Rembulan anak kedua dari pasangan pak Hermawan dan Ibu Tika, Rembulan anak yang keras kepala dan bertingkah laku seperti wanita yang berbeda, selalu ceria dan polos. Rembulan menyetujui perjodohan dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Tepatnya ia di jual oleh orang tuanya karena hutang akibat perusahaan Papahnya yang bangkrut, dan banyak hutang yang harus di bayar oleh Papahnya.
Apakah Rembulan mau dan menerima perjodohan tersebut???
Yuk kepoin ceritanya 💃💃💃
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Kedatangan Rembulan mengubah semuanya, perhatian, kasih sayang dari suaminya itu dan lebih parahnya lagi Papah mertuanya saja lebih sayang bocah tengil itu di bandingkan dengan istri pertamanya dari putranya itu.
"Kalau tahu bakalan kaya gini gue gak terima jika Mas Raditya itu menikah lagi, sekarang Mas Raditya mulai tertarik pada bocah itu." gurutu Siska, ia menatap dirinya dari pantulan cermin tersebut.
Siska terdiam, ia semakin membenci madunya karena kedatangannya membuat hidupnya berantakan.
"Aaargghh... Akan ku balas kamu, bocah tengil," umpat Siska dengan amarahnya yang membara.
Tok .. Tok... Tok...
Ketukan pintu kamarnya membuyarkan lamunan Siska yang marah pada madunya itu. Ia harus bagaimana untuk menyingkirkan madunya itu dari kehidupan dirinya bersama dengan suaminya.
"Ada apa?" tanya seorang pria yang tak lain adalah Chiko adik angkat Tuan muda Raditya.
"Kamu kenapa? Bete banget itu muka," tanya Chiko sambil mengejek.
"Ini semua gara-gara bocah itu, dia mulai mengambil alih semua yang aku miliki terutama Kaka mu itu," adu Siska pada adik iparnya itu yang selalu menjadi partner ranjangnya. Ia dua manusia ini telah berhubungan dengan adik dari suaminya secara diam-diam, agar tak ketahuan oleh Tuan Raditya.
Siska sebagai wanita dewasa butuh belaian suaminya yang tak perduli dengan adanya dirinya, ia selalu mencoba untuk memancing birahi seorang Tuan Raditya tapi ujung-ujungnya dia lah yang di tinggalkan olehnya.
"Dari pada pusing, mending kita hepi hepi gimana?" tawar Chiko sambil mengedipkan sebelah matanya, ia butuh belaian seorang wanita yang bisa memuaskan dirinya saat di ranjang dan istri kakak lah yang selalu membuat ia candu.
"Ok lah, dari pada nungguin kakak mu tak akan melirik sedikit pun lihat body gue ini," ucap Siska yang menerima ajakan dari adik iparnya itu untuk memuaskan kebutuhan nafsu mereka.
Terjadilah dua manusia itu melakukan hubungan terlarang yang tak pernah Tuan Raditya ketahui, ia memanfaatkan kondisi dan momen jika Tuan Raditya pergi ke kantor ataupun pergi ke luar negeri.
Chiko yang sering pulang pergi dari tempat tinggalnya di kota B tersebut hanya ingin menemui partner ranjangnya yang tak lain adalah Siska kakak iparnya sendiri.
.
.
.
Kendaraan roda empat itu sampai di rumah Rembulan yang biasa saja namun begitu berarti bagi Rembulan, ia di besarkan oleh kedua orang tuanya bersama sang kakak berada di kota lain.
Rembulan turun dari mobil suaminya itu dan menatap rumah orang tuanya begitu sepi.
"Sepertinya sepi tak ada orang, Papah dan Mamah pada kemana?" tanya Rembulan pada dirinya sendiri seolah ia mempertanyakan pada suaminya itu.
Rembulan masuk ke rumah itu tanpa ada pagar, rumah orang tuanya Rembulan berlantai dua dengan gaya menimalis membuat semua orang melihatnya begitu nyaman.
Rembulan melirik kearah suaminya untuk meminta jawaban atas apa yang ia lihat.
"Orang tua mu pergi, dia menemui kakak mu," jawab Tuan Raditya yang tahu dengan lirikan istrinya itu yang meminta jawaban atas apa yang terjadi.
"Emang kakak ku kenapa?" tanya Rembulan yang khawatir dengan apa yang terjadi pada Kaka satu-satunya itu.
"Entah, yang aku tahu hanya itu." balas Tuan Raditya hanya tahu sebatas itu saja, masalah mertuanya ia tak tahu lebih banyak lagi.
"Mana ponsel ku yang lama?" pinta Rembulan, ia ingin di kembalikan ponselnya yang dulu saat di ambil oleh suaminya ini.
"Di rumah," jawab Tuan Raditya.
"Aku pengen telpon Papah," rengek Rembulan begitu sedihnya seolah ia tak bisa menyembunyikan rindunya pada kedua orang tuanya.
"Pake ponsel ku saja," tawar Tuan Raditya yang merogoh ponselnya berada di saku celananya.
"Ayo ambil, katanya mau menghubungi papah mu?" tawar Tuan Raditya lagi pada istrinya yang sedang ragu.
Tanpa berpikir panjang Rembulan mengambil ponsel itu , ia segera mencari kontak nomor Papahnya. panggilan itu pun tersambung beberapa detik kemudian Rembulan mendengar suara yang teramat ia rindukan.
"Halo, Tuan. Ada apa menghubungi saya," ucap Papah Hermawan di sebrang sana.
"Pah, ini Rembulan putri Papah," lirih Rembulan begitu senang dan bahagia bisa mendengar suara Papahnya walaupun dari sambungan telepon.
"Ulan, ini Kamu nak, apa kabar?" tanya seorang pria cinta pertamanya Putrinya yang bernama Rembulan.
"Ulan baik, Pah. Papah dimana? Ulan ada di rumah kita," tanya Rembulan ingin memastikan langsung.
"Papah berada di tempat kakak mu, Ulan. Dia lagi sakit," jelas Papah Hermawan yang berbohong pada putrinya. Bukan itu alasan dengan sang istri menemui putri pertamanya itu.
"Kak Maya sakit? Dia sakit apa, Pah?" tanya Rembulan begitu khawatir.
"Cuma sakit biasa, mungkin kecapean saja, kamu ke rumah Papah sama siapa?" tanya Papah Hermawan yang mengalihkan pertanyaan dari putrinya.
"Sama Mas Raditya, Pah," ucap Rembulan sambil melirik kearah suaminya itu yang sedang memperhatikannya.
"Boleh Ulan ke sana! Untuk jenguk kak Maya," pinta Rembulan yang ingin bertemu dengan orang tuanya dan kakaknya.
"Jangan, cukup kamu doakan saja ya," tolak Papah Hermawan dengan langsung.
"Kenapa, Pah?" tanya Rembulan lagi, ia aneh dengan jawaban yang Papahnya berikan.
"Gak apa--,"
Oek.. Oek..Oee...
. Suara tangisan bayi itu terdengar oleh Rembulan dari sambungan teleponnya. Rembulan mengernyitkan keningnya tak mengerti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Itu suara bayi siapa, Pah????
yg menunjukan bahwa Laura sudah punya ank
knp sekarang malah gak ada yg awasin aduuuuuhhhh
😠😠😠hedeeeh
apa ceritanya d ubah