Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.
Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.
Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.
SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Semakin membaik.
Keadaan Bang Arma sudah mulai membaik, tingkat syoknya pun mulai mereda. Bang Arma melongok melirik bayi kecil yang sedang di tidurkan di samping ranjangnya sedangkan Nadia sedang berusaha untuk belajar berjalan karena luka pada tubuh Nadia belum juga kering.
Bang Arma segera bangkit, ia mengambil botol infus lalu mengantonginya dan mendekati Nadia lalu menggendongnya.
"Aawwhh.. nanti Nadia jatuh, Abang juga belum sehat..!!" Kata Nadia.
"Kata siapa?" Perlahan Bang Arma merebahkan Nadia di atas tempat tidur.
Nadia masih memercing merasakan sakitnya, cengkeraman tangannya begitu kuat. Keringat pun mengucur di keningnya.
"Istirahatlah, biar Abang yang jaga jagoan..!!" Kata Bang Arma lalu mengecup kening Nadia. "Maaf, sebenarnya Abang tidak bermaksud menjadi suami yang pengecut, tapi sungguh hati ini benar-benar tidak kuat melihat kamu kesakitan sampai seperti itu. Rasanya Abang tidak berdaya saat kamu butuh Abang."
Nadia tersenyum di balik rasa kesakitan nya yang begitu menyiksa. "Abang tidak jauh dari Nadia saja rasanya sudah sangat membahagiakan."
"Banyak istirahat ya, sayang. Nanti kalau sudah sampai di rumah, Biar Abang saja yang kerjakan semua. Pulihkan dulu kesehatanmu..!!"
Bang Arma ingin mengulang kecupannya sekali lagi tapi nampaknya si kecil sudah memprotes sang Papa dan menginginkan belaian sayang dari Papanya juga. Mau tidak mau Bang Arma segera menyudahi dan mendekati jagoan kecilnya.
Awalnya Bang Arma kebingungan dan tidak berani untuk menyentuh jagoan kecilnya tapi di saat itu ada getaran yang menuntunnya agar berani menyentuh malaikat pelengkap hidupnya.
"Uusshh.. jagoan..!! Ini Papa le..!!" Katanya kemudian perlahan memberanikan diri untuk mengangkat tubuh kecil tersebut. "Sayaang.. ini Papa, Bang." Ucapnya lirih kemudian mengecup kening sang putra. "Karena kamu begitu sakti membuat Papa kelabakan, Papa akan memberimu nama Silas Sakti Alugara."
cckkllkk..
Pintu ruang rawat Nadia terbuka, terlihat Bang Lingga menjenguknya bersama dengan Bang Angger dan Bang Aryo.
"Waduuuhh.. sudah berani gendong sendiri rupanya. Awas infusmu..!!" Tegur Bang Lingga.
"Siap Bang, ijin."
"Mana sini, Abang gendong jagoanmu." Bang Lingga meminta bayi itu dari tangan Bang Arma tapi Bang Arma menolaknya.
"Saya baru saja gendong Bang."
Bang Lingga pun memaklumi dan segera mengambil botol infus dan membantunya memegang kesana kemari.
Tau seniornya sibuk sendiri, Bang Aryo pun mengambil alih tugas Bang Lingga sedangkan Bang Angger membenahi posisi tidur Nadia yang nampaknya sedikit kurang nyaman.
"Masih sakit?" Tanya Bang Angger kemudian mengusap kening Nadia.
"Nggak terlalu, Bang."
"Banyak makan, banyak istirahat, jangan terlalu banyak mengerjakan pekerjaan yang berat dulu..!! Biar Arma yang kerjakan semua..!!" Pesan Bang Angger jauh lebih lembut dari biasanya.
"Nadia ngerti Bang."
Bang Angger tidak bisa menahan rasa harunya. Ada sebersit perasaan tidak tega namun tidak ada yang bisa di perbuat. Adik kecilnya memang telah menjadi milik pria lain dan dirinya memahami betul siapa yang telah menjadi pendamping adik perempuan nya.
...
Sore ini Bang Arma dan ketiga sahabatnya sedang membicarakan masalah pekerjaan. Mungkin benar rumah sakit bukanlah tempat yang sesuai untuk membahas masalah pekerjaan tapi pekerjaan mereka harus segera di rampungkan karena pihak pusat pun sedang menunggu hasil kerja mereka di tingkat daerah.
"Kita buat benteng di sekitar lapangan tembak dengan ban bekas saja, Bang. Kalau membangun ulang dengan dinding di saat seperti ini, kita malah akan membuang banyak waktu." Kata Bang Arma menganalisa situasi.
"Itu benar Ar, tapi dalam segi kekuautannya bagaimana?" Tanya Bang Aryo.
"Jelas dinding beton. Tapi event ini hanya dua Minggu saja. Kita bisa pergunakan rencanamu di lain waktu, ini hanya usulan sementara karena waktu lomba sudah mepet. Memang kita bisa menggunakan tenaga anggota tapi kita juga tidak patut membuat anggota kita kelelahan. Mereka juga punya rasa lelahnya sendiri, Ar." Jawab Bang Arma.
"Sudah, usul kalian semua tidak ada yang salah. Tetap akan saya pakai semua. Tapi ada baiknya saya pakai usul Arma lebih dulu, lebih ringkas dan sedikit meredam loncatan selongsong peluru." Kata Bang Lingga.
"Siap..!!" Kata ketiga Junior secara bersamaan.
Tak berapa lama beberapa orang dokter berlarian masuk ke kamar rawat khusus bayi.
"Ada apa ya?" Tanya Bang Angger.
Bang Arma pun menghadang langkah seorang perawat pria.
"Ada apa Mas?"
"Ijin.. ada seorang pasien kabur dan meninggalkan bayinya." Jawab perawat tersebut.
"Ya Allah, tega sekali orang tuanya." Gumam Bang Arma.
.
.
.
.
Tapi ambil hikmahnya, selain sebagai rejeki kehadirannya juga sebagai pelengkap setelah adanya 2 jagoan, dan menambah kokohnya cinta kalian
Tapi seorang ibu tak pernah rela anak2nya dimarahi sekalipun itu oleh ayahnya