NovelToon NovelToon
The Wait Gets Duda Elegan

The Wait Gets Duda Elegan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / spiritual / Duda / Cinta setelah menikah / Cinta Murni / suami ideal
Popularitas:62.2k
Nilai: 5
Nama Author: Naacha_Nadya

"Pasti Bapak juga gak percaya, kan kalo saya masih perawan?"

"Iya saya gak percaya! Sebelum saya menikahi kamu."
_____

Bagi Tasila, Gezze itu menyeramkan. Dia tidak seperti laki-laki baik yang Ia idam-idamkan selama ini. Dia seorang duda kaya raya yang isu-isunya sempat terkena kasus KDRT sebelum bercerai dengan mantan istrinya.

Tapi, dibalik itu Gezze adalah penyelamatnya. Lebih tepatnya mereka saling menyelamatkan satu sama lain.

Gezze menikahi Tasila bukan tanpa sebab melainkan ada sebuah rahasia yang membuatnya tertarik kepada gadis itu.

Begitupun dengan Tasila, walaupun Ia menerima Gezze pada awalnya karena keterpaksaan namun, pada akhirnya Ia pun mulai menjadikan Gezze sebagai sosok pelindungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naacha_Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meeting Di Kantor Gezze

"Kak Lala." Tasila menoleh ketika pundaknya ada yang menepuk.

"Eh, Niki, Dika." Tasila terkejut melihat dua Kakak beradik itu berada di pasar malam juga.

"Hay Sil." Sapa Dika sambil menyunggingkan senyuman.

"Oh iya Dik, kenalin ini Mas Gezze suami aku. Belum pernah ketemu langsung, kan kalian?" Dika menggeleng seraya tersenyum ke arah Gezze dan mengulurkan tangannya.

"Dika,"

"Gezze." Gezze pun membalas uluran tangan Dika.

"Udah, beli makannya?" Tanya Niki menatap Tasila.

"Udah."

"Ayo makan di taman bareng kita. Aku tau taman yang bagus dekat sini."

"Boleh." Balas Tasila seraya menatap sang suami dan sepertinya Gezze pun setuju.

Ketiganya sampai di sebuah taman yang cukup luas dan indah serta dengan lampu-lampu yang lumayan untuk penerangan malam hari.

Ketiganya pun duduk lesehan dan mulai menikmati makanan mereka.

"Dika, makasih ya sudah bersedia membantu saya dan istri saya."

"Sama-sama Mas. Saya sama Tasila itu udah sahabatan lama jadi, sudah seperti kewajiban untuk saling menolong."

"Dika ini baik banget loh Mas. Waktu dulu pas aku kuliah jurusan hukum yang gak sampe lulus itu, dia yang sering pinjemin uang buat bayar UKT. Dia juga yang jadi orang dalem pas aku ngelamar jadi detektif." Cerita Tasila.

"Oh iya?" Tasila mengangguk cepat.

"Kamu udah berapa tahun kerja di Plam?"

"Kurang lebih 8 tahun sampai sekarang."

"Lama juga ya."

"Lumayan Mas. Ya... Yang penting bisa dapet uang buat diri sendiri dan adik." Dika kembali menyantap jajanannya.

"Kamu sudah menikah?" Dika menggeleng.

"Saya masih single."

"Oh kira saya udah nikah." Dika faham maksud Gezze, Ia pun menunjukkan cincin di jari manisnya.

"Ini bukan cincin nikah, cincin ini warisan dari almarhum kakek." Gezze mengangguk-angguk faham.

"Dika emang gitu Mas sering mengoleksi barang-barang antik punya kakeknya." Sahut Tasila.

"Mas Gezze juga kalo mau jual barang antik boleh ke saya."

"Etdah malah promo." Celetuk Niki membuat semuanya terkekeh.

"Kalo ada temen saya punya barang antik nanti saya rekomendasikan ke kamu ya."

"Iya Makasih Mas."

*****

Kedua pasutri itupun sampai di rumah, dan merekapun berganti pakaian terlebih dahulu sebelum tidur. Keduanya membanting tubuh mereka ke atas kasur secara bersamaan sambil menghela nafas.

"Kayanya seru banget kamu ngobrol sama Dika tadi," Tasila merasa senang dengan keakraban suami dan sahabatnya.

"Ternyata Dika orangnya cepet nyambung di ajak ngobrolnya. Lain kali boleh lah kita kumpul lagi,"

"Oke, kalo si abang abang detektif satu itu gak lagi sibuk."

"Sesibuk itu ya?"

"Ya lumayan. Tapi katanya hari ini lagi break, besok baku hantam lagi dia." Gezze terkekeh mendengar itu.

Ia tidak menyangka jika menjadi detektif ternyata seberat dan sesibuk itu.

"Ekhem, ngomong-ngomong kamu punya janji loh sama aku." Gezze menyindir Tasila.

"Janji yang mana ya?" Tasila berpura-pura tidak mengingatnya.

"Yang 10 ronde."

"Ih! Enggak ya aku gak janji begitu enak aja! 2 ronde cukup, pas sama stamina kita untuk kerja besok."

Gezze menghela nafas dan akhirnya menyetujui usulan istrinya.

"Ayo." Gezze menatap manik mata sang istri dengan sedikit menggodanya.

"Issh... Mas dong yang ambil kendali."

Gezze tersenyum geli mendengar itu Ia pun menarik selimut dan Ia gunakan untuk menutupi tubuh Ia dan sang istri.

*****

Sambil menunggu sang Bos siap-siap, Tasila pun memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamu kantor sambil memainkan handphonenya. Senyuman manis pun tersungging dari bibirnya saat mengetahui followers instagramnya semakin bertambah. Ia bahagia karena itu artinya semakin banyak orang yang tertarik dengan konten-konten dakwahnya.

"Allah itu selalu punya cara lain untuk cita-cita ku. Walaupun aku gagal jadi ustadzah di pesantren setidaknya aku bisa ngasih motivasi buat orang-orang lewat medsos."

Tasila pun membuka komentar-komentar postingannya dan tak henti-hentinya tersenyum karena respon positif mereka.

"Nata," Tasila menoleh ketika ada seseorang yang memanggilnya.

"Iya Pak?" Tasila pun mematikan handphonenya ketika Edric menghampirinya.

"Temenin saya sarapan yuk."

"Maaf gak bisa Pak, saya mau nemenin Pak Kean meeting."

"Sebentar doang, ayolah." Bujuk Edric.

"Gak bisa!" Keduanya menoleh mendengar suara sahutan dari seseorang.

"Ayo berangkat!" Kean berjalan melewati mereka dengan wajah datarnya.

"Mari Pak." Tasila pun melewati Edric dan berjalan mengikuti Kean.

Edric berdecak kesal sambil memperhatikan kepergian dua orang itu.

"Sok berkuasa banget si Kean. Lo liat aja Kean, sebentar lagi gue yang bakalan berkuasa disini!"

Tasila pun buru-buru masuk ke dalam mobil Alphard milik Kean. Ia rasa laki-laki itu pagi ini moodnya sedang kurang baik jadi Ia tidak mau membuatnya marah.

"Udah berapa lama jadi asisten Mamah?" Tasila menoleh sekilas saat Kean berbicara.

"Dua minggu lebih Pak."

Setelah secuil percakapan itu keduanya pun kembali hening hingga mobil Kean pun sampai di sebuah perusahaan yang sangat Tasila kenal.

"Kantornya Pak Gezze?"

"Kamu kenal?" Tasila menggeleng.

"Tau aja Pak."

"Ayo turun dan bawakan berkas-berkas saya." Tasila mengangguk dan mengambil berkas-berkas Bosnya di belakang lalu Ia pun turun dan berjalan cepat mengikuti sang Bos masuk.

Keduanya masuk ke dalam ruang meeting yang nampak sudah ada Gezze, Tedy, dan Ulya.

"Selamat datang Pak Kean." Gezze tersenyum santai.

"Panggil Kean aja Om." Gezze terkekeh pelan. Ada 2 hal yang membuatnya terkekeh, karena penolakan Kean dan karena istrinya.

"Asisten baru?" Gezze menunjuk ke arah Tasila.

"Asistennya Mamah tapi Kean pinjem aja."

"Kaya barang ya pinjam meminjam."

Tasila tersenyum meringis sambil membenarkan kacamatanya.

"Gak gitu kok Om,"

"Cantik juga asistennya kaya orang Korea gitu." Gezze memperhatikan Tasila sambil menarik-narik dagunya.

"Korea bagian timur ya Pak?" Tasila tertawa meringis.

"Hhhh itu negaranya baru rilis ya." Tasila berdekhem seolah mengisyaratkan Gezze agar tidak banyak bercanda.

"Okeh, mari kita mulai saja meetingnya." Semuanya mengangguk mendengar instruksi Gezze.

Selesai meeting sekertaris dan manager Gezze pun diperbolehkan untuk istirahat karena Gezze ingin mengobrol santai sebentar dengan keponakannya itu.

"Mmm... Pak kalo gitu saya izin sholat dzuhur bentar ya, nanti saya tunggu di lobi." Pamit Tasila yang hanya di balas anggukan oleh Kean.

****

Tasila sudah duduk manis di sofa lobi sambil menunggu kedatangan Kean. Tak lama kemudian laki-laki itupun datang bersama Gezze. Jujur Tasila masih merasa penasaran kenapa mereka berdua bisa akrab padahal Kean tidak menyukai Kakak dari suaminya itu yaitu ayah tirinya sendiri.

"Kalo gitu Kean pamit ya Om, mari." Gezze mengangguk seraya atensinya tertuju ke arah Tasila.

Saat Kean tidak melihat Gezze pun melambaikan tangannya ke arah Tasila. Tasila hanya tersenyum dan mengerutkan hidungnya sekilas sebelum akhirnya mengikuti Kean keluar.

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Seperti perjalanan pergi, perjalanan pulang pun keduanya hanya hening. Mobil pun berhenti karena lampu merah.

Tasila menyenderkan kepalanya pada leangan jok sambil memperhatikan kendaraan lain di depan kendaraan mereka. Tiba-tiba saja datang seorang anak kecil berpenampilan lusuh lalu mengamen di depan kaca mobil tempat Tasila duduk.

Kean berdecak karena merasa terganggu dengan kehadiran anak itu. Ia pun memberi isyarat dengan tangannya agar anak itu pergi.

Tasila nampak iba melihat anak kecil itu, Ia pun menyembulkan kepalanya keluar jendela dan memanggil anak tersebut untuk kembali.

"Dek dek..." Anak itupun kembali menghampiri mobil mendengar panggilan Tasila.

"Ini ada sedikit rezeki semoga bisa mendatangkan berkah buat kamu ya."

"Aamiin terimakasih banyak ya Kak." Tasila tersenyum dan mengangguk. Ia bahagia saat melihat anak itu penuh dengan rasa syukur ketika menerima uang darinya.

Kean memutar bola matanya melihat tindakan Tasila.

"Kamu ngapain si ngasih-ngasih uang ke mereka? Sebesar apa gajih kamu memangnya?"

"Pak... Dalam agama saya, saya percaya jika uang ataupun barang yang sudah kita berikan kepada orang lain itu, suatu saat akan kembali kepada kita dalam jumlah yang lebih banyak."

"Kalo enggak?" Tanya Kean meremehkan.

"Buat tabungan masuk surga ketika kami sudah meninggal."

"Gak masuk akal!"

"Kok gak masuk akal si Pak? Bukannya kristen juga di ajarkan untuk saling berbagi ya?"

"Yang kristen itu Mamah. Saya atheis," mulut Tasila terbuka sedikit mendengar itu.

"Yasudah tidak usah di bahas. Mending kita cari makan dulu." Tasila hanya mengangguk.

Kean pun kembali melajukan mobilnya ketika lampu hijau sudah menyala. Mobilnya pun berbelok ke salah satu restauran mewah dan berhenti di sana. Keduanya pun turun dan masuk kedalam restoran seraya memilih tempat yang kosong.

Keduanya hanya duduk hening dan sibuk dengan gadget mereka. Tasila sibuk membalasi DM fans nya sedangkan Kean sibuk membaca kontrak kerja pada layar laptopnya.

Ting...

Satu pesan masuk dari sang suami.

Mas Gezze

Nanti malam masak ayam goreng ya sayang. Aku pengen makan ayam buatan kamu sebelum pergi.

^^^Boleh, tapi Mas ya yang beli ayamnya^^^

Nanti Tedy suruh beli

^^^Ih! Harus Mas sendiri pokoknya gak boleh orang lain^^^

Iya-iya deh nanti aku mampir ke super market

Tapi ayam apa sayang?

^^^Ayam cemani^^^

Bilang aja kamu mau nyantet aku dan mengambil harta kekayaan ku, kan? Hohohoho

^^^Gawat! Kamu sudah mengetahui niat terselubung ku^^^

Biarkan saja! Nanti akan ku kirim jurus kuda lumping

^^^Kuda lumping? Baru dengar...^^^

Kuda goyang maksudnya

^^^Astagfirullah^^^

Kenapa?

^^^Salah Mas! Yang bener Jaran lumping^^^

Tasila mengalihkan atensinya saat makanannya telah datang. Ia pun mematikan handphonenya dan memasukannya ke dalam tas. Begitupun dengan Kean yang langsung menutup laptopnya.

1
Diah Darmawati
deg deg serrrrr...upppp lnjuttt🥰
Kamiem sag
Kean juga jatuh hati pd Tasila?
jaran goyang
𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑢 𝑠𝑖𝑙𝑎...𝑚𝑘 𝑛𝑦 𝑗𝑔𝑛 𝑗𝑑 𝑝𝑟𝑎𝑛 2... 𝑙𝑏ℎ 𝑏𝑎𝑖𝑘 𝑗𝑢𝑗𝑢𝑟...𝑘𝑒𝑛 𝑢𝑑𝑎 𝑛𝑎𝑟𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑚 𝑚𝑢...
𝑚𝑙𝑠 𝑥.... 𝑔𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝
palupi
pelan pelan... kita ikuti ceritanya... 💐💕
Kamiem sag
Kean keren
Ihda Rozi
💪🏻💪🏻💪🏻
Herni Herni
lanjut
Ihda Rozi
lha ayah bayinya Desi siapa Thor JD penasaran ini yg d suruh sabar tasila /reader ya🤔
jaran goyang
𝑏𝑔𝑢𝑠 𝑗𝑢𝑗𝑢𝑟 𝑧 𝑘𝑎𝑢 𝑠𝑖𝑙𝑎 𝑠𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑛.... 𝑑𝑟 𝑝𝑑 𝑏ℎ𝑔 𝑔𝑘 𝑏𝑔𝑠 ..𝑔𝑘 𝑑𝑎 𝑔𝑢𝑛𝑎 𝑛𝑦 𝑘𝑎𝑢 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 ℎ𝑖𝑗𝑎𝑏... 𝑘𝑙𝑜 𝑚𝑠𝑖𝑘 𝑏ℎ𝑜𝑔...𝑑𝑙𝑚 𝑎𝑔𝑚 𝑡𝑑𝑘 𝑑𝑖 𝑏𝑛𝑟 𝑘𝑛 𝑡𝑢.... 𝑑𝑒𝑚𝑖 𝑚𝑖𝑠𝑖...𝑏ℎ𝑜𝑔 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎....
Kamiem sag
kurasa jujur aja kali ya
Kamiem sag
anak Edric??
Kamiem sag
rahasia apa
Kamiem sag
Tas urus dulu ucup kangen tuh
Kamiem sag
Tasila pakai asput kerumah bu bos apa gak takut ketahuan sih
Kamiem sag
segitunya Gezze jagain binik
ehh Keen.. tuh berkas apa udah disalin? dicoopy? difoto? makanya dibiarin dibawa kabur??
Kamiem sag
tetap semangat dan hati2 ya Tas
Kamiem sag
MaasyaaAlloh Tasila yg S1 Ushuluddin AF ya?? disini ada TH dan PA ( tetangga)
Kamiem sag
keren Tas
Damara
Lala
Sila
La
Sil
Na
Ta
Tata
aku sapa Tas aja ya
Kamiem sag: satu lagi Nata
total 1 replies
Kamiem sag
Keen
Kamiem sag
hidup yg rumit ya Ze
tapi pesan Siddik apa sih maksudnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!