NovelToon NovelToon
Jalinan Scandal Panas.

Jalinan Scandal Panas.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Konflik etika
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.

Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31 Masalah Apalagi Ini

Jensen bukannya pergi dan malah terlihat memasuki mobil tersebut membuat Dirga mengerutkan dari ketika asistennya itu malah terlihat santai duduk.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Dirga mengerutkan dahi.

"Mau duduk?" jawab Jensen dengan santai.

"Siapa yang menyuruhmu duduk sembarangan," ucap Dirga kesal.

"Memang kenapa? Apa tidak boleh di sini?" tanya Jensen.

"Bukan gitu...." Dirga memang sepertinya tidak memiliki keinginan untuk Jensen berada di karavan tersebut dan sepertinya dia memang ingin hanya berduaan bersama dengan Valery.

"Sudahlah, kenapa sih kalian harus ribut seperti itu, berisik tahu," sahut Valery sudah mulai tenang dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Orang-orang memang sangat menyebalkan!" umpat Dirga masih saja kesal.

Sebenarnya kekesalannya sudah bertambah, dari awal dia melihat Valery dekat dengan Darren yang tidak dia sukai sampai Jensen datang mengganggu durinya.

"Mienya sudah masak," sahut Valery.

"Masak banyak bukan Valery? tanya Jensen.

"Untuk bertiga cukup," jawab Valery.

Jensen paling semangat langsung mengambil makanan itu terlebih dahulu dan sementara Dirga masih memperlihatkan wajah ketusnya.

Valery menghela nafas, mengambilkan mi tersebut untuk Dirga dan kemudian memberikan kepada Dirga dengan duduk di depannya.

"Makanlah!" ucap Valery.

Mata Dirga menatap Valery begitu tajam dan masih saja terlihat kekesalan begitu besar.

"Aku benar-benar sangat muak denganmu!" ucap Dirga kesal mengambil makanan itu dengan kasar.

Valery memilih untuk tidak meneladani, karena yang adanya mereka berdua akan bertengkar dan tidak akan ada selesai. Dirga emang layaknya seperti anak kecil yang harus bujuk dan sementara Jensen sedang menikmati makanannya.

Dratt-drattt-drattt.

Ponsel Valery berdering kemudian mengangkatnya.

"Iya, halo kenapa?" tanya Valery.

"Apah!" pekik Valery tampak begitu kaget sampai berdiri dari tempat duduknya membuat Dirga mengerutkan dahi seperti ada sesuatu pada Valery.

"Baiklah, saya akan segera kesana," ucap Valery dengan buru-buru mengambil tasnya dan tanpa berpamitan langsung keluar dari Caravan tersebut.

"Mau kemana dia?" tanya Dirga.

"Kita sama-sama berada di dalam bus. Jadi mana tahu kemana dia?" jawab Jensen dengan mulutmu yang penuh dengan makanan.

"Apa jangan-jangan itu telepon dari rumah sakit yang mengabarkan kondisi ibunya. Tetapi tidak mungkin dia langsung pergi, karena ibunya berada di Jerman dan bukan di Jakarta," batin Dirga dengan penasaran.

Wajah Dirga terlihat begitu sangat khawatir dan bahkan penasaran ke mana Valery pergi, selera makan dan rasa marahnya tiba-tiba saja hilang dan lebih memikirkan tentang keadaan Valery.

*****

Mobil yang di kendarai Valery berhenti di depan rumah sakit. Bukan rumah sakit dia sama lain kan rumah sakit jiwa. Valery buru-buru memasuki rumah sakit tersebut.

"Nona Valery!" Valery langsung dihampiri seorang suster yang terlihat begitu khawatir

"Bagaimana keadaan Kak Sevia?" tanya Valery.

"Kami sudah menyuntikkan obat penenang dan barulah Nona Sevia bisa beristirahat," jawab Suster tersebut.

Valery tidak mendengarkan banyak cerita dari Suster itu dan memilih langsung melanjutkan langkahnya sampai dia berada di salah satu ruang perawatan.

Valery berdiri di depan ruang perawatan dan melihat seorang wanita yang tertidur di atas ranjang. Tetapi tangannya terlihat diborgol yang dikaitkan dirancang.

Wajah Valery tampak sendu melihat wanita yang terlihat sangat memperhatikan itu.

"Apa yang terjadi padanya? Kenapa tiba-tiba dia histeris seperti itu?" tanya Valery dengan mata berkaca-kaca.

"Kami juga tidak mengerti apa sebabnya, Nona Sevia seperti biasa bermain bersama teman-temannya, tetapi tiba-tiba saja Nona Sevia berteriak saat bonekanya diambil. Dia histeris dan meminta anaknya dikembalikan," jawab Suster menceritakan sepintas kronologi yang terjadi.

"Kami terpaksa harus menyuntikkan obat penenang untuk Nona Sevia, karena kondisinya tidak bisa dikendalikan," jawab Suster.

"Saya mohon kedepannya untuk mengawasi Kakak saya dengan baik, lebih baik dia berada di ruangan ini dan jika ingin di luar tolong diawasi, jangan dibiarkan bersama orang lain. Saya takut kejadian ini akan terulang lagi," pinta Valery memohon kepada suster tersebut.

"Saya pasti akan melakukan yang terbaik. Maafkan saya Nona Valery, jika keadaan Nona Sevia seperti ini karena saya terlalu ceroboh," ucap Suster tersebut merasa bersalah.

"Sudahlah tidak apa-apa. Kamu jadikan saja semuanya sebagai pelajaran," ucap Valery.

Valery terus menatap sang kakak dari kejauhan.

******

Valery berada di dalam mobil yang berhenti di depan kantornya. Valery belum keluar dari mobil tersebut dengan memijat kepalanya dan meminjamkan matanya sebentar. Valery merasa begitu pusing dengan banyaknya masalah yang terjadi.

"Jangan bunuh anakku!"

"Aku mohon jangan ambil anakku!"

"Kalian semua jahat!"

"Kalian membunuh anakku!"

Dalam mata terpejam itu tanpa terasa air mata Valery bagaimana Sevia berteriak histeris ingin meminta anaknya kembali.

Sevia sudah menjadi pasien sejati di rumah sakit jiwa kasih Bunda sejak usianya 16 tahun. Sevia adalah kakak pertama Valery yang hanya berbeda 4 tahun saja dengannya. Masa remaja Sevia dihabiskan di rumah sakit jiwa Karena mengalami gangguan mental yang parah ketika mengalami keguguran.

Usianya yang saat itu masih sangat mudah di saat mengandung, tidak menerima kenyataan bayinya dianggap telah sengaja dibunuh dan membuatnya sampai sekarang belum sembuh dengan mental.

Tok-tok-tok.

Valery dikagetkan dengan suara kaca jendela mobilnya membuatnya membuka mata melihat orang mengetuk dengan menunduk tersebut tak lain adalah Dirga membuat Valery langsung dengan cepat mengusap air matanya.

Kemudian Valery menurunkan kaca mobil tersebut dengan melihat Dirga.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Dirga tampak begitu khawatir memastikan wanita yang selalu terlihat baik-baik saja itu.

"Iya," jawab Valery masih sempat-sempatnya memberikan senyum melihat dan kemudian membuka sabuk pengamannya dan membuka pintu mobilnya yang sekarang sudah berdiri di hadapan Dirga.

"Kamu dapat telepon dari siapa? Kamu terlihat begitu khawatir dan langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa?" tanya Dirga dengan rasa penasaran.

"Biasalah, ada artis yang membuat masalah," jawab Valery bohong.

"Benar hanya artis?" tanya Dirga menatap penuh selidik pada wanita di hadapannya itu yang belum paling pintar berbohong.

"Memang apalagi urusanku jika bukan mengurus artis-artis yang suka membuat masalah," ucap Valery.

"Aku pikir kamu mendapat telepon dari dokter yang ada di Jerman mengenai ibu kamu," ucap Dirga.

"Tadi pagi aku sudah dihubungi dokter dan Mama baik-baik saja keadaannya juga sudah membaik, ada peningkatan. Tidak ada masalah apapun dengan Mama," ucap Valery.

"Syukurlah kalau begitu," sahut Dirga.

"Kamu sendiri kenapa sudah ada di sini? bukankah seharusnya kamu melanjutkan syuting?" tanya Valery.

"Aku hanya mampir sebentar ke kantor bertemu dengan Mama. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Mama dan tadi juga sudah selesai mengobrol," jawab Dirga.

"Kamu membicarakan apa dengan Tante Thalia. Kamu memberitahu kepada Tante Thalia bahwa kamu membantuku?" tebak Valery.

"Aku tidak sebodoh itu Valery. Lagipula mau Mama mengetahui hal itu atau tidak itu juga bukan urusan Mama. Aku sudah dewasa dan uang yang aku gunakan juga adalah uangku sendiri bukan uang siapa-siapa," jawab Dirga.

"Tetapi tetap saja itu akan menjadi masalah besar, Tante Thalia akan berpikiran jika aku memanfaatkan kamu dan aku semua tidak menginginkan hal itu," ucap Valery.

"Aku tahu apa yang kamu khawatirkan dan kamu tenang saja, tidak akan terjadi apapun," ucap Dirga meyakinkan Valery. Valery hanya mengangguk saja

Bersambung......

1
Oma Gavin
disini yg paling yg goblok bin oon valery cuma jadi sapi perahan keluarga nya ngga ayah ibu kakak semua bermasalah yg ibu sakit"sn yg kakak gila yg ayah lucknut silahkan nikmati semua nya valery sampai titik darah penghabisan kamu yg stres dan mati jgn ambil tindakan dan melapor ayahmu ke polisi biarkan terus jadi parasit dasar ngga ngotak
Oma Gavin
nah dirga sudah tau permasalahan pelik ibu dan bapaknya saat kamu turun tangan dirga bantu valery secara materi dan nurutlah supaya valery ngga hrs ribut dgn ibumu yg gendeng
Oma Gavin
dirga salah pilih lawan ternyata valery santai saja hbs kehilangan kehormatan gimana perasaan dirga saat tau valery banting tulang cari uang buat pengobatan ibunya
Dew666
🍒🍒🍒🍒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!