CEO muda yang sudah mati rasa sehingga bersumpah untuk tidak lagi mengenal cinta kini dia sendiri yang melanggar sumpahnya karena bertemu dengan gadis kecil yang merupakan anak dari seorang tukang parkir di perusahaannya.
Lalu bagaimanakah caranya agar mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Litle Bear♡, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Keisya memandangi pantulan dirinya di cermin, dia melihat bintik-bintik merah di lehernya tidak terlalu banyak tapi cukup mengundang perhatian siapapun yang melihatnya.
"Kak liat akibat perbuatanmu tadi malam, leherku memerah," kesal Keisya menunjuk lehernya yang sebelah kanan karena disebelah itulah Vino banyak membuat tanda.
"Cantik." jawab Vino singkat namun berhasil membuat Keisya cemberut.
"Cantik dari mana ihh gak bisa hilang lagi," Keisya menggosok-gosok lehernya menggunakan tangan dengan keras.
"Kamu pikir itu tinta bisa dihapus pake tangan," Vino tertawa puas melihat tingkah Keisya.
"Terus cara hilanginnya gimana?" Keisya tampak panik.
"Tunggu aja nanti juga hilang dengan sendirinya."
"Kapan?" Keisya masih sibuk membersihkan tanda itu.
"Mungkin besok atau lusa."
"Hah besok lusa? Terus ini gimana cara nutupinnya nanti diliat Mama Papa kan malu."
"Pake baju leher panjang, lumayan bisa nutupin tandanya," saran Vino.
"Ribet banget, padahal tadinya aku mau pake dress itu soalnya kan kita mau ke rumah Ibu," ujarnya seraya menunjuk dress yang sudah ia keluarkan dari lemari, siap untuk digunakan.
"Pake dress nya lain kali saja, daripada kamu malu kan nanti. Tapi sebaiknya diekspos aja sih kalo kata aku, gak perlu ditutupin biar semua tau kalo tanda itu dibuat oleh seorang Vino Arkani Pratama," kekeh Vino bangga dengan dirinya. Keisya mendelik tidak suka.
"Ini semua gara-gara kakak, buatnya dibawahan dikit kek biar gak kelihatan," Keisya masih mempermasalahkannya.
"Iya iya besok buatnya dibawah deh tapi kamu jangan membantah soalnya aku mau buat yang banyak," jawab Vino.
"Anak-anak kok belum turun lagi, sarapan sudah siap loh," tiba-tiba Zahra muncul dari balik pintu membuat perdebatan mereka teralihkan. Zahra melihat Keisya dan Vino yang masih menggunakan handuk, sejenak tatapan Zahra terhenti di satu objek yaitu leher Keisya. Ada bintik-bintik merah memenuhi lehernya di bagian kanan. Zahra tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Keisya yang sadar dengan sigap menutupi lehernya dan langsung menunduk malu, tatapan tajam langsung mengarah ke Vino. Vino sebagai tersangka utama disini.
"Mama tunggu dibawah ya, kalian gak perlu buru-buru kami akan menunggu dengan senang hati. Kalian pakai baju saja dulu, buat Keisya jalannya pelan-pelan aja ya," ujar Zahra sambil terus tersenyum jahil.
"I-iya Mah," Keisya terbata-bata.
"Mama tutup pintunya yah."
Keisya kemudian memakai baju leher panjang sesuai saran Vino, setelah selesai mereka berdua turun kebawah namun ada yang aneh dengan cara jalan Keisya dan itu mendapat perhatian dari seisi rumah.
"Kenapa jalanmu seperti itu?" bisik Vino saat mencapai bawah tangga.
"Pake nanya lagi, ini nih masih sakit gara gara kak Vino," ketus Keisya.
"Oh masih sakit ya? Mau ku gendong ke meja makan?" tawar Vino perhatian.
"Gak mau nanti jadi tambah malu lagi," tolaknya.
Keisya berusaha mengontrol cara jalannya namun tetap tidak bisa.
"Kei kok kamu jalannya seperti itu?" tanya Gibran yang tidak tau apa-apa.
"I-iya Pah, ada sedikit masalah," jawab Keisya canggung. Vino hanya berdehem pelan.
"Aduh biasalah Pah gara-gara Vino pastinya," sahut Zahra ikut nimbrung.
"Vino? Kamu apain Keisya? Kamu melakukan KDRT ya? Papa tidak pernah mengajari kamu seperti itu, kamu harusnya menghormati perempuan," Gibran malah emosi beneran. Otak Papa Gibran belum bekerja ya guys maklum baru bangun tidur belum mandi belum apa-apa udah disuruh sarapan dulu makanya gini. Vino yang merasa dipojokkan tidak bisa berkata apa-apa mau berkata jujur juga malu sama pelayan-pelayan dirumah nanti dikira brutal. Zahra pun berbisik ditelinga Gibran yang membuat Gibran mengangguk angguk paham, sepertinya Zahra mencoba meluruskan masalah.
"Oh seperti itu bilang kek daritadi kan Papa jadi salah paham sama Vino." Vino mendengus kesal
"Sudah sudah, debatnya dilanjutin nanti saja kita sarapan dulu. Eh ngomong-ngomong kalian berdua jadi pergi kan?"
"Iya Mah jadi, setelah sarapan kita pergi. Disana cuma sebentar kok nyapa Ibu sama bapak terus Keisya juga mau ambil barang-barang yang belum Keisya angkut kesini lalu ngobrol sebentar habis itu pulang," jawab Keisya menjelaskan agenda dirumahnya.
"Tadinya Mama mau ikut juga tapi inget kalo pesanan gaun di butik sudah sampai daritadi malam, jadi Mama harus datang kesana untuk memeriksa, nitip salam ya sama ibu bapak kamu."
"Iya Mah nanti Keisya sampein."
Selesai sarapan...
"Keisya ini oleh oleh buat besan," Zahra menyodorkan bungkusan berisi kue dan buah buahan.
"Apa ini Mah?"
"Itu Kue buatan teman Mama dikasih kemarin. Buatannya enak loh," jawab Zahra.
"Terima kasih Mah, Keisya jadi ngerepotin," Keisya merasa tidak enak.
Keisya pergi bersama Vino menggunakan mobil, kali ini warna mobilnya berbeda yaitu warna putih.
"Masih sakit?" tanya Vino sambil terus fokus menyetir.
"Udah mendingan, aku sudah bisa jalan seperti biasa."
"Syukurlah, jalan kamu gak kayak orang habis sunat lagi," kekeh Vino yang sukses mendapat cubitan dari Keisya.
"Hey hey aku sedang nyetir nanti kalo nabrak apa-apa bisa fatal akibatnya," Vino menghindari cubitan Keisya yang terakhir.
"Siapa suruh mulai duluan."
"Loh kan aku ngomong yang dengan alasan yang jelas," Vino membela diri. Keisya membuang muka tidak mau menatap Vino.
"Ya udah iya aku salah maaf ya, nanti aku beliin es krim sekulkas deh asal kamu gak marah," Vino berusaha membujuk agar Keisya tidak marah.
"Serius? Janji ya satu kulkas, sekalian kulkasnya juga kan biar ada tempat naruhnya nanti," strategi membujuk Keisya ternyata berhasil.
"Siap. Nanti pulang dari rumah Ibu kita beli. Tapi kulkasnya belakangan ya."
"Lah kok gitu?"
"Kamu mau angkut kulkasnya dimana sayang, mobil kita bukan truk yang bisa ngangkut barang, lagian penjual tokonya mana mau jual kulkasnya nanti dia ngisi es krim dimana."
"Iya juga sih, ya udah kita beli secukupnya saja."
Tanpa sadar mereka sudah sampai dihalaman rumah Keisya.
"Ibu!" Keisya memanggil ibunya yang sedang menjemur pakaian dihalaman, tanpa menunggu Vino turun dan membukakan pintu mobil untuknya Keisya langsung menerobos keluar berlari ke arah ibunya, Vino langsung melongo.
"Ya Allah Kei, kamu kesini sama siapa?" Erna memeluk putri kesayangannya itu, rasa rindunya kini terbayarkan.
"Ibu kenapa gak pernah datang ngunjungin Kei?"
"Semenjak kamu menikah warung Ibu selalu ramai, banyak pelanggan Ibu yang kepo dan bertanya-tanya tentang kamu karena menikah dengan Vino, mereka tidak percaya jika itu benar-benar kamu. Tapi tenang mereka tetap membeli sayur kok dari Ibu," jelas Erna sambil tersenyum senang.
"Buk, bapak mana?" tanya Keisya.
"Didalam, maag bapak kambuh lagi Kei," jawab Erna air mukanya langsung berubah yang tadinya senang berubah sedih.
"Bapak pasti telat makan lagi," Keisya hendak berlari kedalam rumah segera dihentikan.
"Kei ajak dulu itu suami kamu main ditinggal aja!"
"Astaga iya kak Vino ketinggalam dalam mobil."
perusahaan menengah saja punya tim cyber IT Thor.
unboxing satu hari menjelang ke jepang.
di jepang cuma seminggu.
besoknya kerumah Keysa..
trus dah hamil aja cuma nggak sampai 2 Minggu?
tolonglah baca literatur Thor
gedung kecil tapi luas...
mana ada pihak hotel berpikir begitu untuk hotel berkelas internasional..
lagian disana emang negara free 😁
trus mobil apa yang ada dalam bagasi?
Garasi x Thor 😁
yang salah pihak mereka 🤔
sebaiknya perbanyak cari literasi jika kurang faham..
baru tamat SMA, baru masuk kuliah sudah skripsi?
skripsi itu adalah tahap terakhir dalam masa kuliah yang nantinya dipertanggung jawabkan dalam sidang skripsi strata satu atau S1.
makan doang sudah butuh waktu sepuluh menit lebih Thor..
harap diperhatikan detail nya
perusahaan terbesar didunia karyawannya bisa puluhan ribu lho Thor..
itu tugas bagian SDM dan HRD..😁
tepar kalau CEO urus karyawan juga
jika perusahaan terbesar didunia.. berapa puluh lantai tuh..
kelihatan ya orang di parkiran..
saran.. sebaiknya cukup perusahaan besar atau terbesar di daerahnya
kalau 2 meter sih cuma sekitar 3 langkah..
itungannya tetap didepan perusahaan
mngkn 300 meter?itu lebih masuk akal.