Perfect Sweet Marriage

Lanjuttttssssss...

***

"Ini laporan terbaru"

Ujar aldo sembari meletakan amplop di hadapan diego lelaki itu tampak memejamkan matanya

"Do hubungi dokter.."

"Anda ingin mengakhirinya sekarang" Tanya aldo dengan wajah sedikit terkejut

"Tidak.. Tapi aku ingin memeriksanya saja" Jawabnya sembari meraih amplop yang diberikan aldo, senyum seringai tajamnya tercipta saat melihat foto tersebut aldo sedikit terkejut melihat senyum itu

"Sepertinya ia semakin berani" Ujarnya kembali meletakan foto itu

waktu berjalan cepat malam kembali tiba seperti biasa diego pergi ke bar ia minum sampai tak sadarkan diri semenjak menghilangnya danira ia kembali memulai kebiasaan buruknya itu sampai aldo pun terkadang keteteran seperti malam ini diego benar-benar mabok berat

"Ayo kita pulang" Ajak aldo

Diego mengangguk ia dipapah oleh sahabatnya itu untuk pulang

Dirumah keluarga Agae, Bella sebagai menantu pertama dan satu-satunya sedang disidang

"Jadi kapan Bella" Tanya pak Agae membuat wanita itu mengangkat pandangannya sesaat menatap kedua mertuanya

"Sudah lima tahun bella, tapi kamu belum bisa memberikan kami cucu ataupun diego seorang anak.. Kami memerlukan penerus semua ini bella jika sampai tahun depan kamu belum bisa memberikan diego keturunan maka kami akan menceraikan kalian berdua.." Ucap leira meneruskan ucapan suaminya

"Maa berikan saya waktu" Ucap bella perlahan

"Waktu.. Kamu masih minta waktu apa selama lima tahun itu bukan waktu yang lama..? Hardik pak Agae membuat bella tersentak

"Sudah paa ayo naik, dasar mandul" Ajak Leira sembari membawa suaminya pergi meninggalkan bella seorang diri

Bella duduk tertegun sembari mengepalkan kedua tangannya ia menatap sinis kepada mertuanya yang sudah menjauh

Waktu menunjukkan pukul satu dini hari suara langkah kaki diego mendekati pintu bella yang sejak tadi menunggu kedatangan lelaki itu segera bersiap untuk menyambut Diego

Dengan penampilan sensualnya ia berdiri menantang saat lelaki itu membuka pintu suasana kamar yang gelap gulita membuat diego berjalan sempoyongan hingga ia terjatuh diatas kasur tiba-tiba bella datang menindihnya dengan intim wanita itu mencium leher jenjang diego bahkan tangannya berani menyentuh benda pusa pria itu

"Hentikan dan menjauh dariku" Tolak diego sembari berdiri mendorong bella turun dari atas tubuhnya

"Mas ayolah aku udah bersiap sejak tadi" Mohon bella

"Aku tidak peduli" Ujar diego, bella dibuat kesal dengan perkataan lelaki yang berstatus suaminya itu dengan kesal ia menyalakan lampu terlihat kondisi kamar yang sudah begitu romantis dengan hiasan mawar memenuhi kasur mereka dan penampilan bella menggunakan lingerie seksi menampilkan bentuk tubuhnya yang menantang

"Lihat mas apa kurangnya aku.. aku cantik, seksi dan menawan apa kurang ku.. aku lahir dari keluarga baik-baik dan berpendidikan tapi kenapa kamu mengabaikan ku" Protes bella dengan air mata mengalir membasahi wajahnya

"Aku tidak akan pernah bisa menyentuhmu.. Bukankah sejak awal sudah ku katakan pernikahan ini hanya ada bagimu tapi tidak bagiku" Jawab diego

"KENAPA MASS KENAPA.. KENAPA KAU MENERIMA PERNIKAHAN INI JIKA SEJAK AWAL KAMU TIDAK BISA MENCINTAIKU" bentak bella murka ia menghampiri diego dan berdiri dihadapannya

"Aku hanya ingin merasakan cintamu mass.. Berikan aku kesempatan" Mohon bella ia bahkan sampai duduk bersimpuh dihadapan diego namun lelaki itu tetap acuh ia bahkan mencoba berdiri meskipun sempoyongan dan berjalan menjauhi bella

"Aku tahu alasan mu melakukan ini mas... Apa lebihnya wanita itu wanita itu penipu mas dia merebut posisiku saat itu dia menculik ku wanita itu licik wanita itu..."

"CUKUP" diego menghentikan langkah kakinya ia kembali menghampiri bella entah mengapa tiba-tiba kesadaran lelaki itu membaik

"Jangan katakan apapun tentang dia, sekuat apapun kamu mencoba kamu tidak akan bisa merubah sedikitpun keputusanku " Ucapnya dengan menekan setiap kalimatnya

"Mas... A-aku"

"Sudah bella aku sedang tidak ingin berdebat denganmu.." Ucap diego sembari menjauhi wanita itu ia pergi dari kamar itu meninggalkan bella sendiri

Wanita itu terdiam air matanya menetes disertai dengan senyuman prustasi diwajahnya

"Haahahaha.. Kau bisa-bisanya kau mencintai jalang sepertinya..." Teriak bella murka ia menghambur semua barang-barang didalam kamarnya sembari memaki nama danira dan diego.

Ditempat lain danira sedang mendapatkan masalah tiba-tiba ia mendapatkan surat pemecatan dari kantornya dengan mata nanar ia menatap surat ditangannya

"Apa salahku kepadanya.. Kenapa aku mendapatkan surat pemecatan ini" Lirih danira

"Raa gimana kamu udah hubungi pak toni" Tanya zura, danira menggelengkan kepalanya pasrah

"Kenapa?" Tanya zura

"Tidak tahu, aku tidak tahu salahku apa zuu.." Jawab danira lemas

"Raa apa kalian bertengkar? Atau apa kau menyakitinya " Tanya zura lagi

"Tidak ada, lagipula untuk apa aku menyakitinya aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan nya" Jawab danira

"Loh bukannya pak toni itu ayahnya laura"

"HUSSS.. ZURAA" Danira menatap wajah wanita itu dengan kesal membuat azura terdiam sembari menangkup mulutnya

"Maaf" Cicit wanita itu menyesal

"Maaf zura aku terlalu emosi.. Toni atau siapapun tidak ada hubungan apapun dengan laura.. Laura pure milikku" Jawab danira sembari menghela nafasnya berat zura merasa bersalah ia memeluk danira perlahan

"Kamu balik kerja aja, aku akan pulang saja" Ucap danira

"Lalu surat itu apa kau tidak ingin mencari tahu sebabnya" Tanya zura

"Nanti saja.." Ucap danira sembari berlalu dengan langkah gontai

"Kenapa tiba-tiba begini.. Lalu aku harus bagaimana, apa aku cari kerja lain saja.."

"Aku salah apaa" lirih danira bagaimana tidak baru saja ia mendapatkan surat pemecatan langsung dari CEO restoran itu jika sudah CEO yang turun tangan bahkan orang lain pun tidak berhak merubah nya selain orang itu sendiri.

Danira termenung didalam apartemen nya menatap layar laptop dihadapannya ia mulai kembali untuk browsing mencari pekerjaan danira sadar jika ia tidak cepat mencari pekerjaan maka ia dan laura akan mati kelaparan karena hidup di LN sungguh jauh berbeda dari IND lama termenung tiba-tiba layar laptopnya menyala menampilkan notifikasi dari emailnya

"Apa ini" Cicit danira berbincang sendiri sembari membuka email itu seketika membuat matanya terbelalak kaget ia bahkan berkali-kali memasang dan melepas kacamata bacanya untuk memastikan jika ia tidak salah

"Mengabdi tulus lawyer group"

"I-ini" Danira menangkup wajahnya tak percaya disaat ia sedang susah-susah mencari pekerjaan ia malah mendapatkan tawaran cuma-cuma untuk bergabung dengan pekerjaan yang benar-benar ia idamkan sejak lama

"Tapi.." Danira menutup kembali laptopnya ia menatap laura yang sedang bermain seorang diri

"Apa aku harus kembali ke sana.. Tidak aku tidak akan kembali ke sana.." Ujar danira menekan tekadnya

"Husss bajingan.." Danira menghempaskan tubuhnya di sofa setelah 5 hari berlalu ia mencoba mencari pekerjaan ke sana ke mari tapi tidak ada juga satu tempat kerja pun yang menerimanya berbagai alasan mereka berikan membuat danira menjadi kesal seorang diri

"Baik aku akan kembali.. Tapi kali ini tidak menjadi danira yang dulu, kali ini danira akan kembali dengan pribadi yang lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi siapapun.."