PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU
Di rumah minimalis berlantai dua, seorang laki-laki paruh baya tengah memijat pelipisnya demi menghindari rasa pusing yang tiba-tiba mendera. Antonio Rivaldy, karena pengobatan almarhumah istrinya dulu, ia memiliki sejumlah hutang pada seorang CEO kaya perusahaan Kingdom. Namun, setelah istrinya pergi untuk selamanya kini Anton menyesal telah terjerat dengan seorang pria sombong seperti King Alfindra.
"Berikan putrimu untuk menjadi istriku, maka ku anggap semuanya lunas!" Alfindra menyeringai, menatap Anton.
"Memberikan putriku? Anda gila, Tuan. Putriku masih terlalu kecil untuk menjadi seorang istri."
"Bukankah Hana Arraya juga putrimu? aku tertarik dengannya, atur bagaimana caraku bisa menikahinya. Maka, bukan hanya hutang yang aku anggap lunas, tapi kamu juga bisa tinggal di mansion mewah pemberianku, bagaimana?" senyum seringai terbit di bibir Alfindra, dari awal ia memang terobsesi pada anak sulung Anton hingga berniat melakukan banyak cara agar pria paruh baya itu memiliki hutang budi padanya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, kini rencananya berjalan mudah bebas tanpa hambatan meski tak menyangka kalau istri Anton tak akan bertahan lama.
***
Brakkk!
Anton menggebrak meja saking kesalnya, menyerahkan Hana untuk orang sepicik Alfindra? heh, yang benar saja.
"Aku pulang," seru Hana melenggang masuk ke dalam rumah.
Tanpa melihat ke arah papanya yang duduk di sofa, Hana langsung melengos ke lantai atas.
Selang beberapa menit Almira masuk, dia tak seperti Hana. Saat tahu papanya tengah duduk pusing di ruang tamu, yang gadis itu lakukan malah mendekat.
"Papa kenapa?" tanya Almira khawatir.
"Panggil kakakmu kesini," perintah Anton dengan wajah datar. Almira mengangguk, gegas ia naik ke lantai atas dimana kamar Hana berada.
Kebetulan, letak kamar Almira dan Hana bersebelahan jadi tak sulit baginya untuk meminta sang kakak turun.
Almira masuk ke dalam kamar mengganti pakaiannya lantas memanggil Hana.
"Kak, Papa bilang kak Hana suruh turun sebentar!" Almira mengetuk-ngetuk pintu kamar kakak perempuannya. Hening, tak ada sahutan mungkin Hana sedang istirahat.
"Kak!" kembali Almira mengetuk pintu, kali ini terdengar lebih keras.
"Aduh, bisa nggak sih nggak usah berisik! Aku tuh nggak budek tau," gerutu Hana dari dalam. Keluar dan menatap sengak adiknya sambil berkacak pinggang.
"Makin lama aku tuh makin eneg sama kamu!" sambungnya lagi masih kesal.
Mendengar keributan di lantai atas tentu membuat Anton semakin berang.
"TURUN!"
Almira langsung turun sementara Hana mencebik kesal masih tak terima istirahatnya diganggu.
"Ada apa sih, Pa?" tanya Hana malas.
"Makanya kamu kalau orang tua lagi pusing, banyak pikiran itu ditanya! Bukan nyelonong ke kamar," ketus Anton.
"Besok lusa, kamu akan menikah!" sambungnya lagi.
"Apa? Aku?" tunjuk Hana pada dirinya sendiri.
"Ya kamu, gak lihat adik kamu modelannya seperti apa? Mana mau CEO Kingdom dengannya," tegas Anton mendelik sinis ke arah Almira.
Entah, melihat Almira selalu saja membuat emosinya naik ke ubun-ubun tanpa alasan jelas. Bagaimana bisa ia memiliki anak gadis yang penampilannya di bawah standar rata-rata, memakai kacamata, outfit tak keren dan wajah yang bulat. Hal itu tentu jauh dari kriteria seorang King Alfindra.
"Nggak! nggak mau, Almira aja tuh. Lagian kan papa tahu aku sudah punya kekasih," ptotes Hana.
Memang benar, putri sulungnya sudah memiliki kekasih. Namun, apa gunanya punya kekasih tapi tak bisa menolongnya dari kubangan hutang?
Sungguh Anton juga tipe manusia yang selalu memandang segalanya dari luar, fisik dan materi.
"Tuan Alfin mintanya kamu, jangan buat papa tambah pusing. Ini juga demi hutang pengobatan mama kalian dulu," serunya.
"Bagus ya, kenapa harus aku sih Pa! pokoknya enggak, terserah Papa mau bagaimana menghadapinya," kekeh Hana.
"Pa, tapi apa tidak bisa dibayar saja hutangnya? Aku akan bantu cicil dengan gajiku," usul Almira langsung mendapat pelototan tajam dari Anton dan Hana.
"Bayar, bayar pake apa hah? Kamu kira gaji kamu yang gak lebih dari UMR itu cukup buat bayar? mikir makanya."
Hana berfikir sejenak, lantas ia memiliki ide gila untuk papanya.
"Bilang aja semua papa yang atur, toh CEO biasanya tak akan melihat pengantinnya lebih dulu. Pakai Almira, dan lihat setelah ijab qobul selesai, apa pria tua itu akan protes. Toh Almira dipoles sedikit juga cantik," usul Hana.
"Papa tinggal iyain saja ke CEO Kingdom itu," bujuk Hana lagi.
"Tapi Kak, aku belum siap,--" Almira cukup terkejut dengan ide konyol kakaknya.
"Apa? mau bilang apa? nggak mau balas budi sama Papa yang udah besarin kita?" ejeknya.
Almira hanya bisa mengangguk pasrah, ia tak pernah menyangka jika Papanya dan Kak Hana akan tega membohongi orang. Bukankah lebih bagus hutang itu dimintai tenggang waktu dan dicicil?
***
Kebaya putih membalut tubuh Almira, menuntunnya keluar setelah acara ijab qobul selesai bersama Nilam, sahabatnya. Matanya sedikit sembab sisa menangis semalam karena keputusan sang papa yang tak bisa diganggu gugat. Entah kenapa, dada Almira merasakan sesak luar biasa meski wajah dan senyum sanggup menutupi semuanya.
Sementara Hana, gadis itu telah lebih dulu kabur sebelum hari pernikahan Almira dimulai, ia bersembunyi bersama kekasihnya keluar kota sampai aman. Paling tidak sampai King Alfindra tak menuntutnya karena telah kabur.
Alfindra membuka kotak beludru merah berisikan sepasang cincin. Diraihnya satu untuk kemudian disematkan di jari manis Almira, pun sebaliknya. Alfindra sudah menebak kalau tua bangka Anton itu tak akan menyerahkan putri sulungnya, maka yang bisa Alfin lakukan adalah mengikuti permainan.
Meski tatapan laki-laki itu tetap sama, datar tanpa eskpresi. Almira tetap meraih punggung tangan Alfin untuk ia cium.
"Selamat, aku titip putriku!" ujar Anton mendramatisir.
"Hm." hanya deheman singkat, Alfin sebenarnya kecewa karena wanita yang dinikahi bukan putri sulung Antonio. Namun, ia akan memikirkan caranya lagi nanti, bahkan mungkin Alfin akan membuat Hana sendiri yang akan mendatangi dan memohon padanya. Alfin hanya perlu sedikit keji dengan Almira, mungkin Hana akan muncul dan menyelamatkan sang adik.
Almira ingin menangis, dua hari ini ia mendapat tekanan dari Anton dan Hana. Andai mamanya masih ada, mungkin papanya tak akan berberat sebelah dan pilih kasih antara dirinya dengan kakak sulung. Almira sungguh takut menghadapai pria seperti Alfindra.
"Jaga diri baik-baik, jangan malu-maluin papa," seru Anton setengah berbisik saat Alfindra memutuskan langsung membawa Almira pulang ke mansionnya.
Almira hanya mengangguk, bibirnya masih terkunci sedari tadi enggan mengeluarkan kata sepatah pun.
Hingga asisten Alfin membawa mereka ke mansion milik Alfindra, gadis itu masih terdiam.
"Madel, pecat semua pelayan di mansion ini. karena mulai hari ini, kamu yang akan melayani semua kebutuhanku. Kamu yang bertugas membersihkan seluruh mansion ini," putus Alfindra menunjuk sinis pada Almira.
"Baik, Tuan!"
Madel mengangguk, ia menurut perintah Tuannya. Sedang Almira hanya bisa pasrah karena melawan orang sekuat Alfindra tak akan bisa.
"Ingat baik-baik, kamu sudahku beli jadi tunjukan kalau dirimu lebih dari berguna!" Alfindra mencengkram dagu Almira kasar, kemudian mendorongnya hingga ambruk di sofa.
"Tapi Mas, aku ini istrimu! tugasku,--"
"Wow, istri? Tugas? apa kamu mau mengingatkanku tentang tugas malam pertama?" Alfin menyeringai.
"Tidak! bukan seperti itu," cicit Almira, ia sampai meremas ujung baju saking takut menghadapi Alfindra. Pria itu benar-benar menakutkan ketika bicara.
"Lalu? kamu mau aku memperlakukanmu layaknya ratu, hahaha..." Tawa Alfindra menggelegar. Almira hanya bisa mengelus dada, merasa takut pada pria yang beberapa jam lalu menikahinya.
"Seharusnya kakakmu yang berada disini jadi istriku. Tua bangka Anton itu membuatku rugi menikahi gadis sepertimu padahal aku sudah memberinya mansion mewah," gerutu Alfindra seraya berdecih.
"Tapi tenang saja, jika kamu mau memohon maka aku akan menerimamu. Cepat memohon," perintahnya.
"Mohon." Almira menunduk gugup.
"Apa itu caramu memohon?" sinis Alfindra.
"Mas, aku mohon!" tangis Almira pecah saat itu juga. Seharusnya tak begini, pantas jika kakaknya sama sekali tak tertarik dengan King Alfindra. Pria itu sungguh mengerikan dari segi manapun.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN SUBSCRIBE🥰🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Jutawan Tafonao
kasihan banget almira nya
2024-05-12
0
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
2024-01-25
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
alfin..almira😁
2023-12-15
1