NovelToon NovelToon
Cinta Sebelah Pihak

Cinta Sebelah Pihak

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Pelakor / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:859.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rani

Rere pikir, jika hanya dia yang mencintai suaminya, maka itu sudah cukup untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Karena sebelumnya, dia berpikir bisa membuat suaminya jatuh cinta setelah mereka menikah.

Namum, satu setengah tahun usia pernikahan, Rere baru sadar, jika apa yang ia usahakan tidak sedikitpun membuahkan hasil. Sang suami malah mencintai adik tiri yang hidup bersama Rere sejak masih kecil.

Akankah Rere langsung menyerah setelah mengetahui kenyataan pahit itu? Atau, apa mungkin dia akan memilih melepaskan sang suami begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

'31

"Tapi, pa. Kenyataan nanti tidak akan segampang yang papa katakan. Aku sudah melukai mama, pah. Rere pasti akan sangat marah padaku. Aku juga yakin, mama tidak akan melepaskan aku jika ia sadar nanti. Bagaimana ini, pa?"

Ya. Itulah kenyataan yang sesungguhnya. Papa Rere tahu kalau Amira yang memukul kepala istrinya. Setelah menjelaskan panjang lebar dengan air mata, Amira bukannya mendapatkan amarah dari sang papa. Tapi melainkan, dapat dekapan hangat untuk ditenangkan.

Si bibi ART yang tahu akan hal itu langsung di pulangkan ke kampung. Dengan sejumlah uang, si bibi di minta untuk tutup mulut akan apa yang terjadi sesungguhnya.

Papa Rere memang sangat kelewatan. Ia salah menempatkan rasa bersalah dan juga kasih sayang. Karena rasa cinta akan perempuan yang ia sayangi, dia malah membuat hidup satu anaknya tersiksa dan membuat kebaikan juga ketulusan istri sahnya tidak terlihat sedikitpun di matanya.

Selama ini, karena wanita yang paling ia cintai hanya mama Amira, karena itu dia sangat menyayangi Amira. Dan dia merasa sangat bersalah atas berpisahnya Amira dengan sang mama akibat keteledoran dirinya.

Mama Amira meninggal karena dia tidak bisa membagikan cintanya dengan baik. Perempuan itu bunuh diri karena terlalu steres dengan kehidupan yang sulit. Karena itu, papa Rere menyalahkan dirinya. Dia pikir, dialah yang menjadi penyebab sebenarnya dari kematian wanita yang ia cintai.

"Papa sudah kehilangan mama kamu, Mi. Jadi, papa tidak akan pernah mau kehilangan kamu lagi. Kamu tenang saja, akan papa usahakan agar kamu lepas dari masalah besar yang saat ini sedang kita hadapi."

Janji itu membuat Amira tersenyum pelan di dalam pelukan sang papa. Sejujurnya, dia cukup merasa puas karena meskipun dia tinggal bersama mama dan adik tiri, tapi dia tidak pernah di lupakan oleh sang papa. Malahan, dia yang sangat diutamakan oleh papanya bagaimanapun caranya.

'Aku yakin papa pasti tidak akan membiarkan aku mendekam di penjara. Jangankan masuk penjara, terjerat masalah aja aku yakin tidak akan nantinya. Hufh ... kalau begini, aku bisa sedikit lega. Meskipun mama sadar, tapi mama tetap tidak akan bisa menghukum aku.' Karena aku punya papa yang akab selalu melindungi diri ini bagaimanapun caranya.'

...

Karena kecelakaan yang mama Rere alami sudah beberapa hari berlalu, maka mereka kembali harus menjalani hidup layaknya seperti biasa. Amira yang sudah sangat lega, kembali ke kantor untuk bekerja. Sama halnya dengan Rohan, hari ini dia juga berniat untuk kembali bekerja setelah apa yang alami kemarin.

"Huh ... aku harus berangkat ke kantor dari rumah ibu yang jaraknya sangat jauh dari kantor. Ini semua karena Rere. Bisa-bisanya ia bertindak keterlaluan padaku seperti ini. Main mengadu sambil memulangkan pakaianku pada bapak dan ibu. Maksudnya apa coba? Ingin menyiksa aku? Mentang-mentang ibu dan bapak ada di pihaknya."

"Lagian, aku heran dengan semua keluarga ku. Aku yang keluarga kandung mereka, tapi tidak mendapatkan pembelaan apa-apa. Lah Rere yang bukan siapa-siapa, hanya orang numpang melekat karena statusnya denganku malah mendapat pembelaan ekstra. Benar-benar tak habis pikir aku dengan mereka."

Rohan yang terus kesal akan apa yang ia alami sebelumnya, kini tanpa sadar mobilnya sudah tiba ke tempat yang ingin ia tuju. Ketika mobilnya masuk ke halaman kantor, dia langsung melihat keributan yang terjadi di depan pintu utama kantor tersebut.

"Apa-apaan sih ini? Pagi-pagi lagi kok udah ada keributan? Agh! Tak di rumah, tak di kantor, kenapa semuanya sangat hobi bikin masalah."

Namun, mata Rohan langsung melebar saat melihat siapa yang berada di tengah-tengah keributan itu. Dengan wajah tak percaya, dia langsung segera turun dari mobilnya.

"Amira!"

"Hei! Apa-apaan sih ini! Lepaskan Amira sekarang juga!" Rohan bicara dengan nada tinggi karena marah pada perlakuan dua satpam kantor yang sedang memegang tangan Amira dengan kasar.

Amira yang melihat kedatangan Rohan pun langsung berteriak memanggil nama Rohan. Dengan wajah sangat sedih dan paling terluka tentunya. Tak lupa, air mata juga ia jatuhkan agar Rohan semakin marah pada kedua satpam yang sudah memperlakukannya dengan kasar.

"Mas Rohan." Amira berjalan dengan langkah besar langsung menghambur ke dalam pelukan Rohan.

"Amira."

"Apa-apaan kalian, hah! Kenapa begitu kasar pada Amira! Kalian lupa siapa dia." Rohan bicara dengan nada tinggi pada kedua satpam yang saat ini sedikitpun tidak menunjukkan wajah bersalah apalagi takut pada bentakan yang Rohan berikan.

"Maaf, pak Rohan. Kami hanya melakukan tugas kami dengan sebaik mungkin saja. Kami melakukan perintah sesuai yang dikatakan bos kami. Sekali lagi maaf."

"Apa!" Rohan masih belum mengerti dengan apa yang salah satu satpam itu katakan. Dia malah menatap tajam ke arah satpam tersebut.

"Apa yang barusan kamu katakan? Perintah dari bos kalian? Kamu lupa siapa kami, hah! Kamu ingin aku pecat, hah!" Rohan semakin meninggikan suara saat mengatakan kalimat kalau dia akan memecat kedua satpam tersebut.

Namun, dari balik pintu yang saat ini di belakangi oleh kedua satpam tersebut, Rere muncul dengan dua orang karyawan lain. Kedua karyawan itu masing-masing membawa kardus di tangan mereka.

"Siapa yang ingin kamu pecat, pak Rohan?"

Pertanyaan dengan nada tegas itu langsung mengalihkan perhatian Rohan ke wajah Rere. Ada hal yang tidak beres dari kata yang baru saja Rere ucapkan. Pak. Sejak kapan Rere memanggilnya dengan panggilan itu.

"Rere."

"Ah! Kamu sungguh berani datang ke kantorku. Lalu, ingin memecat karyawan ku. Sungguh, kamu orang yang sangat punya wajah tebal ternyata, pak Rohan."

Belum sempat Rohan menjawab apa yang Rere ucapkan barusan, Rere kembali berucap.

"Kalian berdua, berikan barang-barang itu pada mereka."

"Baik, mbak."

"Rere! Apa maksudnya semua ini, hah! Inikan barang-barang aku dan Amira. Kenapa kamu keluarkan?"

"Yah. Aku keluarkan karena kalian sudah tidak lagi bekerja di kantorku. Kalian berdua sudah diberhentikan dari kantor ini dengan secara hormat. Gaji kalian juga sudah aku transfer. Jadi ... kalian berdua sudah bukan karyawan kantor ini lagi. Untuk itu, kalian tidak diizinkan masuk ke kantor ini lagi mulai dari sekarang."

"Apa-apaan ini, Rere? Kami sudah bekerja di sini sejak lama. Kami sudah menjadi pegawai tetap di perusahaan ini sejak bertahun-tahun yang lalu. Bagaimana mungkin kamu bisa memecat kami secara sepihak seperti ini." Amira yang juga tidak terima dengan keputusan yang Rere buat, juga angkat bicara. Dengan nada kesal dan suara lantang, dia mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya.

"Bagaimana mungkin? Maksudmu, aku tidak bisa memecat kamu meskipun aku mau? Ah! Jangan lupakan satu hal, Amira. Ini kantor, bukan punya keluarga papamu, tapi punya keluarga mamaku. Aku adalah pimpinan di sini. Jadi, apa yang ingin aku lakukan, tentu saja bisa aku lakukan. Karena aku, adalah pemilik yang sesungguhnya."

1
Erna M Jen
akhirnya jadi gembel ...
Heny
Klau bgn alur nya jd malas baca nya rwre di bkn lemah
Heny
Duh Dimas mau ngomporin putri
Heny
Rere ueus surut cerai jng abai
Heny
Mira kepedean kwkwkw
Heny
Amira gk sdr diri
Heny
Good rere
Heny
Jng paks rohan balikan dng rere cinta gk bs dipaksa
Heny
Yes smg kalian berjodoh
Heny
Jng mau dimadu pecat nrk berdua
Heny
Rere gercap ngusir rohan
Heny
Rere jng bodoh pisah aja sm rohan km berhak bahagia
Heny
Ayo re bilang semua sm mm mu jng ada lg yg di tutupi
Heny
Ular kepala dua bahaya ta
Heny
Km hrs kuat rere jng rapuh
Heny
Rohan gk sdr diri km yg bkn rere jd berubah
Heny
Ngapain rohan ngurus rere yg km cinta km sayang kan amira idihhh sok peduli
Heny
Klau memang rohan cinta sm Almira lepaskan rere
Heny
Smg ada co tampan kaya raya yg suka sm rere
Heny
Rohan kepanasan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!