Di campakan sang kekasih yang paling ia cintai. Ia pun Flustrasi dan berusaha bunuh diri. Namun saat ia hendak menceburkan dirinya ke dalam sungai terbesar di bawah jembatan itu. Kapal pesiar yang memuat kekasihnya malah melintas dan menghentikan langkah brutalnya itu. Apa lagi kekasihnya malah terlihat di kabin kapal telah berciuman bersama adik nya sendiri. Akhirnya ia pun mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya itu.
Salah langkah, akhirnya ia pun memasuki Clab malam lalu minum dengan pria yang ia anggap seorang bartender. Hingga akhirnya mereka pun berakhir di ranjang.
***
"Kesucianku!" Teriak Catya menjerit histeris ketika melihat dirinya dalam ke adaan telanjang bulat dan tertidur bersama seorang pria yang entah apa dan siapa.
Pria itu terbangun lalu menatap Catya dengan mata yang sayu.
"Sungguh mengesankan, aku sangat suka dengan ferpormamu malam ini... sayang"
Akibat pertemuan itu. Catya harus mau menjadi simpann pria tampan tanpa status pernikahan yang jelas.
Cinta sang Ceo...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan mendadak
***
Mobil yang di kendarai ibunya mulai melaju kencang. Melesat santai namun tak ada sedikitpun percakapan yang terjadi di antara ke duanya. Suasana hening dan begitu beku membuat Catya sungguh resah. Tapi ia juga tak punya topik yang baik yang ingin ia bincangkan bersama ibunya itu. Catya sungguh takut menyinggung perasaan ibunya jika ia sampai salah berucap.
BRUUUUMMM!!!
lama menyetir, akhirnya Catya dan ibunya sampai disebuah restoran ternama di kota itu. Ibunya memarkirkan mobilnya secara hati-hati. Dan setelah itu,mereka mulai terlihat keluar dari dalam mobil tersebut, mereka melangkah beriringan dan masuk ke dalam restoran tersebut.
Catya duduk di salah satu meja paling sudut, di ikuti ibunya. Catya pun bergegas bangun untuk mempersilahkan ibunya duduk.
"Ayo. Kembali duduk..." Jelas Sang ibu. Catya mengangguk.
Lalu beberapa pelayan datang menyodorkan dua gelas teh hangat.
"Silahkan..." Ucap pelayan itu seraya kembali pergi.
Ibu Catya kemudian meraih secangkir teh tersebut, dan menghirupnya pelan seraya memejamkan matanya. Sedangkan Catya menatap sang ibu dengan perasaan sangat rindu. Matanya menghayal, jka saja kedatangannya di sambut sang ibu, tentunya dia akan sangat bahagia.
"Katakan ada hal apa, hingga kamu menemuiku tanpa membuat janji" Tanya sang ibu lugas. Catya tercengang mendengarkan pertanyaan dari ibunya itu.
"A-apakah harus membuat janji dulu? Bukankah kita adalah satu keluarga?" Tanya Catya polos. Sang ibu yang sedari tadi tampak rileks dengan menciumi aroma teh di hadapannya pun mulai membuka matanya sinis.
"Satu kluarga katamu?" Tanya ibu angkat catya menatap dengan sorot mata tajamnya.
Gluk! Seketika mendapat tekanan itu, Catya pun menelan salivanya sendiri.
"Bu-bukankah kita satu kluarga? Aku takan pernah lupa, jika ibu adalah ibu ku sendiri" Balas Catya menahan rasa perih di hatinya.
"Hemm... ibu mu sendiri?" Tawa sinis mulai menggema dan mmbuat rumit suasana.
"Bu... tidak bisakah kedatanganku di sambut sedetik saja? Karna aku sangat rindu dengan suasana rumah..." Desah Catya tak kuasa menahan tangis yang telah menyuat di tenggorokannya.
"Berhenti omong kosong... Sekarang, katakan... apa maksud dari kedatanganmu yang mendadak ini? Waktuku tak banyak" Jelas sang ibu.
"Hiks... sebenarnya, aku ingin mengatakan sesuatu..." Ucap Catya mulai menyeka air matanya pelan.
"Katakanlah... sebentar lagi aku harus mengikuti konfersipars tentang pernikahan anakku..." Jelas ibu angkat Catya.
Mendengarkan penjelasan sang ibu, Catya makin sangat terluka "Saya ingin mengucapkan rasa terimakasih terbesar saya untuk kluarga Kusuma yang telah membesarkan saya hingga seperti ini. Meski sekarang ibu sudah tak mengakui saya sebagai anak ibu sendiri, tapi saya... akan tetap mengingat anda sebagai ibu saya sendiri, sampai kapanpun... seumur hidup saya..." Jelas Catya seraya berdiri dan membungkukan tubuhnya.
Padahal... Aku berharap, ini bukanlah sebuah akhir. Aku brharap, ibu akan memelukku dan mengucapkan hal yang sama dengan ku. Hem... tapi, ssmua hanyalah hayalanku saja. Aku tetaplah, wanita yang tak berhargaa... Bathin Catya.
Usai membungkuk, Catya lekas mengambil tas selempangnya dan mulai pamit "Catya pamit bu... semoga, Kaishar dan Casandra bahagia selama-lamanya. Catya janji... Hari ini adalah hari terakhir ibu melihat Catya berkeliaran di hadapan ibu. Kelak... Catya tak akan mempermallukan ibu lagi" Jelas Catya seraya berlalu.
Catya melangkah pergi setelah berucap hal demikian. Gluk! Ibu angkat Catya meneguk teh hangat di cengkramannya. Ia mulai berfikir, tujuh belas tahun bukanlah waktu sebntar. Meski ia tak pernah memberikan kasih sayangnya untuk Catya. Tapi tetap saja, ada rasa iba di hatinya.
Hingga ia menimbangkan kedatangan Catya ini "Tunggu!" Ucap Ibu angkat Catya. Catya yang hampir menjauh dari sang ibu pun mulai menoleh.
"Lusa... datanglah ke acara resepsi pernikahan Anak tunggalku" Jelas Sang ibu angkat Catya. Mendengar penjelasan dari ibunya. Catya pun terbelalak snang "A-apakah aku di undang bu?" Tanya Catya masih berdiri dengan sebuah tatapan tak percaya.
"Ya. Datanglah... Datang lebih awal..." Jawab sang ibu meraih dompet elit miliknya, Ia pun berdiri lalu memakai kaca mata hitamnya dan melangkah ke arah Catya yang saat itu masih berdiri mematung menatap sang ibu.
"Datanglah lebih awal, sebenarnya...Ayah mu tak ingin mengundang mu. Tapi, asalkan kamu tahu diri dan menjaga sikapmu... Aku akan mengijinkan mu menyaksikn hari terakhir adikmu melajang" jelas Sang ibu berlalu pergi dengan kalimat sindiran.
Tahu diri? Apa maksudnya ucapan ibu ini?! Apakah selama ini aku adalah hambatan ataukah seorang pengacau di matanya? Bathin Catya meracau. Seiring terlontarnya penjelasan itu. Hati Catya sungguh pedih bah tertusuk jarum secara bertubi-tubi.
"Ingat! Datanglah lebih awal...Aku tak suka ke terlambatan, apapun alasananya" Jelas Ibu angkat Catya.
Setelelah ibu catya bicara demikian, ibu Catya pun acuh dan berlalu pergi meninggalkan Catya di tempat tersebut sendirian.
Bersambung...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu