Cinta Sebelah Pihak

Cinta Sebelah Pihak

'1

'Saat itu, aku merasa, jika hanya aku yang mencintainya maka itu sudah cukup. Tapi aku salah. Karena hanya aku yang mencintainya saja, maka itu tidak akan cukup. Rumah tangga ini tidak akan bisa bertahan dengan cinta hanya dari sebelah pihak.'

Buliran bening pun jatuh secara perlahan melintasi pipi putih Rere yang saat ini sedang menyandarkan dirinya di balik pintu kamar. Rere pun langsung memejamkan mata sambil menahan isak tangis agar tidak terdengar oleh siapa pun.

Saat itu, dua tahun yang lalu, dia mengatakan pada kedua orang tuanya kalau ia jatuh cinta pada Rohan. Tanggapan kedua orang tuanya pun sangat membuat hati Rere bahagia.

"Kamu beneran suka Rohan, Re?" Sang mama yang sangat antusias, langsung memastikan ucapan Rere dengan senyum lebar di bibirnya.

Rere pun langsung menjawab dengan anggukan pelan. Wajahnya pun langsung memperlihatkan rona merah karena sedikit malu.

Sementara itu, papanya yang juga ada di sana ikut mengukir senyum. "Rohan anak yang baik, Re. Papa juga tidak akan keberatan jika kamu menyukainya. Tapi ... yang jadi pertanyaannya sekarang, apakah Rohan juga suka sama kamu, Rere?"

Dengan penuh keyakinan, Rere pun menjawab ucapan papanya. "Rere masih belum yakin akan hal itu, Pah. Tapi ... Rere yakin akan satu hal, Rere bisa bikin mas Rohan jatuh cinta sama Rere."

Entah mendapatkan keyakinan dari mana sampai Rere bisa begitu yakin saat itu. Tapi yang jelas, keyakinan itu membuat Rere berada di posisi yang sangat sulit seperti saat ini.

Satu setengah tahun sudah berlalu sejak hari di mana mereka menikah. Hari di mana Rere sangat bahagia tanpa memikirkan bagaimana perasaan Rohan yang menjadi suaminya. Dan, tanpa memikirkan bagaimana perasaan cinta Rohan untuknya. Karena saat itu, dia begitu yakin akan kekuatan cinta yang ia miliki. Dia bisa membuat Rohan jatuh cinta padanya seiring berjalannya waktu.

Itu adalah pemikiran yang sangat amat egois ternyata. Karena pemikiran itu, telah membuat rumah tangga Rere berada diambang kehancuran.

Satu setengah tahun tidak bisa membuat Rohan jatuh cinta pada Rere. Meskipun perlakuan Rohan sangat manis, layaknya suami pada umumnya, tapi saat mengetahui kebenaran dibalik semua itu membuat Rere sangat amat sakit.

Rohan sudah punya kekasih hati yang ia cintai dengan sepenuh hatinya. Sangking penuhnya, sampai tidak ada sedikitpun celah untuk Rere masuk ke dalam hati Rohan lagi.

'Aku yang terlalu percaya diri ternyata sangat bodoh. Mas Rohan bukan milikku sejak awal hingga saat ini. Aku miliki raganya, tapi tidak dengan hatinya. Cinta dari sebelah pihak ini ternyata sangat menyakitkan.'

Rere kembali menahan isak tangis saat ia ingat apa yang baru saja ia dengar ketika datang ke kantor beberapa jam yang lalu. Tadi, niatnya ia ingin berkunjung ke kantor Rohan sambil memberikan kejutan buat si suami. Karena kebetulan, hari ini adalah hari ulang tahun Rohan.

Namun, saat ia ingin membuka pintu ruangan tersebut, tangannya malah tertahan seketika karena perkataan Rohan pada Amira, adik tiri yang hanya berselisih dua bulan dari umur Rere. Amira, adik tiri Rere itu tinggal bersama dengan Rere sejak masih anak-anak.

Mama Rere begitu berbesar hati merawat anak dari madunya sendiri setelah madunya tiada. Mama Amira meninggal ketika Amira masih berusia setahun lebih. Karena kasihan, mama Rere menyanggupi permintaan suaminya untuk merawat Amira dengan penuh kasih. Ya meskipun Rere adalah prioritas utama. Tapi dia juga tidak menelantarkan Amira karena Amira tidak bersalah.

Sementara itu, Rere pun tidak mengganggap Amira sebagai adik tiri. Melainkan, adik kandung atau lebih tepatnya sebagai teman dekat.

Rere pun tidak memikirkan dari mana asal usul Amira. Karena sama seperti sang mama, Rere juga beranggapan sama. Amira tidak salah atas apa yang mamanya lakukan. Karena tidak ada satu orang pun di atas dunia ini yang ingin hidup dengan latar belakang yang tidak baik.

Rere siap berbagi semua yang ia punya. Tempat tinggal, kasih sayang sang mama, juga apa saja yang bisa ia bagikan pada Amira.

Tapi ... kenyataan hari ini membuat dia menyesali semua itu. Amira adalah orang yang suaminya cintai. Itu dengan jelas ia dengar ketika tangannya ingin memutar gagang pintu dari ruangan suaminya beberapa jam yang lalu.

"Selamat ulang tahun, Mas Rohan. Aku tidak punya hadian yang mewah untukmu. Hanya jam tangan sederhana ini saja yang bisa aku berikan. Semoga kamu suka ya." Amira berucap dengan lembut. Dan Rere mendengarnya dengan sangat baik.

Awalnya, dia pikir itu hal biasa. Tapi setelah ia mendengar ucapan Rohan, seketika dunia Rere berubah.

"Apapun yang kamu berikan, itu adalah kado yang paling istimewa di setiap bertambahnya usia aku, Ami. Karena tidak ada satupun hadiah yang lebih berharga dari pada yang kamu berikan."

"Kamu adalah duniaku, Ami. Aku mencintai kamu dengan sepenuh hati. Tidak sedikitpun berubah dari perasaan ku itu. Sejak dulu, hingga saat ini. Hanya kamu yang aku sayangi."

"Mas! Jangan bicara seperti itu. Ini kantor. Apa kamu lupa di mana kita berada saat ini?"

"Kenapa memangnya? Kenapa kalau ini kantor? Apakah ada yang salah dengan ini semua, Ami?"

"Mas."

"Amira. Biarkan aku bicara apa saja di sini selagi kita hanya berdua saja. Karena aku tidak akan bisa menjadi diriku yang mencintai kamu ketika aku berada di tengah orang-orang."

"Tapi, Mas .... "

"Amira. Aku sangat mencintai kamu. Aku mencintai semua yang kamu miliki dari dirimu. Kesederhanaan mu, kecerdasan mu, kelembutan mu, kedewasaan mu, dan ... semua yang kamu miliki dari dirimu pokoknya. Aku suka semuanya."

Sungguh, itu ucapan yang sangat menyakitkan buat Rere. Karena ucapan itu, Rere tidak kuat untuk bertahan di depan pintu buat mendengarkan pembicaraan dua orang terdekat yang sangat ia sayangi sebelumnya, lebih jauh lagi.

Ia pun memilih kembali setelah berpesan pada semua karyawan yang ia temui di kantor tersebut. "Jangan katakan pada mas Rohan kalau aku datang ke sini barusan yah. Aku akan buat kejutan di rumah soalnya."

Sebisa mungkin, Rere bicara dengan semua ketenangan yang sebelumnya ia kumpulkan dengan susah payah. Karena pada saat ini, hatinya sungguh sangat hancur.

Setelah tiba di rumah, dia pun menutup pintu kamarnya rapat-rapat sambil terus memikirkan apa yang sudah ia dengar. Kenyataan pahit yang dia terima di hari ulang tahun yang ke dua puluh delapan dari suaminya, sungguh sangat amat menyakitkan.

'Kau suka semua yang Amira miliki, Mas? Sebenarnya, apa yang dia miliki, yang tidak aku miliki, Mas Rohan? Apakah aku begitu buruk selama menjadi istrimu sampai kamu tidak bisa melihat sedikitpun kelebihan yang aku punya?'

Rere terus menangis sampai tubuhnya merasa lelah. Hingga akhirnya, dia terlelap di atas lantai depan pintu kamarnya sendiri.

Terpopuler

Comments

Tiana

Tiana

ya harus nya jangan berfikir seperti itu.. cinta itu 2 belah pihak..

2023-10-08

0

gang jasad

gang jasad

cjcvjv

2023-10-05

0

gang jasad

gang jasad

bjkk

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!