Dia tidak menyangka, kematiannya di sebuah pulau sangat membuat keluarga kandungnya merasa senang.
Saat ini, mereka sedang mengadakan pesta atas kematiannya.
Daniella Wang, yang saat ini telah menjadi arwah gentayangan melihat semua apa yang terjadi di kediaman Wang.
Tawa kedua orang tuanya, ke empat kakak laki-lakinya. Dan juga Ovellia Wang, putri palsu yang di sayangi mereka.
Ketika mereka mendengar tentang kematiannya, mereka hanya berkata;
"Itu akibat ulahnya sendiri, dia yang mencari kematiannya sendiri. Biarkan dia mati jauh-jauh."
Tiba-tiba ada kekuatan dahsyat yang menarik arwah Daniella. Kembali ke masa dia muda. Di mana ketika orang tua kandungnya ingin menjemputnya dari ayah angkatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28
"Ibu, ayah, maafkan Olivia. Itu semua di luar kendali Olivia. Olivia tidak sadar ibu... Itu karena obat itu..." Olivia bersimpuh di kaki ibunya.
"Ayah, ibu, maafkan saja Olivia kali ini. Karena dia juga baru sekali melakukan kesalahan." Kakak ketiganya membela Olivia.
Walau bagaimanapun, dia hanya menganggap Olivia sebagai satu-satunya adik perempuannya di keluarga mereka.
Ibunya mengepalkan tangannya, dia kira bisa mengeluarkan Olivia saat ini. Dan memasukkan anak kandungnya, Daniella.
Ternyata putra-putranya masih belum menerima Daniella. Sehingga mereka mempertahankan keberadaan Olivia di kediaman mereka.
"Jadi menurutmu, apa yang harus ibu lakukan untuk adikku ini? Apakah kita harus menikahkannya dengan pelayan hotel itu?"
"Tidak..!" Teriak Olivia spontan, karena dia memang tidak ingin menikah dengan gembel.
"Seluruh kota sudah mengetahui kelakuanmu dengan pelayan itu! Siapa yang akan mau menikah denganmu saat ini? Sementara videomu masih berkeliaran di mana-mana..!" Ayahnya sedikit emosi dengan penolakan Olivia.
"Ibu, ayah, aku hanya ingin menikah dengan Jonas. Bisakah kalian mengusahakan aku menikah dengannya? Bukankah aku adalah tunangan masa kecilnya?" Rayu Olivia dengan mengayun manja di lengan ibunya.
Dia tahu seluruh keluarga ini menyayanginya. Sedangkan putri kandung mereka saja tidak di bawa untuk tinggal di kediaman ini. Tentu saja dia yang akan menguasai seluruhnya nantinya.
"Olivia! dengan keadaanmu seperti ini jangan kau mengharapkan hal itu. Karena saat ini keluarga Robert belum memperhitungkan. Apa yang telah kau lakukan terhadap cucunya, dan sekarang kau ingin menikah dengannya?! Ku harap kau terbangun dari mimpimu!" Ucap ayahnya dengan merasa putrinya ini sedikit ambisius.
Karena dia sebagai lelaki juga bisa merasakan, bagaimana harus mengambil sikap terhadap apa yang telah dilakukan Olivia.
Bagaimana mungkin ada orang lain yang mau menikahi wanita yang sudah tidur dengan pria lain, dan itu juga dipublikasikan secara online.
Jika seandainya hanya keluarga mereka yang tahu, mungkin saja bisa tetapi ini seluruh ibukota mengetahuinya Bagaimana mungkin Jonas bahwa menampilkan wajahnya di depan umum jika menikahi perempuan yang sudah tidur dengan beberapa laki-laki dan itu disiarkan secara langsung
"Ayah ibu aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Rengeknya lagi.
Sedangkan ayahnya hanya terduduk lemas di kursi, dia ingin sekali menampar wajah Olivia. Tapi masih dia tahan, mengingat ketiga putranya masih menerima dia.
"Pergi masuk ke kamar mu. Jika kau masih di hadapan ku, membuat aku emosi." Ucap ayahnya dengan melambaikan tangan dengan isyarat agar dia pergi.
Dengan cepat Olivia berlari kecil menuju kamarnya. Dia bukannya merasa menyesal, tapi memanyunkan bibirnya karena kesal.
"Tunggu saja kalian..! Semua harta yang ada di rumah ini akan menjadi milik ku." Geramnya sambil menghempaskan bokongnya di atas tempat tidur.
Dia merasa jengkel saat di marahi ayah dan ibu palsunya itu.
"Aku selama ini menurut pada kalian, agar mendapatkan kepercayaan. Dan sebentar lagi, kalian akan berada di bawah kaki ku." Ucapnya lagi sambil mengepalkan tangannya.
Ketika dia bertemu dengan orang tua kandungnya. Dia telah mengatakan rencananya. Dan dia membutuhkan bantuan kakak laki-lakinya itu, agar bisa membantunya nanti.
Sedangkan ketiga kakak palsunya sedang merasakan pusing juga. Sebab, akibat dari vidio yang beredar, saham perusahaan keluarga Wang menurun drastis.
Dan kakak pertama yang menjabat sebagai CEO di sana, merasa frustasi.
Sedangkan kakak kedua yang berprofesi sebagai dokter tidak begitu berdampak. Hanya saja, kakak ketiganya yang seorang publik figur sedikit terpengaruh pada pekerjaannya.
Karena banyak para reporter sudah menunggu di depan rumah mereka. Membuat tak seorang pun berani untuk keluar.
Keesokkan harinya, Daniella ke sekolah dengan santai. Walau ada beberapa bagian di tubuhnya yang belum sembuh total.
"Ella, aku dengar kamu kecelakaan. Kenapa masuk sekolah juga?" Tanya salah satu temannya yang kemarin tidak datang ke sekolah.
"Tidak apa-apa, hanya luka luar saja. Sebentar lagi juga akan hilang." Jawab Daniella dengan senyuman.
"Bagaimanapun dengan tes ujian masuk universitas? Apakah kamu sudah mendaftar?"
"Memangnya, pendaftaran sudah di mulai?"
"Ya, hari ini di buka pendaftaran."
"Ok, terimakasih atas informasinya. Jam istirahat nanti aku coba mendaftar." Pendaftaran di lakukan secara online. Sehingga dimanapun bisa untuk melakukan pendaftaran, jika mengingat nomor identitas dengan benar.
"Kamu rencana kuliah dimana Daniella?" Tanya temannya itu lagi. Sebab dia sangat ingin bersama Daniella.
Daniella bukanlah orang yang pelit akan ilmu pengetahuan. Jadi, bukankah lebih baik mendapatkan bantuan teman dalam tugas-tugasnya nanti.
"Entahlah, aku belum memikirkan. Kita lihat saja dalam ujian nasional untuk masuk universitas. Ketika pihak pemerintah melihat nilai bagus, mereka akan merekomendasikan universitas mana yang kita masuki. Untung-untung dapat beasiswa." Sederetan gigi Daniella terpampang. Karena dia merasa bahwa jika menyangkut dengan pendidikan.
"Semoga kau dapat beasiswa lagi Daniella." Temannya menepuk pelan pundak Daniella.
Setelah selesai berbincang, mereka kembali ke kelas mereka masing-masing.
Sementara Olivia sama sekali belum berani sekolah. Dia meminta skor untuk beberapa hari. Dia berniat agar berita vidionya senyap, baru kembali bersekolah.