NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Reinkarnasi / matabatin
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Enam Belas

Albert dan Joshua mengerjapkan matanya, menatap sekitarnya yang dikelilingi pepohonan dengan linglung. Mereka memutuskan duduk dan mendapat sebuah mobil terbakar tak jauh dari sana.

Apakah mereka sudah mati?

Hal yang mereka ingat, saat mobil meluncur menuju dasar jurang, tubuh mereka terlempar keluar dari kaca depan mobil yang pecah akibat terkena tembakan, mengingat mereka tak memakai sabuk pengaman. Lalu di susul dengan suara benturan dan ledakan yang memekakkan telinga.

"Kalian masih hidup." Celetuk suara bocah perempuan yang terdengar akrab di pendengaran mereka akhir-akhir ini.

Keduanya menoleh mencari asal suara itu. Terlihat siluet seorang gadis kecil duduk di atas bebatuan yang berada tak jauh dari mereka.

"Ragna?" Panggil Albert memastikan. Pria itu berusaha berdiri, tetapi kembali terjatuh akibat terkilir.

"Tetap di sana, Paman." Ragna turun dan berjalan mendekati Albert yang meringis kesakitan.

"Om, apa kau memiliki penerangan?" Tanya Ragna pada Joshua yang masih sibuk dengan pemikirannya.

"Ah? Oh, sebentar," Joshua yang masih kaget dan linglung memutuskan mengambil tas yang berisi perlengkapannya. Dia membuka ransel dan menyerahkan senter kecil pada Ragna.

'Klik'

Ragna menghidupkan senter kecil itu dan menyoroti dua pria yang memasang wajah shok. Ide jahil gadis itu tiba-tiba keluar begitu saja.

"Sepertinya kalian benar-benar telah meninggal. Tubuh kalian penuh dengan darah," Ragna tersenyum mengejek.

"Kau masih sempat-sempatnya mengejek di saat seperti ini, Kitty!" Geram Albert kesal.

"Ouh~ Kalau kalian masih hidup, kenapa memasang raut seperti orang kebingungan seperti itu?" Gadis kecil itu memeriksa tubuh mereka. Untunglah hanya luka kecil akibat tergores pecahan kaca dan tak sampai melukai wajah mereka.

Ragna menyoroti Joshua yang kini sibuk dengan pikirannya. Gadis kecil itu menekan luka di lengan pria itu, "Apa Om mau balas dendam?"

Joshua tersentak dan menatap Ragna yang menatapnya dengan serius. Dia memang kecewa, tapi dia menahan diri untuk tidak mengeluarkan kekecewaannya pada anak kecil yang tidak tau apapun di hadapannya.

Dan yang menjadi pertanyaan, kenapa anak sekecil itu tidak takut atau merengek seperti anak kecil pada umumnya?

"Nak, sebaiknya kau diam saja." Geram Joshua sambil menahan kekesalannya.

Ragna menyeringai. Apalagi saat gadis kecil itu mendengar berbagai umpatan dan makian di kepala pria itu yang ditujukan pada orang-orang yang berniat mencelakai mereka.

"Sial! Mereka tidak hanya memblacklist kami. Mereka juga ingin membunuh kami? Apakah ini sengaja direncanakan? Aku bahkan tidak memiliki ijin untuk membuka praktek. Akh! Mereka benar-benar keterlaluan! Aku tidak percaya mereka bisa sampai seperti ini!"

Gadis kecil itu memilih menggeledah tas yang berada di belakang dua pria yang sibuk merenung itu. Albert yang menyadari kegiatan Ragna hanya mengawasinya sebentar, mengingat luka di wajahnya terasa menyakitkan.

Ragna menemukan sebuah pisau lipat entah milik siapa yang terselip diantara tumpukan pakaian dan memutuskan mengambilnya sambil menyeringai. Dia menutup tas itu dan memilih duduk di sebelah Albert sambil menatap langit yang berhiaskan bintang dan bulan separuh, memberikan penerangan meski tak seterang saat bulan purnama.

"Aku lapar." Gumam Ragna sambil mengawasi sekitar, berharap ada seekor landak atau musang yang melintas di depannya.

Albert mengambil senter yang tergeletak di sebelahnya, menyorot sekitar untuk memastikan belanjaannya ikut terbawa. Dan dia menemukan belanjaannya berada tak jauh dari mobil yang terbakar.

"Tunggu di sini." Titah Albert dan segera beranjak dari sana dengan tertatih.

'Grasak' 'Grasak'

Ragna menegakkan tubuhnya saat melihat semak-semak di depannya bergoyang-goyang. Gadis itu berharap jika yang keluar adalah hewan kecil seperti rusa atau landak. Gadis kecil itu mengeluarkan pisau lipat yang dia ambil dan mengeluarkan ancang-ancang.

'Tuing!'

Seekor babi hutan tiba-tiba melompat dari semak membuat Ragna berbinar. Doanya terkabulkan!

Dia membayangkan babi hutan panggang, pasti sangat nikmat mengingat dirinya sudah lama tidak merasakan daging babi panggang.

"Darling~ Kemarilah~! Kita senang-senang sebentar!" Seru Ragna ceria sambil menyusul babi hutan yang telah menghilang di balik semak-semak.

Joshua dan Albert membelalakkan matanya saat melihat gadis kecil itu berlari masuk hutan.

"Ragna!! Kembali!!"

Albert dan Joshua berteriak memanggil Ragna sambil mengarahkan senter ke berbagai sisi hutan. Joshua merasa bersalah tak mengawasi gadis kecil itu dengan benar. Seandainya saja dia tak berlarut-larut dengan pikirannya, mungkin gadis kecil itu tidak akan pergi.

'Guuuiiiiiikkkkk!!!'

Keduanya tersentak dan mencari asal jeritan babi yang terdengar jauh dari sana. Setelah beberapa saat melakukan pencaharian, mereka terpaku saat melihat seorang gadis kecil bermandikan darah yang tampak sibuk membersihan babi hutan dengan santai.

Ragna menoleh ke arah dua pria yang menatapnya tak percaya, "Oh, kalian terlambat!"

"Bagaimana bisa–" Albert tak bisa mengatakan apapun lagi. Keponakannya benar-benar membuatnya tak habis pikir.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Joshua dingin. Tak mungkin seorang gadis kecil bisa bersikap setenang seperti Ragna. Apalagi saat berada dalam bahaya, biasanya mereka akan ketakutan atau menangis.

Dan setahu Joshua, identitas anak itu tidak diketahui. Itupun setelah dia memviralkan kondisi anak kecil itu di akun sosial miliknya.

'Untuk seukuran anak-anak, dia memiliki mental yang luar biasa. Bisa dibilang, dia mirip orang dewasa yang sudah hampir mati berkali-kali. Sebenarnya penderitaan macam apa yang dia jalani?' Pikir Joshua yang di dengar oleh Ragna.

"Dia keponakanku, Josh. Dia tidak memiliki identitas karena tidak dibuatkan oleh keluarga Asaga," Albert memutuskan menjawab. "Dia tidak memiliki nama. Ibunya, kakakku di siksa habis-habisan. Mengurus rumah dan bekerja. Bahkan tak jarang mereka memperlakukannya seperti hewan."

Joshua menatap Ragna dalam diam. Seharusnya, seseorang yang mengalami penderitaan ekstrim seperti itu memiliki trauma ketika sembuh. Dia merasa bersalah karena curiga dengan gadis kecil itu.

"Paman benar. Aku tidak memiliki nama, kelahiranku tidak diinginkan." Ragna menatap Joshua dengan tenang, "Apa Om ingin membunuhku?"

Joshua tersentak. Tidak terbesit pikiran untuk melenyapkan gadis kecil itu. Justru dia merasa kagum dengannya yang mampu bertahan.

Joshua terkekeh dan berjongkok di depan Ragna, "Membunuhmu? Itu konyol sekali." Dia menatap gadis kecil itu sambil tersenyum, "Justru aku bangga padamu. Tapi ingatlah, kau masih kecil. Minta tolonglah pada orang dewasa."

Ragna tersedak ludahnya sendiri. Dia lupa jika tubuh ini masih anak-anak. "Aku akan mengingatnya."

Joshua memutuskan mengambil alih tugas Ragna, "Nah, anak manis, sebaiknya kau mandi dulu. Biar Om tampan ini yang melanjutkan. Kau terlihat seperti anak kucing yang membawakan majikannya buruan."

"Kenapa kalian suka menyamakan dengan hewan itu, sih?" Gerutu Ragna. Tiba-tiba gadis kecil itu memekik kaget saat merasa tubuhnya melayang.

"Karena kau mirip dengan makhluk itu." Tukas Albert sambil menenteng kerah belakang Ragna, pria itu mengangkatnya seperti menenteng tengkuk seekor kucing.

Joshua sweatdrop melihat cara Albert menggendong keponakannya. Tak bisakah dia menggendong nya seperti biasa?

"Tadi aku melihat sungai tak jauh dari sini. Sebaiknya kau bersihkan diri sejenak." Lalu pria itu berlalu dari sana sambil menenteng Ragna yang menatap tajam sang paman.

Albert menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Joshua, "Ah, Joshua, kau lanjutkan saja. Sekalian buatkan api unggun."

Ragna menatap api unggun sambil mengembungkan pipinya kesal. Bayangkan saja, sang paman tiba-tiba menceburkan dirinya di sungai. Untungnya sungai itu memiliki kedalaman setinggi paha pria dewasa dan tak ada bebatuan, sehingga dirinya tak mengalami benturan yang membuatnya terluka.

'Bocah sialan! Tak bisakah kau membiarkanku berjalan dan tidak memperlakukanku seperti seekor kucing?!' Teriaknya dalam hati sambil menusuk boneka jerami dengan kesal.

"Setelah ini apa yang akan kita lakukan? Tak mungkin kita kembali ke kota itu." Joshua berkata sambil membalikkan daging di hadapannya.

"Entahlah. Ku rasa kita harus pergi ke kota lain."

"Aku setuju." Lalu dua pria itu melirik Ragna yang memainkan boneka jerami dengan sebelah alis terangkat.

"Kau sudah bosan?" Tanya Albert saat melihat ekspresi Ragna yang tengah kesal. Entah mengapa tampak menggemaskan di matanya.

Ragna melirik Albert dengan tajam. Meskipun sering di siksa di dunia iblis, tingkah Albert termasuk tidak ada apa-apanya. Tetapi ekspresi yang diperlihatkan membuat gadis kecil itu ingin melemparkan sesuatu pada wajah yang terbalut perban itu.

"Sudah," Ragna menjawab bosan dan melemparkan boneka jerami itu ke dalam api unggun.

Keesokan harinya, keluarga Mahesa dilanda kesedihan. Salah satu keluarga itu meninggal dengan keadaan mengenaskan.

Angelina ditemukan meninggal dalam keadaan hangus penuh luka di tempat tidurnya. Tidak ditemukan tanda-tanda kebakaran di sekitar kamar rawat wanita itu.

Allarick memeriksa CCTV dan tak menemukan kejanggalan apapun. Tidak ada orang yang memasuki kamar itu.

"Kenapa bisa seperti ini?" Gumamnya bertanya-tanya sambil memutar ulang rekaman CCTV yang hasilnya sama.

"Lapor, Tuan. Tidak ada orang yang menghapus rekaman CCTV. Dan tidak ditemukannya penyusup ke ruangan itu." Lapor salah satu anak buahnya.

Dilain tempat, Aaron menggebrak meja kerjanya dengan keras setelah mendengar kabar kematian Angelina yang tak biasa. Apalagi kematian Angelina terjadi setelah dirinya berhasil menyingkirkan Albert dan Joshua setelah beberapa lama.

"Jangan-jangan, ramalan itu benar? Tidak! Itu tidak mungkin! Itu hanyalah takhayul anak-anak!"

Dia teringat dengan mendiang istrinya yang tidak dia ketahui kabarnya. Saat putri tertuanya berusia sembilan tahun, wanita itu mengutuknya sambil meneteskan air mata.

"Ketahuilah. Kau dan keturunanmu akan hancur! Mungkin saat ini kau bahagia dan menikmati kejayaanmu! Nikmatilah selagi sempat!"

"Kau menjual putriku dan membiarkannya tersiksa seperti binatang?! Kau ayah yang buruk! Aku mengutuk semua keturunanmu dan siapapun yang menyiksa anak-anakku yang susah payah aku besarkan dengan pengorbanan dan cinta kasih, mereka akan mengalami penderitaan yang tak berkesudahan! Bahkan jika mereka memaafkanmu, penderitaan kalian tak akan pernah berakhir sampai kalian memilih mati!"

'Prank!'

Aaron membanting meja saat mengingat kutukan yang dilayangkan oleh mantan istrinya. Seketika pria itu menggeram marah. Dia ingin memberikan wanita itu pelajaran.

"Cari Isadora sampai ketemu!"

"Baik!"

.

.

.

.

Ilustrasi tokoh.

Ragna Nereza (versi anak-anak)

Joshua Alandero/ Alandro Mahardika

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!