Kayla datang untuk menghadiri pesta pernikahan sepupunya. Namun, pernikahan itu menjadi pernikahan mendadak baginya karena sepupunya kabur dari rumah.
Untuk menutupi rasa malu pada tamu undangan, Ibu Kayla meminta Kayla menggantikan posisi sang sepupu. Dia tak ingin nama baik keluarga besar menjadi cemoohan tamu undangan.
Kayla tidak bisa menerima pernikahan ini, tapi demi mengabulkan permintaan sang ayah yang di paksa ibunya untuk membujuk Kayla, akhirnya dia terpaksa menerima takdirnya.
Dengan terpaksa dan hati yang luka Kayla melaksanakan permintaan sang ayah, pria terhebat dihidupnya.
Perjodohan ini mengantarkan mereka pada cinta pertama yang dulu sempat dikuburnya.
lanjut baca yukk...novel ini akan update setiap hari 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Ghina Fithri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
“Raffa itu, saudaraku,” ujar Kayla cepat sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Hampir saja dia memberitahukan pada ketiga sahabatnya tentang hubungannya dengan dengan Raffa.
“Kamu yakin, Raffa itu saudaramu?” tanya Gita mulai curiga pada Kayla.
“Iya,” jawab Kayla cepat.
“Aku mau mandi dulu, gerah!” Kayla berusaha menghindar dari berbagai pertanyaan dari sahabatnya.
Kayla meraih handuk lalu melangkah menuju kamar mandi, Gita, Lisa dan Dia hanya bisa saling lempar pandang lalu mengangkat bahu mereka.
Satu minggu berlalu, besok Kayla dan teman-temannya akan berangkat ke Bogor untuk mengikuti event yang diadakan oleh DEMA.
Kayla dan teman-temannya tengah mempersiapkan berbagai perlengkapan yang akan mereka butuhkan untuk esok hari.
Tiba-tiba ponsel Kayla berbunyi menandakan pesan masuk. Kayla bergegas mengambil ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur.
“Aku tunggu kamu di luar asrama.” Pesan whatsapp dari Raffa masuk.
Kayla mengernyitkan dahinya, “Ngapain dia di luar?” gumam Kayla di dalam hati.
“Aku keluar sebentar, ya,” ujar Kayla pamit pada teman-temannya.
Saat Kayla berada di depan asrama, dia tidak melihat siapa pun tengah menunggunya di luar pagar.
Kayla pun menekan nomor Raffa dan menelponnya.
“Halo, kamu di mana?” tanya Kayla.
“Aku di depan pagar, ayo sini!” jawab Raffa.
Akhirnya Kayla melangkah keluar pagar sambil celingak-celinguk mencari sosok pria yang mungkin saat ini sudah mengisi hatinya.
“Di mana dia?” gumam Kayla di dalam hati.
Tin tin, terdengar klakson mobil dari seberang jalan membuat Kayla kaget. Mobil marcedes benz berwarna hitam, hampir sama dengan mobil yang dimiliki Raffa saat berada di Padang. Mata Kayla melotot saat menyadari pria yang berada di dalam mobil itu adalah Raffa.
Kayla melangkah menghampiri mobil itu.
“Masuk!” perintah Raffa pada Kayla.
Kayla membuka pintu mobil lalu masuk ke dalam mobil Raffa.
Raffa melihat Kayla belum memasang sabuk pengaman di tubuhnya, tanpa ragu dia memiringkan tubuhnya mendekati Kayla. Dia meraih tali seat belt dari sisi kiri Kayla.
“Apa yang,--“ Kayla hendak mendorong tubuh Raffa.
Namun, Raffa membungkam bibir Kayla dengan sebuah kecupan dari Raffa.
“Diamlah! jangan ceroboh. Kamu belum memasang sabuk pengaman,” ujar Raffa tegas.
Dia memasangkan sabuk pengaman itu pada tubuh Kayla seakan tidak terjadi apa-apa.
Sementara itu nafas Kayla seakan terhenti, jantungnya berdegup kencang. Dia tak dapat mengontrol dadanya yang terus saja berdebar hebat.
Raffa merasa salah tingkah dengan apa yang telah dilakukannya pada sang istri. Dia tak lagi dapat menahan dirinya, pesona Kayla yang selalu membantah padanya membuat dia merasa gemas. Raffa pun melajukan mobilnya meninggalkan asrama.
Suasana seketika hening, mereka sibuk dengan rasa dan pikiran yang menari di otak mereka masing-masing.
“Mengapa kamu lakukan ini? Kamu sudah mengambil ciuman pertamaku, apakah kamu bisa memastikan cintamu sudah untukku,”gumam Kayla di dalam hati.
“Ya Allah, apa yang sudah aku lakukan? Apakah aku sudah mencintainya?” gumam Raffa di dalam hati.
Raffa menghentikan mobilnya di depan sebuah super market yang tidak jauh dari kawasan Universitas mereka.
“Kita sampai,” ujar Raffa berusaha berpura-pura terjadi apa-apa.
Raffa keluar dari mobil lalu dia melangkah menuju pintu penumpang membukakan pintu mobil untuk Kayla.
“Ayo turun!” titah Raffa pada Kayla yang masih bergeming di tempatnya.
Kayla menoleh ke arah Raffa, dia melihat Raffa yang berpura-pura tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Akhirnya Kayla mengikuti perintah Raffa, dia keluar dari mobil.
Raffa langsung meraih tangan istrinya lalu membawa Kayla masuk ke dalam super market. Raffa mengajak Kayla berkeliling mencari barang-barang yang mereka butuhkan. Raffa mendorong troli belanja dengan tangan kanannya dan menggenggam era tangan sang istri dengan tangan kirinya, seakan dia tak ingin melepaskan istrinya.
Kayla menghentikan langkahnya setelah menjelajahi beberapa rak susun di super market itu. Raffa ikut menghentikan langkahnya, dia menoleh pada istrinya.
“Ada apa?” tanya Raffa sebagai aksi protesnya karena sang istri berhenti tiba-tiba.
“Kita mau cari apa sih?” tanya Kayla yang asih bingung dengan tingkah suaminya.
“Ya cari kebutuhan kamu untuk berangkat besok!” jawab Raffa santai.
“Aku sudah menyiapkannya,” bantah Kayla.
“Apa saja yang kamu siapkan?” tanya Raffa pada Kayla.
“Ya pakaian, semua perlengkapan mandi dan hal-hal yang aku rasakan perlu,” jawab Kayla.
“Pasti masih ada yang kurang, ayo!” ujar Raffa tidak ingin dibantah lagi.
Akhirnya, Kayla pun mengalah. Raffa mengambil beberapa cemilan, dan minuman kemasan.
“Kamu sudah menyiapkan ini?” tanya Raffa pada Kayla sambil menunjuk pad arak yang berjajar di sana berbagai merk pembalut.
Kayla melototkan matanya saat mendapat pertanyaan yang tak terduga dari sang suami.
“Mhm,” gumam Kayla bingung.
“Pasti kamu belum menyiapkannya. Ini sudah dekat waktu kamu datang bulan, jika di perkemahan nanti tamu tak diundang itu datang kamu gimana?” ceramah Raffa pada sang istri.
Raffa masih ingat tanggal kejadian yang tak terduga waktu itu, dia tak mau Kayla malu gara-gara kecerobohan yang biasa dilakukan oleh sang istri.
“Hah? Dia ingat tanggal aku datang bulan? Sebegitu perhatiankah kamu padaku?” gumam Kayla di dalam hati.
Raffa mengambil satu bungkus ukuran sedang dan ukuran besar merek paling bagus untuk Kayla lalu memasukkan pembalut tersebut ke dalam troli belanja.
“Di sana kamu nanti pasti butuh cemilan, kamu boleh ambil cemilan yang kamu suka, tapi usahakan pilih cemilan yang sehat!” nasehat Raffa sangat perhatian pada sang istri.
Kayla tersenyum, dia merasa bahagia saat menyadari sang suami sangat perhatian pada dirinya. Hatinya berbunga-bunga, dia yakin saat ini Raffa pasti sudah mulai menyukai dirinya. Kayla berjanji di hatinya akan berusaha meraih cinta sang suami dan akan membahagiakan pria itu. Hati Kayla kini sudah tertaut pada pemuda yang sudah halal baginya.
Setelah mereka merasa semua yang dibutuhkan sudah diambil, Raffa mengajak Kayla untuk melangkah menuju kasir.
“Duduklah di kursi itu, tunggu aku di sana!” perintah Raffa pada Kayla saat melihat antrian di kasir.
“Tapi,-“ Kayla ingin membantah, dia ingin menemani Raffa mengantri di kasir.
“Ayolah, biar kamu tidak capek!” perintah Raffa pada Kayla.
Kayla tidak bisa lagi menolak perintah Raffa, akhirnya dia melangkah menuju kursi itu. Dia duduk sambil memandangi pria yang sudah halal baginya, memandangi pria itu merupakan pahala baginya.
“Tuhan, hanya kau pemilik hati kami, jika kami memang berjodoh. Jadikan hatinya mencintaiku seutuhnya,” gumam Kayla penuh harap.
“Yuk!” ajak Raffa setelah menyelesaikan pembayarannya.
“Yuk!” seru Kayla.
Kali ini, Kayla spontan meraih tangan Raffa lalu menggenggam erat tangan sang suami. Dia tak ingin melepaskan tangan pria itu. Membuat Raffa terdiam, lalu melirik ke tangannya yang dipegang oleh sang istri.
“Maaf,” lirih Kayla merasa malu.
Bersambung . . .
.
.
.
.
Hai readers, terima kasih sudah membaca karya Author🙏🙏🙏
Tetaplah dukung Author dengan meninggalkan jejak berupa . . .
- Like
- Komentar
- Hadiah
dan
-Vote
Terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏