Karena ingin mengambil alih harta kekayaan dari keluarga Park Je Bom, cucu pewaris dari Mc. group itu terpaksa menikah dengan wanita yang tidak di kenal, karena melihat wanita malang itu sangat membutuhkan uang untuk membiayai pengobatan ibunya, akhirnya Park Yojin memberi tawaran kepada gadis cantik yang bernama Kim Moly.
"Jika kau tidak menjawab, artinya Deal," ucap Park Yojin mengulurkan tangannya kepada Moly.
Menikah karena paksaan bukan lah kemauan Moly, tetapi menjadi ISTRI BAYARAN seorang pengusaha terkaya di negaranya buka pula menjadi hal yang buruk.
Apakah kisah cinta mereka akan tumbuh seperti bunga yang sedang mekar, atau justru Kim Moly akan terlibat di dalam permasalahan yang di alami Park Yojin.
Jangan lupa mampir ya guys. borahe💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Ap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 31
Asisten Han berjalan menuju ruangan Yojin, saat melihat Yojin sedang sibuk dengan leptonya, asisten Han menyodorkan berkas yang harus di tanda tangan.
"Han," panggil Yojin.
"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya asisten Han.
"Apa kau tahu tentang Moly dan sertifikat itu? Aku hampir tidak bisa memikirkan semua itu," tanya Yojin.
Keran melihat Moly terus di tindas oleh Yojin, akhirnya Han menceritakan semua yang dia ketahui tentang Moly, bukan hanya tentang sertifikat itu. Han juga menceritakan semua kehidupa Moly yang tidak pernah mendapat perlakuan yang adil dari ayah sendiri.
"Jadi begini tuan, pak Dani telah menabrak adiknya yang bernama Jesi dan langsung meninggal dunia di tempat kejadian. Saat itu Nona Moly sedang bersama adiknya di mini market untuk membeli makanan kesukaan Jesi, saat Nona Moly sedang membayar belanjaannya itu, sang adik lepas dari pengawasannya dan keluar dari mini market itu. Ketika Nona Moly keluar dari mini market itu, dia sangat terkejut melihat adiknya sudah tidak bernyawa. Begitu informasi yang saya dapatkan tuan," jelas asisten Han membuat Yojin berfikir tentang sertifikat itu.
"Lalu apa hubungan nya dengan sertifikat itu?" tanya Yojin
"Sebagai gantinya, pak Dani menyerahkan sertifikat itu kepada Nona Moly. Bertujuan untuk menebus kesalahannya," jawab asisten Han.
"Kenapa Moly tidak bercerita langsung kenapaku." batin yojin.
Ada rasa bersalah di dalam hati Yojin, teringat saat Yojin menganggap Moly wanita murahan karena telah menggoda pak Dani dan di tambah lagi Yojin telah merenggut kesucian Moly secara paksa meskipun mereka suami istri tetapi, pernikahannya hanya sebatas perjanjian yang di buat Yojin.
Mengetahui semua cerita tentang Moly, Yojin ada niatan untuk meminta maaf kepada Moly atas prilakunya selama ini.
***
Di dalam kamar Yojin memeluk Moly dari belakang dan berbisik.
"Maafkan aku." bisik Yojin dengan suara yang sangat lembut.
Moly yang mendengarnya, merasa sangat gugup.
"Prilakunya sangat lembut, dan kepada tubuh ku mau menerima sentuhan dari Yojin," batin Moly terus mengganggu pikirannya.
Moly membalikan tubuhnya menghadap Yojin, dengan penuh kelembutan Yojin pun mencium bibir mungil Moly.
Mereka berdua pun terbawa suara romantis yang di ciptakan oleh Yojin. Hubungan suami istripun terjadi, entah berapa kali mereka melakukannya. Sepertinya Yojin telah melanggar isi perjanjian yang dia buat sendiri.
Setelah melewati malam yang panjang bersama Yojin terus memeluk Moly dalam tidurnya.
Moly pun terbangun dari tidurnya.
Saat membuka matanya, Moly melihat Yojin memeluknya tanpa menggunakan busana.
"Astaga? Aku melakukan nya lagi? Ya ampun bagai mana ini, dasar kau ini sangat bodoh Moly!" gumam Moly di dalam hati.
"Aku tidak bisa menolaknya, kenapa tubuhnya selalu bersedia menerima sentuhan dari pria kejam itu," gumam Moly di dalam hati.
Yojin merasakan ada gerakan, langsung membuka matanya.
"Kau sudah bangun?" tanya Yojin dengan senyuman yang begitu manis.
Moly yang di tatap Yojin dengan senyuman, langsung salah tingkah. Menatap ketampanan Yojin saat bangun tidur membuatnya langsung melepaskan pelukan itu.
"Aku harus membuatkan tuan sarapan, lepaskan aku," ucap Moly melepaskan pelukan itu dan akan segera bangkit dari tempat tidur.
"Kamu mau pergi tanpa baju mu?" tanya Yojin.
Moly terdiam dan menatap Tubuhnya sendiri yang terlihat jelas gunung kembarnya tanpa busana. Mata nya melotot dan langsung menarik selimut yang di depannya.
"Jangan malu, aku sudah beberapa kali melihatnya, bahkan aku sudah mencicipinya," ucap Yojin menggoda Moly.
"Tuan! Dasar pria mesum!" seru Moly menatap tajam Yojin, yang sedang terkekeh karena tingkah Moly.
Yojin langsung bangkit tanpa busana mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi, Moly yang melihat Yojin berjalan dengan penuh percaya diri. Langsung menutup matanya dengan kedua tangan.
Melihat Yojin memasuki kamar mandi, Moly langsung kembali ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.
Moly teringat saat itu pernah membeli pil kontrasepsi, Moly langsung cepat-cepat membersihkan tubuhnya dan langsung mencari dimana dia meletakan pil itu. Moly kebingungan mencari keberadaan pil itu, semua tas sudah digeledah olehnya, tetapi Moly tidak menemukan pil itu.
"Aduh gawat! Dimana aku menyimpannya?" tanya Moly merasa kebingungan.
Moly mulai merasa frustasi karena mencari pil kontrasepsi itu, dirinya langsung duduk termenung mengingat dimana dia meletakannya.
"Tamatlah riwayat ku" ucap Moly memejamkan matanya.
"Aku masih tidak percaya jika Yojin mengatakan untuk melupakan kontrak itu, dan tinggalah bersamaku," gumam Moly.
"Aku pasrab saja lah, menatap senyuman yang sangat manis membuat ku hampir jatuh cinta, tapi aku sadar posisi ku, ini sangat menyedihkan. Hei ... Kim Moly! Kau harus sadar diri, nasib mu sungguh sangat memilukan, aku sangat sedih melihat wajah ku sendiri" gerutu Kim Moly di depan Cermin.
Selesai merias wajahnya di depan cermin, Moly pun keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Melihat Yojin sudah ada di meja makan, Moly pun mendekati nya.
"Tuan, anda sudah menunggu ya? Maafkan aku, aku akan segera memasak untuk anda," kata Moly.
"Aku mencari mu, ternyata kau ke kamar itu, kenapa tidak mandi di kamar ku saja. Sudah ku katakan semua pakaian mu sudah ada di dalam kamar ku, jadi lakukan lah," sahut Yojin.
"Aku masih canggung tuan," ucap Moly.
Melihat jam sudah menunjukan pukul 12:00WIB. Moly langsung memasak seadaanya, karena mereka berdua belom memakan apapun dari pagi.
Yojin melihat Moly sedang memasak sambil tersenyum, membuat Moly merasa salah tingkah saat di tatap Yojin.
"Tuan, anda bisa menunggu di sofa saja, aku merasa gugup saat di temani seperti ini," ucap Moly.
"Kau ini sangat lucu, tapi ganas saat di ranjang." ucap Yojin menggoda Moly.
Moly yang mendengar Yojin mengatakan hal itu langsung menghentikan ucapan Yojin.
"Stop tuan! Jangan di lanjutkan, itu sangat memalukan," pinta Moly.
"Kenapa? Apa kita perlu melakukannya disini?" tanya Yojin membuat Moly meletakan pisau nya.
"Hentikan! Sudah cukup, jangan katakan tentang itu lagi," seru Moly menutup mulut Yojin dengan tangannya.
Yojin menangkis tangan Moly, dan mendekatkan wajahnya. Moly langsung mencaba menghindari tatapan Yojin yang seakan melahab bibir Moly.
"Ayam nya gosong, aku harus memeriksanya," celetuk Moly membuat Yojin menghentikan asiknya.
Moly langsung ngangkat ayam itu dan meniriskannya, "hampir saja gosong, untuk aku mengingatnya."
Mereka berdua akhirnya makan, makanan yang sudah di siapkan oleh Moly. Terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis, selesai makan Moly terburu-buru membereskan semuanya.
"Ada apa? Kenapa terburu-buru?" tanya Yojin.
"Aku tidak mau tertinggal menonton drama favorit ku tuan, sebentar lagi akan tayang," jawab Moly.
"Dimana kau menonton?" tanya Yojin.
"Di televisi, apa tuan menyukai drama?" jawab Moly.
"Tidak terlalu," sahut Yojin.
"Ya sudah kalo begitu," ucap Moly.
Perubahan Yojin kepada Moly masih membuat Moly bertanya-tanya. Kenapa Yojin bisa berubah secepat itu, menurut Moly ini sebagai tanda perpisahan karena mereka berdua akan bercerai.
Moly seperti tidak sanggup mendengar kata perceraian itu akan terjadi, dan dia akan menyandang status baru sebagai seorang janda.
Insiden yang bahkan belum terjadi membuat Moly sudah membayangkan jika dirinya menjadi seorang janda. Tetapi di sisi lain, Yojin mengatakan untuk melupakan kontrak itu. Hal itu membuat hati Moly masih belom yakin dengan Yojin.
Selesai membersihkan semua peralatan makan, Moly langsung menghidupkan televisi dan duduk di sofa, di ikuti dengan Yojin.
"Tuan mau menonton juga?" tanya Moly.
Yojin menganggukan kepalanya, menatap Moly sambil tersenyum membuat Moly merasa kurang nyaman di tatap seperti itu oleh Yojin.
"Tuan, jangan menatap ku seperti itu," kata Moly.
"Kenapa memangnya? Apa tidak boleh?" tanya Yojin.
"Bukan sepertu itu, aku hanya akan merasa sangat gugup. Ketika tuan terus menatap ku seprti itu, ayok mending kita nnton dramanya, liat lah sudah tayang," ucap Moly menolehkan wajah Yojin untuk menatap televisi.
BERSAMBUNG.
ijin promo ya. mampir di novel ku yuk
"Terjerat cinta si boss"
Cemangat nulisnya!
aku tunggu backnya di cerita aku y ...
di tunggu mampirannya di cerita aku y