NovelToon NovelToon
Neophyte

Neophyte

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:873
Nilai: 5
Nama Author: penpurple_

Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.

Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.

Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?

Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?

Ayo, ikuti kehidupan si kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEET THEM

Jam di dinding kamar bernuansa monokrom kini sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Si pemilik kamar nampaknya tidak bisa tertidur, terlihat sekali dari gerak-gerik pemuda itu yang berguling ke kanan-kiri dengan mata yang mencoba terpejam erat.

“Epey lagi ngapain, ya?” gumam pemuda itu saat sudah membuka mata, memperhatikan sekitar atap kamarnya.

Pemuda yang tak lain adalah Nando tersebut beranjak duduk bersila di atas ke kasur, lalu menoleh kanan-kiri guna mencari keberadaan handphone-nya yang ternyata terletak di atas nakas.

Nando membuka handphone-nya guna mengecek dan mengetahui apakah sang kembaran sekarang masih aktif di sosial media. Setelah tidak sampai lima menit melihat kalau seluruh sosial media milik Nanda offline, dia menaruh handphone tersebut kembali di atas nakas.

Mulai turun dari atas kasur dan membuka pintu kamar. Kemudian melangkahkan kaki hingga sampai di depan kamar Nanda yang bersebelahan dengan kamarnya.

“Epey, bangun,” panggil Nando menyuruh Nanda untuk bangun sembari mengetok pintu itu dengan pelan.

Nanda yang memang orangnya mudah sekali terbangun, langsung menyahut dengan suara samar-samar, “masuk aja.”

“Dikunci,” ujar Nando sembari tangannya memegang handle pintu dan mencoba untuk membukanya, tapi tidak bisa karena pintu kamar sang kembaran dikunci dari dalam.

“Dobrak,” sahut Nanda sedikit mengeraskan suaranya.

“Ih, bukain.”

“Gue mager astaghfirullah, Paijo.”

“Bukain bentar, aku nggak bisa tidur.”

“Tidur di sofa depan tv aja sana,” suruh Nanda yang tentunya langsung ditolak oleh Nando.

“Nggak mau, banyak nyamuk.”

Nanda pun jadi mau tak mau bangun dari tidurannya dan melangkahkan kaki guna membuka pintu. “Sejak kapan apartemen kece badai begini ada nyamuknya, hah?” omelnya saat sudah membuka pintu dan terlihatlah Nando yang kini hanya menampilkan senyum manisnya saja.

***

Rean menggenggam erat tangan Sindi sembari menyapa para tamu undangan yang hadir di acara pernikahan mereka.

Ya, hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh kedua mempelai tersebut.

Pesta pernikahan putra sulung dari keluarga Davidson dan putri kedua dari keluarga Abraham memang tidak bisa dianggap remeh dan tidak akan pula dibuat sederhana.

Entah berapa undangan yang telah dua keluarga besar itu sebar. Mulai dari rekan bisnis, teman-teman dari mempelai pria dan wanita, serta tidak lupa pula sanak saudara jauh mereka yang bergantian hadir di acara tersebut.

Terdapat bermacam-macam makanan dan minuman yang tersaji rapi di atas meja prasmanan. Kedua keluarga besar itu benar-benar mencerminkan keluarga dari kalangan atas.

Saat ini sepasang saudara kembar yang tak lain Nando dan Nanda sedang dilanda kebosanan karena bingung dan tidak tau ingin melakukan apa. Ujung-ujungnya mereka hanya duduk diam berdua saja dengan ditemani bermacam-macam kue, serta tak lupa minuman di atas meja yang sudah disiapkan.

“Bosen, ayo pulang.” Itu keluhan dan ajakan yang entah sudah ke berapa keluar dari mulut Nando.

“Acaranya belum selesai, bege. Sabaran napa, tungguin lima jam lagi juga kelar.”

“Lima jam?” Nando menatap Nanda dengan wajah cengonya.

“Nggaklah, canda.”

Tiba-tiba saja terdengar suara Gerry yang memanggil si kembar, “twins.”

“Kenapa, Bang?” tanya Nanda menatap Gerry dan Nando hanya diam saja tanpa membalas panggilan itu.

“Dicariin ternyata di sini. Ayo ikut Abang, kalian dicariin mommy,” ajak Gerry bermaksud menjelaskan maksud dan tujuannya menghampiri sepasang saudara kembar tersebut.

Oh, jangan lupakan di belakang Gerry ada dua pemuda tampan yang mengikuti. Dua pemuda teman Gerry jadi ikutan menatap saudara kembar itu dengan pandangan yang berbeda.

“Eh, ya udah ayo. Mommy-nya di mana, Bang? Anterin.” Nanda segera berdiri, tangannya bergerak menarik tangan Nando guna mengajak kembarannya itu untuk ikut berdiri.

“Ayo, ikut Abang.” Baru saja Gerry akan menggandeng tangan Nanda, tak jadi karena Nando yang melihat itu dengan segera menepisnya pelan. Setelahnya Nando mulai melangkahkan kaki dengan Nanda yang berada di sebelahnya, meninggalkan Gerry dan kedua teman pemuda itu di belakang sana.

“Kurang asem tuh bocah,” gumam Gerry menggerutu kesal.

“Siapa lo, Ger?” tanya salah satu teman Gerry penasaran. Sebut saja Edo namanya.

“Adek gue.”

“Bukannya lo anak bungsu?” tanya pemuda satunya lagi. Sebut saja dia, Jaeden.

“Adek angkat.”

“Muka mereka mirip,” ujar Edo mengutarakan isi hatinya yang tadi dia tahan saat pertama kali bertemu si kembar.

“Kembar,” sahut Gerry dengan nada malas.

“Wow, udah gue duga.”

***

Sepasang saudara kembar Nando dan Nanda sangat terlihat memukau malam ini. Terlebih Nando dengan kemeja hitam dibalut dengan jas hitam yang membuatnya terlihat lebih keren dari biasanya.

Sedangkan Nanda, gadis itu memakai setelan jas putih yang celananya di atas lutut, ditambah gaya rambut sleek high ponytail yang membuat penampilannya malam ini lebih berkarisma dan menawan meskipun dengan tatanan rambut yang dibuat simpel.

Acara malam hari memang dibuat formal karena khusus untuk tamu rekan bisnis. Sedangkan tadi siang non formal karena khusus untuk tamu terdekat, seperti keluarga besar, keluarga jauh, serta teman mempelai pria dan wanita. Jangan tanya Nando dan Nanda, keduanya memang belum diperbolehkan pulang oleh keluarga Davidson dan Abraham.

“Sini, sayang,” suruh Rose saat melihat Nando dan Nanda yang akan menghampirinya dengan Gerry yang berada di belakang kedua saudara tersebut.

“I-iya, Mom.” Entah mengapa Nanda tiba-tiba saja merasa gugup. Pasalnya dia kini tengah ditatap oleh orang-orang yang duduk didua meja sekaligus, berdekatan dengan dirinya berdiri. Nando yang tau kembarannya itu merasa gugup pun mengusap lembut tangan Nanda yang masih berada dalam genggamannya.

Rose berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Nanda yang masih berdiri di sebelah Nando. Sedangkan Gerry kini sudah menghilang entah ke mana.

“Ayo sini kenalan sama temen Mommy.” Rose merangkul bahu Nanda dan mengarahkan tubuh gadis itu agar menghadap ke arah meja yang diisi orang-orang yang sedari tadi terus memperhatikannya.

Nanda yang melihat itu jadi kebingungan sendiri. Jangan tanya Nando sekarang, pemuda itu masih senantiasa menggandeng tangan sang kembaran.

“Jangan gugup, sayang,” bisik Rose menenangkan.

“Malu, Mom,” ungkap Nanda pelan.

“Nggakpapa, ayo kenalin diri.”

Nanda menghela nafasnya pelan sebelum kembali mengeluarkan suara diiringi senyuman canggungnya. “H-halo, semua. Perkenalkan nama saya Reynanda Feyza.”

“Halo, cantik,” sapa Alifah selaku nyonya keluarga Wilson, beranjak dari duduknya dan menghampiri Nanda.

Ya, orang-orang yang berada didua meja sedari tadi terus memperhatikan si kembar yang tak lain adalah keluarga Wilson dan keluarga Anderson.

Keluarga yang hadir di acara tersebut ada oma Alifah dan opa Jeff, bunda Arizka dan ayah Aditya, mama Indah dan papa Reno, mami Reya dan papi Bian. Serta anak-anak mereka yang ikut ada Naldo dan Nata selaku anak Arizka dan Aditya, Marsel dan Tama selaku anak dari Reya dan Bian.

“Kalo yang ganteng ini siapa namanya?” tanya Alifah berpindah tempat jadi di sebelah kiri Nando dengan menepuk bahu Nando sebanyak dua kali, setelah tadi dia sudah mengelus pipi Nanda.

“Boy,” tegur Davie, suami Rose yang juga duduk bergabung di meja itu, bermaksud menyuruh Nando memperkenalkan diri karena Nando hanya diam saja.

“Saya Reynando,” ujar Nando mengangguk singkat sebagai bentuk sopan santun. Alifah hanya tersenyum memaklumi. Mirip sekali, ujar Alifah dalam hati.

“Saya boleh memeluk kamu?”

***

— t b c —

1
XVIDEOS2212
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
penpurple_: siap, makasi yaaa😍
total 1 replies
Ritsu-4
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
penpurple_: ah, terimakasih ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!