NovelToon NovelToon
Mencintai Wanita Yang Salah

Mencintai Wanita Yang Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: lita aprillia

Kavian akan lakukan apapun untuk bisa membuat kekasihnya bangga pada dirinya, termasuk dia mau berkorban besar atas kesalahan yang kekasihnya lakukan.

Namun apa jadinya jika pengorbanan yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Hingga dia harus kehilangan segala hal. Bahkan kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.

Qiana adalah seorang yang membantunya menemukan jalan untuk balas dendam, namun apa jadinya jika hati terlibat.

Apakah Kavian akan meneruskan jalannya ? atau memilih berhenti ?

Penasaran yuk ikuti kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lita aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11

Di dalam kamar Qiana nampak termenung, tapi bukan Qiana jika kalau dia harus kalah dari Renata.Dia pun mengambil ponsel dan menyambungkannya pada laki laki dari masa lalunya itu.

"Hallo"

"Ya Hallo (Sini sapa Ayah dulu ya cantik)"

Qiana dapat mendengar suara laki laki itu dan hatinya sangat sakit.

"Hallo dengan siapa saya berbicara" laki laki itu bertanya pada Qiana yang terdengar diam saja.

"Aku Qiana, masih ingatkah aku ?"

"Ah, ya ada perlu apa ?"

"Aku ingin berbicara dengan kamu"

"Tentang apa ?"

"Tentang kepemilikan obat yang ku ambil dan juga tentang kamu"

"Kamu bilang akan menyelamatkan perusahaan ku, dan bahkan bilang tidak akan ada kerugian apa pun, pada akhirnya aku mau melakukan itu kamu tau kenapa ? Karena aku sayang kamu"

"Qiana"

"Berengsek" umpat Qiana.

Qiana langsung menutup telepon, dia tau dia sudah melakukan kesalahan yang fatal, dan itu akan selalu di jadikan tameng untuk Renata menyelamatkan dirinya. Qiana juga sudah berkorban untuk orang yang salah.

***

Eso harinya dan di siang hari itu hujan turun dengan deras, Kavian meminjam mobilnya Andrian untuk menemui Renata, yang ternyata dia sudah mengetahui tempat tinggalnya Renata dimana.

Dia datang menemui Renata untuk mengembalikan uang yang Renata kasih tempo hari.

Sedangkan di dalam rumah Renata, ternyata sedang berkumpul untuk makan siang, disana ada Papanya Qiana, Qiana sendiri, Renata, Liam dan Asisten Papanya Qiana.

"Setelah ini selesai saya ingin berbicara dengan kamu" ujar Papanya Qiana pada asistennya.

"Baik Tuan"

Papanya Qiana sudah selesai makan, dia pun beranjak dengan kursi rodanya menuju tempat kerjanya. Asistennya mengantarkannya beserta Renata.

Sedangkan Qiana dan Liam kembali duduk, setelah memberi salam hormat pada Papanya Qiana.

Renata sudah kembali ke meja makan "Bi, tolong panggilkan Juna untuk segera makan siang ya" titah Renata pada pelayan.

"Baik Nyonya" sahut pelayan itu.

Qiana menyunggingkan senyum, kala Renata sudah kembali duduk di kursinya.

"Liam, apakah kamu sudah melaporkan pada polisi ?" ujar Qiana tiba tiba.

Renata sedikit tersentak pada pernyataannya Qiana itu dan dia menatap Qiana dengan bertanya tanya.

"Sudah Nona" sahut Liam "Dan mereka ingin mendengar pernyataan dari orang yang di peras"

Renata mengerti apa yang sedang Qiana dan Liam bicarakan.

"Anda harus pergi ke kantor polisi, Nyonya" ujar Liam pada Renata.

Qiana kembali menyunggingkan senyumnya lagi.

"Dia sudah memeras mu kan ? Jadi kamu harus melaporkan itu dan lawan laki laki itu" ujar Qiana

Tangan Renata yang memegang sendok, nampak lemas tiba tiba.

"Aku tau kamu sedang sibuk beberapa hal, aku pun bermaksud menjadi saksi, namun mereka tetap ingin mendengar pernyataan dari orang yang di peras"

Tatapan Qiana tidak terarah pada Renata, tapi tatapannya sangat tajam sekali.

"Seharusnya kamu tidak perlu takut pada orang sepertinya, kamu harus menindak mereka. Walaupun kita harus menumpahkan darah sekalipun, untuk keadilan"

Suasana di meja makan sangat tegang. Sedangkan di luar rumah, Kavian masih menunggu di dalam mobil.

Tak lama Qiana akan pergi bersama Liam dan di luar Kavian melihat Qiana akan masuk ke dalam mobil dengan di antar dan di payungi Liam.

Setelah kepergiannya Qiana, Kavian turun dengan payung di tangannya dan berjalan ke arah rumah Renata

Sampai di depan gerbang, Kavian nampak ragu hanya untuk sekedar memencet bel rumah itu. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menyimpan amplop berisi uang itu di dalam kotak surat yang ada di sana, tak lupa dia menuliskan nama Renata di sana.

Kavian pun melangkah untuk kembali ke mobil, tapi sebuah panggilan telepon membuatnya berhenti melangkah, dan nampak lah nama Mutia di ponselnya.

"Ya, Mutia"

"Kakak" seru Mutia di balik telepon dengan dia yang menangis.

Kavian panik "Mutia, ada apa ? Apakah kamu sakit lagi ?" tanyanya dengan panik.

"Tidak, ada polisi datang mencari kakak, bahkan mereka sampai masuk ke dalam kamar" Kavian bingung, untuk apa polisi mencarinya lagi

Dari pada bertanya tanya, dia pun berlari ke arah mobil dan segera melakukannya sampai di rumahnya dia.

Saat sampai gerbang rumahnya, terlihat Mutia yang menunggu Kavian dengan basah kuyup karena hujan.

"Kakak, kakak" pekik Mutia.

Kavian berlari dan langsung memeluk Mutia.

"Apakah anda Kavian Airlangga ?" ujar salah satu petugas polisi.

"Iya, saya Kavian" Kavian menatap petugas polisi itu dengan masih memeluk Mutia.

"Saya petugas polisi dari xxxx. Nyonya Renata bilang, kalau anda sudah memeras dia" ujar petugas itu.

Kavian langsung menoleh padanya dengan ketidakpercayaan "Apa ?"

"Kakakku gak mungkin memeras orang seperti itu, dia gak mungkin seperti itu" ujar Mutia, masih dengan menangis di pelukannya Kavian.

"Anda bisa menjelaskannya di kantor polisi" petugas itu langsung akan membawa Kavian, tapi Mutia menahan.

"Tidak, kalian tidak boleh membawanya" rengek Mutia pada mereka, tapi mereka tetap membawa Kavian dengan paksa.

"Tidak" Mutia terus menangisi kepergiannya Kavian, salah satu petugas itu menahan Mutia.

"Tenanglah" ujarnya.

"Kakak"

"Siapa yang mengajukan laporan ?" tanya Kavian pada petugas itu

"Nyonya Renata"

Kavian sedikit tersentak saat mendengar nama Renata, lalu dia tertawa kecil menertawakan apa yang terjadi, tapi hatinya sangat sakit.

Kavian pun kembali di bawa pergi dan meninggalkan Mutia sendiri lagi, Kavian tidak bisa berbuat apa pun lagi saat ini, hidupnya benar benar sedang di uji.

"Kakak" Mutia berlari untuk mengejar Kavian "Tidak jangan bawa Kakak"

Hari masih hujan dan mereka sama sama basah kuyup, Kavian menengok pada Mutia yang berlari untuk mengejarnya.

"Beri waktu sebentar" ujar Kavian pada kedua petugas itu dan mereka mengangguk.

"Kakak tidak akan lama, Kakak akan segera kembali, ok" Kavian tidak tau apa yang harus di katakan, tapi saat ini dia merasa Dejavu dengan kejadian lima tahun yang lalu.

"Kakak selalu bohong, dulu kakak bilang Kakak akan cepat kembali, tapi lima tahun baru kembali"

"Mutia, kamu percaya kan sama Kakak, kalau kali ini kakak tidak bersalah"

"Iya, aku tau. Kakak gak mungkin melakukan itu" Mutia masih menangis.

"Betul, jadi pulanglah. Pulang dan gantilah baju kamu, keringkan rambut kamu, dan minum obat kamu, kamu gak boleh sakit lagi. Kakak akan telepon Kak Andrian untuk jaga kamu sebentar ya"

"Aku gak mau Kakak pergi, Pak polisi Kakak ku tidak bersalah, dia tidak melakukan hal seperti itu" kali ini Mutia bicara pada para petugas itu

"Kakak, katakan pada mereka kalau Kakak tidak bersalah, katakan pada mereka kak. Minta mereka untuk pergi juga" rengek Mutia.

"Baiklah, tapi kamu pulang dulu ya, pulanglah Mutia" pinta Kavian.

"Tidak !!!"

Kavian menghela nafasnya "Kalau Kakak tidak pulang, aku juga tidak akan pulang"

"Mutia, dokter bilang kamu tidak boleh kehujanan, Kamu bisa mati"

"Memang kenapa kalau aku mati ?"

"Kalau begitu matilah, kehujanan dan matilah !!" Kali ini Kavian nampak marah pada Mutia, namun apa yang ucapkan tidak sungguh sungguh, dia hanya ingin Mutia menurutinya untuk pulang dan menunggu dirinya di rumah.

1
Nanik Arifin
bersoraklah Renata. setelahnya menangislah, karena perjuangan bertahun & mengorbankan banyak pihak hanya sia". bahagiamu semu. pada akhirnya anakmu pun tak mendapatkan apa"
Nanik Arifin
ah... Arjuna. benar ia anak Galen ??
Nanik Arifin
semoga Luki jadi penghalang sepak terjang Renata. mampus kamu, Ren
Nanik Arifin
tnyata jerat Renata tll kuat. bahkan org kepercayaanmu tlah diambil Renata, tuan Galen
Nanik Arifin
semoga busuknya Renata segera tercium
Anita Jenius
5 like buatmu thor. semangat terus ya.
Anita Jenius
1 iklan buatmu kak.
Nanik Arifin
terbongkarlah kebususkanmu Renata
Nanik Arifin
pengkhianat & ular kau beri makan, anak sendiri kau binasakan, Galen. tunggu karmamu Galen. oh ya .. Qiana tidak kekanakan, justru dirimu yg childhis. seolah olah kau msh kuat & gesit. byk hal, yg tak mampu lagi kau gapai, ketua
Nanik Arifin
Renata, kamu sakit Krn masa lalumu, tapi kau jahat mengorbankan orang lain untuk obsesimu. kamu egois. obati jiwamu, agar kau pandai bersyukur
Nanik Arifin
Kavian salah paham dg Renata. Qiana juga salah paham Renata yg mengira Renata akan menguasai harta ayahnya. Ayahnya masih menggunakan kebijakan lama dlm memimpin perusahaan, sedangkan Renata mengambil kebijakan bbeda dg merangkul pekerja. semua masalah Krn kesalah pahaman. sayangnya Renata & Kavian sll jadi korban kesalah pahaman yg tjadi
Nanik Arifin
penuh nisteri
Nanik Arifin
apakah Renata terpaksa menikah dg seorang Duda Thor ?
Nanik Arifin
masih belum bisa nebak
Nanik Arifin
sempat lupa klo ada novel ini. Krn pemberitahuan up di paling bawah, bahkan dibawah novel yg dah selesai SMP tamat
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!