NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Cinta Murni / Office Romance
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Van Waku

Di era teknologi virtual yang semakin berkembang pesat, muncullah fenomena baru yang mengguncang dunia hiburan: Virtual YouTuber. Mereka bukanlah manusia sejati, melainkan karakter digital yang dihidupkan oleh teknologi canggih. Namun, pesona dan daya tarik mereka tidak kalah dengan para selebritas dunia nyata.

Aldira, seorang karyawan kantor biasa tidak pernah menyangka bahwa ambisi terhadap pekerjaan dan laki-laki pujaannya membuat dia harus terjun ke dunia maya sebagai vtuber dengan menggunakan akun youtube orang lain yang tidak pernah ia ketahui sosok asli di baliknya. Seiring berjalannya waktu, rahasia di balik pemilik akun asli tersebut satu per satu mulai terkuak sehingga menimbulkan konflik yang dapat mempertaruhkan cinta sejati sekaligus karirnya. Pada akhirnya dia tetap harus memilih antara sepak terjangnya sebagai vtuber atau merelakan semuanya demi kisah cintanya yang rumit.

Temukan jawabannya, hanya di Terpikat Cinta Vtuber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Waku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31 - Patah Hati

“Terima kasih, ya.” Kata Tony sambil menaruh dua cangkir teh panas di atas meja.

Aldira dan Salma segera mengambil teh tersebut dan menghangatkan tubuh mereka dengan asap panas yang mengepul dari cangkirnya. Hujan deras mengguyur jendela kafe ditambah dengan AC yang dingin membuat mereka berdua mendekap erat cangkir teh dengan kedua tangan masing-masing.

“Untung saja Aldira memberitahuku tentang masalah ini. Kalau tidak, habis sudah karir kamu.” Ujar Salma sambil menyeruput teh yang panas dengan hati-hati.

Aroma chamomile merebak ke hidung Salma sehingga membuat wanita hamil tersebut merasakan rileksasi di sekujur tubuhnya. Aldira yang duduk di sebelahnya ikut merasakan ketenangan saat meminum green tea hangat yang diberikan oleh Tony.

“Meskipun begitu, tetap saja kita masih belum tahu bagaimana keputusan dari HRD. Tapi yang penting, dia sudah mau mempertimbangkannya lagi setelah mendengar kesaksian dari Salma,” ucap Aldira.

“Pokoknya aku terima kasih sekali pada kalian berdua. Jujur, aku sama sekali tak menyangka bahwa Aldira bisa kepikiran membawamu ke kantor untuk memperjelas situasi yang sebenarnya.” Kata Tony dengan lega.

“Aku juga tidak bisa membayangkan kalau Salma tidak datang ke kantor hari ini,” timpal Aldira.

Salma meletakkan teh panasnya di meja, “Tidak mungkin aku tidak datang! Aku tidak akan membiarkan Tony diperlakukan tidak adil hanya karena gosip yang tidak benar itu.”

“Tapi wajar saja jika mereka berpikir seperti itu, kalian ‘kan sudah berpacaran waktu kamu tiba-tiba mengundurkan diri.” Ujar Aldira pada Salma.

“Oh, seharusnya aku bilang saja sejujurnya, ya saat aku resign waktu itu. Bahwa sebenarnya aku hamil jadi tidak perlu ada berita tak sedap yang muncul di belakang.” Sambung Salma.

Mereka bertiga saling tersenyum, kemudian menertawakan insiden hari itu yang terasa sangat konyol. Untungnya, waktu-waktu kritis itu sudah berlalu. Kini, mereka dapat bersenda gurau menggunakan gosip itu sebagai guyonan mereka.

Salma mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Tony yang berada di hadapannya. Tony tercekat, wajahnya tersipu malu karena sentuhan yang tidak disangkanya. Aldira hanya berusaha untuk pura-pura tidak melihat hal itu.

“Ton, syukurlah aku masih bisa membantumu.” Tutur Salma dengan suara yang lembut.

Tony hanya menatap Salma dengan senyuman kecilnya, namun wajahnya memerah karena ada Aldira di sana. Meskipun dia tahu bahwa Aldira berusaha menyibukkan matanya ke arah lain, terasa sekali bahwa Aldira merasa sedikit terganggu.

“Salma, ayo diminum lagi tehnya!” Ajak Tony berusaha untuk memindahkan tangan wanita itu ke benda lain. Namun, Salma tidak melepaskan genggamannya.

Aldira yang mulai tersulut dengan api cemburu kembali menyeruput tehnya hingga habis. Dia sadar bahwa masih ada ikatan di antara keduanya yang tidak boleh diganggu. Sebagai pihak ketiga, Aldira menekan egonya dan berusaha bertingkah sebagaimana mestinya.

“Sepertinya aku harus pulang duluan. Kalian lanjutkanlah mengobrol, pasti banyak sekali yang ingin diceritakan satu dengan yang lain.” Ucap Aldira sambil berdiri.

“Al, mau aku antar?” Tanya Tony khawatir.

“Kamu bicara apa, sih? Lebih baik kamu mengantar Salma, aku bisa pulang sendiri!” Kata Aldira sambil meringis seolah tidak ada yang mengganggu pikirannya. “Aku duluan, ya Salma! See you!”

Tony menatap kepergian Aldira dengan pandangan lunglai. Pria itu tidak tahu harus berbuat apa, hatinya mencari sosok Aldira yang semakin menjauh tapi logikanya harus memperioritaskan Salma yang tengah hamil.

“Kalau kamu sedang sibuk, aku juga bisa pulang sendiri, kok.” Tegur Salma melihat Tony yang sedang melamun.

“Jangan begitu! Aku antar kamu pulang, ya.” Ucap Tony gugup karena merasa tidak enak.

Mereka menghabiskan waktu berdua di kafe sambil menunggu hujan reda. Keduanya seperti menemukan jalannya kembali setelah sekian lama tidak sedekat ini. Namun, perasaan Tony telah terbagi dua, pikirannya masih setengah tertuju pada Aldira.

***

Hujan turun dengan derasnya, membasahi jalanan kota dengan suara gemuruh yang menghentak. Aldira berjalan sendiri di bawah guyuran air menuju rumahnya setelah menemani Tony dan Salma yang masih bercengkerama hangat di kafe. Hatinya terasa hampa, terasa seperti ditinggalkan di tengah badai tanpa perlindungan.

Tony, pria yang telah lama menjadi pujaan hatinya, masih terikat dengan Salma. Mereka duduk bersama, tertawa dan bercanda, menyiratkan kehangatan dan keintiman yang hanya bisa Aldira impikan dari kejauhan. Meskipun mereka tidak menyadarinya, setiap senyuman, setiap sentuhan membuat hati Aldira semakin hancur.

Di dalam hatinya, Aldira tahu bahwa dia tidak pantas mengharapkan apa-apa pada Tony. Salma dan Tony memiliki ikatan cinta yang kuat, dan Aldira tidak ingin merusak hubungan mereka. Namun, menyaksikan mereka bersama hanya menambah rasa sakitnya. Dia terus bertanya-tanya, mengapa kisah cinta tidak pernah ada di pihaknya?

Saat Aldira melangkah di bawah hujan, air mata bercampur dengan tetesan air hujan. Dia menangis dengan tersedu-sedu, mencoba menahan derasnya rasa sakit yang melanda hati. Setiap tetes hujan seperti mencerminkan kesedihannya yang tak terbendung.

Di tengah hujan yang deras, Aldira berhenti sejenak. Dia menatap langit yang kelabu, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya. Mengapa cinta begitu rumit? Mengapa dia harus jatuh cinta pada seseorang yang tidak bisa menjadi miliknya?

Perlahan, Aldira melanjutkan langkahnya menuju rumah. Hati dan pikirannya dipenuhi oleh rasa sakit dan kekosongan yang tak terlukiskan. Dia merasa sendiri di tengah keramaian kota, terpisah dari dunia yang indah yang Tony dan Salma bagi.

Sampai akhirnya, Aldira tiba di depan pintu rumahnya. Dia masuk ke dalam, tetapi kehampaan yang menghantuinya tidak bisa dihilangkan oleh dinding-dinding rumah yang hangat. Dia duduk di kursi, merangkul dirinya sendiri dalam kegelapan, membiarkan kesedihan menguasai dirinya sepenuhnya.

Bulan mulai menggantung di langit malam, tapi Aldira masih terjebak dalam labirin perasaannya yang gelap. Dia merenungkan tentang cinta yang tak terbalas, tentang pria yang takkan pernah menjadi miliknya.

“Al, mengapa kamu seperti ini? Ayo, kembalilah menjadi Aldira yang kuat!” Seru Aldira pada dirinya sendiri. “Tidak pernah sekalipun masalah percintaan mengganggumu, masa sekarang tumbang juga?”

Dalam keheningan malam yang gelap, Aldira menangis terisak-isak. Baru kali ini dia merasakan kepedihan yang mendalam untuk urusan percintaan.

Aldira mengecek ponselnya, berharap Tony mengirimkan pesan padanya sekedar untuk menanyakan apakah dirinya sudah sampai di rumah dengan selamat atau tidak. Tetapi tidak ada pesan dari Tony, wajar saja pasti dia sibuk dengan Salma.

Saking larut dalam kesedihannya, Aldira tidak menyadari bahwa Rafi mengirimkan pesan padanya sejak beberapa jam lalu. Aldira membuka pesan tersebut dan membacanya. Seketika kesedihan yang dirasakan tersapu sedikit karena ajakan makan malam bersama dari Rafi.

Saat itu, Aldira berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melangkah maju, meskipun dengan hati yang patah. Dia akan menemukan kebahagiaannya sendiri, bahkan jika itu berarti harus melepaskan cinta yang begitu dalam yang ia rasakan untuk Tony. Dan di dalam gelapnya malam, Aldira menemukan sedikit cahaya harapan yang membakar di dalam dirinya, melalui Rafi.

1
Ai
mampir, Thor
Twilight love
Tema baru yang belum pernah ada di noveltoon. Lanjutkan thor!!!
Twilight love
Jangan lama2 updatenya ya thor! Penasarannn
ian esco
Salma cantik jg y ternyata, tp pnsaran siapa yg menghamili dia! Jgn2 toni!
ian esco
Ditunggu episode selanjutnya thor!!
ian esco
Duh bikin pensaran, ga sabar next episodenya tor! Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!