NovelToon NovelToon
Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:743.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: aisyah az

Naina Hilda, gadis yang selalu menghitung mundur hari pernikahannya harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memutuskan hubungan sepihak.

Sang kekasih menemukan tambatan hati yang lain yang menurutnya lebih sesuai dengan standarnya sebagai seorang istri yang pantas digandeng tangannya ketika kondangan.

"Maaf, Na. Perasaanku ke kamu, hambar."

Dua pekan sebelum ijab kabulnya terucap dengan sang pria.

Tenda dan katering sudah di pesan bahkan dibayarkan, untung saja undangan belum sempat disebar. Namun, bukan itu yang membuat tingkat stres Naina meningkat hingga ia lampiaskan pada makanan.

Naina baru tahu ternyata mantan tunangannya memiliki kekasih dengan spek idaman para pria. Tinggi, putih, langsing, glowing, shining, shimmering, splendid.

Apa kabar dengan Naina yang kusam, jerawatan dan gendut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Resign

Happy reading

Pagi hari Naina sudah bangun, dia sudah rapi dengan setelan trainingnya. Gadis itu bertekad akan menurunkan berat badan, dan mulai dari sekarang Naina akan berolahraga walaupun itu hanya lari pagi.

Earphone sudah terpasang di telinganya, kemudian dia keluar dari kamar. Bu Linda yang baru saja selesai menunaikan shalat subuh seketika menatap heran ke arah putrinya. Pasalnya dia melihat Naina sudah rapi, padahal biasanya Naina jam segitu belum bangun.

"Loh Naina, kamu mau ke mana? Tumben sekali pagi-pagi rapi seperti ini?" tanya Bu Linda dengan heran.

"Ini Bu, Naina mau lari pagi. Ya hitung-hitung menyehatkan badan, dan menurunkan berat badan," jawab Naina dengan enteng, kemudian dia pamit kepada ibunya melenggang keluar dari rumah.

Saat sampai di teras, Naina memanaskan tubuhnya dulu, meregangkan otot-otot sebelum berlari. Setelah beberapa menit, wanita itu pun mulai berjalan hingga sedikit demi sedikit. Dia berlari kecil menyusuri komplek perumahan yang masih sangat sepi, karena jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi.,

Akan tetapi, Naina tidak perduli. Baginya udara sejuk membuat hati Naina adem. Apalagi ditambah dengan lagu kesukaannya yang dibawakan oleh Arijit Singh.

.

.

"Huuh ... lumayan capek juga ya ternyata lari pagi? Aku pikir tidak secapek ini," gumam Naina sambil menarik nafasnya dan duduk di salah satu kursi yang berada di taman Komplek.

Dia meluruskan kakinya, lalu memukul-mukul dengkul yang terasa begitu pegal. Melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, Naina pun bangkit dia harus segera pergi ke kantor.

Saat sampai di rumah, ternyata di sana sudah ada Mayra yang sedang menunggunya. "Hei, tumben lo pagi-pagi udah di sini?" tanya Naina sambil mengelap keringatnya.

"Wow, lo habis lari pagi? Tumben banget? Berarti tekad lo itu kuat ya buat nurunin badan?" ledek Mayra.

"Ya kurang lebih seperti itu. Udah ah, gue mau mandi dulu. Nanti gue telat lagi ketemu sama p,ak Arga," ucap Naina. Kemudian dia masuk ke dalam kamar untuk mengambil baju ganti, karena sebentar lagi dia akan melaksanakan mandi.

Setelah 40 menit, dia pun sudah siap dengan setelan kantornya, kemudian Naina melangkah ke arah Mayra yang sedang berada di meja makan, karena mereka akan melakukan sarapan pagi.

"Oh ya, Na, semalam lo ngirim pesan sama gue. Lo bilang mau undur diri dari kantor? Apa Lo serius?" tanya Mayra memastikan saat dia menyuap nasi goreng ke mulutnya.

Bu Linda yang sedang memakan sarapannya seketika tersedak, kemudian Naina langsung memberikan air putih kepada ibunya.

"Apa! Kamu mau resign dari kantor? Kenapa sayang?" tanya bu Linda dengan kaget.

"Iya Bu, aku mau melupakan kak Ivan. Rasanya kalau aku masih kerja di sana dan aku masih berada di sini, perasaan ini pasti akan susah untuk dilupakan. Aku sudah memikirkan semuanya matang-matang, kalau aku akan pergi ke Jogja di mana kak Karina dan juga kak Dewa berada. Aku juga sudah menanyakan soal kontrakan di sana, dan kebetulan di sebelah kak Karina ada yang kosong. Mungkin aku akan mencari pekerjaan di sana Bu," jelas Naina.

"Tapi Nak, apa kamu sudah pikirkan secara matang-matang? Bukannya Ibu melarang, hanya saja, kalau kamu pergi berarti Ibu di sini sendiri dong?" jelas Bu Linda.

Naina menatap lekat ke arah sang Ibu. Sejujurnya dia juga tidak mau pergi dari sana, apalagi meninggalkan ibunya. Akan tetapi, Naina tidak punya pilihan lain. Rasa sakit hatinya kepada Ivan membuat Naina tidak bisa menerima keadaan.

Walaupun dia sudah berusaha kuat. Walaupun dia sudah berusaha untuk tegar, dan menerima semua kenyataan yang begitu pahit, tetap saja, rasa itu masih ada. Apalagi saat mengingat bagaimana Ivan membatalkan pernikahannya dengan kata-kata yang begitu menyakitkan hati.

"Ada Mayra yang akan menemani Ibu di sini. Tapi aku satu bulan sekali pasti akan pulang kok Bu. Tolongin aku ya, aku benar-benar ingin sekali lepas dari semuanya Bu. Aku tidak ingin kepikiran lagi dengan kak Ivan. Setelah aku benar-benar melupakan kak Ivan, dan dia sudah tidak ada lagi dalam hati Naina, maka Naina pasti akan kembali ke sini," jelas gadis itu.

Bu Linda terdiam dia menatap ke arah Mayra, sedangkan gadis itu pun hanya diam saja. Dia tidak bisa mencegah Naina, karena Maira juga tahu apa yang dirasakan oleh Naina itu tidaklah mudah.

Kemudian bu Linda mendekat ke arah Naina, dia menggenggam tangan putrinya, "Ibu akan mendukungmu! Keputusan apapun yang kamu ambil, ibu akan mendukungnya. Tapi ingatlah, sering pulang ke sini ya nengokin ibu! Ibu pasti akan sangat merindukanmu," tutur Bu Linda dengan tatapan sendu.

"Iya Bu, Naina ini kan Putri Ibu, masa Naina tega ninggalin Ibu sendirian? Lagi pula, di sini ada Mayra. Ibu kan sudah menganggap Mayra sebagai Putri Ibu sendiri, seperti Naina. Dan kita kan masih bisa video call-an setiap hari," ujar Naina sambil memeluk tubuh ibunya dari samping.

Sebenarnya Naina juga tidak ingin, akan tetapi keputusan itu sudah bulat dia ambil. Naina sudah memikirkannya secara matang-matang, dan dia rasa itu adalah keputusan yang sangat tepat.

Setelah menghabiskan sarapannya, Naina dan juga Maira berangkat ke kantor. Sepanjang perjalanan mereka tidak ada yang bicara, keduanya masih sama-sama bergelut dengan pikiran masing-masing.

Hingga tidak terasa motor pun sudah sampai di kantor, kemudian Naina langsung masuk ke dalam lift untuk menuju ruangan pak Arga.

Satu tangannya mengetuk pintu, kemudian terdengar suara dari seseorang di dalam, "Masuk!"

Sebelum dia masuk, Naina menghembuskan nafas dengan kasar. Dia yakin jika Pak Arga pasti akan marah kepadanya, tapi Naina tidak bisa lagi untuk bekerja di kantor itu, apalagi dia harus ke kantor dengan Ivan.

"Naina, ada apa? Tumben sekali kamu pagi-pagi ke sini? Apa kerjaanmu sudah beres?" tanya Pak Arga sambil menatap ke arah Naina.

Tanpa menjawab ucapan bosnya, Naina memberikan surat kepada Pak Arga, dan pria itu menatapnya dengan tatapan heran. Kemudian Pak Arga mengambil surat tersebut Lalu membacanya.

Seketika kedua Netra pria tampan itu membulat, kemudian dia menatap ke arah Naina yang sedang menunduk. "Apa maksudnya ini? Kamu mau resign dari kantor?" tanyanya dengan kaget.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu resign seperti ini?" tanyanya kembali yang masih belum mendapatkan jawaban dari Naina.

"Iya Pak, maaf jika ini dadakan. Tapi pekerjaan pun sudah saya selesaikan, dan Bapak bisa mengambilnya dari Mayra. Maaf jika saya tidak bisa lagi bekerja di sini, Pak." Naina berkata tanpa menjelaskan kenapa dia harus resign dari kantor.

"Tunggu dulu! Apa kamu ada masalah, atau gaji yang kamu terima tidak besar? Tolong jangan seperti ini, Naina! Kerja kamu di sini sangat bagus, lalu kenapa tiba-tiba kamu resign?" Arga masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dapatkan.

Pria itu tidak rela jika Naina resign dari kantor. Bukan karena apa? Tapi Naina bekerja sangat bagus, bahkan bisa dibilang Naina adalah karyawan yang ulet dan juga bertanggung jawab. Itu membuat Arga simpati kepada Naina, apalagi cara kerjanya yang bagus, walaupun terkadang Naina juga sering ceroboh.

"Maaf Pak, saya tidak bisa menjelaskan alasannya. Kalau begitu saya permisi dulu!" Naina meninggalkan ruangan Arga, tapi baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti saat mendengar ucapan dari pria yang berada di belakangnya.

"Apa ini semua ada hubungannya dengan Ivan?"

BERSAMBUNG......

1
Gunawan wan
Luar biasa
Gunawan wan
Lumayan
Ana N
Sarapan apa mkn malam thor
Ana N
Superrr sekali kak Author. Sy setuju sekali. 💪 semangat kak
Firman Firman
sekali jalng ya jalng Rere cinta krna harta nya Ivan😄🤭
Firman Firman
ha ha Ivan Ivan kmu lepasin permata hati demi batu kerikil jalann😄🤭
Firman Firman
cinta itu datang secara tiba tiba😄🤭tanpa permisi dan bicara
Firman Firman
ha ha siapa dia🤗
Firman Firman
oh may good 😱
Firman Firman
semoga saja kalian bisa bersama 💞👍
Firman Firman
lepas dari batu kerikil dapet berlian🤗
Firman Firman
terus semngat naina💪
Firman Firman
lnjut semngat naina
Firman Firman
lnjut,, 👍
Firman Firman
pak arga harus bisa memahami perasaan naina pak
Firman Firman
semngat naina 💪
Firman Firman
sabar naina prjlnnmu masih panjang jngn. kmu bersedih hanya gara gara laki bodoh macam Ivan itu😡
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
dasar kadal buntung 😄🤭
Firman Firman
trusss lannjuuuuuuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!