NovelToon NovelToon
The Killer?

The Killer?

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Sebuah kasus pembunuhan berantai terus saja terjadi di tempat yang selalu sama. Menelan banyak nyawa juga membuat banyak hati terluka kehilangan sosok terkasih. Kasus tersebut menarik perhatian untuk diselidiki. Namun si pelaku lenyap tanpa sebab yang jelas dan justru menambah kekhawatiran penyelidik. Kasus ini menjadi semakin rumit dan harus segera dipecahkan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Pencarian Tertemui

[Aron/Julian]

Ku tatap tembok penuh foto para kriminal yang tertempel di dekat kasurku, terutama tiga foto yang belum kuberi tanda silang dengan spidol warna merahku. Isi kepalaku menjalar pada setiap teka-teki yang belum terpecahkan— bahkan kian bertambah dalam kasus pembunuhan berantai ini.

Tiga bulan lalu kasus pembunuhan berantai dimulai, selama satu bulan pertama si detektif tak becus ini menyelidiki kasus tersebut namun tak kunjung menemukan hasil, bulan berikutnya pembunuh berantai itu menghilang dan detektif cantik ini dicurigai telah bersekongkol dengan pembunuh berantai untuk memalsukan data.

Akupun mulai beraksi dibulan hilangnya pembunuh berantai untuk mencari pria kejam itu juga data tentang detektif yang diduga penghianat, namun hingga kini aku belum menemukan data yang masuk akal. Topeng rubah putih dengan kemampuan aneh yang mengerikan, Taira yang wujudnya hanya tak bisa dilihat olehku, juga detektif penghianat ini yang tak pernah terlihat batang hidungnya.

Kasus ini sudah berlangsung lama, bagaimana aku harus menjelaskan pada pimpinan polisi jika ditanya tentang perkembangan kasus yang tak pernah berhenti ini? Satu-satunya data yang bisa kusampaikan hanyalah data akan kasus pelanggan yang keracunan makanan itu hanyalah salah paham dan faktor keteledoran koki. Kepalaku jadi semakin penat saat memikirkannya! Mungkin aku butuh rehat sejenak?

Tanpa sadar tanganku meraih gawai pada meja dekat kasur, membuka aplikasi game berinisial MLBB lalu mulai memilih hero andalanku dan tinggal menunggu saatnya pertarungan. Namun saat game baru saja dimulai, gawaiku berbunyi dan membuatku terkejut hingga hampir terjatuh dari genggamanku. Sontak senyuman kecut terlukis pada wajahku ketika melihat nama yang tertera pada layar gawai.

...***...

Bragh! Aku membanting pintu dengan kasar hingga menimbulkan suara yang mungkin akan terdengar ke penjuru gedung, amarahku menggebu dan mendidihkan sel darah pada otak, tak lupa juga dengan nafasku yang berderu tak stabil. Atensiku terbelalak ke arah pria tua yang duduk di bangku kebangsaannya.

“Mengapa kau selalu mengganggu jadwal main game-ku!? Aku jadi terpaksa main AFK karena kau memanggilku saat baru saja akan masuk pada area pertandingan!” Amukku sembari duduk pada sofa empuk dihadapan pria menyebalkan itu sambil mengangkat kaki, menatapnya garang.

Namun pria itu menatapku dengan lebih garang sambil berkata “Jadi kau menghabiskan waktu satu bulan bekerjamu hanya untuk bermain game!?”

“Ya enggak lah, gila! Aku penat memikirkan kasus rumit ini, itulah sebabnya aku bermain game sebagai caraku menghibur dan menenangkan diri!” Sentakku tak mau kalah garang darinya.

“Sudahlah, nih minuman kesukaanmu! Mungkin dengan minum ini isi kepalamu bisa lebih jernih!” Pak pimpinan meletakkan botol hijau yang berisi air bersoda pada meja dihadapanku dengan hentakkan yang cukup keras, tak biasanya ia sekasar ini padaku! Biasanya dia selalu berusaha santun. Apa kali ini dia sedang teramat marah?

“Tak perlu! Aku tahu permasalahannya dimana, namun aku belum bisa mengungkap kasus pembunuhan berantai itu. Juga masalah pelanggan keracunan, itu ulah pola makan pelanggan sendiri yang tak sehat dan bukan salah para koki. Aku memiliki hasil autopsi lambung korban dan data dari dokter yang memperkuat pernyataanku tersebut,” tolak ku dengan tegas lalu dilanjut dengan informasi yang mungkin pak tua ini butuhkan sambil memberikan berkas data yang kubawa.

Pimpinan polisi membuka dan membaca data yang kuberikan dengan atensi penuh dan alisnya yang hampir menyatu lalu bertanya “Dan soal detektifku yang sebelumnya?”

“Aku belum bisa menemukan wanita yang fotonya kau berikan padaku bulan lalu, mungkin jika aku tahu namanya aku bisa mencarinya dengan mudah,” jawabku dengan santai dan jujur.

“Bulan lalu pembunuhnya beraksi lagi, apa kau tak menemukan bukti apapun tentang pria kejam itu?”

“Dia sudah kutangkap dan sedang dalam masa pengawasanku. Mengapa kau hanya memberi pertanyaan tanpa menjawab pertanyaanku?” Aku mulai geram denganya yang terlalu banyak bertanya dan menyudutkan ku seolah aku tak mengerjakan apapun baginya.

“Memang apa yang kau tanyakan?”

“Siapa nama wanita yang fotonya kau beri padaku bulan lalu? Setidaknya berilah aku data yang jelas agar mudah menyelidikinya!”

“Nama aslinya Rubby, tapi aku tak tahu nama samarannya sebagai detektif. Tempat tinggalnya pun tidak diketahui,” jawabnya mulai serius dalam percakapan. “Apa kendala yang membuatmu bekerja selambat ini? Apa kau tak tahu sudah berapa banyak korban nyawa yang tercatat dalam waktu tiga bulan ini!? Tak biasanya Julian yang ku kenal mengungkap kasus dalam waktu lebih dari satu pekan,” lanjutnya mulai menyinggung proses kerjaku yang lambat.

Aku menatapnya geram sambil menjawab “Kasus ini jauh lebih rumit dari kasus-kasus yang sebelumnya mampu ku selesaikan! Pelaku pembunuhan kali ini sepertinya pandai mengatur strategi dengan mulus atau memiliki koneksi dengan orang yang jauh lebih hebat dari dugaan akal manusia. Aku tak bisa bekerja dengan buru-buru dan gegabah untuk menemukan jawaban yang adil!”

“Saya sudah lelah menanti, oleh sebab itu dengan berat hati saya harus memberi anda target waktu. Selesaikan kasus ini dalam tiga hari, atau—,”

“Atau apa!?” Tanyaku menyela ancamannya dengan nada menantang.

“Atau bayaranmu akan saya potong!” Jawabnya.

“Potong saja! Aku sudah tak peduli dengan bayaran. Aku tetap akan bekerja secara perlahan, demi menemukan keadilan!”

...***...

Klang! Aku menendang kaleng kosong yang tergeletak di jalanan untuk melampiaskan emosiku setelah keluar dari kantor kepolisian tanpa berpamitan. Apa-apan pria tua sok berwibawa itu!? Seenaknya saja mengatur cara kerjaku dan mengancam!

Aku menjadi detektif untuk menegakkan keadilan, dan aku tak peduli dengan keuangan! Seberapa lama pun aku bekerja, walau harus memakan banyak korban jiwa, akan ku selidiki kasus ini dengan teliti dan adil agar tak ada orang tak bersalah yang disalahkan atas kejahatan makhluk bumi!

“Aduh!” Rintih seorang wanita sambil memegangi kepala, rupanya kaleng yang ku tendang tadi mengenai kepala wanita itu.

“A- a- a- aaaa…. Maafkan saya! Sa— saya tidak bermaksud menendangnya ke arah kepala anda!” Seruku segera meminta maaf pada wanita itu walau gelagapan. Aku membungkuk sopan dihadapannya.

“Tak apa. Lain kali kendalikan lah emosimu agar tidak menyakiti orang lain,” ucap wanita itu dengan ramah, sedikit membuatku lega.

Aku akhirnya beralih dari posisi bungkuk ku menjadi berdiri santai di depan wanita yang tadi tak sengaja ku sakiti kepalanya. Ku perhatikan wanita yang cukup tinggi namun kecil mungil ini dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rambutnya yang terikat rapi, bajunya yang serba hitam namun tipis, dan wajah mungilnya yang terasa tak asing bagiku.

Dia mirip sekali dengan…. Rubby!? Kalau tak salah tadi pak pimpinan menyebut nama wanita pada foto yang ia berikan padaku itu Rubby kan? Aku sering melihat wajah cantik dan manis sepertinya! Aku selalu melihat wajah ini pada foto di tembok kamarku. Tak salah lagi, dia pasti Rubby yang harus ku selidiki!

“Maaf, apa kepalamu sakit, nona? Perlu duduk dan bersantai sejenak?” Tawarku sebagai bentuk permintaan maaf, juga cara agar bisa menyelidikinya lebih dalam lagi.

“Tak perlu! Aku harus segera pergi dari sini, banyak hal yang harus dikerjakan!” Tolaknya dengan tegas.

“Setidaknya biarkan aku mengantarmu sebagai bentuk permintaan maafku!” Aku mencoba membujuknya agar masuk dalam permainanku.

“Aku sudah memaafkanmu, jadi kau tak perlu repot-repot melakukan apapun untuk meminta maaf.”

“Boleh ku tahu namamu?”

“Sagira.” Jawabnya singkat sebelum pergi dari hadapanku.

Aku sempat terdiam sesaat menelaah jawabannya. ‘Sagira’ dia bilang? Jelas wajahnya teramat mirip dengan Rubby! Apa itu adalah nama samarannya sebagai detektif? Menarik! Sepertinya aku akan sangat menikmati misi penyelesaian kasus ini? Ditengah kerumitan, tak ku sangka bisa menemukan target yang selama ini ku cari dengan mudahnya! Senyuman seringaiku pun menghiasi wajah, aku mulai melangkah.

1
Amelia
waduh bahaya enggak tuh 😰😰
Amelia
salam kenal ❤️🙏 semangat terus
Cherry: Salam kenal juga, Terimakasih, kamu juga semangat 🥰
total 1 replies
Husna Alifah
akhirnya author update, udh ditunggu tunggu.. btw happy birthday ya thor 🥳🥳🥳
Cherry: Makasih 🥰
total 1 replies
Husna Alifah
senang nya dpt kabar dah mau update, di tunggu ya thoor🥳
Cherry: Makasih masih mau nungguin Author yang ga konsisten ini huwuuh… 😭🙏🏻
total 1 replies
Mpit
bilang aja pemiliknya itu gk mau bayar karyawan nya ahahah
Cherry: Bisa jadi 😁😂
total 1 replies
Mpit
Iyah ayolah,, MC jngn naif/Sweat/
Mpit: rada" wkwk
Cherry: Naif kah dia?
total 2 replies
Mpit
ga tau knp, gw ngerasa Phico punya kepribadian ganda,, nebak doang 🗿
Cherry: Hayo, Picho jenis orang seperti apa? 😄
total 1 replies
Mpit
selagi enak ya gaskennn🗿
Cherry: Tim penyuka pedas, gaskeun 🤩
total 1 replies
Mpit
loh,, gak telpon polisi/manggil warga sekitar gitu?? :(
Cherry: Namanya orang panik, mana kepikiran ke situ? 😁
total 1 replies
Mpit
kan emang jatoh dari sepeda :v ga salah sih
Cherry: Ga salah kan? Hehe 😁
total 1 replies
Mpit
bisa disebut "gadis kecil" aj sih haha
Cherry: Hehe, memang kecil dan mungil sih dia
total 1 replies
Mpit
daripada koma, lanjut dialog,, lebih enak dibacanya klo ditulis dialog, lanjutannya di bawah aja
Cherry: Terimakasih atas sarannya kakak, akan ku jadikan pelajaran di karya-karya berikutnya. 😊🙏🏻
total 1 replies
Mpit
dijadiin bakso enak tuh daging
Cherry: Kalau jual bakso daging manusia, ada yang mau beli ga ya? 😂
total 1 replies
Mpit
Hooo ku kira cewek wkwk

tipe cowok gondrong, kah? /Hey/
Cherry: Hehe, aku emang suka cowok gondrong 😁
total 1 replies
Husna Alifah
huhuu, di tunggu kelanjutannya thorr
Husna Alifah: ehehe, iya maaf ya thor, lama udah ga baca, karena terlalu sibuk 🙏🏻
Cherry: Eh? Kamu masih baca karyaku? Yaampun! Aku rindu banget, udah beberapa hari tak tinggalkan jejak di sini, huhu… 😭 Makasih masih setia menunggu 😊🙏🏻
total 2 replies
Husna Alifah
gapapa thor, tetap semangat yahh
Cherry: Siap, makasih 🥰🙏🏻
total 1 replies
Husna Alifah
aku Thaira thoor...
Cherry: Ok Ok, kita coba tunggu komen dari yang lain ya… kalau belum ada yang komen lagi sampe besok, aku bakal coba bikin Picho sama Taira, hehe. Makasih dah komen
total 1 replies
Husna Alifah
terus up thor.. sedih bngt sama episode ini TwT
Cherry: Besok up lagi. Sedihnya ini episode malah kejadian beneran sama dunia nyataku. Mirip tapi ga persis. #malah curhat /plak/ 😂
total 1 replies
Husna Alifah
update terus thor.. ga sabar kelanjutannya
Cherry: Terimakasih… Jangan bosen baca ceritaku ya 🥰🙏🏻
total 1 replies
Anita Jenius
Lanjut baca dulu
Cherry: Ok, selamat membaca 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!