Laura gadis berparas cantik, manis dan polos namun sayangnya dia sangat tak percaya diri dengan wajah nya itu. karena memiliki mata biru laut yang indah.
selama ini laura selalu berpikir hidupnya sangat kosong dan hampa meski ayah nya selalu memberikan cinta padanya, namun yang dia inginkan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dia tak merasakan.
tiba-tiba hidupnya berubah seperti tersambar petir setelah bertemu dengan laki-laki tampan. namun sifatnya yang membuat laura sangat kesal.
"ck, dasar jelek! minggir lo" ucapnya dengan mendorong tubuh laura yang mungil.
"yang seharusnya minggir itu lo, gak punya mata emangnya? padahal lo sendiri berdiri ditengah jalan dasar bigfoot!" sahut laura yang sedang membawa tumpukan penuh buku ditangannya.
kayden merigoh ponselnya disaku ia menekan aplikasi browser dan mencari nama bigfoot yang disebutkan laura.
telinga kayden memerah dia menatap tajam kearah laura. "hahaha, lo bilang gue apa tadi?"
"gue bilang bigfoot, lo tuli emang!" cetus laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon love_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Balas chat gue
"Mau kabur kemana? Lo gak akan bisa pergi kemana-mana!" Ancam kayden dengan menatap serius.
"Lo kenapa sih obsesi banget sama gue? Tenang aja, gue pasti ganti perbaikan ban mobil lo tapi gak sekarang." Laura yang merasa sudah terpojok dengan situasi saat ini, pada akhirnya menyerah dan tak bisa kabur lagi.
"Enggak tuh, jangan GR." Dengus kayden.
"Gue kaya gini karena lo masih ada urusan sama lo. Dan satu hal gue gak butuh duit lo! Gue udah bilang apa yang gue mau bukan?" Kayden tersenyum joker yang membuat laura semakin merinding.
Daniel yang mengikuti kayden dengan motor sampai tak terkejar. "Kemana lagi tuh anak bikin frustasi aja."
Daniel mencoba menelpon kayden namun tak ada jawaban, dikejauhan daniel melihat kayden sedang tarik menarik sepeda dengan laura.
Daniel langsung menancap gas kearah mereka berdua, ia mematikan mesin motornya lalu turun dan berjalan kearah mereka.
"Lo berdua ngapain hah!" Tanya daniel yang mulai kesal karena lelah.
Kayden dengan laura bersamaan menoleh kearah suara daniel, yang tampak sedang marah terlihat dari raut wajahnya.
"Temen lo nih tarik sepeda punya gue, sekarang udah siang pasti gerbang ditutup" keluh laura dengan wajah sedih.
Daniel menatap kayden dengan serius memberi isyarat untuk melepaskan sepeda itu.
Kayden menggelekan kepala. "Gak!" Tolak kayden.
"Dia masih ada urusan sama gue, gak akan gue biarin dia pergi." Kayden dengan keras kepala tak membiarkan laura untuk pergi kesekolah.
"Lo emang siapa bisa ngatur gue hah! Kalau gue bolos yang ada beasiswa gue di cabut. Lo berdua sangat enak punya orang tua kaya tanpa harus belajar mati-matian." Ucap laura dengan keras, rasa lelahnya itu membuat dirinya sangat sensitif.
Kayden, daniel yang mendengar itu sedikit terkejut dan merasa bersalah. Dari ekspresi laura yang terlihat marah, mereka tahu banyak usaha yang dia jalankan.
Kayden melepaskan sepeda laura. "Gue lepasin nih, yaudah sana kesekolah biar beasiswa lo gak dicabut."
Laura melihat dengan malas karena sekarang sudah benar-benar terlambat.
"Enak banget lo nyuruh gue pergi, apa lo gak sadar sekarang udah jam berapa? Padahal dari awal lo yang salah! Gue hanya membalas perbuatan lo ke gue." Kesal laura yang matanya berkaca-kaca.
Daniel yang merasa iba dan tak mengerti dengan ucapan laura. "Maksudnya gimana?"
Laura menghela nafas dengan kasar. "Temen lo ini bawa mobil kenceng banget, gak liat didepan ada genangan air? Gue yang lagi naik sepeda otomatis kecipratan tuh air sampai seragam kotor, mana waktu itu hari senin kalau ketauan gue bisa dihukum! Makanya itu gue balas dendam tapi... si nyebelin ini merasa dirinya gak salah dan terus kejar gue kaya penjahat" laura menjelaskan semua kronologi kejadian.
Mengapa laura harus membuat mobil sport kayden kempes, dengan suara bergetar dan nafas naik turun laura menjelaskan sangat detail.
Daniel sudah mengerti mengapa laura berbuat seperti itu, ia melirik kearah kayden yang tak perduli dengan alsan laura.
"Gue paham sekarang, sebagai teman kayden disini. Minta maaf atas kejadian kemarin dan sekarang, anggap aja gak ada masalah apapun." Ucap daniel yang dewasa.
Kayden sontak menoleh kearah daniel yang tak terima atas ucapan daniel.
"Gak bisa!!! Dia udah nyakitin si roger dan harus tanggung jawab. Lo juga berani banget gak bales chat gue hah! Sampai gue harus bergadang." Kesal kayden dengan suara keras.
Didalam lubuk hati laura ingin sekali memukul kepala kayden. "Udahlah, kalau dia mau gue bertanggung jawab gue lakuin. Tapi please jangan kejadian ini terulang lagi, gue baru kelas 1 dan gak mau membuat masalah apa lagi sampai papa gue dipanggil." Mohon laura.
"Oke, sekarang lo bales chat gue." Titah kayden.
Laura kebingungan dengan permintaan kayden. "Kan kita udah ketemu, buat apa harua balas chat lo?"
"Lo turuti aja cepet!" Ucap daniel agar masalah cepat selesai.
Laura membuka tas dan mengambil ponsel didalamnya, dia langsung membalas pesan kayden meski tak semua.
"Emang bocah gila, otaknya segede otak udang kali." Gumam laura yang sambil mengetik.
Kayden menerima pesan dari laura. "Karena lo udah bales chat gue sana pergi, gue bakal chat lo buat mempermasalahkan si roger." Usir kayden pergi meninggalkan laura disana.
Daniel menghela nafas menyusul kayden, mereka berdua langsung mencap gas pergi dari sana.
________
Tuk tuk tuk
William mengetuk meja. "Lo lagi sibuk gak?" Tanyanya dengan sambil tersenyum.
William datang lagi ke kedai charles dengan berpakaian layak nya seorang pengusaha terkenal.
"Ngapain lo kesini?" Jawab charles yang kaget william kembali lagi ke kedainya.
"Gue ada perlu sama lo, ayo pergi keluar gue mau ngobrol sama lo les"
Charles sedikit ragu tak tahu apa yang ingin dibicarakan, tino mengisyaratkan untuk charles pergi bersama william.
"Yaudah oke." Charles melepaskan celemek yang ia pakaian, dan keluar dari kedai bersama william.
Charles masuk kedalam mobil mewah william, dulu ia pernah memiliki mobil mewah seperti itu. Rasanya sesak jika mengingat masa lalu.
Selang tak lama william memarkirkan mobil mewahnya disebuah hotel mewah miliknya.
"Ayo les kita masuk kedalam, ada yang mau ketemu sama lo." Ajak william.
Charles merasa rendah diri melihat pakaian nya begitu sangat kucal, ia masuk kedalam hotel bersama william.
Banyak mata yang memperhatikan mereka terlihat seperti majikan dan bawahan. William menekan lift menuju lantai 20.
Ting
Lift terbuka mereka berjalan keluar menuju ruangan kantor. "Sebenernya apa yang mau dibicarakan william, sampai-sampai dibawa kesini." Batin charles yang mengikuti langkah william.
William membuka pintu ruangan tersebut disana ada sosok pria paruh baya yang sedang duduk.
Charles sangat terkejut dengan sosok yang tak asing baginya, mantan direktur utama sekaligus pemilik alexander company. Yaitu imanuel alexander ayah dari william.
"Selamat siang charles, sudah lama kita tak bertemu." Ucapnya dengan ramah.
Charles memberi hormat dengan membungkuk. "Iya pak, sudah lama sekali."
"Ayo duduk jangan berdiri." Titahnya sambil menyuruh charles untuk duduk di sofa yang ada disana.
Charles benar-benar tak menyangka mengapa william membawanya kesini, rasa gugup terus menjulur keseluruh tubuh charles.
"Bagimana kabar kamu sekarang charles?" Tanyanya.
"Kabar saya baik, dan kabar pak imanuel bagimana? Tampak nya sekarang semakin terlihat mudah." Jawab charles dengan diselingi candaan.
"Apakah iya saya terlihat muda. Hahaha" imanuel tertawa sudah lama tak mengobrol dengan charles. "Oh iya, kamu sudah memiliki seorang putri sekarang usianya berapa tahun?"
"Sekarang dia duduk dikelas 1 SMA umurnya baru 16 tahun."
"Pasti putrimu sangat cantik charles, saya menyuruh william untuk membawa kamu kesini ada hal yang saya ingin bicarakan."
"Baik pak, hal apa?"
Imanuel menatap serius kearah charles yang terlihat bukan seperti dia, imanuel menyuruh asisten nya membawakan dokumen. Dan diberikan pada charles untuk dibaca.
"Itu dokumen perusahaan baru dilondon, saya mau kamu yang memimpin perusahaan disana. Saya tahu dengan kemampuan kamu charles, kamu sudah berbisnis dari saat kamu duduk di bangku SMA. Kamu bisa mendirikan perusahaan yang awalnya kecil dan besar meski harus jatuh." Ucap imanuel.
Apa tak lebih kurangnya sakit mental ya begitu? 🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️