Permaisuri Raja Iblis

Selesai menikmati ikan panggang, Shen Yue duduk di sebuah kursi yang terletak di samping gubuk milik Putri Lian Hua. Kaki bocah itu terjulur, sambil sesekali dia gerakan ke depan dan ke belakang.

Pikirannya saat ini masih terfokus pada Putri Lian Hua. Siapa gadis itu sebenarnya? Jika memang memiliki sesuatu hubungan di masa lalu, maka dia berhak mengetahui tentang hal itu.

Namun Shen Yue segera menepis pemikirannya, walau bagaimanapun dirinya masih belum mengetahui tentang hubungan di antara keduanya. Jika dia terlalu banyak bertanya, bisa saja Putri Lian Hua akan merasa curiga, sehingga dia tak bebas berkeliaran di sekitar gubuk itu, apalagi saat ini Shen Yue telah merasakan nyaman.

Semenjak dirinya terlempar ke dunia kuno ini, Putri Lian Hua beserta seluruh pelayannya adalah orang kedua yang dia jumpai dan memiliki hati yang baik, sedangkan orang pertama yang dia jumpai merupakan individu yang jahat dan termasuk kelompok penjualan manusia.

Jika di zaman modern, mereka pasti akan diburu oleh pihak kepolisian, karena telah berani memperjual belikan manusia untuk dijadikan budak. Namun saat ini dia hanya bisa menghela nafas berat, karena dirinya telah terlempar ke zaman di mana yang kuatlah yang berkuasa, sedangkan orang yang lemah dan miskin pasti akan selalu tertindas.

Beberapa bayangan melintas tak jauh dari gubuk tempat di mana Putri Lian Hua tinggal, hal itu langsung disadari oleh Shen Yue. Meskipun dia terlempar ke dalam tubuh seorang bocah berusia 9 tahun, nyatanya tak membuat kemampuannya dari kehidupan yang lalu berkurang.

Bahkan dia bisa dengan yakin mengatakan, ada sekitar 20 orang yang kini mulai memperhatikan gubuk Putri Lian Hua dari kejauhan. Sedangkan kelima orang gadis pelayan terlihat mendekat ke arah Shen Yue, mereka masih belum mengetahui kemungkinan bahaya yang akan menimpa sebentar lagi, berbeda dengan Shen Yue yang seolah memiliki kepekaan tersendiri.

Shen Yue merasakan kedatangan dari orang-orang yang memiliki niat buruk, apalagi sejak tadi telinganya bisa mendengar suara gesekan angin, seolah ada langkah tak terlihat yang saat ini mulai mendekat dan memperlihatkan keberadaannya.

"Apa yang kau lakukan? Dan siapa namamu?" tanya salah seorang dari gadis pelayan itu sambil menatap bocah yang saat ini terlihat seolah tengah melamun di hadapan mereka.

Shen Yue mengerutkan keningnya, bocah itu bertanya-tanya dalam hati. Apakah kelima orang gadis pelayan itu masih belum memiliki indra pendengaran yang cukup kuat, sehingga mereka tak menyadari keberadaan dari orang-orang yang mulai mendekat ke arah kediaman yang selama ini ditempati oleh Putri Lian Hua?

"Apakah kalian memiliki senjata?" tanya Shen Yue.

Kelima orang gadis pelayan itu terlihat mengerutkan dahi mereka, untuk apa bocah kecil yang berada di hadapannya itu saat ini mempertanyakan tentang senjata? Di usianya yang masih baru menginjak 9 tahun, dia bahkan belum diperbolehkan untuk memegang pisau sekalipun.

"Untuk apa?" gadis pelayan yang lain mulai mendekat, kemudian mendudukkan dirinya di samping Shen Yue. Wajahnya terlihat sangat penasaran dengan ekspresi yang dikeluarkan oleh bocah itu.

Mungkinkah jika saat ini ada sesuatu yang akan mengancam kehidupan mereka, sehingga membuat bocah kecil yang berada di hadapannya terlihat begitu waspada? Tangannya bahkan telah mulai menggenggam pasir, seolah dia akan melemparkannya ke suatu tempat.

"Ada apa, denganmu?" gadis pelayan lain pun ikut bertanya, dia benar-benar sangat heran dengan tingkah bocah itu.

Putri Lian Hua berjalan keluar dari gubuk, mata gadis itu tak jauh berbeda dengan Shen Yue, bahkan saat ini keduanya mulai memasang ke waspadaan tinggi, sambil sesekali ekor matanya melirik ke kiri dan ke kanan, seolah tengah memperhatikan sekeliling tempat tinggalnya.

"Bersiaplah! Sepertinya saat ini ada beberapa orang tamu yang datang berkunjung ke tempat kita." ucap Putri Lian Hua mengagetkan kelima orang gadis pelayan.

Bahkan Xie Wei saat ini mulai mencabut pedang yang berada di sisi kanan pinggangnya dan bersiap, jika sewaktu-waktu ada penyerangan secara mendadak. Apalagi setelah mendengar komando yang spontan dari mulut Putri Lian Hua, dia sangat yakin jika saat ini mereka tidak hanya berdelapan saja.

Kelima orang gadis pelayan mulai berdiri, tangan mereka menggenggam kunai sambil bersiap melemparkan serangan ke berbagai sudut, untuk memastikan keberadaan para penyusup.

Namun gelengan kepala dari Putri Lian Hua menghentikan tindakan mereka, bahkan saat ini senjata-senjata kecil itu kembali disembunyikan di balik hanfu yang dipakainya.

"Apakah kalian akan terus bersembunyi seperti seorang pengecut? Jika memang memiliki kemampuan, maka tunjukkan diri di hadapan kami!" teriak Putri Lian Hua dengan sangat dingin. Dia benar-benar sangat kesal karena ternyata permaisuri Li Wei masih belum berhenti mengirimkan orang-orang untuk memburunya.

Dua puluh orang pria yang saat ini bersembunyi di balik gelapnya pepohonan besar terlihat saling memandang. Bagaimana bisa Putri Lian Hua mengetahui keberadaan mereka? Padahal kelima orang gadis pelayan itu sepertinya masih belum mengetahui kehadiran mereka.

Syuuuut...

Jleb...

Aaaarg...

Terdengar suara pekikan dari balik sebuah pohon besar, yang membuat kelima orang gadis pelayan mulai meningkatkan kewaspadaan mereka. Shen Yue hanya menarik sudut bibirnya ke atas, karena kerinduannya pada senjata-senjata kecil yang saat ini berada di tangan para pelayan itu, sehingga membuat dirinya dengan sangat cepat mengambil dua buah kunai dari tangan pelayan Putri Lian Hua, kemudian melemparkannya dengan sepenuh tenaga ke arah pria yang tengah bersembunyi di balik pohon.

Hingga akhirnya, suara pekikan kaget dari pria itu berhasil membuat kelima orang gadis pelayan untuk lebih berhati-hati dan waspada, mereka baru saja menyadari keberadaan dari pria-pria itu, setelah Shen Yue berhasil melukai betis milik dua orang pasukan yang dikirim oleh permaisuri Li Wei.

Namun yang membuat Putri Lian Hua dan juga kelima orang gadis pelayannya mengerutkan dahi adalah kemampuan dan kecepatan tangan yang ditunjukkan oleh Shen yue, dalam melempar benda-benda kecil itu.

Sehingga mereka sangat yakin, bahwa Shen Yue memang memiliki kemampuan yang luar biasa, dia tidak jauh berbeda dengan ninja di zaman modern, kemampuannya bahkan tak bisa diragukan lagi, dia benar-benar telah terdidik dan terlatih dengan sangat baik, sehingga gerakannya begitu halus dan membuat musuh kaget hingga akhirnya tak menyadari keberadaan senjata-senjata yang melesat dengan sangat cepat, akibat lemparan tangan Shen Yue yang penuh tenaga.

Putri Lian Hua mengerutkan keningnya, dari mana bocah itu belajar untuk melemparkan kunai? Padahal di zaman ini senjata itu masih belum dikenal luas, sehingga mereka masih belum memiliki kemampuan dalam hal melemparkan senjata kecil itu.

Gerakan yang dilakukan oleh Shen Yue bahkan terlihat begitu mantap dan terlatih, bocah itu seolah telah mengalami pelatihan yang sangat berat, hingga akhirnya membentuk dia menjadi seorang yang sangat kuat dan kuat.

'Siapa bocah kecil itu sebenarnya? Bagaimana bisa dia memiliki kemampuan yang begitu luar biasa layaknya seorang Ninja?' pikir putri Lian Hua.