Aditya Dave Mahendra, di takdirkan menjadi pewaris yang akan memimpin beberapa perusahaan besar milik kedua orang tuanya.
Lahir dari kedua orang tua yang sama-sama menjadi anak tunggal dalam keluarga kaya raya, bisa di bayangkan berapa banyak aset-aset miliknya yang pasti tidak akan habis 7 turunan.
Pria tampan yang memiliki garis wajah tegas itu, menuruni sifat ayahnya. Aditya di kenal sangat tegas dan disiplin dalam segala hal. Dia juga terkenal dingin di perusahaan dan orang-orang sekitar. Kecuali pada keluarganya dan orang yang menurutnya spesial.
Aditya bahkan sangat over protective pada adik perempuannya, Aurelia. Sampai tidak ada laki-laki yang berani mendekati Aurelia meski kini gadis itu sudah berusia 18 tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Tepat pukul 8 pagi, mobil milik Aditya berhenti di depan gedung apartemen tempat tinggal Milea. Jordan kemudian keluar dan menghampiri Milea. Pria itu mengambil alih koper kecil di samping Milea untuk di masukkan ke dalam bagasi mobil.
"Makasih Pak Jo,," Ucap Milea disertai senyum tipis. Jordan mengangguk kecil.
Sementara itu, Milea langsung membuka pintu mobil bagian depan. Baru sempat menaikan satu kakinya, suara teguran dari dalam mobil membuat Milea mengurungkan niatnya untuk duduk di samping kemudi.
"Biar Jordan di depan." Seru Aditya tegas.
Milea menoleh sekilas ke belakang. Aditya tampak sedang bersandar di jok belakang dengan melipat kedua tangan di atas dada.
"Baik,," Jawab Milea patuh. Dia langsung pindah ke bangku penumpang. Memilih duduk menempel dengan pintu mobil karna sudah pasti sangat canggung berada di sebelah Aditya.
Status mereka yang sudah menjadi sepasang kekasih seperti tidak memberikan dampak positif pada kedekatan keduanya. Mereka masih sama-sama kaku, layaknya atasan dan bawahan.
Mungkin karna belum terbiasa, atau keduanya yang tidak memaksaan diri agar terbiasa.
Seperti ada pembatas di antara mereka hingga sulit untuk menyatu layaknya pasangan kekasih pada umumnya.
Jordan masuk ke dalam mobil setelah memasukkan koper milik Milea ke bagasi, pria itu lantas menyuruh supir pribadi Aditya untuk segera melajukan mobilnya.
Jarak yang di tempuh dari apartemen Milea ke bandara tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 20 menit. Tapi terasa lama bagi Milea yang duduk kaku di sebelah Aditya. Padahal pria itu terlihat santai daja dan sesekali mengobrol dengan Jordan.
Begitu mobil berhenti di bandara, Milea buru-buru keluar. Dia menghirup oksigen banyak-banyak seolah baru saja menahan nafas selama perjalanan. Bagaimana tidak, dia duduk disebelah Aditya dengan jarak yang sangat dekat. Mau bernafas saja rasanya harus berfikir Aditya mendengar hembusan nafasnya atau tifak.
Milea beralih ke bagian belakang mobil untuk mengambil koper miliknya, karna supir pribadi Aditya sudah membuka bagasi.
"Biarkan supir dan Jordan saja yang bawa kopernya." Cegah Aditya saat tau Milea akan mengambil koper.
Sebenarnya itu bukan bentuk perhatian, selagi di sana ada laki-laki, kenapa harus membiarkan perempuan membawa koper sendiri.
Namun melihat dari cara pandang Milea, wanita itu merasa sedang di beri perhatian kecil oleh Aditya. Ada sedikit perasaan yang membuatnya merasa besar kepala karna mendapatbperhatian kecil dari sang kekasih. Hingga tanpa sadar, bibir Milea mengulas senyum tipis. Sangat tipis sampai Aditya tidak menyadarinya.
...******...
Perjalanan udara yang di tempuh dari Jakarta menuju Prancis memakan waktu sekitar 17 jam.
Selama 17 jam tersebut, tidak banyak interasi di antara Milea dan Aditya. Keduanya hanya bicara seperlunya, itupun cuma membahas soal pekerjaan. Aditya lebih sering berinteraksi dengan Jordan.
Sampainya di bandara Prancis, ketiganya masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu mereka sejak 15 menit yang lalu.
Lagi-lagi Milea duduk dekat pintu, membuat jaraknya dengan Aditya cukup terlihat jelas karna mobil besar yang mereka naiki.
Aditya sampai menautkan alisnya. memperhatikan gerak gerik Milea yang seperti enggan dekat dengannya.
Meski menyadari hal itu, Aditya cukup bisa memahami situasinya. Dia tau Milea pasti sangat canggung duduk sebelahan dengannya.
"Ke tengah sedikit, pintunya tidak akan pindah kemana-mana." Seloroh Aditya seraya menatap sekilas.
Bukannya mencairkan suasana, Milea malah semakin canggung dan malu. Tapi akhirnya geser ke tengah mengikuti perintah Aditya.
Dari jok depan, Jordan sempat menoleh sekilas. Dia sudah merasakan gerak-gerik yang aneh di antara Aditya dan Milea sejak menjemput Milea di apartemen. Hal itu membuat Jordan bertanya-tanya. Apalagi sikap Aditya yang terkesan ingin mencairkan suasana dengan Milea dengan lebih sering bicara pada wanita itu. Padahal sebelumnya hampir tidak pernah Aditya berinteraksi dengan Milea di luar urusan pekerjaan.
Begitu mobil mulai melaju, Milea langsung menyandarkan tubuhnya. Rasa kantuk masih menyerang meski sudah tidur 4 jam di dalam pesawat. Kalau di Jakarta, dia pasti sedang tidur nyenyak karna masih pukul 12 malam.
Sekarang di Prancis masih pukul 7 malam dengan perbedaan waktu 5 jam lebih lambat dari Jakarta.
Aditya menoleh ke samping saat mendengar dengkuran halus. Di sebelahnya Milea sudah terlelap dengan bibir tipisnya yang sedikit terbuka.
Sebagian anak rambut menutupi wajahnya. Bulu mata lentiknya sesekali bergerak.
Cantik, satu kata yang menggambarkan sosok Milea ketika Aditya menatapnya. Tidak bisa di pungkiri bahwa Milea memang memiliki paras yang cantik dan meneduhkan siapa saja yang menatap wajahnya.
Tak jarang Aditya merasa jika beberapa orang yang menandatangani kerja sama dengannya karna memiliki ketertarikan dengan Milea.
Ya, karna pesona Milea ketika sedang berbicara dengan klien cukup membuat siapapun langsung tertarik untuk menyetujui kerja sama.
"Sudah sampai Tuan,," Ujar Jordan seraya menoleh ke belakang.
20 menit berlalu, rupanya Aditya juga sempat tertidur. Dia lansung membuka mata ketika mendengar suara Jordan. Namun tidak dengan Milea, wanita itu masih memejamkan mata rapat-rapat.
Supir yang menjemput mereka turun lebih dulu untuk mengeluarkan barang-barang di bagasi.
Di susul Jordan, dia juga membantu mengeluarkan koper.
Kini Aditya masih berada di dalam mobil, tampak bingung ketika akan membangunkan Milea.
Ada perasaan tidak tega melihat wanita itu tidur pulas. Tapi kalau tidak di bangunkan, siapa juga yang akan membawa Milea masuk ke hotel.
Aditya mana berani menggendong Milea, apa yang akan di katakan Jordan nanti. Belum lagi kalau nanti Milea bangun saat sedang dia gendong, pasti akan sangat canggung.
Perlahan tapi pasti, Aditya menggoyangkan bahu Milea.
"Milea,,, bangun,,," Suara lirih Aditya sama sekali tidak mengusik tidur Milea. Pria itu akhirnya mengeraskan suaranya dan membuat gerakan kencang di bahu Milea, sampai akhirnya wanita itu membuka mata dan tampak terkejut melihat wajah Aditya sangat dekat dengannya.
"Sudah sampai,," Ujar Aditya seraya menjauhkan diri, lalu membuka pintu mobil dan keluar lebih dulu.
Milea menarik nafas dalam, mencoba menetralkan detak jantungnya yang memburu karna dibuat terkejut ketika membuka mata.
"Dia tetap cuek saja sudah membuat jantungku tidak karuan, bagaimana kalau lama-lama dia mencair." Gumam Milea lirih. Hanya membayangkan sikap Aditya yang mencair, Milea sampai harus memegangi dadanya karna langsung bergemuruh.
Apa benar dia sudah jatuh cinta pada Aditya.?
Bukankah terlalu cepat.?
Entahlah, Milea bahkan belum bisa memastikan perasaan apa yang dia miliki untuk Aditya.
Untung Elia polos orangnya,gak cerdik,kalo cerdik dia yg akan meninggalkan kamu..