NovelToon NovelToon
Married To A Complete Stranger

Married To A Complete Stranger

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Purnamanisa

Riana, seorang fresh graduate yang diterima bekerja menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan pengembang game yang cukup ternama, Gameflix. Riana tidak pernah menyangka akan mendapatkan kejutan di hari pertamanya bekerja. CEO perusahaan tempat dia bekerja melamarnya di hari pertamanya bekerja! Bagaimana kisah Riana selanjutnya? Simak kisah serunya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnamanisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curhat

"Maaf..." ucap Riana sambil perlahan melepaskan diri dari pelukan Barra dan menyeka sisa air matanya.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Barra sambil menatap mata lelah Riana.

"Tidak apa-apa, Tuan. Terimakasih," kata Riana sambil mencoba menyembunyikan wajahnya.

Barra berdiri, mengambilkan segelas air putih yang selalu siap di atas nakas di samping tempat tidur, lalu menyodorkannya pada Riana.

"Terimakasih," ucap Riana sambil menerima segelas air putih dan meminumnya. Barra kembali berjongkok di samping Riana, menatap wajahnya yang masih terlihat lelah.

'Seburuk apa mimpinya? Dikejar serigala? Digigit ular? Jatuh dari jurang? Apa?'

"Sudah baikan?" tanya Barra pada Riana yang menatap segelas air putih di tangannya. Riana hanya mengangguk perlahan.

"Kamu suka main game?" tanya Barra tiba-tiba membuat Riana sedikit bingung.

"Lumayan, Tuan," jawab Riana, lalu meminum air putih lagi.

"Biasanya kamu main game apa?" tanya Barra lagi, sedikit penasaran tentang jenis game yang dimainkan Riana.

"Banyak, Tuan. Tapi, yang sering saya mainin game teka-teki, seperti Find the Culprit, Brain Wash, What's in it?, dan sejenisnya," Riana menyebutkan beberapa game senam otak keluaran Gameflix.

"Survival game?"

"Waaah saya paling nggak bisa main itu," jawab Riana sambil sedikit tertawa. Barra lega melihat tawa kecil kembali mampir ke wajah Riana setelah tangisannya yang memilukan beberapa saat yang lalu.

"Kalo mrogram? Bisa kan?" tanya Barra.

"Bisa sih, Tuan. Biar pun agak rumit. Makanya saya males mainnya. Kadang sudah capek pas bikinnya," kata Riana dengan suara yang sudah kembali normal dan khas dirinya.

"Kamu pernah bikin?" tanya Barra penasaran.

"Cuma survival game cetek sih, Tuan. Buat syarat kelulusan dulu. Tadinya mau bikin game yang girly dan gampang aja, tapi dapet tantangan dari dosen pembimbing buat bikin survival game. Ya sudah lah sejadinya aja waktu itu, dibantu sama beberapa temen yang suka main survival game juga, jadi lumayan bagus hasilnya," kata Riana.

"Syarat kelulusan suruh bikin game?" tanya Barra tak percaya. Riana mengangguk.

"Tapi nggak semua sih, Tuan. Tergantung dosen pembimbingnya juga. Kadang ada yang disuruh bikin aplikasi-aplikasi yang beda dari yang ada dan menjamur sekarang ini. Macem-macem requestnya," cerita Riana.

"Dan kamu dapet game?"

"Well, dari pertama memang saya tertarik disitu. Walaupun bisa juga kalo harus bikin aplikasi yang lain. Tapi menurut saya game lebih rumit. Banyak yang harus dipikirkan, mulai dari karakter atau mascot yang bisa mewakili game, jenis gamenya, target pemainnya, standar level yang harus dituntaskan, dan masih banyak lagi," kata Riana seperti sudah melupakan mimpi buruk yang mengganggunya.

Barra semakin terpesona dengan Riana yang menjelaskan tentang hal yang disukainya. Ternyata benar kata Arka, satu kesamaan yang bisa menjadi jalan bagi Barra untuk terus lebih dekat dengan Riana.

"Maaf, Tuan," ucap Riana membuyarkan lamunan Barra.

"Maaf soal yang tadi. Terimakasih," lanjut Riana. Barra menatap Riana yang menatap langit senja.

"Mimpi apa?" tanya Barra, memberanikan diri.

Riana masih terdiam menatap cakrawala yang didominasi warna jingga dan semburat merah muda. Hening.

"Sudah lama saya tidak memimpikan itu. Terakhir kali saat saya tinggal di panti. Rara, teman satu panti saya yang menenangkan. Sampai akhirnya ketika saya diadopsi oleh mama dan papa, mimpi itu tak pernah lagi hadir dalam tidur saya," Riana bercerita sambil tetap menatap langit senja yang perlahan menggelap.

"Mimpi yang selalu saya coba lupakan saat masih anak-anak. Tapi, semakin saya lupakan, mimpi itu semakin hadir dan seperti nyata. Dan, ternyata benar apa yang orang-orang katakan. Luka butuh waktu untuk sembuh. Namun, tetap saja meninggalkan bekas," lanjut Riana. Barra masih terpaku mendengarkan cerita Riana.

"Tiga belas tahun yang lalu, kedua orang tua saya mengalami kecelakaan. Tabrak lari. Ibu saya sedang mengandung adik saya. Sudah dekat dengan waktu kelahiran. Kami sekeluarga pergi jalan-jalan untuk membeli perlengkapan bayi. Sepulang dari membeli semua yang dibutuhkan, tiba-tiba entah bagaimana, kejadiannya begitu cepat, sebuah mobil merah menabrak kami. Papa mama sudah bersimbah darah ketika saya membuka mata. Mobil merah itu sempat berhenti sejenak di kejauhan, tapi lalu pergi begitu saja. Sungguh mengerikan," airmata Riana kembali mengalir. Tangan Barra refleks menyapu airmata Riana.

"Tidak ada saksi mata? Polisi?" tanya Barra. Riana menggeleng.

"Tempatnya cukup sepi. Bahkan bantuan datang sudah sangat terlambat,"

"Kamu masih ingat mobilnya? Plat nomor?"

"Mobilnya bukan mobil biasa. Sepertinya mobil antik. Saya akan langsung mengenalinya jika melihatnya lagi. Untuk plat nomor... saya tidak yakin,"

"Bukan mobil biasa? Mobil antik?" tanya Barra lebih kepada dirinya sendiri. Riana mengangguk samar.

"Mimpi itu terasa sangat mengerikan sekarang. Saya tidak tau bagaimana saya bisa melewati hal semengerikan itu dulu,"

Barra melihat Riana yang masih menatap langit yang kini berubah keabuan.

"Kamu... bisa selalu mengandalkan saya untuk hal apapun," kata Barra, sambil melayangkan pandangan ke arah langit yang semakin menggelap. Riana menoleh ke arah Barra.

Baru kali ini mereka berbicara, membicarakan hal normal dan biasa, bahkan hal yang paling sensitif bagi Riana.

'Begini kah keluarga normal?' batin Riana.

"Terimakasih," ucap Riana lalu memandang langit yang gelap. Barra menatap wajah Riana yang tersenyum menatap langit malam.

"Kamu harus sering tersenyum mulai sekarang," kata Barra sambil menatap langit malam.

"Cantik," lanjut Barra yang sukses membuat Riana terkejut.

'Eh? Dia beneran Tuan Barra?'

"Sepertinya kita butuh lebih banyak waktu untuk sering-sering ngobrol seperti ini berdua," kata Barra sambil melemparkan pandangan dan menyunggingkan senyum ke arah Riana yang bengong melihat Barra.

Entah mengapa, seperti ada sengatan di dada Riana sehingga jantungnya berdetak lebih cepat. Baru kali ini Riana melihat wajah Barra yang lain. Senyum dan tatapan Barra yang lebih santai, lebih teduh.

"Aku nggak akan memaksakan apapun diantara kita. Semua butuh waktu. Seperti panggilan dan semuanya. Tak perlu dipaksakan kalau memang belum terbiasa," lanjut Barra sambil kembali menatap langit.

Riana semakin terkejut mendengar Barra berbicara dengan bahasa yang tidak seformal biasanya.

"Anda... Tuan Barra kan?" tanya Riana.

Barra tertawa kecil lalu mengacak rambut Riana.

"Cuci muka. Kita turun. Mbok Pinah sudah menyiapkan makan malam," kata Barra sambil berlalu keluar kamar Riana.

Riana menatap punggung Barra dengan tatapan tak percaya. Barra yang dikenal sebagai Si Gunung Es, berbicara padanya dengan senyum dan tawa. Mengacak rambutnya. Benar-benar tak percaya.

'Oh, My!'

Riana teringat momen ketika Barra memeluknya. Wajahnya seketika memerah.

'Aku nggak bilang apa-apa kan tadi? Eh? Enggak kan? Eh? Nggak. Nggak. Nggak,'

***

1
Umi Nur Qasamah
kutunggu peranmu Riana ...sebagai pencair suasana....
Ai-chan
nangis bombaynya bukan karena cerita MC nya
Umi Nur Qasamah
saking nyaman sm istri...sampai tuan Barra tertidur
Umi Nur Qasamah
kasihan amat arka thor.../Sob//Sob//Sob/
Hana Agustina
peluk jauh utk arka... kamu kuat n bisa melalui ini semua
Umi Nur Qasamah
uwis jan ...modus Leo ah...
Hana Agustina
kesempatan utk bertahta di hati kamuuu Dinda.. eaaaa eaaaaa
Hana Agustina
ku baca marathon Thor.. g terasa udh di sini... semangat terus Thor berkarya.. ditunggu ya up selanjutnya
Hana Agustina: dg hati senang Kaka... semangat trus berkarya yaaa...
Purnamanisa: terimakasih sudah mampir dan menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏 terimakasih juga atas like dan komennya 😊😊 nantikan update kisahnya setiap hari setelah pukul 17.00 😊😊
total 2 replies
Hana Agustina
bukan na... Tapi jelmaan barudak bucin...
Ai-chan
wah... keren nih... di awal2 fokus sama barra dan riana... kirain abis klimak masalah tabrak lari, udah... ternyata ganti sama arka... keren... keren... lanjut thor!! makin penasaran sama kisah mereka
Umi Nur Qasamah
waduh arka blm sembuh total itu berarti..kasihan/Sob//Sob//Sob/
dwi ka
Kyk alter ego ya.. Pny 2 kepribadian
Purnamanisa: kepribadian ganda kak... bisa disebabkan kenangan buruk masa lalu...

terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏😊😊
total 1 replies
Umi Nur Qasamah
walah hrs menunggu lgi tho
Purnamanisa: sabar ya kak 😊😊 terimakasih sudah setia menyimak Married to a Complete Stranger 🙏🙏
total 1 replies
Umi Nur Qasamah
walah tebakanku slh ...aq kirain raga
Umi Nur Qasamah
walah ..tebakanku slh ...aq kurain si arga
Ai-chan
eh? Arka? author ga salah tulis?
dwi ka
Loh jd arka bukannya raga ??
Waaah plot twist bgt nih
Ayu Kerti
kok arka... raga kn ya..
Umi Nur Qasamah
lanjut thor /Rose//Rose//Rose/
Umi Nur Qasamah
jangan ada pertumpahan darah la thor seremmmmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!