NovelToon NovelToon
Poligami Yang Tak Diinginkan

Poligami Yang Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:78.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arrafa Aris

Menjadi yang ke-dua bukanlah keinginan juga pilihan yang terbaik bagi Lea. Apalagi harus berada dalam lingkaran poligami. Baginya, pernikahan adalah ibadah terpanjang dan sakral.

Namun, karena sang calon imam tak kunjung datang saat akan ijab qobul, Bagas dengan sukarela menjadi pengganti. Lea mengira Bagas tulus menikahinya. Akan tetapi, ia salah karena Bagas hanya ingin menggunakan rahimnya untuk menjadi ibu pengganti dari benihnya dan Melissa.

Bak sedang bermain api, Bagas justru terjebak dengan perasaannya pada Lea. Sebaliknya Lea yang memang tak mencintai Bagas, sikapnya selalu dingin pada sang suami.

Belum lagi karena Bagas tak bisa menerima kehadiran baby Sava, anak yang diadopsi Lea sebelum ia mengandung benih dari Bagas dan Melissa.

Pertengkaran pun sulit terhindarkan diantara mereka, karena Lea dan Bagas tak sepemikiran. Belum lagi kehadiran Wira yang semakin membuat Bagas naik pitam.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka selanjutnya? Ayo kepoin guys.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. PYTD

Beberapa jam lamanya menempuh perjalanan udara, akhirnya pesawat itu mendarat dengan selamat di bandara kota J.

Setelah memastikan semua penumpang turun, Lea dan rekan seprofesinya lanjut mengecek kabin sekaligus merapikan perlengkapan di dalam pesawat.

Begitu semuanya telah beres, Lea memilih duduk sejenak. Ia melirik jam di pergelangan tangan sembari bergumam, “Masha Allah, sudah jam 11:30 malam.”

“Lea,” panggil Vina kemudian duduk di samping Lea. “Apa benar ...”

“Nggak benar,” sela Lea cepat. “Apa aku terlihat seperti pelakor atau wanita ja*lang?” Lea balik bertanya sembari menyandarkan kepala di kursi.

Vina bergeming menatap Lea. Ia masih saja penasaran akan kisah rekan seprofesinya itu.

Karena tak mendapat jawaban dari bunda Sava, akhirnya gadis itu beranjak.

Saat rekannya sudah bersiap-siap, Lea malah ketiduran. Kondisi tubuh yang tak sehat membuatnya seolah tak berdaya.

”Lea.” Kapten Zion menepuk pelan lengan bunda Sava hingga beberapa kali.

“Zion, kalian duluan saja, biar aku yang membangunkannya,” cetus Panji.

“Baiklah,” sahut Zion.

Sepeninggal mereka, Panji berjongkok sembari menepuk punggung tangan Lea. Memanggil nama mantan tunangannya itu sehingga ia membuka mata.

“Apa kamu sedang sakit? Wajahmu pucat serta hawa tubuhmu juga panas banget,” tanya Panji.

Lea mengangguk pelan kemudian berkata, “Mas, tolong bawakan koper serta tasku kemari.”

“Baiklah, tunggu di sini sebentar. Biar aku saja yang membawa koper serta tasmu hingga ke bawah,” cetus Panji.

Beberapa menit kemudian ....

Mereka menunggu mobil jemputan. Hembusan angin yang begitu kuat, seolah menembus masuk ke tulang Lea.

“Ya Rabb, rasanya aku ingin segera tiba di rumah,” gumamnya sambil menggigil kedinginan.

Selang beberapa menit kemudian mobil jemputan mereka pun tiba. Begitu Lea masuk ke dalam kendaraan itu, ia meminta supir untuk mengurangi suhu AC.

“Pak Aiman, tolong antar saya lebih dulu, ya. Soalnya saya sudah nggak kuat,” pinta Lea dengan lirih lalu memejamkan mata.

“Baiklah, di alamat ini kan,” sahut Pak Aiman sembari menunjuk alamat rumah di kompleks xxx. Lea hanya mengangguk tanpa memperhatikan alamat rumah itu.

********

Setibanya di alamat tujuan, Vina dan Nuri saling berpandangan. Kompleks perumahan itu sangat familiar karena rata-rata dihuni oleh para pengusaha.

Kedua gadis itu memandangi Lea yang sedang tertidur. ‘Apa benar Lea merebut suami wanita tadi? Tapi, aku sangat yakin Lea bukanlah wanita seperti itu,’ batin Vina.

“Lea ... Lea,” panggil Pak Aiman sembari menepuk lengan sang pramugari. “Bangun, kita sudah sampai.”

Lea perlahan membuka mata sembari merintih. Saat tahu ia diantar di kompleks perumahan xxx, bunda Sava memprotes.

“Pak Aiman, kenapa mengantar saya ke sini?!”

“Lah, tadi saya tanya di alamat ini, kamu langsung mengangguk,” balas Pak Aiman sembari terkekeh. Pria itu kemudian turun dari mobil sekaligus membantu menurunkan koper Lea.

“Vina, Nuri, Nirmala, aku duluan, ya. Sampai jumpa di penerbangan selanjutnya,” pamit Lea lalu melambaikan tangan.

Begitu kendaraan itu menjauh, Lea mendorong koper menuju pintu utama. Ia mengusap dada sekaligus bersyukur karena mobil Bagas tak ada di garasi.

“Syukurlah dia nggak ada,” ucap Lea dengan lirih sembari menekan password pintu.

Sesaat setelah berada di dalam rumah, ia buru-buru melangkah bahkan meninggalkan koper serta tasnya begitu saja di lantai satu.

Begitu masuk ke dalam kamar, Lea langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang sembari membungkus dirinya dengan bed cover. Karena sejak tadi ia merasa kedinginan.

Ia tak tahu jika Bagas juga berada di rumah. Sepulang kantor sore tadi, ia meminta Pak Dodi mengantarnya pulang ke rumah itu.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Bagas melepas kaca mata lalu bersandar sejenak. Memikirkan Lea juga baby Sava.

“Sudah hampir jam satu dini hari?” gumamnya saat ekor matanya tertuju ke layar laptop.

Bagas kemudian meninggalkan ruangan kerja lalu lanjut menuruni anak tangga menuju dapur karena haus. Namun, ia berhenti sejenak karena mendapati koper serta tas Lea tergeletak begitu saja di dekat tangga.

“Kapan dia pulang? Di jam segini? Tumben langsung ke sini.” Seketika senyum terlukis diwajah pria itu.

Setelah meneguk air, ia kembali sembari memungut tas Lea lalu membawa koper sang istri menuju kamar.

Sejenak Bagas bergeming saat berada di dalam kamar. Memandangi Lea yang terdengar merintih serta meracau, memanggil almarhum ibu juga ayahnya.

Bagas menghampiri kemudian duduk disisi ranjang. Menatap lekat wajah pucat Lea serta tubuh yang gemetaran.

“Lea,” panggil Bagas sembari mengusap wajah sang istri. “Panas banget tubuhnya.” Ia langsung beranjak dari sisi ranjang kemudian meninggalkan Lea.

Beberapa menit kemudian, Bagas kembali sembari membawa air juga obat penurun panas.

“Lea ... Lea,” panggil Bagas sambil menepuk pelan pipi bunda Sava.

“Mas Bagas,” ucap Lea lirih tanpa membuka mata karena sangat mengenal suara suaminya.

“Ayo bangun sebentar, minum obat ini. Tubuhmu panas banget,” pinta Bagas sembari membantu Lea duduk meski sedikit memaksa.

Setelah meminum obat itu, Lea memeluk Bagas dengan erat seolah mencari kehangatan dari tubuh sang suami.

“Tidurlah,” bisik Bagas lalu mengecup kening Lea. Ia kembali membaringkan istrinya sekaligus menyelimuti tubuhnya. “Bahkan seragamnya pun nggak dia lepas.”

Beberapa jam kemudian ....

Saat Lea membuka mata, ia terkejut mendapati Bagas tertidur dengan posisi duduk disisinya.

‘Mas Bagas,’ batin Lea. Ia mengerutkan kening karena seragamnya sudah terganti dengan piyama. “Mas.” Lea mengusap pelan dada Bagas.

“Hmm, apa kamu membutuhkan sesuatu?” tanya Bagas begitu ia membuka mata. Mengusap keringat di kening Lea kemudian memindahkan satu bed cover yang ia tambahkan tadi. “Kamu ingin duduk?”

Lea mengangguk pelan dengan mata berkaca-kaca. Menatap Bagas yang kini membantunya merubah posisi menjadi duduk.

“Apa kamu sudah merasa baikan?” tanya Bagas lagi sembari menyugar rambut Lea. “Aku ke bawah dulu sekalian membuatkanmu teh hangat.”

Lea bergeming. Menatap nanar punggung suaminya. Bunda Sava menyandarkan kepala sembari memejamkan mata. Mengelus perut sekaligus menebak-nebak.

Satu bulan yang lalu ....

Ponsel Lea terus bergetar di atas meja nakas sehingga membuatnya terusik dari tidur. Saat menatap layar ponsel ia mengerutkan kening.

“Mas Bagas, mau apa dia menelfon selarut ini? Kurang kerjaan banget!” gerutu Lea karena sudah hampir jam dua belas malam.

Sejenak ia merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada suaminya meski mereka masih dalam proses cerai.

“Assalamualaikum, Mas, ada apa? Kurang kerjaan banget sih, kamu menelfon di jam segini!”

“Apa Anda istrinya?” tanya seseorang dari seberang telefon.

Lea terdiam sejenak dengan alis berkerut tipis. “Ya, benar. Ada apa?”

“Suami anda mabuk berat, tolong jemput dia sekarang di club' xxx,” pinta orang itu.

“Kalau bisa, Anda saja yang mengantarnya pulang!” tolak Lea ketus.

“Maaf Bu, sejak tadi saya sudah menawarkan diri untuk mengantar suami Anda. Tapi dia menolak dan meminta saya menghubungi Anda,” jelas orang itu lagi.

Lea mendengus kesal. Mau tak mau ia terpaksa menuruti permintaan orang itu. “Baiklah, nanti setelah tiba di club' itu saya akan menghubungi Anda lagi.”

Sebelum meninggalkan rumah, Lea membangunkan Cantika. Ia meminta sepupunya itu mengawasi baby Sava.

********

Setibanya di area parkir club', Lea kembali menghubungi orang tadi. Ia meminta orang itu membawa Bagas ke arah mobilnya.

Beberapa menit kemudian, ketika melihat seorang pria memapah Bagas, Lea langsung membuka pintu mobil seraya mengangkat tangan.

“Maaf sudah merepotkan,” ucap Lea kemudian meminta pria itu mendudukkan Bagas di kursi mobil.

“Nggak apa-apa, Bu. Oh Ya, ini kunci mobil suami Anda.” Pria itu menyerahkan kunci mobil Bagas pada Lea.

Lea mengambil kunci itu sekaligus berterima kasih. Setelah itu, ia pun berpamitan. Sesaat setelah duduk di kursi kemudi, Lea melirik Bagas yang terus memanggil namanya.

“Mas, kamu tuh apa-apaan sih? Harusnya kamu menghubungi Mbak Melissa bukan aku!” gerutu Lea sembari memasangkan seat belt Bagas.

“Aku nggak butuh Melissa tapi kamu Lea. Aku nggak ingin kita berpisah. Aku mencintaimu Lea,” racau Bagas.

Lea mendengus kesal tak menghiraukan ucapan suaminya. Ia pun melajukan kendaraannya menuju kediamannya di kompleks xxx.

Di sepanjang perjalanan, Bagas terus meracau dengan kalimat yang sama. Sedangkan Lea memilih diam dan fokus menyetir hingga tiba di kediaman mereka.

Dengan susah payah Lea memapah tubuh besar Bagas hingga berada di dalam kamar. Menghempas tubuh mereka ke atas ranjang disertai nafas ngos-ngosan.

Sejenak Lea bergeming menatap langit-langit kamar. Ketika ia hendak bangun, Bagas dengan cepat menindih tubuhnya.

“Mas, lepasin!” pekik Lea panik karena Bagas mulai meraba tubuhnya. “Mas, lepasin. Jangan seperti ini, aku mohon!”

“Nggak akan aku lepasin. Aku menginginkanmu Lea. Sudah lama kita nggak melakukannya,” bisik Bagas dengan nafas memburu. Melepas paksa pakaian Lea meski sang istri terus berteriak sambil berontak.

Alhasil, terjadi lagi pergumulan itu dibawah kendali Bagas. Segala kata umpatan, makian terlontar dari bibir Lea sambil menangis.

Akan tetapi, Bagas seolah menulikan telinganya. Yang ada dibenaknya kini adalah menuntaskan hasratnya pada Lea.

********

“Ini teh hangat untukmu.”

Lamunan panjang Lea seketika membuyar karena terkejut. Ia lalu memandangi teh hangat yang masih dipegang oleh Bagas.

Lea menggeleng tanda enggan disertai mata berkaca-kaca. “Nanti saja Mas.”

Bagas tersenyum kemudian meletakkan cangkir ke atas meja nakas.

Hening sejenak ...

Lea kemudian memeluk Bagas lalu menangis. Entah suaminya itu sengaja menjebaknya atau memang murni karena mabuk kala itu.

Tangisnya semakin pecah takala mengingat pak Wardana. Dua hari yang lalu, pria itu menemuinya sekaligus menceritakan semuanya pada Lea.

...----------------...

1
Masfaah Emah
selamat buat Lea ma Bagas atas launching nya baby Raka
Bu Kus
lha ko tamat apa gak ada kisah Wira dan Ririn thro sama cantika
Masfaah Emah: makasih atas karya nya smoga sukses di karya berikutnya 👍 🙏🏻💪
Bu Kus: tetap semangat thro semoga cepat dapat ide
total 3 replies
Bu Kus
wah selamat Lea Bagas baby Raka udah hadir
Masfaah Emah
d tunggu Thor update nya lagi seru-serunya ni🙏🏻👍💪😘
Masfaah Emah
akhirnya sampai juga di sini 😅, d tunggu launching nya baby Lea Thor 🙏🏻💪
Masfaah Emah
jadi penasaran spa sih jodohnya Wira,,?
Masfaah Emah
hadeeeh mel- mel Napa sih harus Lea lgi,,? benar apa kata Cantika jangan mentang2 Lea baik terus kmu manfaatin lgi banyak ko wanita yg lain lalu kmu bayar c wanita itu,,,!
Masfaah Emah
mungkin harus melihat dlu yg terjadi, Wira ga mau seperti Ririn yg d tinggal ayahnya, akhirnya Wira sadar, dan berkat Lea juga akhirnya Wira luluh dan mau nerima ayah nya
Masfaah Emah
Lea emang harus berbaik hati ma Melissa, karena dia lah Bagas menceraikan Melissa
Masfaah Emah
ya Allah kasian Melissa sudah d ceraikan ma Bagas sakit pula,😭😭😭 ibarat kata habis manis sepah d buang, v itu akibat ulahnya sendiri sih karna dia jahat ma Lea , coba klau ga jahat mungkin dia masih jdi istri pertama nya Bagas,v wanita manapun ga bakal ada yg mau d madu 😭😭😭
Masfaah Emah
kasian Melissa sudah jatuh tertimpa tangga pula, malang benar nasib mu 😭😭😭 coba klau ga jahat?
Masfaah Emah
smoga Melissa sadar atas perbuatannya pada Lea lalu minta maaf, smoga cepat sembuh Melissa,,🤲💪
Masfaah Emah
sebagai istri pertama mungkin Melissa merasa terbuang, sama seperti aku karena aku ga punya Anak akhirnya d cerai jga suami lebih memilih istri kedua karena dia punya anak mungkin klau milih aku ga berguna karena ga bisa ngasih anak, v aku ga jahat seperti Melissa ko karena aku nerima takdir mungkin bukan jodoh akhirnya aku memilih berpisah 😭😭😭 karna aku ga mau d madu, siapa yang lebih sakit jdi Melissa atau jdi Lea,,?
Masfaah Emah: Alhamdulillah sekarang aku sudah bahagia Thor dengan suami yg sekarang karena dia mau nerima aku apa adanya walaupun ga punya anak sampai sekarang udah 18thn v suami tetap setia karena itu yg d harapkan
AJ_86: Ya Allah, Mbak, kok aku tiba² merasa bersalah 🙏😢 Semoga Mbaknya selalu bahagia. Pokoknya tetap semangat 💪
total 3 replies
Masfaah Emah
wah sampai d bawa2 sandiwara radio jaman dlu (sembara ma parida) klau ga salah jaman aku masih SD 🤭😅 semangat Thor ceritanya bagus 👍💪
Masfaah Emah
itu bawaan debay Lea, wah Lea d buat bucin skarang sehat2 ya Lea ma debay nya
Masfaah Emah
Alhamdulillah akhirnya Lea hamil lgi smoga xan bahagia
Masfaah Emah
smoga Lea hamil n ga jdi cerainya
Masfaah Emah
mungkin Melissa dapat karma nya karna telah menggugurkan kandungan Lea , sehingga dia d cerai kan ma Bagas n Bagas balikan ma Lea
Masfaah Emah
Lea 😭😭😭😭😭😭😭
Masfaah Emah
Lea
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!