Lala, Si OB Lugu

Elena yang tidak akan pernah diuntungkan dengan hal apapun hanya bisa gigit jari ketika tahu Nadia begitu nekad menekan Ethan supaya menikahi Laura.

Sampai kapan pun Elena tidak akan pernah bisa mendekati Ethan, itu memang benar adanya. Upayanya tidak ada yang berjalan sama sekali. Maka dari itu dia harus bisa memanfaatkan Sam supaya kembali padanya. Dan tidak masalah kalau mereka sampai harus menikah. Toh dia sudah memberikan apa yang telah dijaganya pada Sam.

Elena mendatangi apartemen Sam yang baru beberapa hari dibelinya. Dengan penuh percaya diri wanita itu berjalan mendekati pintu apartemen lalu menahan bel yang tersedia di sana.

Rasa percaya diri Elena runtuh seketika Lala yang membuka pintu apartemen Sam adalah seorang wanita muda seusia dengan Sam. Dengan penampilan rambut basah dan terdapat beberapa tanda merah pada leher wanita itu.

"Siapa yang datang?." Tanya Sam dari arah belakang dengan penampilan yang tidak kalah mengejutkan Elena. Rambut basah dengan bertelanjang dada hingga maha karya indah terpampang nyata di sana.

Sam diam mematung menatap Elena yang terluka. Dia pun dulu terluka karena Elena tidak pernah menganggap cintanya. Hanya Uncle Ethan yang selalu Elena inginkan. Terlebih saat mereka bercinta beberapa waktu lalu, yang lebih parahnya lagi Elena meneriakkan nama Ethan disaat pelepasannya. Sudah jelas-jelas dirinya lah yang berada di atas tubuh Elena.

"Aku salah memilih waktu untuk datang berkunjung" ucap Elena segera pergi dari sana. Ternyata hatinya cukup sakit mengetahui Sam tidak se-mencintainya seperti dulu.

Elena yang merasa kalut tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan mendatangi sebuah klub guna mencari hiburan untuk hatinya yang sedang terluka. Betapa bodohnya dia harus menyerahkan hal berharga itu pada Sam.

Sementara itu di tempat lain, Nadia sedang berada di atas angin karena dokumen berharga milik Ethan. Laura, putrinya akan menjadi istri dari Ethan. Pemilik Antam Group. Entah berapa banyak kekayaan yang dimiliki Ethan. Mungkin tidak akan pernah sanggup untuk dihitungnya.

Pun demikian dengan Laura, wanita itu tidak sabar menanti kedatangan Ethan yang akan menjemputnya dan menjadikannya seorang istri.

"Apa Ethan akan datang, Ma?." Ada kecemasan yang menyelinap masuk ke dalam relung hati terdalamnya.

"Percaya sama Mama, Ethan akan datang dan menjadikanmu pengantin wanitanya." Nadia begitu yakin dengan tindakannya. Dokumen itu sangat berharga lebih dari apapun jadi Nadia tahu bahwa Ethan akan menyelamatkan orang-orang itu dari kehancuran pemutusan kerja.

Laura mengangguk mempercayai apa yang dikatakan sang Mama. Selama ini Mama nya tidak pernah berbohong padanya. Dia sangat menyesal telah meninggalkan Ethan begitu saja karena keadaannya. Padahal waktu itu Ethan sanggup menerima apapun kondisi Luara.

Nadia pun merasa cemas pada Ethan jikalau benar-benar sampai tidak datang dan bersedia menikahi Luara. Dia pun segera mengirimkan pesan pada Ethan dengan mengatakan kalau dia telah menghubungi pihak klien yang akan sangat diuntungkan besar dengan dokumen yang ada padanya. Dia tidak ingin mengecewakan putrinya.

Ethan yang menerima pesan tersebut hanya bisa mengabaikannya saja. Ethan tidak tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan Laura lagi. Saat ini kebahagiaannya hanya ada pada Lala meski tanpa melakukan hal jauh yang telah diminta Lala.

Ya, Ethan cukup kaget dengan apa yang dikatakan Lala. Entah apa yang terjadi padanya hingga Lala memperbolehkan dirinya mengambil harta berharga milik Lala. Ethan tidak sejahat dan sebejat itu harus mengambilnya disaat usia Lala masih 17 tahun.

Sudah lebih dari cukup Ethan menjadi orang pertama yang memperkenalkan sentuhan-sentuhan manis tanpa merusak gadis polosnya terlalu jauh. Walau, sebenarnya Ethan sangat menginginkannya. Terlebih keduanya saling mencintai.

"Kamu tidak mengantuk?." Tanya Ethan da sambil memeluk Lala di atas sofa super besar tersebut.

Lala menggeleng lemah, kemudian mendongak menatap wajah intens Ethan sambil mendaratkan tangannya di sana. Lala terlihat sangat agresif, sampai-sampai Ethan sendiri kesulitan mengendalikan hasrat dan gairahnya yang tiba-tiba memuncak karena Lala selalu berhasil memancingnya.

Usapan lembut tangan mungil Lala pada permukaan wajah Ethan sangat menggodanya. Namun Ethan sadar betul tidak akan merusak Lala sampai mereka halal nanti. Dia tidak ingin mengulangi perbuatan yang sama terhadap wanita nya. Apalagi Ethan sangat sangat mencintai Lala.

"Tapi aku sangat mengantuk, sayang." Ucap Ethan menaruh kepalanya pada dada Lala. Menghirup dalam-dalam aroma wangi tubuh Lala yang sanggup membuatnya tenang dan sejenak melupakan masalah yang sangat rumit tersebut. Meski Ethan harus berulang kali menelan ludah.

"Tidur lah, cintaku. Lala akan di sini menemani." Jari jemari Lala mengusap lembut rambut kepala Ethan. Sesekali memberikan pijakan dan remasan supaya Ethan nya santai dan bisa istirahat.

Tidak lama kemudian, dengkuran halus sudah terdengar. Itu menandakan Ethan sudah terlelap dalam pelukannya. Lala merenggangkan tubuhnya supaya bisa melihat wajah Ethan nya yang sedang tidur dengan nyenyaknya. Momen itu diabadikan Lala melalui handphonenya kemudian sebuah kecupan singkat mendarat pada bibir Ethan sebelum Lala bangkit dan keluar dari kamar. Karena ada pesan yang masuk dari Grandma.

"Besok malam ada Sam yang akan menjemput dan mengantarmu ke bandara. Persiapkan dirimu."

"Baik, Grandma."

Kedua mata Lala semakin tidak bisa tidur, dia segera ke dapur untuk membuat beberapa cemilan dan makanan untuk Ethan. Diiringi dengan air mata yang terus menetes. Kesedihan itu sangat dirasakannya.

Matahari sudah menujukkan sinarnya yang begitu terik. Lala menunggu cintanya bangun. Duduk di sebelah Ethan yang masih lelap.

"Selamat pagi, cintaku." Sapaan lembut yang kemudian kecupan singkat mendarat pada kening Ethan. Di kala Ethan membuka kedua matanya.

"Selamat pagi, Sayang" Ethan tersenyum lalu membalas Lala. Mendaratkan kecupan pada kening Lala cukup lama lalu berpindah pada bibir Lala.

Ethan memicingkan matanya, menatap jarum jam yang melingkar pada tangannya.

"Lala, ini udah siang. Kenapa selamat pagi?." Ethan beringsut duduk dan mulai melepaskan kancing kemeja.

Lala tersenyum, "Lala ingin selamanya pagi seperti ini. Bisa melihat cintaku yang tidur dengan tenang dan sangat nyenyak."

Lala segera menyodorkan pakaian ganti dan meminta Ethan untuk mandi. Makanan sudah tersaji di meja makan.

Dengan cepat Ethan menyelesaikan ritual mandinya. Kemudian menghampiri Lala yang sudah ada di dapur. Memeluknya dari belakang lalu mengecup singkat leher Lala sebelum akhirnya di lepas.

"Ayo kita makan!." Lala duduk di depan Ethan. Piring kosong Ethan kini sudah penuh dengan makanan.

"La, ayo kita menikah sekarang juga!!." Ucap Ethan dengan sangat serius.

Lala hanya tersenyum tanpa mau mengomentari ajakan menikah dari cintanya.

"Dua hari kemarin aku mempersiapkan dokumen untuk bisa menikah dengan gadis polos yang masih berusia 17 tahun. Nanti malam akan ada penghulu yang datang kemari untuk menikahkan kita."

Deg...

Bersambung

Terima kasih banyak untuk dukungannya 🙏🙏😘😘