Nama panggilannya Surya. Pemuda biasa yang bekerja sebagai tukang dekorasi pengantin itu akan mengalami banyak keanehan.
Anak muda yang sudah lama tidak menjalin hubungan asmara, tiba-tiba didekati beberapa perempuan dengan status yang berbeda-beda.
Awalnya Surya merasa senang dan menganggap itu adalah hal normal. Namun, ketika dia pengetahui ada rahasia dibalik botol parfum yang dia temukan, seketika Surya menjadi dilema.
Akankah Surya akan membuang botol parfum itu? Atau anak muda itu akan menyimpan dan menggunakannya demi kesenangan dia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Tiga
Semakin heran dan semakin merasa aneh, itulah yang dirasakan Surya saat ini. Ketika bertamu ke rumah perempuan yang mengaku bernama Mila dan berbincang cukup lama dengan wanita itu, Surya dibuat semakin heran dengan pengakuan yang dia dapatkan.
Wanita itu mengaku tertarik pada Surya dengan alasan yang sama seperti dua wanita sebelumnya. Bahkan, wanita itu juga sangat berterus terang kalau dia ingin sekali menghirup aroma yang keluar dari ketiak milik Surya. Pengakuan itu sempat membuat Surya tercengang san tentu saja Surya tidak langsung mengabulkannya.
Satu hal yang membuat Surya bertambah penasaran, wanita itu tidak menunjukan tanda-tanda kalau dia sebenarnya sedang memberi kode. Berdasarkan informasi yang dia dapat dari teman kerja seblumnya, katanya salah satu wanita yang ingin mengajaknya berhubungan badan, dengan menunjukan sinyal, salah satunya minta menghirup aroma ketiak.
Namun, wanita bernama Mila itu sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda seperti itu. Hal itu juga yang membuat Surya menolak permintaan Mila dan memilih pamit, dari rumah janda tersebut.
Bertanya pun Surya tidak memiliki keberanian. Surya takut jawabannya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan, jadi Surya memilih pulang dengan segala rasa penasaran yang semakin membesar.
Sampai di rumah pun Surya masih kepikiran dengan apa yang dia alami beberapa hari terakhir ini. Pengakuan tiga wanita membuat Surya berada di ambang dilema yang meresahkan. Apa lagi semua it terjadi secara hampir bersamaan, membuat anak itu dirundung rasa bingung tanpa ada kepastian.
Untuk mengobati rasa penasarannya, Surya bahkan sampai mencari informasi di internet. Dari sana dia mendapat fakta yang cukup menenangkan dan fakta tersebut hampir sama dengan ucapan wanita, yang Surya tolong ketika motornya mogok di tengah jalan.
"Berarti, kemungkinan besar, mereka bakalan mau jika diajak berhubungan badan dong?" gumam Surya menyimpulkan sendiri hasil informasi yang dia dapat.
"Kalau bau ketiak bisa mebangkitkan hasrat mereka, berarti aku punya kesempatan untuk memuaskan mereka ya?" Surya terus menduga sendiri.
"Kalaupun mereka pengin berhubungan ranjang, harusnya mereka ngomong jujur dong, nggak perlu ngasih kode pengin cium ketiak segala. Kayanya kalau mereka jujur pengin ngajak aku main di ranjang, aku nggak bakalan bingung kaya gini."
Pikiran Surya pun menjadi liar dan akhirnya dia membayangkan bermain ranjang, sampai isi kolornya berdiri.
Bahkan, bukan hanya mencari informasi, Surya memutuskan mengunjungi situs yang berisi koleksi film-film dewasa dan sangat panas.
Jiwa laki-laki Surya terlanjur bergejolak dan dia menyaksikan film dewasa itu sambil membayangkan bermain dengan tiga wanita yang menyukai bulu ketiaknya.
"Surya!"
Ketika Surya sedang asyik dengan khayalan yang sudah sangat tinggi, telinganya terusik dengan suara bapak yang menggelar, memanggil namanya.
"Surya!"
"Iya, Pak," Surya langsung mendengus setelah membalas panggilan Bapaknya.
"Tolong, antarkan barang ke rumah Bu Hajar, Sur," titah bapak dengan nada yang masih cukup tinggi.
"Ngantar barang?" Surya pun kembali menyahuti. "Barang apa, Pak?" tanya anak itu tanpa keluar dari kamarnya
"Madu murni sama madu buat asam lambung," jawab Bapak. "Anterin sekarang, barangnya lagi ditungguin."
Surya kembali mendengus. Mau tidak mau dia harus berhenti menonton film dewasa dan keluar kamar dengan malas. "Emang harus sekrang, Pak?"
"Iya," jawab Bapak," Tadinya sih Bu Hajar datang ke toko, tapi bapak lupa madunya nggak dibawa, jadi Bapak janji malam ini akan diantar ke rumahnya."
Surya pun mengangguk paham. Bu Hajar adalah salah satu pelanggan bapak yang biasa membeli obat herbal di toko orang tua Surya.
Salah satu usaha orang tua Surya adalah membuka toko obat herbal dan toko tersebut merupakan toko satu-satunya yang ada di kota kecil ini.
"Emang orangnya belum tidur?" tanya Surya lagi ketika menyadari sekarang sudah menunjukan pukul berapa.
"Belum lah," balas Bapak. "Orang Bapak aja baru balas telfonnya."
"Oh," tidak ada lagi alasan untuk menolak dan dengan berat hati anak itu pun beranjak melangkah keluar rumah sambil menenteng bungkusan plastik berisi dua botol madu dengan merk yang berbeda.
Di saat Surya sedang bersiap untuk berangkat, matanya menangkap sosok wanita yang tadi sempat kenalan ketika dia berada di lapangan.
Sosok itu sedang belanja di warung Emak yang sebentar lagi tutup. Mereka pun saling melempar senyum dan sapaan, karena merasa saling kenal.
"Mau pergi, Mas?" sapa wanita yang mengaku bernama Nuri.
"Iya nih," balas Surya. "Mau nganter barang pesenan orang," jawabnya. "Kamu sendirian?"
Wanita mengangguk. "Temanku sedang tugas malam."
"Oh," jawab Surya, "Kalau gitu kamu hati-hati di rumah, kamu sendirian kan?"
Seketika Nuri langsung tersenyum lebar dan dia memberi isyarat kalau dia menerima saran dari Surya.
"Kalau butuh apa-apa, datang aja ke sini, mbak," celetuk Emak tiba-tiba.
"Iya, Bu, terima kasih," jawab Nuri lantas dia segera pamit dengan alasan hendak istirahat.
"Cantik ya, Sur," ucap Emak begitu Nuri melangkah menjauh. "Dia udah punya pacar belum ya?"
"Pasti sudah lah, Mak," jawab Surya yang sudah berada di atas motor.
"Kalau belum, Emak mau jodohin dia sama kamu, biar kamu ada yang urus dan nggak begadang mulu."
Surya langsung mendengus begitu mendapat sindiran dari emaknya. Anak muda itu memilih tidak merespon dan segera melajukan motornya sebelum emak kembali menyerangnya dengan sindiran dan ledekan.
Itulah Emak, kalau lagi kumat resehnya, kadang membuat sang anak kesal. Padahal Emak tahu Surya juga tidak sepenuhnya menganggur. Cuma mungkin Emak memang tidak suka dengan kebiasan Surya yang suka bergadang.
Dengan kecepatan sedang, Surya melajukan motornya ke alamat yang dituju. Ketika laju motornya melewati gapura, Surya seketika menyadari kalau letak rumah yang dia tuju ternyata satu komplek dengan letak rumah wanita yang dia tolong tadi pagi.
Bukan hanya satu kompek, ternyata rumah yang dia tuju masih satu baris dengan rumah milik wanita yang mengaku suka bulu ketiaknya. Surya sempat menggelengkan kepalanya ketika mengatahui fakta itu.
"Loh, Mas, kok kamu disini?"
Ketika Surya baru saja keluar dari rumah Bu hajar, dia dikejutkan dengan suara wanita yang tadi pagi dia tolong. Sepertinya wanita itu habis pergi dan tak sengaja melihat keberadaannya di rumah itu.
"Iya nih, Mbak, habis ngantar barang," jawab Surya.
"Wah, barang apa," wanita itu jadi penasaran.
"Madu, Mbak, biasa, pesenan pemilik rumah ini," jawab Surya.
"Oh, kamu usaha jualan madu juga?" tanya wanita yang belum diketahui namanya. "Mumpung kamu di sini, mampir yuk ke rumah."
"Mampir?" Surya seketika agak bimbang.
"Iya, yuk," wanita itu pun sedikit memaksa.
Seketika Surya kembali diserang galau. Namun ketika dia teringat akan sesuatu, Surya pun memilih menuruti ajakan wanita itu.