Angkuh, dingin dan tampan? Ah, itu mah biasa. Eh, gimana kalau sikap doi itu kombinasi irit bicara? Mungkin bisa kebayang es mambo kali ya? Haha... Itulah sifat Zidni si Mr. Arogant yang mendapat julukan dari Chika, gadis manis yang super berisik. Gadis ini sanggup bicara dengan kecepatan rata-rata seperti pesawat jet, eh bukan, seperti roket lebih tepatnya, hahaha.
Bagaimana jika kedua karakter itu bersatu? Sikap Chika yang seperti itu sering sekali membuat Zidni dongkol, namun siapa sangka bibit cinta muncul diantara keduanya seiring waktu berlalu.
Namun saat cinta mereka bersatu, takdir tiba-tiba membuat mereka berpisah. Zidni mengalami kecelakaan di luar negeri dan kehilangan memorynya, saat hendak menemui Chika sang pujaan hati.
Mengetahui itu, Chika berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kenangan cinta mereka yang terkikis waktu. Apalagi hubungan itu sampai menghasilkan seorang buah hati yang begitu tampan.
Sedih? Pasti. Seru? Jangan di pertanyakan lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 Khawatir
Keesokan harinya, Zidni mengikuti kata hatinya. Kali ini Zidi berencana ingin menguntit Chika. Tepat jam 7 pagi, Zidni sudah sampai di depan gang rumah Chika. Dan selang sepuluh menit, Chika akhirnya terlihat keluar dari gang. Perlahan, Zidni mengikuti Chika dari belakang. Tidak ada sikap aneh Chika selama Zidni membuntutinya. Hingga akhirnya Chika sampai di kantor, begitu pula dengan Zidni.
''Aku harus cari tahu sendiri,'' gumam Zidni dalam hati. Zidni segera memarkir mobilnya.
''Selamat pagi Tuan.'' Sapa Chika saat melihat Zidni keluar dari mobilnya.
''Pagi.'' Singkat Zidni yang tetap berusaha stay cool. Zidni segera menyamakan langkahnya dengan Chika dan mereka naik lift bersama. Namun pagi itu lift penuh. Membuat mereka semua berdesakan untuk masuk sampai membuat Chika hampir saja terjatuh. Zidni reflek menangkap tubuh Chika. Ia meraih dan menyangga dengan kuat pinggang Chika.
''Kalian ini bisa tidak masuk secara bergantian.'' Bentak Zidni kepada mereka semua yang berada di dalam lift. Chika menatap wajah tampan yang sedang marah itu. Chika sungguh merindukan sentuhan itu namun untuk saat ini Chika harus bersikap biasa saja.
''Ma-maaf Tuan.''
''Kalian semua ingin aku pecat apa. Masuk lift itu bergantian, jangan berdesakan apalagi sampai dorong-dorongan.'' Bentak Zidni sekali lagi tanpa melepaskan tangannya dari tubuh Chika. Chika berdehem, membuat Zidni sadar dengan posisi keduanya. Tentu saja sikap Zidni pada Chika menjadi pusat perhatian para karyawannya. Biasanya Zidni yang acuh kini menjadi peduli. Zidni kemudian melepaskan tangannya dari pinggang Chika dan Chika membenarkan posisinya.
''Terima kasih Tuan. Hampir saja saya jatuh.'' Kata Chika yang berusaha bersikap biasa saja karena ia tidak mau menjadi pusat perhatian karyawan yang lain. Zidni hanya menatap dingin Chika, padahal sebenarnya Zidni merasakan kupu-kupu menari di dalam sudut hatinya.
Saat pintu lift terbuka, Zidni bergegas menuju ruangannya dan bersikap acuh seperti biasanya. Setidaknya jangan sampai para karyawan melihat gelagatnya. Chika sendiri merasa bahagia, merasa di lindungi oleh sikap Zidni. Sikap yang begitu ia rindukan selama bertahun-tahun.
''Permisi Tuan.''
''Masuk Frans!" sahut Zidni yang sudah mengenali suara Frans.
''Tuan, jangan lupa nanti malam kita harus berangkat ke Jepang selama tiga hari. Saya sudah menyiapkan semuanya termasuk tiket penerbangan.''
''Apa tidak bisa di tunda? Aku sedang tidak ingin pergi.''
''Tidak bisa Tuan. Bahkan Tuan sendiri yang sudah mengatur jadwalnya dan sudah di rencanakan jauh-jauh hari.''
Zidni mendengus. Kali ini Zidni merasa berat untuk pergi namun ia harus tetap pergi.
''Baiklah.'' Jawab Zidni pasrah.
''Kalau begitu saya permisi, Tuan.''
''Ya, silahkan.''
Sementara itu di ruangan Chika, teman-temannya tampak sangat bahagia.
''Kalian kenapa? Ceria sekali pagi-pagi. Padahal setiap hari lembur dan harus bangun pagi-pagi.'' Kata Chika.
''Kamu tahu Chika, nanti malam Tuan Zidni akan berangkat ke Jepang. Dan Tuan Zidni akan disana selama tiga hari. Kamu bisa membayangkan kalau kita akan bernafas lega selama tiga hari.'' Kata Mita dengan begitu antusias.
''Yup! Kita harus merayakan kebebasan kita selama tiga hari. Lumayan lah kita bisa bebas selama tiga hari.'' Sahut Juno.
''Aku juga lega Tuan Zidni meninggalkan kantor selama tiga hari tapi kita tetap harus bekerja yang baik dan sungguh-sungguh. Jangan seenaknya sendiri.'' Sahut Pak Haris mengingatkan.
''Iya Pak, kita juga paham soal itu. Setidaknya kita bekerja tapi tidak terasa tertekan,'' imbuh Mita.
Melihat teman-temannya begitu bahagia mendengar Zidni akan pergi namun Chika justru merasakan hal yang berbeda. Chika merasa khawatir dan takut jika Zidni tidak kembali lagi. Chika benar-benar merasa trauma.
''Zidni akan ke Jepang? Kenapa aku menjadi khawatir begini? Aku takut jika dia tidak akan kembali lagi.'' Gumam Chika dalam hati.
Saat jam makan siang, Chika pergi terlebih dahulu ke kantin. Namun Chika merasa semua orang memperhatikannya. Chika melihat dirinya sendiri namun tidak ada yang aneh. Tak lama kemudian Mita dan Juno menyusul Chika.
''Chik, kamu tidak mendengar desas-desus?'' tanya Mita.
''Desas-desus apaan sih? Aku tidak tahu.''
''Masa sih kamu tidak tahu. Kamu menjadi pusat perhatian hari ini.'' Sahut Juno.
''Pusat perhatian? Memangnya aku melakukan kesalahan apa?''
''Mereka semua tengah bergosip tentangmu dan Tuan Zidni. Aku dengar Tuan Zidni marah-marah dan Tuan Zidni memelukmu saat hampir terjatuh.'' Jelas Mita.
''Ya ampun, hanya karena itu menjadi berita heboh.'' Chika pun terkekeh.
''Jelas lah heboh. Tuan Zidni tidak pernah ramah pada karyawan. Apalagi hanya untuk menyelamatkan karyawan yang hampir terjauh karena berdesakan saat masuk lift. Mereka bilang Tuan Zidni marah besar.'' Sambung Juno.
''Ya, memang ada kejadian itu tadi pagi. Aku pikir kemarahan Tuan Zidni hanya karena mereka pada berdesakan. Jadi aku pun merasa biasa saja.''
''Eh Chika, bagaimana rasanya di sentuh oleh Tuan Zidni? Kamu membuat Tuan Zidni membencimu tapi kamu juga membuat Tuan Zidni untuk menyelamatkanmu. Ciee..." Goda Mita sambil mencolek dagu Chika.
''Mita, sudahlah itu biasa bagiku. Aku bukan gadis lagi.''
''Ya ampun aku lupa kalau Chika sudah bersuami.'' Ralat Mita.
''Sudahlah santai saja.''
''Eh Chik, ceritain dong bagaimana awal kamu dan suamimu bertemu. Dan setampan apa dia?''
Chika tersenyum bila mengingat pertemuan itu. ''Pertemuan kami unik sih. Yang jelas dia itu angkuh sekali, sombong, dingin dan sangat menyebalkan. Hampir mirip dengan sikap Tuan Zidni. Dia paling benci mendengar suaraku yang katanya ini sangat cempreng dan berisik. Aku selalu mengganggunya karena aku benci dengan keangkuhannya. Sampai dia duluan yang jatuh cinta padaku. Sementara aku sempat menyukai pria lain.''
''Wah, cerita kalian sepertinya sangat romantis sekali.'' Kata Mita.
''Pantas saja kamu begitu berani dengan Tuan Zidni. Pasti dengan melihat sikap Tuan Zidni, mengingatkanmu pada suami mu.''
''Hahaha iya. Saat aku membantahnya, aku menganggap bahwa di hadapanku adalah suamiku yang menyebalkan dulu. Padahal aku tahu dia atasan kita.''
''Seru banget sih!" sahut Joan.
''Hei Jo. Ayo duduk!" kata Chika sambil menepuk bangku yang kosong di sampingnya.
''Lagi pada ngobrolin apa sih? Kayaknya seru banget.'' Kata Joan.
''Ini Jo, kita lagi ngobrolin kisah cintanya Chika dan suaminya.'' Kata Mita.
''Oh begitu, pantas saja seru sekali.''
''Kalian bertiga bagaimana? Sudah pada punya pasangan belum?'' tanya Chika.
''Iam single and iam very happy.'' Sahut Juno dengan tawa kecilnya.
''Aku juga masih jomblo.'' Kata Mita sambil mengerucutkan bibirnya.
''Kenapa kalian berdua tidak pacaran saja? Kalian berdua sangat cocok.'' Kata Chika pada Mita dan Juno.
''Hah? Kita? OGAH!" jawab Juno dan Mita dengan kompak.
''Nah fix kalian jodoh. Jawabnya saja kompak sekali.'' Ucap Chika terkekeh.
''Kita hanya pas jadi partner kerja saja. Kalau untuk pacaran, tidak ada yang bisa di harapkan.'' Kata Juno.
''SAMA! Aku juga tidak cocok dengannya.'' Kata Mita.
''Awas lho dari benci jadi cinta,'' sahut Joan terkekeh.
''Kamu sendiri bagaimana Jo?'' tanya Chika.
''Aku juga single sih. Memangnya kamu ada calon untukku?''
''Kamu maunya yang seperti apa?'' tanya Chika.
''Yang seperti kamu.'' Celetuk Joan. Jawaban Joan sontak membuat Chika, Juno dan Mita kompak menatap Joan dengan penuh selidik.
''Mmm maksudku yang ceria, dewasa dan ke ibuan seperti kamu, Chika. Aku sadar lah kalau Chika sudah punya suami. Bukankah kalau untuk mencari istri harus seperti itu Jun?'' Joan mengarahkan pandangannya pada Juno.
''Ah iya, benar. Ceria, dewasa dan keibuan. Bukannya kekanak-kanakan dan amat sangat manja.'' Kata Juno seraya mengarahkan pada Mita.
''Eh lihatnya kok ke aku.'' Protes Mita pada Juno.
''Ge-er aja!" ucap Juno.
''Aku bahkan hampir lupa kalau Chika memiliki suami. Joan, hentikan perasaan bodohmu ini.'' Gumam Joan dalam hati.
Bersambung.... Yukkk like, komen dan votenya ya, makasih 🙏❤️
nanti lanjut ke kisah Brian Purnama dan Gea yaaa Kak Dydy.
semoga sehat selalu dan lancar rejeki nya di bulan ramadhan...🤲🤲🤲
di kasih extra part nya bella ngga nih sMa alvin😂😂
semoga Alvin dan Bella bahagia dan Samapi menikah jangan lama" menghukum tuan Edward ya kak Dydy.
berapa Bab lagi kak Tamat nya. tp masih blom ikhlas cerita nya bagus soalnya.
semangat terus Kak Dydy dan sehat selalu.
Besok mulai puasa.
jahat banget Austin tega mukulin Bella. akhirnya Bella Bebas tinggal Chika dan Kenzie semoga Cepet di Bebasin dr Gorong" yg jahat itu.
semangat terus Kak Dydy up nya...
kasihn bela. chika dan kenzi..
ayo alvin bilng ke bela klu km all bodigard nya bela.
semangat terus Kak Dydy up nya nanti lanjut di cerita Brian Purnama dan Gea...