NovelToon NovelToon
Tuan Willy: Duda Mencari Cinta

Tuan Willy: Duda Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: nenah adja

Mata kecil itu berpendar melawan rasa bosan di tengah hiruk pikuk orang dewasa, hingga matanya berbinar melihat seorang gadis cantik, terlihat anggun dengan raut keibuan. Ini dia yang di carinya.

Kaki kecilnya melangkah dengan tatapan tak lepas dari gadis bergaun bercorak bunga dengan bagian atas di balut jas berwarna senada dengan warna bunga di gaunnya.

Menarik rok gadis tersebut dan memiringkan wajah dengan mata mengerjap imut.

"Mom.. Kau.. Aku ingin kau menjadi Mommyku.."

"Anak kecil kau bicara apa.. Ayo aku bantu mencari Ibumu.."

"Tidak, Ibuku sudah tiada, dan aku ingin kau yang menjadi Mommy ku."

"Baiklah siapa namamu?."

"Namaku Daren, Daren Mikhael Wilson aku anak dari orang terkenal dan kaya di kota ini, jadi jika kau menikah dengan Daddyku kau tidak akan miskin dan akan hidup senang."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TW 30: Clara Tahu

"Hallo Nona Isa, aku adalah guru Daren sejak hari ini."

Isa tersenyum canggung, bahkan saat Daren menghampirinya lalu memeluk kakinya "Mom, kau sudah sehat?" Daren mendongak namun dia justru melihat wajah Isa sedikit pucat. "Kau baik- baik saja, Mom?"

"Ya, Mom sudah sehat." Isa mengusap rambut Daren.

Isa menelan ludahnya kasar saat matanya bertatapan dengan Clara, bagaimana ini Daren memanggilnya Mom di depan Clara. Namun berbeda dengan Isa yang salah tingkah Clara justru tersenyum manis. "Semalam aku belum berterimakasih untuk makan malam yang kau siapkan."

"Aku tidak tahu, Nona Clara mengajar di sekolah Daren?" Isa jelas bingung, karena selama mengantar Daren Isa tahu siapa guru Daren.

"Aku baru hari ini mengajar di sekolah Daren. Lalu aku melihat Daren menunggu supirnya yang tidak juga menjemput jadi aku berinisiatif untuk mengantarnya." Clara tersenyum menjelaskan.

Isa mengeryitkan keningnya, lalu kemana para pengawal Daren, bukankah mereka selalu menemani Daren.

"Mom, kau melamun?" Daren menarik rok Isa "Paman pengawal berkata akan pergi sebentar tapi mereka tidak kembali, jadi Bu Clara mengantarku."

"Kamu yakin? Apa mereka mengatakan hal lain?" Daren menggeleng.

Isa menghela nafasnya, "Baiklah, Mom harus bicara dengan gurumu. Pergilah mengganti pakaianmu." Daren mengangguk, lalu berjalan ke arah meja untuk merapikan buku- bukunya lalu membawanya pergi.

Saat tadi pulang, Daren memiliki pekerjaan rumah, dan melihat Bu Clara yang turun dari mobilnya, Daren memutuskan untuk sedikit meminta bantuannya, bukankah dia harus memanfaatkan keadaan. Lagi pula Daren merasa bingung saat Bu Clara berkata dia ada sedikit keperluan dengan Mommy Isa, dan bagaimana bisa mereka saling mengenal.

"Duduklah, Bu Clara." kata Isa. Dirinya sendiri duduk di sofa di sebrang Clara.

Clara mengangguk, lalu kembali duduk "Terimakasih sudah mengantar Daren, sebenarnya aku tidak mengerti kemana memangnya para pengawal itu." Isa memulai percakapannya.

"Tidak masalah itu juga tugasku, memastikan anak muridku aman, lagi pula aku tidak menyangka jika akan mengajar Daren. Bukankah itu bagus jika aku bisa mendekati Daren." Isa meringis mendengar perkataan Clara, ada sesuatu yang menusuk hatinya, mengingat Clara adalah kandidat calon istri Willy, yang juga akan menjadi Ibu Daren.

Meski Willy mengatakan bahwa Isa miliknya, dan sudah jelas Willy berkata jika Isa akan menjadi Ibu Daren, tapi Willy juga belum memutuskan Clara.

Isa menggelengkan kepalanya, haruskah dia percaya pada Willy.

"Mengenai panggilan Daren padaku.." Isa ingin menjelaskan, namun belum selesai Isa bicara Clara memotong ucapannya.

"Aku tahu.."

"Ya?"

"Aku tahu kau hanya berpura- pura menjadi Ibu Daren, karena itu Willy mengadakan kompetisi ini agar bisa menggantikan mu." Isa mengerutkan keningnya, mendengar ucapan Clara, dari mana Clara tahu tentang ini, sedangkan Willy berkata ini hanya rahasia antara mereka, bahkan jika ini sampai di telinga Daren maka..

"Kau tahu?" Isa memutuskan untuk menanyakan dari mana Clara tahu masalah ini, padahal jelas dalam perjanjian ini adalah rahasia, antara Willy dan Isa, juga asisten Willy, Piter.

"Tentu saja, semalam Willy mengatakannya padaku." Clara tersenyum manis "Dia banyak bercerita tentang Daren, dan bagaimana dia menyukaimu hingga menjadikanmu calon Ibu pura- puranya."

Isa merasakan dadanya terasa sesak, begitu sakit, apa maksud Willy menceritakannya semuanya pada Clara, jika sesudahnya mengklaim dirinya sebagai miliknya, dan apa katanya bukankah dia akan menjadikan Isa Ibu Daren sesungguhnya, apa pria itu benar- benar hanya membual?

Isa tersenyum, namun dengan cepat wajahnya menunduk menyembunyikan matanya yang tiba- tiba berkaca- kaca, Willy sedang mempermainkannya?

"Oh, jika kau izinkan aku akan berusaha lebih dekat dengan Daren. Bukankah itu syarat mutlaknya, jika aku harus bisa merebut hati Daren?" Isa merasa semakin sakit mendengar ucapan Clara, Isa mengepalkan tangannya dan mendongak menatap Clara yang masih tersenyum sangat manis.

"Kenapa harus meminta izinku, jika Tuan Willy saja sudah menceritakan tentang aku, bukankah dia sudah mengizinkanmu untuk lebih dekat dengan Daren." Isa tersenyum miris, hatinya semakin sakit mengingat Willy hanya mempermainkannya, Willy sialan apa maksud pria itu melakukan ini?

Apa ini karena penolakannya, tapi bukankah pria itu bahkan sudah mengklaim dirinya tanpa meminta persetujuannya lebih dulu.

Isa merasakan kepalanya berdenyut memikirkan kemungkinan- kemungkinan yang ada. Isa memang tak ingin menikah dengan Willy jika karena Daren saja, tapi setelah apa yang Willy lakukan padanya, hatinya merasa tak rela jika yang menjadi Ibu Daren adalah orang lain, dan orang lain itu adalah pilihan Isa sendiri.

"Jika begitu aku bisa lega, aku akan mulai mendekati Daren terutama saat kami di sekolah dan bisakah aku meminta bantuanmu mulai besok?"

...

Wajah Daren merengut murung saat melihat kursi di sebelahnya kosong, malam ini Isa juga tidak turun untuk makan malam.

Mommynya itu sejak beberapa hari ini selalu sibuk tapi dia selalu meluangkan waktu untuk makan malam bersamanya.

Tapi hari ini Isa tidak menampakkan diri, pelayan bilang Mommy Isa sedang istirahat karena sedang sakit.

"Kau belum mulai makan." Daren mendongak pada Willy yang baru saja pulang bekerja.

Pria itu melepas jasnya dan dia berikan pada pelayan di sebelahnya "Dimana Mommy Isa?" tanyanya setelah melihat kursi Isa kosong.

"Mom sedang istirahat, dia sakit."

"Sakit?, bukankah kakinya sudah sembuh?" Daren menggeleng.

"Tidak tahu, wajah Mom juga pucat tadi.." setelah berganti pakaian tadi dia tak bertemu dengan Mom Isa lagi, bahkan Daren tak tahu kapan Bu Clara pulang, karena saat dia keluar kamar Bu Clara sudah tak ada.

"Baiklah, tidak usah khawatir Dad akan melihatnya nanti." Willy mengusap rambut Daren "Makanlah lebih dulu!" Willy merasa khawatir dengan keadaan Isa, benarkah gadis itu sakit? namun dia juga tidak boleh menunjukkannya terlalu berlebihan hingga Daren menjadi lebih khawatir.

Willy berjalan cepat ke arah kamar Isa untuk melihat keadaan gadis itu, seingatnya tadi pagi dia baik- baik saja, bahkan kakinya pun sudah membaik.

Jadi Willy akan memastikan sendiri, benarkah Isa sedang sakit.

Saat tiba di depan pintu kamar Isa, Willy yang akan membuka pintu dan masuk baru saja mengangkat tangannya untuk menyentuh handle pintu namun tiba- tiba pintu terbuka lebih dulu.

Saat ini di depannya Isa sedang berdiri terpaku dan menatapnya "Tuan?"

Willy menghela nafasnya "Daren bilang kau sakit?" Tangan Willy terangkat ingin menyentuh kening Isa, namun Isa justru memundurkan wajahnya.

"Aku baik- baik saja. Aku akan turun untuk makan."

"Kau yakin?" Isa mengangguk.

"Baiklah, aku akan membersihkan diriku lalu ikut makan." Isa kembali mengangguk lalu berjalan melewati Willy untuk pergi ke ruang makan.

"Isa.."

"Ya?" Willy merasa ada sesuatu yang aneh dari Isa, tapi entah apa. Jadi saat Isa berbalik Willy sendiri bingung apa yang akan dia tanyakan.. Jadi dengan cepat Willy berkata.

"Tidak ada, pergilah makan." Isa mengangguk lalu melanjutkan langkahnya tanpa kembali menoleh pada Willy, yang Isa tahu pria itu masih menatap punggungnya.

Isa awalnya ingin menghindari Willy dengan berpura- pura sakit. Kenyataan bahwa pria itu mengatakan semua rahasia mereka pada Clara membuat Isa sakit hati entah karena apa.

Mungkinkah karena dia sudah terlalu nyaman dengan posisinya sebagai Ibu Daren, hingga dia tak rela ada wanita lain yang akan merebut posisinya.

Atau karena kenyataan jika Willy mengatakan semuanya pada Clara dan membuktikan jika apa yang Willy katakan dan lakukan padanya beberapa hari ini semuanya bohong.

Tapi setelah Isa berpikir lagi dia juga tak mungkin terus bersembunyi hingga Daren mampu menerima Clara, lalu dia pergi begitu saja.

Jadi Isa memutuskan ia akan menghabiskan waktu lebih banyak bersama Daren, sebanyak yang dia bisa sebelum bocah itu benar- benar memiliki Ibu yang sesungguhnya.

Isa akan hiraukan perasaannya terhadap Willy, terserah pria itu mau melakukan apa!

1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
saingan masuk rumah 🤣🤣🤣
aman author suka atau tidak Tetap di lanjut membaca.. komentar positif negatif tu lumrah bikin semangat denyut² enak 🤣
Bunda Nana
my sweet daddy kok gak da thor
Ceu Nah: pindah ke apk sebelah kk
total 1 replies
hmmp memaksa kamu Willy.. mencari keuntungan pada gadis 😒
Kesian.... Mangsa keadaan di persulitkan lagi 🥴/Panic/
Bzaa
semangat isa
Bzaa
menarik
Bzaa
semangat isa
Bzaa
hadirrr
ciri² bgmn itu isa 🤣/Sweat/
Rossa Simangusong
dramanyaaa 🤣🤣🤣
jatuh cinta pada Duda... wahhh isa /Awkward/
Sabaku No Gaara
Luar biasa
nahhhh nyonya Simon, pengaruh buruk mu d ikuti oleh Lucas anak mu.. cisss/Panic/
kambing willy ... niat dlm DiAM 🤣🤣🤣
Anggun Yulianti
Luar biasa
Aq Retno
bagus
#ayu.kurniaa_
.
Rina Arie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!