NovelToon NovelToon
Dear, My Love

Dear, My Love

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:129.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Naira_w

Anya Bintang Maharani, gadis cantik yang lahir dari rahim seorang istri simpanan.

Masa lalu orang tuanya yang memalukan itu membuatnya selalu menutup diri dari para lelaki yang mendekatinya. Bagi Anya, dia hanya ingin sukses dan membanggakan April, kakak yang sangat disayanginya.

Namun, Rama duda satu anak yang sangat mencintai Anya merusak segalanya. Rama lelaki yang mengaku sangat mencintai Anya tega menghancurkan mimpi gadis itu. Membuat Anya harus meninggalkan keluarga yang sangat dicintainya itu dengan membawa harga diri yang terkoyak.

Ditambah mantan istri Rama yang masih saja membayangi si duda.

Kisah cinta sang duda dengan gadis muda yang dibalut dengan tingkah kocak dua kakak lelaki dan juga keluarga yang selalu melindungi Anya.

***

Sekuel dari Dear, Mantan Gebetan.

Yang belum baca silahkan mampir dulu biar tidak bingung dengan alur ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Juga Akan Berkorban Untukmu, Mbak.

"Kenapa kita jadi ikut-ikutan disini sih, Ra?" tanya Anya dengan kesal saat mereka berjalan masuk ke sebuah kantor perusahaan kebun sawit berlantai tiga itu.

Semua mata orang-orang pun menatap mereka dengan heran.

Apalagi dua remaja yang masih mengenakan pakaian seragam itu terlihat mencolok diantara orang-orang yang menggunakan pakaian batik itu.

"Udah, santai aja. Anggap aja kita siswi SMK yang lagi magang." kata Zahra dengan santainya.

Anya berdecak kesal pada Zahra, saudaranya ini memang selalu melihat segalanya dengan positif dan santai.

Bahkan saat mereka pernah dihukum karena terlambat, jawaban Zahra hanya bisa membuat Anya menggelengkan kepalanya.

"Tenang aja, Einstein aja pernah dikeluarkan dari sekolah dan dia berhasil jadi orang sukses bahkan jadi orang terkenal." kata Zahra yang malah semangat membersihkan selasar sekolah.

Anya menatap sekeliling kantor sambil berjalan menuju aula kantor milik Rama. Dulunya kantor Rama tak sebesar ini, hanya dua ruko dengan tiga lantai saja.

Karena kebanyakan aktivitas perusahaan ini di kebun, jadi kantor hanya untuk urusan administrasi saja.

Namun setelah beberapa tahun belakangan ini, Rama berhasil mengembangkan perusahaan kebun milik keluarganya.

Bahkan Rama sudah membeli beberapa hektar kebun sawit dan juga dua ruko disebelah kantornya.

Rama juga akan membuka usaha makanan ringan dan pusat oleh-oleh khas daerah yang katanya akan bekerja sama dengan April dan Raina.

"Anya, kamu udah datang?" sapa Rama sang pemilik perusahaan.

"Anya aja ni mas yang ditanya, aku juga ada loh." protes Zahra yang merasa tak dianggap oleh adik mas Iyan itu.

Rama tertawa mendengar ucapan gadis remaja itu.

"Iya..Maafkan mas Rama, Ra. Kamu kan tau kalau di mata mas cuma bisa memandang Anya aja." kata Rama to the point.

"Aduh... Itu rayuannya bikin gigiku ngilu. Saking manisnya. Cuma si Anya gak suka makan yang manis-manis mas, dia sukanya yang asam-asam." kata Zahra sambil meledek Anya yang memang memasang wajah masam dari tadi.

"Apapun yang Anya suka, mas Rama gak masalah. Yang penting Anya selalu bersama mas." kata Rama yang tak mengalihkan pandangannya dari wajah cantik gadis berseragam SMA itu.

"Dih, makin upgrade aja tuh gombalannya. Pasti belajar sama Mas Iyan dan Mas Zaki, kan?" tembak Zahra.

Rama tertawa mendengar kata-kata Zahra, gadis itu memang selalu bisa memecah ketegangan antara dirinya dan Anya.

"Ayo kita ke sana, sudah ada ibu-ibu negara yang menunggu." kata Rama mengkode dua remaja itu.

Ibu-ibu negara yang dimaksud adalah Bu Dewi dan Bu Vivi. Dua wanita yang paling dihormati dalam keluarga mereka.

"Sini tas kamu, biar mas simpan dulu di kantor mas." kata Rama mengulurkan tangannya untuk mengambil tas milik Anya.

"Tas kamu juga, Ra." kata Rama lagi sebelum adik bungsu Raina itu protes lagi.

"Nah, gitu dong. Aku kan gak jadi kayak obat nyamuk aja." kata Zahra menyerahkan tasnya pada Rama.

Mau tak mau Anya pun menyerahkan tas nya pada Rama.

Setelah itu dia gadis itu pun masuk ke aula yang ditunjukkan oleh Rama.

Sementara Rama berjalan menuju ruangannya untuk menyimpan tas ransel milik dua remaja itu di dalam kantornya.

Setelah meletakkan tas tersebut di atas mejanya, Rama berjalan mengitari meja dan menarik lacinya.

Rama mengambil sebuah benda yang sudah lama disimpannya.

Rama membuka kotak beludru berwarna biru itu, di dalamnya terdapat sebuah kalung emas putih dengan liontin berbentuk bintang.

Anya Bintang Maharani, seperti namanya Anya adalah bintang yang menghiasi hidupnya dan ratu yang bertahta di hatinya.

Rama membawa benda itu dan menyimpannya di saku celananya. Dia akan memberikan kalung itu pada Anya hari ini. Walaupun sebenarnya dia mau memberikannya pada gadis itu saat ulang tahunnya bulan lalu.

Namun urung dilakukannya karena takut mengganggu gadis yang sedang fokus menghadapi ujian.

Apalagi dua penjaga Anya sudah seperti anjing herder yang akan menyalak jika Rama terendus mulai mendekati Anya.

Tapi setelah melihat lelaki lain memberikan kado lebih dulu, membuat Rama pun tak mau kalah.

Rama pun segera berjalan menuju aula kantor, tempat dilaksanakannya kegiatan selamatan karena Rama berhasil membeli lahan sawit baru di daerah baru.

Dan Rama akan segera membangun kantor di daerah sana sebagai kantor cabang perusahaannya.

Rama memasuki ruangan itu, menghampiri meja yang dikhususkan untuk keluarganya.

"Anya, mana?" tanya Rama, matanya mencari sosok gadis pujaannya yang tak terlihat di antara keluarganya.

"Datang-datang yang dicari cuma Anya, dasar adik durhaka." gerutu Rahardian yang tak suka jika Rama mendekati Anya.

"Ck, mas kayak gak pernah aja. Kemana Anya, Bu?" tanya Rama pada ibunya.

Satu-satunya orang yang selalu mensupport dan memberikan jalan dirinya untuk mendekati Anya.

"Lagi di ruang ganti, kebetulan ibu bawakan baju ganti buat Anya sama Zahra. Mereka lagi ganti baju di toilet." kata Bu Dewi pada putra keduanya itu.

"Kenapa gak ganti di ruangan aku saja sih, Bu." protes Rama yang masih gelisah menunggu Anya.

"Ngapain ganti di ruangan kamu, enak aja. Pasti kamu mau ngintip mereka. Dengar ya adik-adik aku masih kecil gak cocok sama om-om kayak kamu, mas. Dasar pedofil." protes Zaki yang terlihat masih menggunakan seragam dinas dibalik jaket bomber hitamnya.

"Aku gak pedofil, mas. Aku cuma beda sepuluh tahunan doang dari Anya." kata Rama memanggil Zaki dengan panggilan yang paling tak disukai oleh Zaki jika keluar dari mulut duda itu.

"Please, mas Rama. Jangan panggil aku mas. Umurku aja masih di bawah umur kamu. Jadi kamu lebih tua dari aku." kata Zaki yang bergidik saat mendengar Rama memanggilnya mas.

"Tapi kan, mas Zaki itu kakak iparnya Anya. Jadi aku harus menghormati mas Zaki dan mbak Anya." kata Rama dengan santainya.

"Eh, duda basi. Pede amat kamu ya, memangnya Anya mau sama kamu? Urus aja mantan kamu dulu, jangan ganggu adikku yang masih polos. Dasar gamon." ucap Zaki Rama dengan sinis.

"Pasti Anya mau lah, mas. Aku akan membuktikan kalau aku benar-benar mencintai Anya. Lagipula aku gak gamon mas, aku gak ada perasaan apapun sama Zena, mas. Jadi tak cocok rasanya aku disebut gagal move on." kata Rama membela dirinya.

"Cih, gak ada perasaan tapi ngapain masih kontak-kontakan." kata Rahardian menimpali.

Jujur saja dia juga tak ikhlas jika Anya harus menikah dengan Rama yang masih saja diteror mantan istrinya.

"Kami cuma kontak-kontakan karena Zeline kok, mas. Gak lebih, lagian Zeline itu tanggung jawabku." kata Rama menjelaskan hal yang sama untuk kesekian kalinya pada kakak laki-lakinya itu.

"Tanggung jawab itu sama anak sendiri, ngapain tanggung jawab sama anak orang." celetuk Bu Dewi dengan kesal dan akhirnya mengucapkan sesuatu yang sensitif dan merupakan rahasia di dalam keluarganya.

Pasalnya wanita itu baru tau dua tahun yang lalu jika Zeline bukanlah cucu kandungnya. Padahal Bu Dewi begitu menyayangi Zeline yang merupakan perempuan pertama yang lahir di dalam keluarga kecilnya.

Karena Bu Dewi hanya mempunyai dua anak laki-laki dan keinginannya memiliki anak perempuan terobati dengan kelahiran Zeline.

Rame menatap ibunya dan menggenggam tangan wanita yang melahirkannya itu.

"Bu, kita udah pernah membicarakan hal ini. Dan ibu udah janji gak membahas masalah asal usul Zeline. Dia anakku Bu, terlepas siapa ayah kandungnya." kata Rama pada ibunya.

"Dasar bego, kamu begitu aja terus. Yang ada nanti kamu akan kehilangan semuanya termasuk gadis yang kamu cintai itu." kata Bu Dewi dengan kesal.

Mata tuanya menatap ke arah pintu masuk, melihat dua gadis menggunakan pakaian yang disiapkannya untuk Anya.

Rama menatap takjub pada gadis yang mengenakan dress batik yang disiapkan oleh ibunya.

"Pilihan ibu memang gak pernah salah." kata Bu Dewi memuji dirinya saat melihat Anya yang cantik dengan gamis batik yang motifnya sama dengan kemeja batik milik Rama.

Sebenarnya Anya tak mau menggunakan gamis itu. Namun, Bu Dewi memaksanya.

Anya yang merasa tak enak hati untuk menolak pun akhirnya mengganti pakaian seragamnya dengan gamis batik yang motifnya sama dengan kemeja batik milik Rama.

"Cepat kamu sambut calon mantu ibu, sebelum disambar sama yang lain." kata Bu Dewi mendorong putra keduanya itu agar segera bergerak menghampiri Anya.

"Anya masih kecil, Oma. Belum boleh menikah." protes Zaki yang tak terima mendengar ucapan Bu Dewi.

"Kan gak nikah sekarang juga, Zaki. Biar mereka bisa pendekatan dan saling mengenal. Nanti kalau udah lulus, biar tunangan aja dulu. Anya itu mantu idaman ibu banget, mirip mbaknya. Coba dulu kamu nikah sama si polwan itu, April pasti udah jadi mantu Oma." kata Bu Dewi menyindir Zaki.

"Enak aja, nggak ada ya Oma. April itu punya aku, dari dulu sampai nanti. Lagian ngapain sih bahas masa lalu. Gak penting juga Oma." kata Zaki yang mulai tak enak jika masa jahiliah nya dibahas.

Apalagi masalah mantan, hal yang selalu Zaki hindari karena tak ingin April marah hingga tak memberikan jatah malam padanya.

"Makanya jangan halangi Anya buat jadi mantu Oma. Kalau nggak, Oma bakalan minta April jadi mantu Oma sebagai gantinya." kata Bu Dewi menakut-nakuti Zaki yang sekarang memeluk tubuh istrinya dengan erat.

"Nggak ada ya, Oma. April itu istriku, mana bisa jadi mantu Oma. April itu mantunya Bu Vivi bukan Bu Dewi." kata Zaki dengan sengit, lalu mengecup sudut bibir istrinya.

Membuat orang-orang menggelengkan kepala, padahal ucapan Bu Dewi hanya bercanda. Namun, Zaki mudah terpancing jika berurusan dengan April.

"Mesum, gak kira-kira. Banyak anak-anak di sini. Dasar Amat!" omel Rahardian yang menutup mata gadis kecil nan centil yang duduk di pangkuannya.

Sementara Rama sudah meninggalkan meja tempat keluarganya berkumpul.

Duda itu menghampiri Anya, Zahra yang paham pun segera menyingkir dan berjalan menghampiri keluarganya.

"Kamu cantik banget, rasanya mau ku sembunyikan kecantikanmu agar tak ada yang bisa melihat kecuali aku." kata Rama dengan posesif.

"Jangan mulai mas, ramai orang di sini. Aku gak mau orang-orang berspekulasi aneh-aneh." kata Anya menghindari Rama dengan halus.

"Tapi aku rela orang-orang berspekulasi dan berpikir kamu itu milikku." kata Rama sambil menggandeng tangan lembut gadis muda itu.

"Mas apaan, sih. Aku malu mas, orang-orang pada ngelihatin kita." kata Anya yang berusaha melepaskan genggaman.

"Aku minta kamu nurut kali ini. Jangan menolak ku di hadapan karyawanku. Bisa malu aku dan keluarga besar ku." kata Rama yang sengaja memanfaatkan keluarganya agar Anya mau menurutinya.

Anya melirik ke arah meja tempat keluarganya berkumpul. Dan mereka semua menatap ke arahnya.

Anya melihat April sang kakak yang duduk diantara suaminya dan ibunya Rama. April yang kini sudah hidup bahagia, diterima dan begitu disayang oleh keluarga Bu Vivi dan Bu Dewi. Bahkan dirinya pun juga mendapatkan kasih sayang yang sama seperti Zahra anak kandung Bu Vivi.

Dan Anya tak mau jika penolakannya berakibat fatal dan merusak kebahagiaan sang kakak.

Akhirnya mau tak mau, Anya pun mengikuti keinginan Rama. Menemani pria itu berdiri di podium depan dalam aula itu.

Mata Anya pun bertatapan dengan April. Terlihat raut khawatir di wajah sang kakak. Namun, Anya tak mau membuat kakaknya semakin khawatir. Dia pun tersenyum pada sang kakak seolah-olah mengatakan jika dirinya tak apa-apa.

Anya berusaha mengabaikan rasa risih dan tak nyamannya demi sang kakak. Jika April saja bisa mengorbankan segalanya demi dirinya, maka dia pun akan melakukan hal yang sama untuk kakaknya.

'Aku juga akan berkorban untuk kebahagiaanmu, mbak.' batin Anya.

♥️♥️♥️

Jangan lupa likenya ya 🤗

1
Rangga Peppo
lanjut thorr
Nur rochman
/Joyful//Joyful//Joyful/ Mbak charlie ngajarin Anya bumil yg masih perawan soal urusan ranjang, yg ada malah insecure Anya ?? kah hamidunnya karena paksaan?? /Grin//Grin/ apalagi kalau deket Rama bawaannya kesel, uring2an ,mana bisa menggoda Rama?? kalau tiba2 Anya pakai baju dinas pasutri yg ada Rama kaget dan bingung istrinya kesambet apaan??/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nani Haryati
penasaran sama kisah mba charlie
Nur rochman
Kalau sudah seperti ini baru kesal sama zena?? Bagaimana dengan Anya yg lagi hamil??
Berusaha nenerimamu karena ada baby triplet?? tapi masih ada teror dari mantanmu ?? jangan egois deh Rama?? , apalagi kamu gak bisa bersikap tegas pada zena selama ini.dan kenapa kamu justru yg marah ?? /Panic//Drowsy//Drowsy/
Semoga saja Anya dan baby nya baik2 saja, /Pray/
Arieee
si Rama laki" gak peka😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤
sundusiyah86
hadeuh ko makin rumit Thor.... lanjut Thor lanjut
Syafira Putri
nggk setuju banget Anya sama Rama..
Linda Raiyos
Luar Biasa
Susi Akbarini
waaaahhhh...
emang yaaa...
zena si biang kerok..
alasan aja gak enak badan..
padahal karena bukan Rama yg jemput zeline..
😀😀😀❤❤❤❤
Tutiks
setuju banget banget kalau bunda nya di bawa pergi jauh dulu ....biar rama tau rasa ...lanjut lagi up nya
Susi Akbarini
lhooo..
kok enak banget zena ...
dapat uang dari mana buat nginap ke hotel..
Anya kan gak mau ngasih..
Rangga Peppo
lanjut thorr
Ifah Al Azzam Jr.
kapok Rama dari awal aja deh egois dan gak peka ngapain dipertahankan lebih baik mengakhiri kecuali dy bisa melepas masa lalu dan menghargai org yg disisinya...
Roziqin Rozi
mannntaaaaf thorrr....👍👍👍🥰
wifashaa
ya bwa ja yg jauh
Nur rochman
Nah Rama baru nyadar kalau selama ini memelihara ular berbisa, dan selalu dibodohi dengan sikap zena dg alasan zeline?? kamu memang lelaki bodoh mas Iyan dan mamamu selalu mengingatkan selama ini tapi kau tidak peduli., bahkan setelah menikahpun kau masih lebih percaya sama si zena??
Ayo bumil bikin si Rama sadar akan kebodohannya selama ini??
Cuekin aj dia dulu sampai dia ambil sikap / tindakan sama zena, jangan hanya janji dan kata2 manis saja /Panic//Drowsy//Hunger/
Meli Anja
lanjut kak
Surtinah Tina
😂😂😂😂😂😂😂
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍menyala anya
Sabaku No Gaara
yaaa...buruan hempaskan pelakor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!