Jodoh Abdi Negara

"Loh kamu kerja apa si sini ? " Tanya Raka saat Kayra menyuruh mobil Raka berhenti di sebuah pusat perbelanjaan.

"Saya Turun dulu Tuan, eh Mas .... Saya hampir terlambat, " Ucap Kayra membuka mobil Raka kemudian Kayra berlari ke dalam lobby.

Tak sampai Raka tahu Kayra sudah berlari. Dan Raka tak ada waktu untuk mengejar Kayra karna dia pun harus bertugas.

Hari berlalu, Mayor Raka baru selesai dari tugasnya. Ia langsung menghubungi petugas ke amanan rumah'nya dan ternyata Kayra belum sampai ke rumah dan itu artinya Kayra belum pulang.

Tak berpikir lama Raka langsung bergegas ke tempat terakhir dia mengantarkan Kayra, sesampainya di sana Raka bingung harus kemana mencari Kayra. Dan yang membuat Raka bingung itu adalah tempat umum, jangan sampai para pengunjung tahu tentang keberadaan Mayor Raka.

Raka memakai jaket, Topi dan juga masker untuk menutupi identitasnya. Iya berhasil tanpa ada yang meneriaki nama dan meminta foto padanya.

Disana terdapat sebuah event brand fashion ternama yang menyuguhkan beberapa model untuk memperlihatkan produk mereka.

Raka tak memperdulikan acara itu, namun langkahnya terhenti di tengah kerumunan pengunjung. Raka mencoba menghubungi nomor Kayra namun tak kunjung mendapatkan jawaban.

"Lagian dia bekerja sebagai apa di sini ? " Hardik Raka. Mata Raka memperhatikan ke semua arah di sekitarnya, tatapan Raka terhenti Saat melihat seorang model yang sedang berjalan di atas Catwalk dengan percaya diri. Pakaian yang ia kenakan sangat memukau tak jarang pengunjung yang Dadang bertepuk tangan pada model tersebut.

"Kay .... ! " Ucap kecil Raka mendekat, karna ia merasa tidak asing dengan sosok model tersebut.

Semakin Raka mendekat semakin yakin bahwa itu adalah Kayra, saat itu pun Raka lega karna sudah menemukan sosok yang dia cari. Alih-alih ingin segera pulang kini Raka malah memilih untuk duduk di kursi pengunjung yang kosong.

Kini giliran Raka yang menjadi fotografer mengambil aksi Kayra saat di atas Catwalk. Raka terpana dengan aksi Kayra yang sungguh di luar dugaannya. Seseorang yang selalu pecicilan mampu menaklukkan rintangan di atas Catwalk dan mampu membuat semua mata tersihir dengan kostum dan gaya yang ia tunjukan.

Acara pun selesai,

"Kay ... Jadi pulang bareng ? " Tanya Nino rekan kerja Kayra saat di atas Catwalk.

"Jadi dong No, Yu ...... " Sahut Kayra hangat.

Tiba-tiba tas gendong yang Kayra pakai di tarik oleh seseorang dari belakang, " Eeeee .... " Ucap Kayra melangkah mundur.

"Dia pulang bersama saya ! " Ucap tegas dengan nada berat terdengar dari arah Kayra.

"Ba-baik PAK. " Jawab Nino merasa takut dan langsung pergi.

Kayra memanggil Nino, " Ehhh ... No ...tunggu ! "

"Sttttttt ... Kamu pulang bersama saya. " Hardik keras Raka yang tak mau Kayra pulang dengan laki-laki lain.

Kayra menoleh ke arah Raka dengan tatapan malas, " Iya ... Iya ... Saya tidak ada pilihan lagi."

"Bagus .. Gitu dong, kan tidak akan ada perdebatan kalau nurut. " Sambung Raka.

" Ciye ... Ciye .. ngeri sekarang di jaganya sama PAK TARA. " Goda teman Kayra.

Untung Raka memakai topi dan juga masker, " Sttttt ... Jangan ganggu PAK TARA yang ini galak. Sttttt. " Jawab Kayra.

Teman Kayra pun tertawa, sementara Raka hanya fokus pada layar ponselnya.

"Tuan ... " Kayra memanggil Raka namun tidak ada respon dari Raka.

"Oh iya lupa, Mas .... ? " Panggil Kayra mencubit jaket Raka karna terus fokus pada layar ponselnya.

"Hmmmm .... " Jawab Raka.

"Apaaaa ? Sudah di jawab tapi diam. " Hardik Raka.

"Bagaimana mau menjawab, Tuan saja terus fokus pada layar ponsel itu. " Jawab Kayra.

Raka tersenyum lalu menyimpan Ponselnya di dalam kantong jaketnya, Tangan kanan Raka merangkul pundak Kayra. " Ehhh ... Ehhh jangan begini Tuan. "

"Iya Apa ? " Tanya Raka.

Kayra tersenyum, " Laper. "

"Ya sudah, kamu tunggu di sini ! Take away saja ya ? " ujar Raka tidak mau makan di hadapan umum, Raka masuk ke sebuah restoran cepat saji.

Kayra menyusul Raka karna ia merasa takut dengan seseorang yang terus melihatnya, Kayra sadar laki-laki itu adalah laki-laki yang berusaha mengejarnya, kejadian itu berakhir dengan jatuhnya ponsel Raka yang tak sengaja Kayra injak.

"Kanapa ? Kan sudah saya bilang tunggu ! " Ucap ketus Raka.

Kayra tak mendengar Omelan Raka, Kayra memeluk tangan Raka dan berlindung di sampingnya. " Kenapa ? " Bisik Raka.

"Takut ! " Jawab Kayra mengeratkan genggamannya di tangan Raka.

"Ya sudah, kita pesan makanan dulu setelah itu kita pulang ! " Jelas Raka memperhatikan sekitar. Raka melihat sebuah Cermin besar di sekitaran restauran itu.

Mata Raka terhenti ke arah pintu keluar restoran itu dimana di sekitaran itu di kelilingi kaca bening, sehingga pengunjung di dalam bisa melihat keadaan di luar restauran.

Ia melihat laki-laki yang terus menatap Kayra, sesekali laki-laki itu berbisik pada seseorang yang ada di sampingnya. Lalu mereka tersenyum nakal.

Raka tak mau menegur laki-laki itu karna itu bukan waktu yang pas untuk ribut, " Ayo jangan takut. Makanan sudah selesai. "

"Tuan ... " Ucap kecil Kayra, jantungnya berdegup kencang karna rasa takut yang ia rasakan. Sehingga kakinya terasa berat untuk melangkah.

Tangan Raka memeluk tubuh Kayra, " Ayo .. tidak akan ada yang berani berbuat macam-macam. "

"Gila kalau saya tahu wanita itu ada di sini sudah saya incar dari tadi. " Sahut laki-laki nakal itu.

"Bos itu wanita yang ada di acara waktu itu kan ? " Tanya anak buahnya.

"Benar ... Lain kali tidak boleh lolos. " Sahut laki-laki yang merupakan bos besar yang suka pada banyak wanita.

Setelah Kayra merasa sudah jauh dari area resto itu, ia berlari tanpa mengajak Raka. " Kayy ... Jangan lari, " Teriak Raka.

"Cepat Mas ... cepat ! " Ucap Kayra terus berlari.

Mau tidak mau Raka pun ikut berlari, namun Raka berlari kecil tidak seperti Kayra. Karna menang langkah lari Kayra bisa di bandingkan dengan langkah lebar Raka.

"Apa yang di takutkan, padahal ada saya di sampingnya ! Mana mungkin ada yang mau macam-macam pada aparat yang masih mengenakan seragam seperti ku ini, mereka akan berpikir dua kali. " Sahut Raka yang terus melihat Kayra berlari.

Raka meneriaki Kayra dan menunjukan parkiran mobilnya, Kayra langsung berlari ke arah mobil Raka. Dengan nafas tersengal-sengal Kayra sampai di dekat mobil Raka.

"Sudah saya bilang jangan Lari ! " Omel Raka langsung menekan kunci mobilnya.

"Cepat Tuan ... cepat ! " Hanya itu yang keluar dari mulut Kayra.