NovelToon NovelToon
Jingga Swastamita

Jingga Swastamita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Angst / Enemy to Lovers
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Namanya Jingga Swastamita, seorang gadis yang hidup selama 19 tahun di panti asuhan.

Jingga, nama yang di berikan oleh ibu kandungnya, serta Swastamita yang memiliki arti senja. Nama yang di berikan oleh Ibu panti, karena ia ditemukan saat matahari akan kembali ke peraduannya.

Tanpa ia duga, seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya datang menemuinya setelah bertahun-tahun lamanya dan membawanya tinggal bersama.

Dia akan hidup bersama ayah dan juga ketiga saudara laki-lakinya. Saudara yang pada kenyataannya sangat membenci kehadirannya.

Penderitannya di mulai sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di sana. Mampukah Jingga melewati semua perlakuan buruk ketiga saudaranya? Apalagi salah satu dari mereka ternyata menginginkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 - Bincang-bincang

"Minta tanda tangan pada semua senior jurusan DKV. Aku akan memberikanmu waktu selama 5 hari"

Gila! Benar-benar gila!

Pidato dari Ketua BEM sudah berakhir 10 menit yang lalu, semua calon mahasiswa di berikan waktu istirahat selama 30 menit.

Tetapi karena Jingga dan Reana tertangkap basah oleh Jean, maka hanya tinggal mereka bertiga yang masih berada di dalam aula.

"Bukankah itu terlalu berlebihan? Kami hanya saling berkenalan, bukan bercanda," balas Jingga.

Ayolah! Pasti ada lebih dari 500 senior DKV di kampus ini. Bagaimana dia bisa melakukannya jika waktunya sudah terpotong untuk kegiatan ospek.

"Tidak ada bantahan! Kalian bisa saling berkenalan setelah kegiatan ini selesai. Kau hanya calon mahasiswa baru, berani-beraninya kau mengacuhkan seniormu?"

Jean menatap Jingga dengan tatapan meremehkan seperti biasanya. Dia sedikit terkejut saat melihat gadis itu berada di dalam barisan DKV. Satu hal yang sangat menguntungkan baginya.

"Daripada terus menatapku seperti itu, lebih baik jalankan hukuman kalian dari sekarang!"

Bukan hanya di rumah, dia akan mengusik gadis itu di kampus juga. Apalagi ketika mengingat ucapan gadis itu pagi ini. Dia benar-benar akan membuat gadis itu sengsara.

Jika di rumah pergerakan Jean terbatas karena ada Ayahnya, maka di sini dia bisa berbuat semaunya dengan gelarnya sebagai senior.

Jean menarik tanda pengenal Jingga dan Reana dengan kasar hingga terlepas. "Aku akan mengembalikannya saat tugas kalian sudah selesai," ucapnya datar.

Setelah mengatakan itu Jean pergi dari aula meninggalkan Jingga dan Reana yang sama-sama menahan amarah.

"Aku sangat tidak menyukai senioritas!" pekik Rea.

Jingga juga tidak menyukainya, membully orang yang lebih rendah hanya karena pangkat yang lebih tinggi.

"Ngomong-ngomong, apa kau mengenalnya?" tanya Rea sembari menatap Jingga dengan raut penasaran.

"Siapa?" Jingga berbalik bertanya.

"Senior gila itu."

Jingga terdiam sebentar, "Tidak!" jawabnya dengan tegas.

Selain peringatan dari Kakak tirinya dan juga Jean sebelumnya yang tidak memperbolehkan orang-orang mengetahui mereka bersaudara, Jingga juga tidak ingin berurusan dengan ketiga Januarta, apalagi menyangkut pendidikannya.

"Benarkah? Dia terlihat memiliki dendam denganmu," celetuk Rea. Gadis berusia 18 tahun itu meragukan jawaban Jingga.

"Iya."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ayah akan pergi ke Kalimantan selama satu minggu," ucap Jerry.

Pria itu mengumpulkan keempat anaknya di ruang keluarga untuk menyampaikan tentang ia yang akan pergi berdinas.

Dia merupakan salah satu arsitek yang namanya sudah terkenal di mana-mana. Dia sudah berberapa kali bolak-balik ke Kalimantan untuk meninjau progres dari IKN. Dia ikut andil dalam pembangunan calon Ibu Kota yang baru.

"Baik, Ayah," balas Jingga.

Ketiga putra januarta tidak ada yang menjawab, si tengah dan si bungsu telihat menahan senyum kala mendengar hal tersebut. Sedangkan Jason?

"Sebagai anak tertua di rumah, kau harus mengawasi ketiga adikmu saat Ayah pergi," kata Jerry kepada anak pertamanya.

Itulah yang tidak disukai oleh Jason sebagai anak pertama, dia sudah pusing karena tugas akhir dan juga skripsi, dan sekarang ia juga di bebankan tanggung jawab lain.

"Iya." balasnya singkat.

"Bagaimana hari pertamamu di kampus? Apa ada yang mengganggumu?" tanya Jerry kepada Jingga yang duduk di samping kirinya.

"Dia mengobrol dengan temannya ketika ketua BEM sedang menjelaskan aturan di depan. Dia akhirnya di hukum," sela Jean dengan senyum miring.

Jingga melotot mendengarnya. Benar-benar ya, si Jean ini.

"Baru hari pertama sudah membuat masalah. Memalukan!" saut Jason. Dia adalah tipe orang yang jarang berbicara, tetapi sekali berbicara langsung menusuk ke ulu hati.

"Benar, Jingga?" tanya Jerry memastikan.

Setelah satu tarikan napas panjang, Jingga menjelaskan. "Jean salah paham Ayah. Jingga hanya berkenalan dengan teman baru, setelahnya Jingga kembali mendengarkan dan menghadap depan," ucapnya dengan lembut.

"Salah paham apanya! Aku seniormu, aku sudah melihatmu dari awal! Kalian bahkan mengumpati senior kalian yang ada di depan!" jawab Jean tidak mau salah.

Jingga rasanya ingin mengumpat sekarang, mengingat masih ada Ayahnya, ia mengurungkan keinginannya.

"Ayah mengerti. Mungkin baru hitungan minggu Ayah mengenal dan tinggal dengan Jingga, tapi Ayah tau, dia tidak mungkin berbohong. Dia anak yang baik."

Jawaban yang keluar dari mulut Jerry tanpa sadar membuat ketiga jagoannya naik pitam. Ketiganya melayangkan tatapan tajam secara bersamaan ke arah Jingga.

Ayahnya bahkan tidak pernah memuji mereka lagi semenjak mereka beranjak dewasa, tapi apa sekarang? Ayahnya memuji anak dari selingkuhannya di depan anak sah?

"Awas saja kau," ucap Jason di dalam hati.

"Aku akan membuatmu sengsara selama satu minggu ini," batin Jean.

"Tunggu permainanku, anak haram," gumam Jio.

"Kalian bisa saling membantu satu sama lain saat Ayah pergi. Terutama kalian bertiga, jangan banyak tingkah saat Ayah pergi, " peringat Jerry kepada ketiga putranya.

"Jingga juga saudara kalian, satu-satunya perempuan di rumah ini. Kalian harus menjaganya dengan baik," tambahnya.

Ketiganya mengangguk dengan enggan. "Hanya itu yang ingin Ayah sampaikan. Ayah akan beristirahat sekarang," pamit pria itu lalu pergi menuju kamarnya.

Jingga juga ikut bediri dan segera melangkah cepat menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Dia sudah tidak tahan dengan tatapan tajam dari ketiga saudaranya.

Hari panjang dan beratnya akan di mulai esok hari. Entah apa lagi yang akan di lakukan ketiga putra Januarta padanya. Yang pasti, dia harus bersiap untuk hal itu.

Bersambung

1
HiLo
ceritanya menarik
WiLsania
jalan ceritanya kek naik rollercoaster
Fatma Kodja
malang benar nasib jingga, ayo Paman Yudha bawa jingga sejauh-jauhnya agar tidak ditemukan oleh ayahnya dan juga kakak tirinya, biarkan mereka menerima karma karena akibat kesalahan ayahnya yang memperkosa ibunya hingga menghasilkan jingga dan sekarang jingga juga korban dari perkosaan saudara tiri dan juga Mario
Fatma Kodja
jahat sekali Jason sama Jean kenapa mereka tega sama jingga padahal jingga juga korban karena terlahir dari anak yang tanpa status nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!