NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mimah e Gibran

Dalam satu hari hidup Almira berubah drastis setelah menggantikan kakaknya menikah dengan King Alfindra. CEO yang kejam dan dingin.
Apakah Almira sanggup menghadapi Alfin, suami yang ternyata terobsesi pada kakaknya? Belum lagi mantan kekasih sang suami yang menjadi pengganggu diantara mereka.

Atau Almira akan menyerah setelah Salma kembali dan berusaha mengusik pernikahannya?

Yuk simak ceritanya, semoga suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Wanita tanpa marga

Mendengar murka Silvia di sambungan telepon membuat Dominic sekaligus Zion segera kembali. Menemui Silvia yang masih bertahan di mansion Alfindra. Diam-diam Zion mengukir senyum mendengar cerita sang mama kalau Alfindra sudah menikah akan tetapi bukan dengan Salma.

"Ngapain senyum-senyum gitu, Zi?" selidik Silvia.

Dominic berusaha menenangkan istrinya, "kenapa sih, Ma? Lagian Alfindra sudah besar, dari dulu kamu juga tau dia susah nurut. Nggak usah lah nuntut ini itu," ucap Dominic mengusap bahu Silvia.

"Bangus dong kalau Alfin sudah nikah, ya walaupun nggak sama Salma. Tapi gadis mana yang dia nikahi?" tanya Zion pura-pura terkejut padahal batinnya tertawa senang bisa mendapatkan peluang mengejar Salma.

"Mana mama tau sama gadis mana! Tampilannya aja biasa, wajahnya bulet kaya bakpau. Mana rambutnya pendek," jelas Silvia membuat Dominic tersenyum simpul, sedetail itu istrinya memperhatikan gadis yang bersama Alfindra.

"Pokoknya papa harus marahin Alfindra, suruh pisah sama wanita itu. Kasian Salma, lagian dia gak jelas dari keluarga mana," kekeh Silvia.

Zion mendekat dan duduk di sisi kanan Silvia, sementara Dominic di sisi kiri.

"Mungkin ada hal yang Alfindra sembunyikan," seru Zion diangguki Dominic.

Silvia mendelik sinis, masalahnya orang-orang sini sangat setia pada Alfindra. Jangankan membuka mulut, ingin masuk kamar Alfindra dan menggeledahnya saja tak dapat Silvia lakukan. Bambang dan yang lain pasti akan menghalanginya.

"Coba papa cek mansion ini, ayo Zi!" ajak Dominic.

Silvia menyandarkan tubuhnya di sofa kemudian membiarkan suami dan anak sulungnya menggeledah seluruh ruangan di mansion Alfindra, kecuali kamar utama yang tak bisa dibuka.

Bambang, Budi sekaligus Joko hanya bisa pasrah. Yang bisa mereka lakukan hanyalah bungkam.

"Joko ada kunci kamar pelayan?" tanya Zion. Sedangkan papanya menggeledah ruang kerja Alfindra.

"Anu Tuan, semua kunci cadangan digantung jadi satu kecuali kunci kamar Tuan Alfindra," jelas Joko diangguki Zion. Pemuda itu gegas menyusul Dominic ke ruang kerja. Ruang yang sebenarnya hanya digunakan Alfindra saat-saat tak berangkat ke kantor.

Dominic membuka satu persatu map yang menumpuk. Senyum terbit secerah matahari pagi membuat Zion mengernyit bingung dengan sikap papanya.

"Ada sesuatu, pa?" tanya Zion melongokkan kepala penasaran.

"Sejauh ini kinerja adikmu sangat bagus, ia bisa membangun perusahaannya sendiri tanpa bantuan kita itu cukup mengagumkan!"

"Ya, sayang sekali sifatnya menjengkelkan," ledek Zion.

"Zi hanya penasaran, Pa! Wanita mana yang bisa mencairkan gunung es itu selain Salma!" sambungnya lagi membuat Dominic terkekeh pelan.

"Yang jelas wanita unik," seloroh Dominic menyeringai.

Membuka laci satu persatu, hanya ada beberapa dokumen penting. Dominic sama sekali tak tertarik dengan aset putranya. Matanya masih menelisik seluruh isi ruang kerja Alfindra akan tetapi tak menemukan apapun kecuali...

Dug...

"Apaan nih?" kaki Zion tanpa sengaja menendang tumpukan bingkai yang terbengkalai.

"Kaya foto?" gumamnya pelan. Ragu antara mau memeriksa atau membiarkan saja karena Zion pikir itu mungkin hanyalah lukisan lama yang sudah tak terpakai. Posisi foto yang tengkurap dan hanya menampilkan lapisan belakang membuat Zion tak dapat melihat apapun. Namun, entah kenapa tiba-tiba tangan Dominic lebih dulu membaliknya hingga menampilkan sesosok foto wanita cantik.

"Siapa wanita ini?" Dominic mengerutkan dahinya heran, pun dengan Zion. Mereka berdua mengecek satu persatu. Foto berbeda milik orang yang sama.

"Hana Arraya?"

Zion lantas keluar untuk memastikan langsung pada Silvia sementara Dominic terduduk di ruang kerja Alfindra.

"Ma, wanita yang mama maksud? Fotonya ada di ruang kerja Alfindra bukan? Hana Arraya?" tanya Zion.

Silvia lupa, seingatnya bukan Hana nama gadis itu.

"Kayaknya bukan Hana, mana fotonya lihat coba?" tanya Silvia. Zion malah menggeret mamanya ke ruang kerja Alfindra. Beberapa tumpukan foto membuat Silvia bingung.

"Mirip sih, tapi bukan ini kok. Wajahnya bulet," elak Silvia.

"Atau mungkin wajahnya ini? Terus sekarang jadi bulet? Bisa aja kan efek suntik," seru Zion mendapat toyoran langsung dari mamanya.

"Suntik apa? Suntik mati," cibir Silvia.

"Papa cari tahu lah wanita itu, mama nggak mau punya mantu lain selain Salma!" keluh Silvia.

"Terus maksud mama, cuma Alfin yang boleh nikah? Maksudnya gimana nih gak mau punya mantu lain," sinis Zion

"Kalau gitu aku aja yang nikah sama Salma," sambung Zion lagi.

"Kita pulang aja, Ma!" ajak Dominic.

"Enggak bisa, Pa!" keluh Silvia dibalas helaan napas panjang Dominic.

"Wanita itu tanpa marga, artinya papa butuh waktu lama untuk mencari tahu dia siapa? Mama yang santai dong, toh kalau benar Alfindra menikah tanpa sepengetahuan kita kemungkinan besarnya..." Dominic tampak berfikir pun dengan Zion.

"Hamilin orang kali, Pa!"

Deg...

Mereka bertiga saling pandang, Silvia semakin melotot kesal meski kemungkinan yang dikatakan oleh Zion ada benarnya juga. Apalagi kemarin ia sempat bertemu Salma dan gadis itu bilang Alfindra juga mengaku menikah dan wanita itu sendiri yang datang ke rumah sakit untuk periksa kehamilan.

Di tengah ketegangan mereka, Madel datang. Sebenarnya ia berniat mengambilkan beberapa pakaian untuk Almira. Namun, situasi sekarang sepertinya kurang kondusif. Beruntung ada beberapa pakaian lama Almira yang ada di kamar pelayan.

Silvia mengikuti Madel ke kamar pelayan.

"Nyonya dan Tuan, saya hanya izin mengambil beberapa pakaian kekasih saya karena beberapa minggu yang lalu Tuan Alfindra memecatnya!" ijin Madel diangguki Dominic. Namun, tidak dengan Silvia yang mengikuti Madel sampai kamar pelayan.

"Dimana Alfindra?"

Madel tak menjawab, ia sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam paperbag.

"Kamu makin lama makin gak tau diri ya? Saya tahu kalau kamu orang kepercayaan putra saya, tapi Madel... Serapat apapun kamu menutupinya, saya pasti akan tahu!"

"Anda cukup cerdas nyonya, karena sudah pasti anda akan tahu. kenapa harus repot-repot memaksa saya jujur?" jawab telak Madel membuat Silvia diam seketika.

Madel pamit kepada Tuan Dominic lantas segera pulang.

Meski curiga dengan Madel, Silvia juga tak bisa membuat pemuda itu jujur.

Dominic meminta istrinya duduk sebentar lalu menatapnya dalam.

"Wanita bernama Hana Arraya itu wanita tanpa marga!" jelas Dominic membuat Zion dan Silvia sama terkejutnya.

***

Almira keluar kamar mandi hanya mengenakan kemeja putih sebatas paha. Rambut basyah yang ia lilitkan handuk semakin membuatnya terlihat seksi apalagi tetes-tetes airnya merembes membuat kemeja putih itu terlihat transparan dan tercetak jelas lekukan di baliknya.

Grepp...

"Kamu mau menggodaku, ck!" Alfindra menarik Almira hingga wanita itu terduduk dalam pangkuan. Beruntung laptop Alfindra sudah tergeletak sejak tadi.

"Mas ih, rese' banget aku kan polosan. Mana ini bajunya gede," keluh Almira berontak.

Alfindra malah membuka lilitan handuk di kepala Almira dan menciumi rambut setengah basah itu.

"Wangi!" gumam Alfindra tentu masih bisa didengar oleh Almira.

"Wangi dong! Lagian aku kan habis keramas pake kembang tujuh rupa," seru Almira membuat Alfindra keheranan.

Hahahahaha...

Tawa Almira pecah berhasil membuat suaminya keheranan, sejurus kemudian tangan kekar nan nakal itu berusaha menelusup masuk, mengukur-ngukur bukit nan jauh.

"Mas, ishhh... awas aku mau ngeringin rambut!"

"Diam," tegas Alfindra membuat Almira langsung terdiam.

Alfindra meraba pipinya pelan, "ini masih sakit? Bekasnya belum hilang ternyata?"

Almira hanya mengangguk, "iya."

Toh kenyataannya memang masih sakit, lagi pula mama mertuanya itu cukup bar-bar saat menampar. Dikira Almira pohon pisang, tak punya hati?

1
Henny Tri Mawardhany
Luar biasa
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kk
total 1 replies
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hai kak
Ervina
Luar biasa
Nayyara Gisella Nay Lagooss
😏😏 ceihhh 🤦
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nurfatihah Tiha
/Smile/
Jutawan Tafonao
Pasti silvia dengan senang hati nerima cucunya 🤔
Jutawan Tafonao
Rasakan itu fin biar kamu gak curiga sama org lain bawah yg di kandung istrimu ada lah anak mu
Jutawan Tafonao
Ternyata zion itu jahat ya
Jutawan Tafonao
Itu lah yg di namakan cinta
Jutawan Tafonao
Seharusnya kelakuan salma tau silvia mamanya alfin biar tau rasa
Jutawan Tafonao
Entah kenapa rayyan ikut campur dalam hubungan mereka jelas jelas alfin cemburu katanya teman tapi mebuat almira sengsara
Jutawan Tafonao
Harus begitu fin biar istrimu tidak ada yg mengagap remeh
Jutawan Tafonao
Segitunya cinta alfindra dengan istrinya seru
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: thanks kak
total 1 replies
Jutawan Tafonao
Kasihan cinta bertepuk sebelah tangan/Shame/
Jutawan Tafonao
Awas jadi penggangu lagi
Jutawan Tafonao
Lanjut saya baca ya/Pray/
Jutawan Tafonao
/Chuckle//Silent/
Jutawan Tafonao
kasihan banget almira nya
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
Khotinah Busro
ko si Almira polos wpa bodo banget si
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!