NovelToon NovelToon
Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Pedang Dari Masa Depan Jatuh Melalui Sebuah Meteorit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir
Popularitas:46k
Nilai: 5
Nama Author: Wafi_Shizukesa

Peristiwa meteorit jatuh yang anehnya hanya bisa dirasakan oleh Yamasaki Zen, seorang pelajar SMA berusia 15 tahun selepas aktivitas belajarnya di sebuah Akademi Matsumoto. Kejanggalan itu membuatnya terkejut dan bingung setelah suara dentuman keras berhasil membuat telinganya kesakitan. Namun anehnya, kedua orang tuanya sama sekali tidak merasakan dampak apa pun.

Di suatu tanah lapang di bukit rendah, dirinya melihat kilau meteorit dari kejauhan. Setelah selesai memeriksa meteorit itu, suatu hal absurd, kini ia menemukan sebuah pedang di dalam meteorit yang sesaat sebelumnya lapisan luarnya telah hancur dengan sendirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wafi_Shizukesa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 014 : Rencana Berlatih Pedang dan Sebuah Kekuatan

Bagian 1

“Ah, dia?”

“Instruktur...? Kenapa kondisimu seperti itu?”

“...!?”

Hayashi Yuuki sontak tersentak kecil.

Di sisi lain, perkataan yang terdengar blak-blakan itu masih belum disadari oleh Yamasaki Zen sendiri.

“Instruktur?”

Seraya berkata, Yamasaki menunjukkan raut wajahnya bingung.

Dialog yang terjadi cukup singkat.

Menimbulkan banyak pertanyaan baik dari Yamasaki ataupun dari siswa-siswi di kelas itu.

Dilihat dari reaksi cepat para siswa dan siswi di ruangan kelas tersebut, sebagian besar dari mereka adalah para siswi—sebuah topik hangat sudah mereka temukan untuk bahan perbincangan harian mereka.

“—Hai, dia itu siswa baru di kelas kita bukan?”

“—Sepertinya begitu…”

“—Kenapa anak baru itu menyebut Yamasaki-san sebagai instrukur?”

“—Entahlah, ah, apa mungkin… kyaaahh…”

Bisikan-bisikan itu dipastikan tidak akan lama lagi tersebar hingga ke gedung-gedung di divisi yang berbeda.

Di samping itu, selagi murid-murid di kelas itu mempertanyakan perkataan yang diucapkan oleh Natech 004—tidak, kini “Jin” merupakan nama panggilannya, dan untuk sementara juga dirinya akan menyandang nama keluarga “Hayashi” sampai waktu yang tidak ditentukan.

Di sini, Hayashi Yuuki dapat memahami cepat maksud perkataan dari Jin.

Namun di sisi lain, dirinya bingung kalau anggapannya tidak sesuai dengan ekspektasi di kenyataannya.

—Tidak, sebutan ‘instruktur’ itu bukan ditujukan kepada Zen—sebutan itu untuk Natech 002.

Dalam hatinya Hayashi mengatakan demikian.

Dirinya sangat yakin kalau perkataan sebelumnya bermaksud seperti yang dipikirkannya

“Anu... maaf! Aku bukanlah seorang instruktur. Lagi pula, ini merupakan pertemuan pertama kita.”

“…”

Jin tidak membalas respons yang diberikan.

Tanpa peringatan, Jin tiba-tiba menggenggam dan mengangkat tangan kanan Yamasaki Zen yang sekarang terpasangkan sebuah gelang berbahan logam.

“—Wah, berani sekali!”

“—Apa-apa? Apa yang dia lakukan kepada Yamasaki-san?”

“—Apa mungkin…dia ingin mengungkapkan perasaannya?”

Karena tindakan ceroboh Jin, seketika atmosfir di dalam kelas berubah begitu cepat.

Hampir seluruh siswi di kelas itu terkejut dalam artian lain.

“Yang aku maksud ‘instruktur’ adalah ini—Natech 002! Mau sampai kapan kamu merahasiakan ini dariku?”

Meski perkataannya tidak secara eksplisit merujuk kepada gelang di lengan Yamasaki—yang mana, kenyataannya kalau memang gelang itu merupakan jiwa lainnya dari Natech 002. Namun mau dilihat bagaimanapun, tindakannya memang merujuk kepada gelang itu.

Bagian 2

Singkatnya, setelah jam sekolah selesai. Di suatu tempat, di sebuah kafe.

“Jadi, namamu Jin, kan?”

“Itu benar!”

“Dan kamu… pasti bukan manusia, kan?”

Diucapannya di akhir, Yamasaki Zen berusaha untuk memelankan suaranya.

Meski tempatnya yang terbilang cukup sepi dari pengunjung kafe. Namun hal itu tidak membuat Yamasaki lengah dalam berkata.

“Seperti yang kamu katakan—Natech 004. Itu merupakan nama asliku.”

Di sebuah tempat yang telah disediakan untuk mereka bertiga duduk.

Mereka bertiga memulai untuk membahas sebuah topik ringan sebelum pada akhirnya membahas rencana mereka—sebagai sesama pemilik pedang natech (nanoteknologi), untuk menyukseskan tujuan besar mereka… yaitu menggagalkan rencana jahat dari pencipta pedang natech yang ingin menghancurkan planet Bumi.

Namun sebelum itu, topik ringan mereka juga merupakan penting dilakukan untuk mengetahui satu sama lainnya.

Terkhususkan kepada Hayashi Jin, dirinya menggambarkan suatu kehendak yang berbeda dengan Natech 002 yang kini hanyalah berwujud sebuah gelang. Perbedaan wujud seorang manusia dan sebuah gelang. Namun eksistensi mereka yang berupa AI nanoteknologi tidaklah berubah.

Membicarakan tentang AI atau kecerdasan buatan, mereka pastilah memiliki kehendak yang mana itu juga termasuk ke dalam bagian kecerdasan buatan yang dalam kondisi tertentu mereka memiliki alasan tertentu di balik tindakannya.

Sama halnya dengan Natech 002 dalam wujudnya yang berupa sebuah gelang.

“Hai, Zen! Sebenarnya ada hal yang ingin aku tanyakan kepadamu.”

“Hem? Ingin menanyakan apa?”

“Soal pertemuan kalian saat pertama kalinya… itu seperti apa?”

“Soal itu… bagaimana menjelaskannya ya. Yah tetapi, percaya atau tidak, pertama kali aku bertemu dengan Natech 002 yaitu melalui sebuah asteroid jatuh. Saat itu wujud Natech 002 masih berupa sebuah pedang, sampai pada akhirnya aku membawa pedang itu ke rumah… dan kemudian untuk pertama kalinya, Natech 002 berbicara kepadaku saat dirinya masih dalam wujudnya yang berupa sebuah pedang.”

“Lalu, setelah itu?”

“Setelah itu, ya… dia tiba-tiba saja memberikan gelang ini kepadaku sebagai perantara komunikasi nantinya.”

“Kamu melewatkan bagian ketika kamu melemparku cukup keras sampai hampir menghantam lemari di depanmu.”

Berbicara secara langsung tanpa ada satu pun yang disembunyikan. Hanya saja, dengan suara yang agak sedikit merendah, Natech 002 tiba-tiba saja ikut ke dalam pembicaraan.

“…”

“Suara ini… apakah ini Natech 002?”

“Ya, itu memang suara dia!”

Jin ikut masuk ke dalam pembicaraan.

“Tetapi, bagaimana bisa?”

“Singkat saja, karena kami ini sebuah kecerdasan buatan.”

“Baiklah…? Oh iya, kembali ke pembahasan sebelumnya. Apa mungkin, Zen. Kamu takut oleh sesuatu yang menyeramkan?”

Pertanyaan itu masih ada kaitannya dengan topik yang sebelumnya diangkat oleh Natech 002.

“Tidak, bukan seperti itu! Tindakan itu hanya refleks terkejut saat mengetahui sebuah pedang tiba-tiba saja berbicara kepadaku.”

“Hem… memang sih, membayangkan sebuah pedang berbicara ataupun peristiwa semacam poltergeist yang melibatkan barang-barang di kamarmu. Pasti itu cukup seram juga, sih!”

“…”

Mendengar balasan yang diberikannya.

Yamasaki memilih untuk tidak menanggapinya. Walaupun dirinya tahu betul kalau apa yang diucapkan seharusnya bertujuan untuk mempermainkan dirinya, tetapi anehnya, peluh keringat tiba-tiba saja keluar dan mengalir dari pelipisnya.

“Ngomong-ngomong, bagaimana dengan pertemuanmu dengan Natech 004? Seharusnya, pertemuan kalian tidak jauh berbeda seperti yang aku rasakan, bukan?”

“Tepat sekali!”

“Lewat meteorit, ya? Memangnya di mana kalian saling bertemu?”

“Di pinggiran jalan raya kota! Tempatnya tidak jauh dari kafe ini, kok! Karena saat itu, pas sekali aku dalam perjalanan pulang setelah kencan dengan Kichida di kafe ini.”

“Meteoritnya?”

“Ah, kalau soal meteorit itu, aku sudah melihatnya berada di tengah jalan raya.”

“Di tengah jalan raya? Tetapi, bukankah akan ada banyak orang yang menyaksikan?—Tidak, kesampingkan soal itu—!!”

Yamasaki tiba-tiba tersentak saat pikirannya mulai menyadari sesuatu.

Sesuatu hal seperti menanyakan korban dan kerusakan apa saja yang ditimbulkan oleh meteorit yang jatuh di tengah jalan raya kota. Pertanyaan seperti itu lantas dia urungkan ketika terlintas dalam benaknya yang mengingatkan akan kejadian yang serupa seperti apa yang dialami.

Seharusnya, lokasi yang berbeda tidak akan mempengaruhi dampak yang terlalu signifikan akan sesuatu hal seperti bencana meteorit jatuh.

Jika apa yang telah dialami oleh Yamasaki Zen seolah tidak terjadi apa-apa, maka seharusnya mereka pun mengalami hal yang serupa. Mungkin kekuatan mistis merupakan jawaban saat ini untuk peristiwa yang absurd tersebut. Setidaknya itulah yang dipikirkan Yamasaki.

“Ada apa, Zen?”

“Tidak, tidak apa-apa! Lanjutkan saja!”

“Lalu… kamu tahu tidak? Pertemuanku dengan Natech 004 saat itu terasa absurd untuk dikatakan sebuah pertemuan.”

“Memangnya apa yang dia lakukan saat pertama kali bertemu denganmu?”

“Dia ingin membunuhku!”

“Membunuh?”

Setelah mengatakannya, Yamasaki berpaling melihat Hayashi Jin, sesaat setelah tatapan masih berlangsung, Jin tidak membuat reaksi wajahnya sama sekali. Wajahnya yang tampak polos malah membuat kesan konyol yang diberikan. Itu tatapan wajah dari seseorang yang tidak mengenal dosa.

“Aku kira membawa pedang adalah hal yang dibolehkan di tempat umum?”

“Apa maksudmu?”

“Yah, intinya. Dia tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah pedang yang entah berasal dari mana tiba-tiba saja terbentuk begitu saja. Lalu, bamm, dia kemudian berjalan menghampiriku dengan kesannya yang seperti seorang pembunuh.”

Hayashi Yuuki mencoba menjelaskannya langsung ke topik.

“Begitu, kurang lebih aku sudah paham. Entah kenapa aku berpikir, kalau zaman mereka yang kita rasa teknologi mereka sudah lebih maju, ternyata jauh terbelakang dari zamannya kita.”

“Woah… kata-katanya boleh juga.”

Meskipun nada bicaranya terkesan ambigu.

Hayashi Yuuki hanya ingin memberikan sebuah pujian di dalam ucapannya barusan.

“Selain itu, apa-apaan ‘bamm’ barusan?”

“‘Bamm’… memang benar seperti itu, kok. Singkatnya, sesuatu seperti menampar diriku begitu saja.”

Setelah mencoba untuk berpikir setelah penjelasannya yang dirasa kurang untuk dapat dipahami. Pada akhirnya, Hayashi pun menyerah dan mengeluh.

“Ah… duh, kalau seperti ini jadi susah untuk dijelaskan, tahu! Oi, Jin, bantu aku menjelaskannya, dong!”

“Apa maksudmu dengan ‘bamm’, aku sama sekali tidak mengerti.”

Wajah konyol itu kembali diperlihatkan.

“Jangan berbohong seperti itu! Kamu yang melakukan hal tersebut, bukan?”

Selagi perbincangan berakhir menjadi sebuah perdebatan, Natech 002 mencoba untuk berkata:

(Seperti biasa, Natech 004 selalu saja jahil kepada seseorang.)

—Eh?

Yamasaki berpaling ke bawah melihat gelang di tangan kanannya.

(Tentunya, dia juga terlalu malu untuk menunjukkan sifat aslinya di hadapan orang lain.)

Untuk sesaat, Yamasaki hanya terdiam.

—Jadi maksudmu, itu benar-benar terjadi?

Sebelum pertanyaan itu dijawab, suara yang mengeluh tiba-tiba saja terdengar keras dan begitu saja “Ahh…” keluar dari mulut Hayashi Yuuki. Suara itu kembali terdengar untuk kesekian kalinya.

“Sudah cukup. Bisa-bisa perdebatan ini tidak akan ada habisnya jika kamu masih bersikeras tidak mengakuinya seperti itu. Dasar.”

“Aku memang tidak melakukannya, kok!”

Jin segera membalas perkataan itu sebelumnya.

Mendengar balasan itu meski hanya satu kata saja sudah membuat Hayashi Yuuki hampir habis rasa sabarnya. Untungnya, dirinya masih bisa menahannya.

“Kalian berdua…”

Yamasaki mencoba menarik perhatian mereka berdua.

Sontak saja, mereka berdua langsung melihat ke arah suara yang memanggil.

“...ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan. Sebenarnya, ini mengenai rencana untuk menghentikan pencipta pedang—pencipta mereka berdua, Natech 002 dan Natech 004, untuk mendapatkan inti kekuatan pedang natech. Dan untuk mencegah terjadinya kehancuran planet Bumi karena ulahnya. Aku diberitahu oleh Natech 002, kalau inti pedang-lah yang mereka incar. Dengan kata lain, jiwa lainnya—gelang inilah yang menjadi incaran mereka.”

“Gelang itu?”

“Aku tidak tahu, bagaimana dengan inti pedang milik Natech 004. Lagian, dia sendiri kini berwujud seperti manusia. Jadinya, kita anggap saja kalau seluruh tubuhnya saat ini yang menjadi incarannya.”

“Entah kenapa, aku merasa kalau peristiwa pemberontakan ini terasa aneh saja. Pokoknya, kesampingkan saja itu terlebih dahulu. Mengenai rencana sebelumnya… apakah kamu sudah tahu apa yang harus kita lakukan ke depannya?”

“Ya. Sebenarnya juga, ini bukanlah rencana yang aku buat. Sepenuhnya, rencana ini dibuat oleh Natech 002 dan aku hanya menyampaikannya saja.”

“…”

“Natech 002 ingin kita berlatih pedang dan mempelajari kekuatan masing-masing pedang natech.”

1
Wafi_Shizukesa
syapp!
Not Found
semangat kak 😊❤️
Ananda
sangat keren dan menginspirasi
Hibr 'Azraq
11, 12 sama si Taewoon wkwkwk.
Hibr 'Azraq
Fufufu, Tidak baik menolak rezeki Zen...
Hibr 'Azraq
Anak pintar....
Wafi_Shizukesa
lah, kamu mampir dong 😅
Hibr 'Azraq
gila novelnya keren..! semangat Thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!