NovelToon NovelToon
Rea Hati Yang Tersakiti

Rea Hati Yang Tersakiti

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Selingkuh / Janda / Cinta Seiring Waktu / Dokter Genius / Cintapertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Wisye Titiheru

Cathalina Brea yang sering dipanggil Rea terlahir sebagai anak orang kaya. Di kehidupan keluarga besarnya orang tua Rea adalah pewaris usaha hotel dan Restoran terkaya di kotanya. Namun semasa kecil dia hanya dibesarkan oleh papinya yang adalah satu - satunya pewaris keturunan Setiawan.
Rea tumbuh dewasa dan menjadi seorang dokter spesialis anak. meskipun hidup berkelimpahan harta namun Rea tidak perna sombong.
Sebelum papanya meninggal semua saham perusahaan diberikan kepada Cathalina Brea Setiawan.
Keluarga besar marah, karena Rea adalah seorang perempuan. Saudara sepupu papanya Rea menjodohkan Rea dengan Simon Elias sebagai syarat Rea bisa memiliki semua peninggalan papinya. Ternyata penghianatan yang dia terima serta kekerasan dalam rumah tangga.
Rea mmenceraikan Simon dan memilih meninggalkan kota besar itu mengabdi di sebuah desa kecil disebuah pulau.

Apakah Rea bisa mendapatkan ketenagan????

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu

Pukul tujuh pagi, Rea sudah bangun. Dia mencoba menghubungi Elon, namun tidak di respon. Rea berpikir, Elon masih tidur. Maka dia mengirim pesan yang berisi, Rea sudah di restoran sarapan.

Elon baru kaget bangun pukul delapan satu jam kemudian, karena perutnya sakit mau menyetor hajatnya di toilet. Dia melihat handphonenya ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dari Rea kekasihnya.

"Sayang, mas baru bangun."

"Selamat pagi mas. Aku di restoran lagi baca email dari ners di kampung nelayan."

"Tunggu mas ya."

Sepuluh menit kemudian Elon sudah bergabung dengan Rea. Di hampiri pacarnya dan diberi ciuman di kening Rea. Ketika mereka sedang sarapan, beta kagetnya Rea, waktu melihat Simon Elias bersama dengan dokter Bianca sedang sarapan bersama. Sudah pasti mereka nginap di hotel ini. Elon tidak kaget karena kedekatan Bianca dengan Simon sudah diketahui oleh Elon.

"Mas....."

"Mas sudah tahu?"

"Dari kapan??"

"Ya dijodohkan itu."

Rea bersyukur karena, bukan Rea yang bertemu seorang diri dengan kedua orang ini. Kalau tidak apa yang jadi sama dia tidak di ketahui. Ternyata Bianca peka, waktu dia menegok ke belakangnya dia melihat Elon dan Rea, begitu kagetnya.

"Bianca itu hidupnya banyak drama, dia pemain. Sepertinya mantan suamimu juga terjebak dalam permainannya."

"Sama - sama pemain mereka."

Berselang lima menit Debora datang membawa pesanan masnya sebuh mobil untuk mobilenya di kota Jogja. Debora juga kaget, melihat Bianca dan temannya. Sedangkan Bianca sudah merasa kartunya sudah terbongkar. Debora yang berani menghampiri Bianca yang sudah pucat mukanya seperti sedang melihat hantu.

"Dokter sakit ya??? Kok pucat. Korban baru ya dokter?"

Simon tampak emosi, namun oleh Bianca di tahan. Karena Bianca tahu keberadaan Elon dan dokter Rea. Langsung di tarik tangan Simon mereka keluar meninggalkan hotel. Simon kaget ternyata ada Rea disana juga.

"Hai, kaka ipar? Selamat datang kembali di kota ini? Masih ingat sayakan??"

"Ya, antienya Calista anaknya dokter Sara."

Debora langsung mencium Rea. Selama ini Rea mengira, Debora itu adik iparnya dokter Sara.

"Ketemu lagi dokter kesenangan Calista."

Setelah memberi mobil dan kunci mobil, Debora meninggalkan Masnya dan dokter Rea, karena dia harus bekerja.

"Mau jalan - jalan atau?"

"Mas kita ini mau bertemu orangtua kamu."

"Iya, mas tahu. Tetapi kan nanti sore. Sekalian dengan keluarga Sutrisno."

"Kita ke mall aja. Aku mau ke toko buku."

"Oke tuan putri kemana pun mas akan mengantar kamu."

"Mas, kamu kok biasa saja. Ngak takut gitu."

"Mau takut apa sayang. Kita ngak buat salah. Kita mau memperjuangkan cinta kita."

"Mas aku takut Bianca dan Simon merencanakan hal yang jahat."

"Kita hadapi bersama sayang."

Pukul enam lewat tiga puluh menit di sebuah restoran mewah disebuah hotel bintang lima di kota ini. Ruangan khusus dilakukan makan bersama antara kedua keluarga besar ini. Keluarga Sutrisno selaku pengundang sudah hadir, sedangkan keluarga besar Seobandi baru, orangtua mereka, mba sara bersama mas Alex suaminya dan si kecil Calista yang sudah berumur lima tahun. Sedangkan Debora belum hadir. Lima menit kemudian Debora datang, sangat santai dan cuek. Bianca sudah tahu dia akan kalah.

Tepat jam tujuh Elon datang bersama Rea kekasihnya. Elon mengandeng tangan Rea sangat erat.

"Antie dokter cantik." Calista berlari ke arah dokter Rea, langsung dipeluk Rea. Elon merasa kaget, ternyata unclenya, uncle kandungnya tidak menjadi idolanya. Rea berlutut dan langsung memeluk Calista."

"Hai, Calista cantik. Miss you."

"Duduk disini antie dokter." Calista menarik tangan Rea dan mempersilahkan dia duduk. Bianca yang melihat itu merasa sangat kecil nyalinya. Kalah dua kosong.

"Oooo janda ini, yang membuat nak Elon lupa akan perjanjian orangtuanya." Mamanya Bianca membuka pembicaraan, sehingga membuat semua saudara Bianca mengomentari Rea yang negatif - negatif. Hal ini membuat Rea meneteskan air mata dan tertunduk. Kemarahan Elon semakin memuncak.

"Tante yang terhormat, Janda yang tante maksud ada namanya dan dia pacar saya, tunangan saya.

TOLONG HARGAI SAYA DAN PACAR SAYA. TANTE DAN KELUARGA TANTE SOPAN SAYA AKAN SANGAT SOPAN."

Rea kembali diserang mentalnya, dia sempat kaget juga. Namun Elon sudah memegang tangan Rea. Berbeda dengan Calista gadis lima tahun ini, tetap duduk dipangkuan Rea sambil mengagumi dokter kesayangannya.

"Uncle jangan ganggu dokter adek. Dokter kangen kan sama itha?" Rea hanya mengangguk kepalanya. Mama dan papa Elon hanya memperhatikan bagaimana keluarga Sutrisno meremehkan pacar anaknya. Mama Natalia langsung berdiri.

"Terima kasih buat undangan makan malamnya bagi keluarga kami. Namun saya merasa keluarga Sutrisno terlalu mencampuri urusan privasi anak saya. Kami permisi."

Mamanya Elon langsung menarik tangan suaminya dan kemudian tangan Rea yang masih terduduk menunduk dan diikuti oleh anak - anaknya serta menantu.

"Jeng tidak bisa begini dong. Ingat janji kamu."

Mamanya Bianca marah.

"Saya akan membayar semua makanan yang sudah dipesan agar keluarga ini tidak rugi." Debora menyampaikan itu langsung kepada keluarga dan dia langsung ke resepsionis restoran dan membayar, ternyata keluarga ini baru memberikan uang muka. Dan Debora selaku CEO perusahaan Soelia Company membayar dengan lunas.

"Elon, kerumah bawa Rea juga." Elon memegang tangan Rea setelah mamanya memberikan tangan itu yang dia gandeng keluar dari restoran hotel sampai depan hotel kepada Elon.

"Iya mama."

"Mas, apa lagi yang harus saya hadapi?"

Elon menepikan mobilnya disebelah kiri. Di lepas sabuk pengamannya. Diangkat muka Rea menghadapnya.

"Maafkan mas, mas tahu kamu terluka tadi. Mas juga sakit." Rea langsung memeluk Elon pacarnya yang sudah meneteskan air matanya. "Tetapi mas tahu, kamu kuat. Kita hadapi bersama - sama Rea. I love you, mas tidak bisa hidup, jika tidak bersama kamu."

"Iya mas, kita hadapi bersama. Love you more Elon." Elon mencium bibir Rea. Muka Rea sudah memerah. Karena ini Ciuman pertama di bibirnya. Dan ciuman itu sangat dalam.

"Maafkan mas, harus mencuri ciuman itu."

Rea pun membalas ciuman itu dengan ciuman serupa seperti yang Elon berikan dan hasilnya Elon merespon dengan sedikit liar. Hampir saja dia meninggalkan tanda cintanya dileher Rea.

"Mas jangan. Maka status Janda pengoda jelas di depan keluargamu." Elon melepaskan ciuman itu dan tersenyum. Langsung dengan carinya di merapikan sisa ciuman mereka dibibir Rea.

"Pakai lipstik lagi sayang."

Sampai dirumah keluarga besar Soebandi, Elon langsung dibawa ke kamar orangtuanya. Ada hampir sepuluh menit Elon disidang oleh mama dan papanya. Sedangkan Rea ditemani oleh kedua saudara perempuannya.

Elon datang bersama mama dan papanya. Semua memandang kearah mereka, kecuali Rea, dia masih menundukkan kepalanya. ada perasaan takut yang dia rasakan.

"Ayo kita keluar makan direstoran jepang. Papa dan mama juga Elon sudah reservasi."

"Mama????"

"Ya mba??? Mama menerima apa yang menjadi pilihan mas."

"PUJI TUHAN." Sara dan Debora bersama - sama mengucapkan syukurnya dan berlari memeluk saudara laki - laki satu - satunya.

"Kita harus melamar Rea? Kapan???"

"Lusa kita berangkat ke Manado, papa harap mba dan adek bisa menemani papa dan mama."

Rea yang mendengar itu, langsung berlinang air mata. Elon menghampirinya dan memeluk Rea pacarnya. Malam ini mereka habiskan waktu makan malam bersama, sekalian penyambutan dokter Cathalina Brea Setiawan di dalam keluarga Soebandi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!