NovelToon NovelToon
Menjaga Amanah Terakhir

Menjaga Amanah Terakhir

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami
Popularitas:704k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sasa Al Khansa

Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.

Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.

" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi

" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.

Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.

Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAT 8 Ambisi Laras

Menjaga Amanah Terakhir (8)

" Bagaimana persiapan pernikahan mu, sayang?,"

" Semua sudah beres, Bu. Sisanya aku minta pihak wo saja," ucap Laras sambil duduk di sofa melihat ke arah brangkar dimana ayahnya sedang duduk.

" Bagaimana kondisi Ayah?,"

" Kamu kan tahu sendiri kalau ayah sebenarnya sudah jauh lebih baik," jawab Ayah Laras.

" Ya. Tapi, kalau ayah tidak pura-pura seperti kemarin, belum tentu Kak Kenan akan cepat menikahiku kan?," ucap Laras mengingatkan ide liciknya.

Ya, hebohnya Laras dengan mengatakan ayahnya semakin kritis tidaklah benar terjadi. Itu hanya akal-akalan Laras saja yang ingin cepat menyandang status sebagai istri Kenan Sanjaya.

" Kamu memang putriku yang sangat licik," Ayah Laras malah bangga jika putrinya melakukan hal licik untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

" Tapi, kenapa kamu melakukan itu? Bukankah Kenan memang sudah menjanjikan pernikahan untukmu?," tanya Ibu Laras yang saat pernikahan anaknya tidak ada karena harus menemani adik Laras.

" Ck, aku sudah melihat dia terlihat ragu, Bu. Bila dibiarkan, bisa jadi pernikahanku akan batal," jelas Laras.

Walaupun hanya firasat, tapi firasatnya sangat kuat. Ia mulai merasa ada perubahan sikap dari Kanan. Padahal hanya mengabaikan panggilannya. Namun, bagi Laras pengabaian itu harus di waspadai. Karena Kenan tak pernah sekalipun mengabaikan panggilan atau pesan darinya.

" Tapi, serius istri pertamanya setuju?," tanya Ibu Laras heran.

" Aku tidak peduli, Bu. Mau setuju atau tidak. Tapi, Kak Kenan bilang, sudah setuju. Makanya pernikahan kamu pun akan sah secara hukum. Semuanya sedang di urus pengacara Kak Kenan,"

" Bagus. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah menguras hartanya,"

" Ya, aku juga tidak mau terus di posisi yang kedua. Mana enak," Laras mencebik.

Kalau bukan karena Kenan kaya raya, ia tidak akan bertahan menjalin hubungan dengan laki-laki yang sudah berstatus suami orang. Tapi, mana mungkin ia rela melepaskan tambang emas baginya.

Apalagi Kenan sangat mencintainya. Bukankah ia bisa memanfaatkan kebucinan laki-laki itu?

" Ya. Kamu benar," ibu Laras mengangguk.

" Jadi, apa yang sudah kamu dapatkan dari suamimu yang kaya itu?," tanya sang ayah.

" Rumah baru tentu saja. Juga uang belanja yang sangat banyak melebihi gajiku saat bekerja. Yang lebih menyenangkan aku bisa mendapatkan uang itu tanpa harus bekerja lagi. Aku bisa ongkang-ongkang kaki mulai sekarang," Dengan bangga Laras menjelaskan.

"Tidak sia-sia aku menghabiskan tabunganku untuk operasi. Nyatanya aku bisa mendapatkan lebih dari usahaku itu," tawana pecah. Kenan memang merasakan bahwa ia adalah yang pertama bagi Laras. Padahal, kenyataannya bukan.

Kalau maksudnya pertama setelah Laras melakukan operasi, jawabannya Iya.

" Ya, keruklah hartanya sebelum kamu campakkan dia," Ayah Laras mengkompori sang putri.

...******...

" Kamu tidak makan udangnya?," tanya Kenan saat melihat Anin hanya makan olahan lain selain udang yang tersedia di atas meja.

" Aku alergi udang, mas. Jadi, tidak bisa makan udang," jelas Anin sambil mengambil ayam rica-rica.

" Benarkah?," Kanan terkejut. Selama ini istrinya itu beberapa kali memasak olahan udang di rumah. " Tapi, kamu masak di rumah menu ini kan?,"

" Kalau hanya megang sih tidak apa-apa. Yang jadi masalah kalau aku makan,"

Kenan mengangguk. "Lalu, kenapa kamu masak udang kalau kamu tidak bisa makan udang?,"

Kenan benar-benar semakin sadar betapa acuhnya ia pada sang istri selama ini. Ia sendiri tidak sadar jika selama ini, Anin memang tidak pernah menyentuh olahan udang itu saat makan bersamanya di rumah.

" Karena itu makanan favorit mas. Tentu saja," jawab Anin tanpa ragu sedikitpun.

Kenan sedikit tercengang. Anin tahu makanan favoritnya. Ia bahkan tidak peduli jika ia harus memasak makanan yang bahan akan menimbulkan alergi jika ia memakannya.

" Almarhumah ibu kan selalu cerita saat beliau masak di dapur panti. Beliau menceritakan semua tentang mas Kenan. Tentang makanan kesukaan mas dan makanan yang tidak boleh juga tidak bisa mas makan.

Awalnya Anin hanya menjadi pendengar setia saja. Apalagi posisi Anin memang sedang membantu ibu memasak di dapur. Tidak Anin sangka akan ada manfaatnya," jelas Anin panjang lebar.

Kenan terdiam. Ia malah semakin meyakini bahwa ibunya seolah memang sudah menargetkan Anin untuk menjadi menantunya jauh-jauh hari.

Seolah mempersiapkan Anin agar kelak siap menjadi pendamping hidup Kenan. Dari mulai menceritakan kebiasaan Kenan, makanan Favorit Kenan sampai mengajarkan masalah panti.

Kenan semakin merasa bersalah pada sang ibu. Apa yang akan ibunya rasakan jika melihat putranya menikahi wanita lain dan menduakan wanita pilihannya.

Mereka pun makan dengan tenang.

" Oh iya mas,ini hubungi lah Beni untuk masalah catering untuk resepsi pernikahan mas nanti." Anin menyerahkan kartu nama milik Beni.

Kenan diam sejenak.

" Maaf, aku bahkan tidak membuat acara resepsi pernikahan kita," Kenan semakin di hantui banyak rasa bersalah.

Anin hanya tersenyum, " Sudahlah Mas. Sudah satu tahun juga. Itu sudah bukan lagi prioritas,"

" Apa kamu masih mau aku buatkan resepsi pernikahan?,"

Pertanyaan Kenan malah membuat Anin tertawa. Ia jadi merasa lucu. Mana ada resepsi pernikahan istri pertama yang justru dilaksanakan setelah resepsi pernikahan istri kedua dilakukan.

Akan menjadi sebuah kehebohan dan mungkin pembicaraan orang banyak.

Anin benar-benar tidak mengerti jalan pikiran suaminya ini.

" Mas, yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Tidak perlu merasa bersalah lagi. Aku juga sudah tidak memikirkannya. Banyak lebih penting yang harus aku lakukan daripada hanya sebuah resepsi,"

" Kalau aku ganti dengan uang saja bagaimana?,"

Anin hanya melongo. Suaminya ini benar-benar ingin bersikap adil kah?. Tapi, rasanya tak perlu sampai harus seolah-olah mengganti rugi kan?.

Tujuan dari Resepsi pernikahan itu sendiri kan untuk memperkenalkan bahwa mereka sudah menikah yang biasanya terjadi di awal berubahnya status mereka.

Kalau sekarang untuk apa lagi? Bahkan sampai menggantinya dengan uang. Itu sama sekali tidak bisa mengganti fungsi dari resepsi itu sendiri.

Anin menghembus nafasnya perlahan, "Mas, jangan lakukan itu. Sudah aku katakan, yang lalu biarlah berlalu. Aku tahu mas berusaha adil di antara kami. Tapi, tidak perlu sampai sejauh itu.

Jika, Mas ingin bersikap adil, cukup lakukan mulai hari ini ke depannya. Tidak perlu mengungkit masa lalu,"

Anin ingat saat tadi suaminya tiba-tiba berniat memberinya cincin baru sebagai cincin pernikahan mereka. Karena cincin yang ia pakai dan di gunakan sebagai cincin pernikahan adalah pemberian ibu mertuanya.

Bu yuni melepaskan cincin itu dari jarinya karena pernikahan mereka memang sangat mendadak.

Kenan sendiri menyadari masalah cincin saat istrinya menelpon dengan seseorang sang mengungkit masalah cincin. Ia sadar,ia bahkan belum pernah memberikan perhiasan bahkan cincin pernikahan kepada Anin.

Namun, Anin menolak karena merasa apa yang ia miliki sudah lebih dari cukup. Sekalipun secara nominal tidak terlalu mahal apalagi saat ibu mertuanya menikah dengan ayah mertuanya, kondisi ekonomi mereka belum sebaik sekarang.

" Untuk Maslah resepsi, ok. Aku menuruti katamu. Tapi, untuk Maslah perhiasan, aku akan tetap membelikannya untukmu," Tegas Kenan tanpa ingin di bantah.

TBC

1
Rahma Lia
Luar biasa
Sartini Cilacap
Laras ternyata simpenan om om juga
Sartini Cilacap
Diporotin sampai miskin lalu dicampakkan
Sartini Cilacap
Ya ampun kenan sampai bulan madu dengan laras padahal Anin masih segel
Sartini Cilacap
Biasa
Sartini Cilacap
Mungkinkah laras mantan daffa
Sartini Cilacap
Ternyata laras emang licik
Sartini Cilacap
Ternyata banyak yang menunggu jandanya anin
Sartini Cilacap
Kenan bodoh mengkhianati istri yang setia dan baik hati
Sartini Cilacap
Kenan sejahat itu kepada anin
Sartini Cilacap
Kasihan Anin bertahan demi wasiat ibunya kenan
Sartini Cilacap
Nyesek banget bacanya kasihan sama Anin
Sartini Cilacap
Kenan separah itu mengabaikan setiap omongan istrinya
Sartini Cilacap
Mampir baca cerita nya
Innara Maulida
idih Jagan mau Anin,,laki mu dah masuk WC umum 🤮
Nisaaayu
yakin mau bertahan sama pendongeng handal?
Nisaaayu
tiba2 kesel banget sama ibu nya Keenan. Ninggalin wasiat yg menyengsarakan Anin 🥲
Nisaaayu
beneran sakit ternyata si bapak
Ardian Syh
klik profil dong baca karya ku,kalo rame lanjut chap nya/Drool/
Lisa Yacoub
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!