NovelToon NovelToon
SUSUK JALATUNDA

SUSUK JALATUNDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Horor / Duniahiburan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Misda terpaksa harus bekerja di kota untuk mencukupi kebutuhan keluarga nya. Saat Dikota, mau tidak mau Misda menjadi LC di sebuah kafe. Singkat cerita karena godaan dari teman LC nya, Misda diajak ke orang pintar untuk memasang susuk untuk daya tarik dan pikat supaya Misda.

Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti cerita novelnya di SUSUK JALATUNDA

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Misda keluar dari ruangan sang dukun dengan pakaian yang rapi dan wajah yang penuh kelegaan, seolah beban berat telah terangkat dari pundaknya. Sementara itu, Dona yang sejak tadi menunggu dengan gelisah di ruang tunggu akhirnya terbangun dari tidurnya yang dalam di kursi bambu panjang. Matanya masih samar-samar ketika Misda mengguncangnya pelan.

“Misda, jam berapa sekarang? Aku sampai ketiduran…”

Dona bertanya, suaranya bergetar ringan saat menatap jam tangan. Dua jam telah berlalu, dan ruang tunggu kini sunyi, tak ada lagi pasien yang menanti.

“Sudah jam tujuh malam. Susuknya sudah aku pasang, Dona,” jawab Misda dengan suara tenang, namun ada kilatan harapan di matanya.

Ia mengulurkan tangannya, mengajak Dona untuk beranjak. Dengan langkah pelan, mereka keluar mencari motor matic Dona yang terparkir di halaman, meninggalkan rumah kayu Ki Jombrang yang semakin hening. Malam sudah turun, membawa angin dingin yang seolah menandai babak baru dalam perjalanan mereka.

Beberapa menit berlalu sebelum mereka memulai perjalanan pulang. Namun, Dona tak langsung menuju kostan; dia menarik tangan Misda ke sebuah warung makan sederhana di pinggir jalan. Duduk berhadapan di bangku kayu yang reyot, suasana mendadak berubah tegang. Dona menatap tajam sahabatnya, suara hatinya bergetar oleh rasa penasaran yang menyesak.

 "Misda, jelaskan padaku. Apa yang sebenarnya kamu lakukan di ruangan itu bersama dukun pintar itu? Hampir dua jam kamu terkurung di ruang pengap itu!" tanyanya, seakan menuntut sebuah jawaban dari rahasia yang bersembunyi di balik bibir teman kerjanya. 

 Misda menghela napas panjang, lalu dengan suara berat ia mengiyakan,

 "Aku menjalani ritual pasang susuk." 

 Dona menatapnya dengan mata terbelalak, alisnya mengerut tajam penuh kebingungan dan rasa tidak percaya. 

"Tapi... bukankah kamu hanya punya uang satu juta? Berapa sih mahar yang harus kamu bayarkan pada Ki Jombrang agar dia mau memasang susuk itu? Susuk apa yang Ki Jombrang berikan padamu dengan harga seperti itu?" 

 Pertanyaan itu menggantung di udara, membiarkan bisikan-bisikan misteri memenuhi malam yang kian pekat di warung kecil itu.

"Menurut Ki Jombrang, aku telah dipasangkan susuk bekas sinden bernama Susuk Jalatunda, terpatri di wajah dan bagian tubuh yang paling rahasia. Mahar sesungguhnya tiga puluh juta, tapi aku hanya mampu membayar satu juta, sisanya akan kutunaikan ketika rejeki datang," 

Misda menjelaskan pelan, suaranya bergetar menahan beban di dada. Dona menatap tajam, tak percaya.

 "Dukun pintar itu percaya saja kamu berhutang? Hebat benar kamu, Misda. Jangan-jangan dia sudah memasang bayaran lain di balik itu." 

 Misda menutup matanya sejenak, menahan sesuatu yang tak berani ia ungkapkan. Rahasia kelam yang terlarang: bahwa ia telah menyerahkan diri pada Ki Jombrang, bukan hanya membayar jasa dengan uang, tapi dengan tubuhnya. Namun, di balik rasa bersalah yang merajai, ada sensasi asing yang membara dalam dadanya saat bermain dengan pria tua itu. 

Ki Jombrang bukan sekadar dukun biasa; kekuatannya menggetarkan jiwa dan tubuh, lebih perkasa dari apa pun yang pernah Misda bayangkan. Malam-malam bersama Ki Jombrang seperti pertarungan sunyi yang memuaskan, meski mata Misda terpaksa tertutup rapat, menolak melihat wajah tua penuh keriput sang dukun yang memanggil darah mudanya ke permukaan, mengguncang rasa malu dan hasrat dalam satu tarikan napas yang sama.

"Tidak ada yang aneh. Aku hanya harus melepaskan semua pakaianku ketika susuk itu dipasangkan di tubuhku, dada, pinggul, bahkan area pribadiku," 

Misda menjelaskan dengan suara datar, seolah menepis bayangan gelap yang terus mengintai. 

 "Kamu yakin pria tua itu tidak melecehkanmu?" 

Dona memotong, matanya menyimpan kecemasan yang sulit disembunyikan. Misda menggeleng pelan, tapi matanya menatap ke kejauhan, seperti ada sesuatu yang tak berani dia ungkapkan. 

"Tidak, Dona... tapi bagaimana denganmu? Kenapa kamu terlihat begitu cepat berubah setelah disembuhkan dukun itu?" tanyanya, suara itu dipenuhi rasa ingin tahu dan kegelisahan. 

 Dona menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam gemuruh gelisah yang mendera hati. 

"Tidak ada yang serius, Misda. Nanti kalau sudah waktunya, aku akan bercerita," katanya lirih, berusaha menyembunyikan ketakutan yang merayap di dalam dirinya.

 Susuk itu, yang bersarang dalam tubuhnya, bukan hanya sekadar benda, seolah menuntut sesajen dan tumbal, menjadi beban sunyi yang semakin berat menghimpit jiwa.

Diam-diam, Dona merasa tubuhnya bukan lagi miliknya. Ada kekuatan gelap yang berbisik, menuntut pengorbanan yang belum tentu bisa dia tebus. Dan bayangan penderitaan itu terus menghantui setiap langkahnya.

Setelah mereka menuntaskan makan dan minum, motor matic itu melaju menembus gelapnya hutan jati yang kini sepi dan sunyi, seperti menelan segala suara hidup yang pernah ada. 

Misda duduk di belakang Dona, diam-diam merasakan getaran aneh yang menggeliat di hatinya, seperti bisikan rahasia yang hanya bisa didengar oleh jiwa yang gelisah. Matanya menangkap sosok wanita cantik berpakaian sinden berdiri di tepian jalan, senyum tipis misterius terukir di bibirnya. 

Senyum itu menusuk perasaan Misda, menyimpan teka-teki dan ancaman yang tak terucapkan. Motor terus melaju, melintas batas gelap hutan menuju keramaian kota yang akhirnya menyambut mereka dengan cahaya dan udara yang lebih lega. 

Sesaat setelah tiba dan Dona menurunkan Misda di depan kamar kostnya, rasa lega mengalir deras ke dada Misda, meski bayang-bayang senyum wanita sinden itu masih menghantui pikirannya.

 “Kamu nggak mampir dulu ke kostku, Dona?” tanya Misda, suaranya gemetar menahan rasa ingin tahu dan was-was. Dona menggeleng cepat, menatap ke depan dengan mata yang tajam. 

“Nggak deh. Malam ini jam sepuluh aku ada janji sama Om Robert di penginapan kecil dekat kafe tempat kita kerja. Aku harus buru-buru mandi dan ganti baju,” jawabnya singkat, tapi nada suaranya menyimpan sesuatu, seolah beban rahasia yang tak bisa diungkapkan di tengah gelap malam.

"Oh, ya sudah… Oh iya, Dona, tadi pas kita lewat hutan jati, kamu lihat gak ada wanita cantik berdiri di pinggir jalan? Yang pakai baju sinden itu,” tanya Misda dengan suara penuh penasaran. Dona mengerutkan dahinya, matanya tiba-tiba tampak kosong dan berat. 

“Tidak, aku tidak melihat apa-apa,” jawabnya pelan, suaranya bergetar. 

“Tapi hati-hati, Misda... Dalam tubuhmu itu sudah terpasang susuk bekas sang sinden. Jangan kaget kalau sesosok itu mulai sering muncul di hadapanmu.” Misda menelan ludah, bulu kuduknya berdiri. 

“Sinden?” gumamnya ngeri. Dona menunduk, wajahnya berubah suram, seperti menyimpan rahasia kelam. 

“Aku sendiri kerap didatangi sosok tinggi besar, roh yang membawa jiwaku terbang ke istana jin setiap malam purnama. Aku harus melayani makhluk itu sampai fajar, sampai tubuhku nyaris tak sanggup menanggung lelah.” 

 Suasana seketika mencekam, dingin menusuk tulang. Namun Dona melanjutkan dengan nada hampir tersenyum getir, 

“Tapi jangan takut… Setelah itu, rejeki akan mengalir deras, pelanggan berdatangan, dan uang pun berlimpah.” Misda menghembuskan napas panjang, tubuhnya bergidik. 

“Jadi, semua itu... penuh risiko besar, ya?” 

 Dia menatap Dona dalam-dalam seolah ingin menyimpan segala ancaman yang tersembunyi, sebelum menyalakan motornya dan menghilang dalam kabut senja, meninggalkan keheningan yang menggantung di udara.

1
NAIM NURBANAH
Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!