Ikhlanya Seorang Wanita

Widia berlari ke atas, ia masuk ke dalam kamar lalu mengunci nya dari dalam, di balik pintu di dalam kamar itu lagi, lagi Widia berlinang air mata yang terus menetes tak henti-hentinya.

Rasa nya sangat sakit, di dalam hati nya ini, Widia terus memukul dada nya berharap rasa sakit itu hilang.

Raka pov.

Raja diam saja di tempat, tak ada niatan untuk mengejar Widia istri nya, fikiran Raka juga kosong.

Tidak tau harus berbuat apa, dan dengan cara apa lagi untuk membuat kedua istri nya menerima semua ini.

Raka terduduk di sofa ruang keluarga, ia mengusap wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.

Keadaan rumah saat ini sangat hancur, Raka merebah kan tubuh nya di atas sofa lalu memejamkan mata nya sejenak.

Raka baru ingat, ia pun mengambil ponsel yang ada di saku celana nya, lalu mulai mengetik pesan untuk Ayu.

Selesai memberi kabar pada Ayu, jika ia tidak pulang, Raka pun meletakkan ponsel nya di atas meja.

Mata nya kini ia pejam kan lagi.

Ayu pov.

Ting...

Pesan masuk.

aku mengambil ponsel di atas nakas di samping ranjang, lalu melihat pesan dari siapa.

Mas Raka.

📩"Malam ini Mas tidak pulang, tidur di rumah Mama". Isi pesan Mas Raka.

Aku tak ingin banyak bertanya lagi, karna sudah jelas kalau Mas Raka tidur di mana.

Niat ku ingin bertanya saat ia pulang, harus ku urungkan karna kabar dari Mas Raka barusan, baik lah mungkin lain kali saja.

Tak terasa waktu pun berjalan dengan cepat, sudah pukul 05.31 WIB.

Kediam Raka dan Widia.

Widia terbangun, melihat jarum jam.

Rasa nya sangat malas untuk bangun dari tempat tidur, Widia pun memejamkan mata nya kembali, karna masih sangat mengantuk, semalam ia tidak bisa tidur, dan dinihari baru ia bisa tidur namun tidak nyeyak.

Pukul 06.00 WIB.

Raka terbangun dari tidur nya, ia pun mengambil ponsel nya dan melihat jam.

Raka duduk di sofa, dan melihat keadaan yang masih sama seperti semalam, Raka mulai berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya dan Widia,

Saat ia sudah sampai di lantai dua, di lihat nya pintu kamar yang masih tertutup, Raka puj turun lagi ke bawah, fikir nya dalam hati, biarlah dulu Widia menenangkan diri, nanti ia akan menemui Widia lagi setelah pulang kerja.

Raka turun lagi ke bawah, terlihat Mbok Yem yang sedang membersihkan barang-barang yang berhamburan.

"Mbok". Panggil Raka.

" Iya Tuan". Jawab Mbok Yem.

"Nanti kalau Nyonya bangun, bilang saya pergi kerja dulu! ". Ujar Raka pada Mbok Yem.

Mbok Yem menganggukkan kepala nya mengerti dengan perintah Tuan nya Raka. Setelah kepergian Taun Raka, Mbok Yem kembali membersihkan keadaan ruang keluarga itu yang berantakan.

" Ya Allah, pasti mereka bertengkar." Gumam Mbok Yem.

Selesai dengan pekerjaan nya di ruang keluarga, Mbok Yem beralih berjalan ke dapur untuk memasak.

Di saat ia sedang menyiapkan bahan-bahan untuk di masak nya, Mang Dadang suami Mbok Yem datang, dan duduk di meja makan.

"Mbok". Panggil Mang Dadang pada istri nya Mbok Yem.

Mbok Yem, menoleh lalu meletakkan kopi di atas meja untk suami nya Mang Dadang.

Mbok Yem dan Mang Dadang adalah suami istri, mereka berdua bekerja dengan Taun Raka dan Nyonya Widia sejak mereka pindah ke rumah ini, Mbok Yem dan Mang Dadang mempunyai anak gadis yang kini sudah menikah dan di bondong ikut dengan suaminya.

Mbok Yem dan Mang Dadang pergi merantau, sesekali mereka kan pulang ke kampung halaman mereka.

Sebelum kerja di rumah Raka, Mbok Yem kerja di rumah makan, sedangkan Mang Dadang kerja di kediam Tuan Rian Wijaya, namun saat Raka menikah Mang Dadang di suruh ikut dengan Raka.

Saat itu Mbok Yem dan Mang Dadang tinggal di kontrak kan, namun karna Widia mintak carikan art Mang Dadang merekomendasikan istri nya saja, Widia pun menyetujuinya dan menyuruh Mang Dadang beserta istri dan anak gadis nya untuk tinggal di paviliun di samping rumah.

Dan saat itu pula anak Mbok Yem masih SMA namun sudah kelas 3, saat sudah lulus Widia menyuruh nya untuk kuliah namun anak Mbok Yem memilih ingin bekerja, dan tak lama anak nya pun memutuskan untuk menikah.

"Mbok". Panggil Mang Dadang lagi pada istrinya.

" Kenapa Pak? ". Tanya Mbok Yem, tampa melihat ke arah Mang Dadang suami nya, Mbok Yem fokus mengiris sayur.

" Semalam pas Bapak, mau mengunci pagar terdengar suara teriak kan dari Nyonya Widia Mbok.! ". Jelas Mang Dadang memberi tahu istri nya itu.

Mbok Yem pun berhenti sejenak dari aktifitas nya, lalu menoleh ke arah Mang Dadang, dengan tatapan tajam nya.

Mang Dadang pun balik menatap seraya mengendalikan bahu nya, kenapa?.

" Mereka bertengkar Pak, tadi saja waktu Ibu masuk ke dalam rumah, keadaan ruang keluarga berantakan sekali, barang-barang pun semua nya pecah! ". Jelas Mbok Yem pada Mang Dadang suaminya.

Saat Mang Dadang akan membuka suara nya, Mbok Yem buru-buru menyebut nama Nyonya Widia yang berjalan ke arah dapur.

Mang Dadang pun menoleh, lalu ia berdiri menundukkan kepala nya seraya tersenyum ke arah Nyonya Widia, setelah itu ia pun melangkah pergi ke luar dengan membawa kopi nya yang masih tersisa banyak.

" Nyonya". Sapa Mbok Yem saat Widia sudah berdiri di samping nya.

Widia melirik ke arah Mbok Yem, dengan tatapan yang sendiri, Widia sadar pasti Mbok Yem tau kalau diri nya dan Raka bertengkar, apalagi bisa di pastikan dari mata panda dan bengak Widia yang sangat terlihat jelas.

"Mbok, apakah Mbok dan Mang Dadang sering bertengkar? ". Tanya Widia tiba-tiba.

Membuat Mbok Yem menoleh ke arah majikan nya itu, " Sering Nyonya". Jawab Mbok Yem seraya tersenyum.

"Apakah Mang Dadang pernah berniat untuk menikah lagi, saat kalian bertengkar? ". Tanya Widi lagi pada Mbok Yem.

Mbok Yem terperangah dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut majikan nya itu.

" Tidak tau Nyonya, tapi sejauh ini Mang Dadang tidak pernah membuat hal yang seprti itu, apa lagi insting Mbok mengatakan jika Mang Dadang setia! ". Ujar Mbok Yem.

" Kenapa Nyonya? ". Tanya Mbok Yem, pada Widia majikan nya.

Widia menghembuskan napas nya perlahan, memejam kan mata nya sejenak, lalu berkata lirik

" Mas Raka, sudah menikah lagi Mbok! ". Ujar nya dengan sendu.

Mbok Yem baru mengetahui kenyataan nya, mendengar penuturan dari majikan Mbok Yem merasa haru pada Widia, karna sosok Widia yang di kenal Mbok Yem itu, sangat baik, cantik dan pekerja keras. Tapi bisa-bisa nya Raka menduakan nya.