Sosok itu mengulurkan tangannya, lalu mence--cik leher wanita paruh baya yang saat ini sedang ketakutan.

"Aaaaaaarghhh....," erangnya ketakutan, ia sangat begitu tersiksa menahan rasa sakit.

Ia merasakan nafasnya begitu sesak, sehingga tangannya berusaha untuk melepaskan ceki--kan tangan makhluk mengerikan itu.

"Mbak, mbak Ira," teriakan seseorang dari kuar rumah menyadarkannya. Ia tersentak kaget dan terbatuk, lalu melihat dirinya sedang tertidur dikursi tamu. Ia melihat jam dinding yang memperlihatkan pukul 18.10 wib, yang mana ia tertidur setelah pulang dari hutan sebelum waktu Maghrib.

"Uhuuuk...uhuuuk...," Ira terbatuk, dan nafasnya sangat sesak.

"Mbak Ira kenapa teriak-teriak?" ucap seseorang yang tak lain tetangganya.

""Tidak apa-apa," sahutnya dengan suara serak dan lemah.

"Oh, ya sudah," jawab wanita diluar sana, lalu terdengar langkahnya pergi meninggalkan rumah milik Ira.

Sementara itu, ia merasakan jika kejadian yang baru saja ia rasakan begitu nyata, sebab sosok itu bukan kali ini saja ia lihat.

Ia ingin ke kamar mandi, tetapi rasa takut masih menghinggapinya. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tersengal.

Ia beranjak dari duduknya, lalu menuju kamar untuk beristirahat, sepertinya ia takut untuk ke kamar mandi.

Braaak...

Suara pintu belakang dapur terhempas. Ia merasakan nafasnya tersengal dan ini membuatnya sangat terkejut.

Ia merasa bimbang, apakah harus masuk kekamar, atau justru ke dapur dan melihat apa yang terjadi.

Dengan sisa keberaniannya, ia melangkah menuju dapur dan mencoba memeriksa apa yang terjadi pada rumahnya.

Ia berjalan sangat hati-hati, dan melihat pintu dapur terbuka lebar dan tidak ada sesiapapun disana.

"Fahri," panggilnya pada nama sang anak lelakinya. Hening, tanpa sahutan.

Ia kembali berjalan dan menghampiri pintu dapur yang terbuka dan menghadap ke pohon nangka.

Ia ingin menutup pintu, tetapi ia dikejutkan oleh sosok berambut panjang terurai yang berdiri disana dengan gaun berwarna putih hingga ke lantai.

"M-mbak Munah," ucapnya dengan terbata, dan ia sangat ketakutan saat ini.

Sosok itu menengadahkan wajahnya yang pucat pasi dan menatap Ira dengan tatapan kosong.

"Kamu tega, Ira, kamu rela menumbalkanku demi ambisi balas dendam dan kedengkian yang tidak beralasan, aku ini kakakmu, aku tidak rela kau hidup dengan tenang, tunggu saja karma yang yang akan menantimu, tunggu...tunggu...semua akan terjadi dengan segera!" ucap sosok itu dengan diiringi suara tangisan yang menyayat hati.

Ira tersentak kaget, ia merasakan jika dunianya saat ini sangat begitu menakutkan, bahkan ia tak pernah menyadari jika semua perbuatannya selama ini telah keliru dan tidak manusiawi karena memperturutkan rasa dendam dan kedengkian terhadap sang kakak yang mana ia merasa jika kakaknya lebih disayang oleh kedua orangtuanya.

Ia buru-buru menutup pintu dapur dan berlari ke kamar dan mengurung dirinya.

Ia menggigil ketakutan, dan menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya yang saat ini sungguh sangat ketakutan.

*****

Ira terbangun dari tidurnya. Ia menggeliatkan tubuhnya dan merubah posisinya menjadi miring.

"Eeeerrrgh...," ia mengerang kesakitan, sebab tiba-tiba perutnya merasa keram dan nyeri seolah ditu--suk oleh ribuan jarum.

Ia meringis kesakitan dan bergelin--jangan karena rasa sakit yang sangat luar biasa.

Keringat dingin mengucur deras dikeningnya, dan ia sangat tersiksa hari ini.

Tiba-tiba rasa sakitnya hilang seketika, bersamaan dengan.sekelebat bayangan bertubuh tinggi besar yang keluar dari ruang kamarnya.

Nafasnya kembali memburu, dan degub jantungnya berpacu lebih cepat. Ia meraih ponselnya dan melihat jika waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Ia berniat untuk mandi, dan ia yakin jika siang hari iblis itu tak.akan muncul mengganggunya.

Setelah membersihkan dirinya. Ia mematut dirinya disebuah cermin yang cukup lebar dan tinggi. Ia melihat jika dibagian lehernya ada luka membiru bekas ceki--kan dan itu sangat nyata. Ia menyentuhnya, dan rasanya sangat sakit, sehingga membuatnya meringis.

Lalu ia membuka handuk yang dikenakannya, ternya ada banyak luka membiru dibagian tubuh lainnya, terutama dibagian perut dan ia sangat ketakutan.

Ia mengingat kembali tentang peristiwa semalam, dan pagi tadi yang baru saja menimpanya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, ia melihat sebuah panggilan dari Danang. Ia mengabaikan rasa sakitnya, lalu mengangkat panggilan tersebut. "Ya, ada apa, Dan?" tanyanya tanpa basa basi.

"Kamu keterlaluan ya, Mbak. Masa iya kamu tidak hadir ke pemakaman anakku yang meninggal," ucap Danang dengan dengan nada ketus.

Seketika Ira tersentak kaget. Ia tidak tahu jika putera Danang meninggal dalam persaingan dengan Amdan sang keponakan untuk memperebutkan posisi sebagai ketua PPS untuk pemilu yang akan tiba.

"Hah, aku tidak mendengar kabarnya, Dan. Maaf," jawabnya cepat.

"Ya gimana mau tau, orang mbak enak-enakkan denga Ki Pahing!" jawabnya kesal. "Aku butuh uang buat acara kenduri anakku, aku harap.mbak bisa bantu!" ucap Danang dengan memaksa.

Seketika Ira tercengang. Sebab saat ini uangnya sudah sangat menipis, dan surat-surat berharga miliknya disita oleh Fahri.

"Aku sudah kehabisan uang, Dan," jawabnya lemah.

"Aku tidak.mau tau, kalau Mbak tidak beri aku uang, maka aku akan bocorkan tentang semua perbuatan mbak pada Amdan," ancamnya lagi.

Seketika Ira merasa ketakutan akan ancaman dari Danang. "Iya, iya.. Akan mbak usahakan!" jawabnya dengan.kesal.

"Nah, gitu dong!" jawabnya dengan sangat senang, lalu memutuskan panggilan telepon secara sepihak.

Ira bergegas mengenakan pakaian denga style ala remaja yang mana semua serba ketat, dan ia tak perduli dengan cemoohan para tetangga.

Ia membongkar sebuah kotak perhiasan yang ia sembunyikan dibalik tempat tidurnya dan menemukan beberapa perhiasan pemberian dri Ki Pahing hasil dari pesugihannya. Ia berniat menjualnya dan akan memberikan uangnya pada Danang.

Ditempat lain, Fahri sedang berada disebuah warung dan berbelanja. Ia tanpa sengaja melihat Ira sang ibu melintas dijalanan dengan pakaian yang tidak seharusnya dengan usianya yang sudah paruh baya.

"Fahri, kau lihat itu ibumu. Seharusnya kau bisa menasehatinya, karena sebagai anak laki-laki kamu memiliki kewajiban menyelamatkan ibumu dari api neraka," ucap salah seorang emak-emak yang saat ini sama berada diwarung.

"Biarin saja, Bi. Kalau bisa tertabrak mobil, biar aku dapat santunan dari jasaraharja, kan lumayan," sahut Fahri dengan tanpa dosa.

Seketika orang-orang yang berada diwarung tercengang mendengar jawaban Fahri yang dinilai mereka tidak beretika.

Maaf buat semuanya, karena novel ini lama off..

1
Krisna Adhi
ini jadinya kalau ke orang bodoh ,tambah pulak bodohnya ,,,/Skull/
V3
Novel nya Bagus Ceritanya , banyak Pelajaran dan Pengetahuan yg dapat kita ambil
V3
aku setuju dg kata-kata Bijak kak Siti ,,, Terimakasih kak Krn membaca novel mu sedikit banyak Pengetahuan Ku Dapat.
Sukses trs tuk semua Novel-novel nya. sllu Sehat Wal'afiat untuk Mu Beserta Keluarga 🤲 Aamiin 🤲
Terakhir di akhir Novel ni sdh aku beri Like + Hadiah Bunga + Vote yaa Akak Cantik 😘
V3
si Dog ngendus daging panggang / bakar nya si Danang , dan berhasil donk makan jari-jari kaki nya 🤣🤣🤣
V3
Fahri akhirnya metong jg 🤣👏
V3
ketiga nya mati bersamaan 🤦 tggl nggu si Fahri yg mati tersedak botol minuman nya 🤣🤣🤣
V3
si Wardah otak nya LG lempeng tuh ,,, bisa nolongin Amdan dr Ular Hitam dan membunuh ular itu 🤣🤣🤣
akhirnya Bu Ira meninggoi 🤦🤦🤦
V3
smg Amdan sllu di Lindungi dr Kejahatan Ki Pahing dan Antek-anteknya
V3
smg ja Ira selamat dan bisa sembuh. biar Tobat tuh orang 🤣
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
kannn mati bersamaan kan
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nah kan mati juga toooo
mkne jgn kyk gtu
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
aduhh Fahri kenapa jadi begitu
hadehh klo nanti mati juga lama2
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
ohh bik Ira JD insaf ini dan membantu amdan
V3
hiiiiiiii ... apakah itu suara hantu 🤣🤣
V3
Good Job Santi ,, lelaki spt Fahri mah mending di buang ja ke lubang buaya 😡😡
Heri Wibowo
thor buat kelanjutan cerita anak anaknya mirna dong
❤Lembayung Jingga❤: ntat, ya. dicari idenya dulu
total 1 replies
V3
Bu Ira mau di buat mati sama iblis sekutu nya 🤣🤭
Ali B.U
dan akirnya "TAMAT" semoga pada bisa ngambil hikmahnya
Aris Setyawan
dah tamat ??
N Wage
aku sangat setuju sekali dg 4 poin terakhir yg disampaikan k othor.
Novel bagus,ada makna di dalamnya yg bisa jadi pelajaran buat kita.
Selalu bersyukur dg hidup kita,jangan iri dg hidup orang lain.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!