Kala itu hujan turun begitu deras, guyuran air hujan menutupi kepedihan yang terpendam dalam hati.
Aku harus merelakannya, kata-kata yang selalu ku tanamkan dalam hati, hanya untuk menghibur diri.
Serin terpaksa menahan malu saat bertemu dengan mantan kekasihnya yang sedang menggandeng wanita lain tepat di depan matanya, sahabatnya Aura mempertanyakan mengapa kejadian itu bisa terjadi, apa lagi sosok wanita yang di gandeng Riko adalah Putri yang merupakan salah satu sahabat mereka.
Temukan kelanjutan cerita ini, di karya pertamaku.
mohon suport, saran dan kritiknya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Rahasia apa?
Setelah selesai makan malam, Aku dan Ibu duduk di ruang tamu menikmati malam sambil minum segelas teh hangat.
"Gimana keadaan nenek Bu?"
"Nenek baik-baik aja, tapi setiap Ibu berkunjung ke tempat Nenek, Ibu jadi ingat masa lalu, jadi nggak tega ninggalin Nenek sendiri pasti dia kesepian di sana"
"Kenapa Nenek nggak ikut ke sini aja sih?"
"Biasalah, Nenek mu, jawabannya selalu sama, Nggak mau meninggalkan kenangan nya di sana"
"Serin, kagum sama Nenek, Cinta nya ke Kakek nggak pernah pudar meski Kakek sudah pergi untuk selamanya"
"Ya, begitulah Nenek mu, selalu bercerita tentang masa lalu nya, Ibu hanya bertugas mendengarkan meski cerita nya udah yang kesekian kali nya"
"Jadi rindu Nenek, apa akhir pekan Aku ke sana aja, ya Bu?"
"Pergi sama siapa?"
"Aku mau ngajak Aura, Kalau Dina mau ikut juga lebih bagus, pasti Nenek senang ketemu sama tu anak"
"Tukang ojek mu nggak kamu ajak, sekalian?"
"Ih...Ibu, ada-ada aja"
Setelah dua jam bercengkrama bersama Ibu, akhirnya kami memutuskan untuk istirahat.
Pagi terasa indah saat Ibu di rumah, Aku bisa bersantai layaknya seorang ratu, sarapan sudah tersedia dan yang paling Aku suka adalah Omelan Ibu saat membangunkan ku dan Dina, hal itu adalah sesuatu yang selalu Aku rindukan saat Ibu tak ada, di tambah drama-drama Dina yang selalu membuat ku tersenyum, hanya kurang satu yaitu si tampan yang bijaksana dan selalu menjadi tameng ku saat di omeli Ibu, yaitu Ayah.
sayangnya beliau masih di luar kota, untuk menyelesaikan urusan pekerjaannya.
Ah....Aku merindukanmu Ayah...
Aku buru-buru ke kampus, Aku sampai lupa ada janji sama Kak Jack mencari bahan keperluan untuk mendekor kampus, habislah Aku kalau sampai terlambat.
Saat baru keluar dari pintu gerbang rumah, Aku udah di tungguin sama Pangeran ku, alias Ayang Riko.
"Ayo cepat"
Riko memakaikan helem di kepalaku,
"Kamu kok, ke sini?"
"Mau Gimana lagi, Pacar Aku udah di tungguin, Aku di utus untuk menjemput"
"Maksudnya, Kak Jack"
"Aku nggak mau kamu di hukum sama senior jahat itu"
"Makasih ya, udah perduli sama Aku"
"Cuma, makasih aja?"
"Jadi maunya apa?"
"Nanti aja, sekarang nggak ada waktu"
Riko melajukan sepeda motornya membelah jalanan menuju kampus ku.
Lima belas menit, akhirnya kami sampai di gerbang kampus,
"Udah cepat sana!"
"Kamu gimana?"
"Aku mau mengunjungi beberapa universitas"
"Jadi kamu belum pilih, mau kuliah dimana?"
"Iya, ya udah dah kamu masuk, ntar Kak Jack marah"
Aku melihat ke sekeliling kampus, saat sepi Aku langsung mengecup pipi Riko.
Cup...
"Dah..."
Aku bisa melihat Riko syok dengan tindakan ku, Aku hanya tersenyum melihat wajah bingungnya itu dan buru-buru masuk ke kampus.
"Hai...Nona, Cinderella, jam berapa ini?"
Kak Jack tiba-tiba sudah berada di belakangku, ya Aku bisa mengetahui itu dari suara nya yang terdengar serak-serak basah, kayak habis konser tiga hari tiga malam.
"Eh...Kak Jack"
Aku menoleh sambil memasang wajah imut, biasanya saat melihat ku seperti ini orang-orang pada nggak tega kalau mau marah sama ku.
"Sit, kok dia imut banget, tapi bukan berarti aku luluh, karena kamu telat tiga puluh menit, kamu yang bawa semua belanjaan"
"Tenang, Kak itu bisa di atur, Ayo kita pergi"
"Karena kamu telat kamu yang bawa sepeda motornya"
Aduh, mampus, Aku kan nggak bisa bawa sepeda motor, tapi kalau Aku bilang, Kak Jack pasti tambah marah dan meremehkan Aku, tapi gimana ya?"
Kami berjalan ke parkiran, di perjalanan Aku sudah gugup dan keringat dingin.
Buru-buru Aku menggulung rambut dan menggulung lengan baju, rasanya tubuhku ke gerah.
Beberapa kali Kak Jack memperhatikan ku, mungkin dia curiga dengan gelagat ku.
"Kenapa, nggak bisa ya naik motor"
"Bisa kok"
dalam hati Aku bicara, kalau naik aja bisa masalahnya nggak bisa buat motor itu jalan, Aduh gimana ni?"
Pelipis ku mulai berkeringat, saat Kak Jack melemparkan kunci motor.
"Ni, ambil"
Tangan ku gemetaran memasukkan kunci ke lubang kunci.
"Bisa nggak sih, lama banget, inikan cuma skuter, kamu nggak bisa ya?"
"Hehehe...Maaf Kak, Belum belajar"
"Sudah ku duga, dasar besar mulut"
"Ih...ngomongnya kok kasar gitu sih"
"Makanya jangan pacaran aja, jadi bodoh kan"
Aku terbengong mendengar ucapan Kak Jack, Maksud nya apaan ya menyinggung masalah pacaran?
"Lah apa hubungannya, masalah nggak bisa bawa motor sama pacaran"
"Bukan masalah nggak bisa bawa motornya, tapi karena pacaran jadi lupa waktu, jadi nggak bertanggung jawab kan?"
"Ya, Maaf, besok nggak gitu lagi, deh"
Aku mengerjap kan mata beberapa kali, kayak boneka yang nangis kalau empeng nya di lepas.
"Apaan sih, sok imut, kamu gitu sama Riko aja, jangan sama Aku nggak ngaruh tau"
"Kan lagi, cari perhatian sama calon kakak ipar, hehe..."
Aneh ya Aku ini, kok jadi seberani ini sama Kak Jack, soalnya Kak Jack itu terkadang tegas, terkadang nyebelin, terkadang bijaksana, Aku jadi teringat sama Ayah, berbeda banget sama Riko yang manis dan lembut, Lah kok aku jadi membandingkan mereka sih.
"Eh...kok malah bengong, Ayo naik, ni pakai helm nya"
Kami menyusuri jalan yang semakin padat, udara pun terasa panas akibat matahari yang mulai naik.
"Apa Aku bilang, kalau begini kan jadi terjebak macet"
Aku tutup telinga mendengar ocehan Kak Jack, udah hari nya panas di tambah macet plus di omeli, langkap sudah penderitaan ku.
Akhirnya kami sampai ke tempat tujuan dan membeli semua keperluan dan benar Kak Jack membebankan semua belanjaan kepadaku, ini berat tau, siapa pun tolong bantu Aku.
Dia dengan santai nya berjalan, menunjuk dan membeli semua, sedangkan Aku yang berada di belakangnya sibuk menenteng belanjaan, sangking beratnya Aku hampir terjatuh beberapa kali, sial Aku disiksa sama ni orang.
Saat sampai di parkiran motor, Aku langsung menyusun belanjaan di box belakang, tiba-tiba Kak Jack menarik tanganku sehingga kami berpelukan, hal itu membuat ku terkejut, Eh...ada apa ini.
Kak Jack berteriak sambil memaki
"Hai...setan, yang benar dong kalau jalan, nggak lihat ada orang?"
ternyata pengendara sepeda motor yang ngebut saat keluar dari parkiran itu, hampir menyerempet ku.
Bukannya berhenti orang itu malah ngebut tak menghiraukan ocehan, Kak Jack.
"Kamu lagi, bukannya kepinggir, untung nggak tertabrak"
"Lah, kenapa marah ke Aku juga"
"Kamu baik-baik aja, kan?"
"Iya"
Kami pun akan kembali ke Kampus, tapi kali ini tak terdengar lagi ocehan Kak Jack saat di atas sepeda motor.
Kami sampai di kampus saat menjelang siang, dan kebetulan Aku sudah lapar, saat menuju kantin Aku bertemu Yu.
"Hai...Cantik, ketemu lagi kita"
"Hai...Yu, kamu mau pesan apa, biar Aku pesan kan"
"Aku minum aja, Air putih ya, itu bagus buat kesehatan"
"Iya, deh. si paling sehat"
Kami mencari tempat duduk yang nyaman,
"Gimana, kamu mau nggak ikut kelompok kami"
"Kelompok tari maksud kamu?"
"Iya, soalnya kami kurang satu orang lagi, untuk tampil di acara nanti"
"Aku nggak bisa, Yu"
"Tenang Aku latih kamu, pasti bisa"
"Gimana ya, bukannya Aku nggak mau bantu, tapi ntar jelek bikin kalian malu kan"
"Udah kamu datang aja dulu, ntar kita bisa atur lah"
"Ya, udah Aku coba ya, tapi kalau Aku nggak bisa kamu jangan maksa Aku lagi ya"
"Iya, Makasih ya, sayang"
"Hehehe...Iya"
Saat lagi Asyik menikmati Gado-gado, tiba-tiba Yu mengeluarkan album foto.
"Apaan tu Yu?"
"Ini foto-foto waktu perpisahan Aku di SMP, udah lama banget Aku minta, baru tadi di kirim teman Aku yang di luar kota.
"Ih...jadi penasaran mau lihat kamu waktu masih SMP"
"Iya, nih, Aku juga penasaran, gimana kalau kita lihat bareng-bareng "
Yu membuka lembar demi lembar album foto itu,
Ya, terlihat sangat menyenangkan, beberapa foto saat mereka di sekolah.
masa yang sangat indah dan sulit di lupakan.
Tibalah pada lembar terakhir foto saat semua teman-teman Yu berkumpul bersama, sepertinya itu foto perpisahan mereka, tapi ada sesuatu yang membuat ku teringat pada seseorang, ya, foto di sudut no tiga paling kiri, gadis itu mengingatkan ku pada seseorang.
"Yu, ini siapa?"
Aku menunjuk foto gadis itu.
"Oh...ini Putri"
Deg...
Putri?
"Kamu tau nggak nama ni anak sedikit nyentrik loh, Putri Salju, aneh banget kan namanya, mungkin emaknya suka nonton film Disney"
Aku terdiam saat Yu, menceritakan orang yang ada di foto itu, apa dia Putri yang sama dengan Putri yang ku kenal?
"Dia orangnya gimana sih, Yu?"
"Ya, biasa aja sih, cuma agak cupu dan pendiam gitu, tapi dia orangnya baik kok"
"Oh...gitu"
"Kenapa, kamu kenal dengan dia?"
"Iya, soalnya mirip sama teman ku saat SMA"
"Nggak mungkin, teman Aku ini udah meninggal, beberapa hari setelah kami perpisahan sekolah, katanya dia sakit tapi nggak tau sakit apa"
Ucapan Yu, membuat ku Syok dan bingung,
Gimana ni maksudnya?
bgs tapi trsannya hrs minta ....tp knp ngga muncul lanjutanngs 😭
sebenarny ini gaya anak yg belum dewasa.
ibaratny aja nih duren (duda keren) masih ada wanita (bahkan maaf janda sekalipun) yg tertarik apalagi pria yg lajang belum menikah.