Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Aku Bisa Bahagia Tanpa Kamu, Mas

Bab 1 Bertengkar Lagi

"Mas, tokennya sudah hampir habis," lapor Rania kepada suaminya.

"Aku tidak punya uang," jawab suaminya santai.

"Lalu bagaimana?" tanyanya.

"Ya coba kamu pinjam dulu, nanti aku ganti," jawab alif suaminya.

Rania menghela napas, ia sudah menduga ucapan suaminya seperti itu. Walaupun ia tidak pernah berhenti berharap, namun selalu dipatahkan dengan jawaban yang sama.Jika menurut banyak orang pernikahan yang sudah berjalan di atas lima tahun telah berhasil secara finansial, itu tidak berlaku untuk rumah tangga Rania Salsabila dan Alif Darmawangsa.

Usia pernikahan mereka sudah 11 tahun, di karuniai seorang putri berusia 10 tahun bernama Alisa Putri dan seorang putra berusia 3 tahun bernama Bintang Dwi Putra. Dari luar hubungan mereka terlihat harmonis, kehidupan mereka juga terlihat cukup padahal kenyataannya hutang mereka menumpuk. Rania jarang sekali di beri nafkah suaminya dengan alasan uang gajinya sudah habis untuk cicilan motor dan kebutuhannya yang lain.

"Aku harus pinjam kepada siapa lagi, Mas?" tanya Rania mulai kesal.

Alif hanya diam seperti biasa, ia lebih memilih menghindar jika tidak ada solusi. Sebenarnya bukan dia tidak peduli namun memang ia malas berpikir lagi, baginya ia sudah melakukan tugasnya sebagai kepala keluarga yaitu membanting tulang. Perkara uang yang ia hasilkan itu cukup atau tidak, itu urusan istrinya. Dan ini sudah terjadi sejak awal pernikahan mereka, awalnya Rania mengira bisa merubah sifat suaminya dengan kasih sayang, nyatanya sampai saat ini tetap sama.

"Mas itu selalu begini, tidak pernah memberi solusi selalu diam dan diam. Aku lelah Mas, hutang kita menumpuk. Setiap hari bukannya berkurang justru terus bertambah," ucap Rania setengah berteriak.

"Lalu aku harus bagaimana, Nia? Aku sudah bekerja, bukannya hanya ongkang-ongkang kaki. Jika hasilnya tidak cukup, lalu mau bagaimana lagi," jawab Alif lembut.

"Ya kamu berusaha Mas, jika tidak cukup ya carilah pekerjaan lain. Anak kita sudah dua, Alisa sudah mau naik kelas 5, Bintang juga masih kecil butuh asupan gizi yang cukup," ucap Rania.

Alif hanya diam, ia menyulut rokok dan memilih keluar merokok. Begitulah dia, selalu memilih menghindar daripada bertengkar dengan istrinya. Mungkin inilah yang membuat rumah tangga mereka bertahan hingga 11 tahun lamanya dengan permasalahan yang sama. Namun bagi Rania justru sikap suaminya membuat dia lelah, selalu menghindar dalam setiap masalah dan kembali dengan sikap biasa seolah tidak pernah ada adu mulut sebelumnya.

Rania harus memikirkan cara untuk mendapatkan uang, jika tidak listrik di rumahnya akan padam. Ia membawa Bintang putra bungsunya, memboncengnya dengan motor menuju rumah kakaknya untuk meminjam uang.

"Assalamualaikum," ucap Rania memberi salam.

"Waalaikumsalam, eh Rania ayo masuk," ajak Tiara, kakak kandung Rania.

"Tumben pagi-pagi sudah kesini, kamu tidak masak?" tanya Tiara.

"Belum Kak, aku mau minta tolong,"

Dengan malu-malu Rania mulai berterus terang, namun ia terpaksa karena tidak ada pilihan lain lagi. Hutangnya kepada kakaknya sebenarnya sudah banyak, namun Tiara tetap selalu membantunya jika butuh pinjaman.

"Kenapa lagi, kamu butuh uang lagi ya? Suami mu tetap tidak memberi mu nafkah?" tanya Tiara sepertinya sudah bisa menduga.

"Aku pusing Kak, rasanya sudah tidak sanggup lagi hidup begini terus. Bukannya tidak mau bersyukur tapi dia sungguh keterlaluan," jawab Rania mulai meneteskan air mata.

"Ini pegang saja, ada uang 500rb kamu pakai saja dulu. Sebaiknya kamu berjualan agar uangnya bisa berputar, dulu kamu kan juga sudah sering membuat usaha. Coba saja berjualan yang tidak perlu modal banyak tapi bisa laku setiap hari, jadi kamu bisa selalu pegang uang," saran tiara sembari menyerahkan uang ke tangan Rania.

Rania menerima uang dari kakaknya dengan penuh rasa haru. Selama ini keluarganya tahu apa yang terjadi dengan kehidupan rumah tangganya bersama Alif, namun mereka tidak terlalu ingin ikut campur. Mereka selalu memberi nasehat yang baik kepadanya, walau suaminya kerap menganggur tapi keluarganya tidak pernah menghina atau meremehkannya. Mereka hanya bisa membantu Rania sesuai kemampuannya.

"Iya Kak, aku mau mencoba menjual gorengan dan makanan ringan serta es saja. Semoga bisa berjalan dengan lancar," ucap Rania.

"Amin," balas Tiara.

Rania segera berpamitan untuk mulai membeli bahan dan jajanan anak-anak di pasar. Sebenarnya ia ingin meninggalkan Bintang bersama suaminya, namun itu tidak mungkin karena putranya selalu menolak bersama ayahnya jika tidak ada dia. Mungkin karena mereka jarang bersama sehingga tidak ada kedekatan diantara keduanya. Suaminya memang selalu sibuk bekerja dan jarang mempunyai waktu bersama keluarga kecil mereka, namun entah mengapa ia merasa bayaran yang suaminya dapatkan tidak pernah sesuai dengan waktunya bekerja.

Terkadang ia berpikir suaminya berbohong tentang gajinya, namun segera di tepisnya pikiran buruk itu dari kepalanya. Suaminya sebenarnya baik, sabar namun kurang tegas dalam segala hal. Dia sudah berusaha menerima kekurangannya selama ini, namun tuntutan hidup yang semakin besar kerap membuat mereka bertengkar dan bertengkar lagi karena keadaan.

"Kamu bawa apa saja itu, kok banyak sekali?" tanya Alif ketika Rania datang membawa banyak belanjaan.

"Mbak Tiara memberi aku pinjaman, aku mau mulai berjualan lagi. Ini kamu isi token listriknya," jawab Rania sembari menyodorkan kertas token.

Ya seperti inilah mereka, setelah bertengkar jika masalah terselesaikan keadaan akan segera membaik. Namun Rania akan memilih diam berhari-hari bila tidak ada solusi.

"Memangnya kamu mau jualan apa?" tanya Alif.

"Aku ingin mencoba jualan gorengan, itu sudah beli pisang, tempe, benjes, sama bahan tahu isi dan ote-ote. Kalau yang kresek hitam itu jajanan anak-anak, pasti laku karena di sini dekat dengan kos-kosan dan taman kanak-kanak," jawab Rania.

"Ya tapi kamu jangan terlalu lelah, Bintang juga butuh perhatian mu," ucap suaminya.

"Iya aku tahu Mas, aku tidak akan seperti kamu yang tidak bisa menjalankan kewajibannya," balas Rania kesal.

Selama ini ia tidak pernah melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan ibu, bahkan semua itu lebih penting dari dirinya sendiri.

Setelah memasak nasi, ia memandikan anaknya Bintang. Alisa di antar sekolah oleh ayahnya, sementara ia memasak. Setelah semua pekerjaan rumah selesai barulah ia mulai mempersiapkan untuk mulai berjualan. Beruntung Bintang tidak pernah rewel asal ada dirinya di deket putranya, jadi dia bisa melakukan aktivitasnya sembari mengawasi putranya bermain.

Suaminya segera mandi selepas mengantar putrinya sekolah, lalu bergegas sarapan dan menemani Bintang bermain sebentar.

"Kamu tidak kerja hari ini, Mas?" tanya Rania.

"Nanti sore, jadi sekarang masih bisa menemani Bintang bermain," jawab Alif.

"Kamu harus menabung Mas, dua bulan lagi kontrakan ini habis. Jangan sampai nunggak, aku malu," ucap Rania.

"Iya aku tahu, aku usahakan sebelum waktunya akan aku bayar," balas Alif.

Bintang terlihat bermain dengan ayahnya, ia merasa gembira sekali. Kebersamaan mereka memang sangat jarang karena Alif terlalu sibuk bekerja, namun walaupun begitu Bintang akan menangis jika di tinggal ayahnya berangkat kerja.

"Dek, aku minta uangnya untuk beli rokok ya," pinta Alif.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-03-23

0

blecky

blecky

haaahhh ekonomi udh susah ngerokok g mau berhnti hemmm

2023-03-17

1

SBY army

SBY army

biasa kehidupan

2023-02-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bertengkar Lagi
2 Bab 2 Lelah Yang Terbayar
3 Bab 3 Sabar
4 Bab 4 Mertua Cerewet
5 Bab 5 Tidak Pernah di Hargai
6 Bab 6 Status Whatsapp
7 Bab 7 Ceraikan Aku
8 Bab 8 Ku Beri Waktu Sebulan
9 Bab 9 Rasa Yang Memudar
10 Bab 10 Rezeki Yang Tak Terduga
11 Bab 11 Tamu Tak di Undang
12 Bab 12 Tamparan
13 Bab 13 Akhir Dari Segalanya
14 Bab 14 Minta Maaf
15 Bab 15 Mengenang Masa Lalu
16 Bab 16 Cemburu
17 Bab 17 Kejadian di Kolam Renang
18 Bab 18 Mengancam Bunuh Diri
19 Bab 19 Demi Rasa Kemanusiaan
20 Bab 20 Perubahan Sikap
21 Bab 21 Membayar Kontrakan
22 Bab 22 Bertemu Mantan
23 Bab 23 Permintaan Maaf
24 Bab 24 Bertemu Lagi
25 Bab 25 Belajar Ikhlas
26 Bab 26 Ketahuan
27 Bab 27 Terusir
28 Bab 28 Kejadian di Rumah Alif
29 Bab 29 Kedatangan Ibu Mertua
30 Bab 30 Lapor Polisi
31 Bab 31 Mencabut Laporan
32 Bab 32 Surat Panggilan
33 Bab 33 Di Tuduh Selingkuh
34 Bab 34 Sidang Pertama
35 Bab 35 Alisa Menghilang
36 Bab 36 Peringatan Keras
37 Bab 37 Kebun Binatang
38 Bab 38 Resmi Bercerai
39 Bab 39 Alif Sakit
40 Bab 40 Liburan
41 Bab 41 Mengunjungi Orang Tua Rangga
42 Bab 42 Tidur Satu Ranjang
43 Bab 43 Menyatakan Perasaan
44 Bab 44 Alif dan Desi
45 Bab 45 Kenikmatan Satu Malam
46 Bab 46 Pertemuan Tidak Terduga
47 Bab 47 Ke Sekolah Alisa
48 Bab 48 Desi si Penggoda
49 Bab 49 Lewat Masa Iddah
50 Bab 50 Pencurian
51 Bab 51 Undangan Pernikahan
52 Bab 52 Alif Menikah
53 Bab 53 Mantan Menantu Yang Sukses
54 Bab 54 Terjebak
55 Bab 55 Di Sekap
56 Bab 56 Berhasil Kabur
57 Bab 57 Di Rumah Rangga
58 Bab 58 Kedatangan Alif
59 Bab 59 Bertemu Teman Lama
60 Bab 60 Restu Orang Tua
61 Bab 61 Sifat Asli Desi
62 Bab 62 Alif Minggat
63 Bab 63 Makan Malam Keluarga
64 Bab 64 Membeli Seserahan
65 Bab 65 Lamaran
66 Bab 66 Pisah Ranjang
67 Bab 67 Keputusan Ku Sudah Bulat
68 Bab 68 Persiapan Pernikahan
69 Bab 69 Akhirnya Menikah
70 Bab 70 Malam Pertama
71 Bab 71 Rania Bahagia, Alif Terluka
72 Bab 72 Bulan Madu
73 Bab 73 Alisa di Bully
74 Bab 74 Sosok Laila
75 Bab 75 Cemburu
76 Bab 76 Hamil
77 Bab 77 Rahasia Alisa
78 Bab 78 Ngidam
79 Bab 79 Keadilan
80 Bab 80 Kunjungan Alif
81 Bab 81 Jadi Korban Preman
82 Bab 82 Acara Empat Bulanan
83 Bab 83 Ayah Untuk Akila
84 Bab 84 Jalan-Jalan
85 Bab 85 Dona Salah Paham
86 Bab 86 Rahasia Yang terungkap
87 Bab 87 Menyakiti Rania
88 Bab 88 Masuk RSJ
89 Bab 89 Menikah Ke-3 Kalinya
90 Bab 90 Alif Dan Laila
91 Bab 91 Melahirkan
92 Bab 92 Selamat Datang Abhinaya
93 Bab 93 Derita Laila
94 Bab 94 Akila Jadi Rebutan
95 Bab 95 Kedatangan Teman Lama
96 Bab 96 Ambisi Michelle
97 Bab 97 Paket Misterius
98 Bab 98 Isinya Mengerikan
99 Bab 99 Ternyata Dia Pelakunya
100 Bab 100 Baby Naya di Culik
101 Pengumuman
102 Bab 101 Selamat Tinggal, Sayang
103 Bab 102 Bu Nani Pembunuh?
104 Bab 103 Meninggalkan Rumah
105 Bab 104 Minta Maaf
106 Bab 105 Bayar Hutang Kalian
107 Bab 106 Bertemu Rania
108 Bab 107 Mengunjungi Laila
109 Bab 108 Mengerjai Mertua Laila
110 pengumuman update
111 Bab 109 Michelle Menyukai Anto?
112 Bab 110 Permintaan Michelle
113 Bab 111 Ternyata Dia Masih Mencintainya
114 Bab 112 Bunuh Diri
115 Bab 113 Cinta Yang Datang Terlambat
116 Bab 113 Kecelakaan Membawa Berkah
117 Bab 114 Akhir Yang Indah
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 Bertengkar Lagi
2
Bab 2 Lelah Yang Terbayar
3
Bab 3 Sabar
4
Bab 4 Mertua Cerewet
5
Bab 5 Tidak Pernah di Hargai
6
Bab 6 Status Whatsapp
7
Bab 7 Ceraikan Aku
8
Bab 8 Ku Beri Waktu Sebulan
9
Bab 9 Rasa Yang Memudar
10
Bab 10 Rezeki Yang Tak Terduga
11
Bab 11 Tamu Tak di Undang
12
Bab 12 Tamparan
13
Bab 13 Akhir Dari Segalanya
14
Bab 14 Minta Maaf
15
Bab 15 Mengenang Masa Lalu
16
Bab 16 Cemburu
17
Bab 17 Kejadian di Kolam Renang
18
Bab 18 Mengancam Bunuh Diri
19
Bab 19 Demi Rasa Kemanusiaan
20
Bab 20 Perubahan Sikap
21
Bab 21 Membayar Kontrakan
22
Bab 22 Bertemu Mantan
23
Bab 23 Permintaan Maaf
24
Bab 24 Bertemu Lagi
25
Bab 25 Belajar Ikhlas
26
Bab 26 Ketahuan
27
Bab 27 Terusir
28
Bab 28 Kejadian di Rumah Alif
29
Bab 29 Kedatangan Ibu Mertua
30
Bab 30 Lapor Polisi
31
Bab 31 Mencabut Laporan
32
Bab 32 Surat Panggilan
33
Bab 33 Di Tuduh Selingkuh
34
Bab 34 Sidang Pertama
35
Bab 35 Alisa Menghilang
36
Bab 36 Peringatan Keras
37
Bab 37 Kebun Binatang
38
Bab 38 Resmi Bercerai
39
Bab 39 Alif Sakit
40
Bab 40 Liburan
41
Bab 41 Mengunjungi Orang Tua Rangga
42
Bab 42 Tidur Satu Ranjang
43
Bab 43 Menyatakan Perasaan
44
Bab 44 Alif dan Desi
45
Bab 45 Kenikmatan Satu Malam
46
Bab 46 Pertemuan Tidak Terduga
47
Bab 47 Ke Sekolah Alisa
48
Bab 48 Desi si Penggoda
49
Bab 49 Lewat Masa Iddah
50
Bab 50 Pencurian
51
Bab 51 Undangan Pernikahan
52
Bab 52 Alif Menikah
53
Bab 53 Mantan Menantu Yang Sukses
54
Bab 54 Terjebak
55
Bab 55 Di Sekap
56
Bab 56 Berhasil Kabur
57
Bab 57 Di Rumah Rangga
58
Bab 58 Kedatangan Alif
59
Bab 59 Bertemu Teman Lama
60
Bab 60 Restu Orang Tua
61
Bab 61 Sifat Asli Desi
62
Bab 62 Alif Minggat
63
Bab 63 Makan Malam Keluarga
64
Bab 64 Membeli Seserahan
65
Bab 65 Lamaran
66
Bab 66 Pisah Ranjang
67
Bab 67 Keputusan Ku Sudah Bulat
68
Bab 68 Persiapan Pernikahan
69
Bab 69 Akhirnya Menikah
70
Bab 70 Malam Pertama
71
Bab 71 Rania Bahagia, Alif Terluka
72
Bab 72 Bulan Madu
73
Bab 73 Alisa di Bully
74
Bab 74 Sosok Laila
75
Bab 75 Cemburu
76
Bab 76 Hamil
77
Bab 77 Rahasia Alisa
78
Bab 78 Ngidam
79
Bab 79 Keadilan
80
Bab 80 Kunjungan Alif
81
Bab 81 Jadi Korban Preman
82
Bab 82 Acara Empat Bulanan
83
Bab 83 Ayah Untuk Akila
84
Bab 84 Jalan-Jalan
85
Bab 85 Dona Salah Paham
86
Bab 86 Rahasia Yang terungkap
87
Bab 87 Menyakiti Rania
88
Bab 88 Masuk RSJ
89
Bab 89 Menikah Ke-3 Kalinya
90
Bab 90 Alif Dan Laila
91
Bab 91 Melahirkan
92
Bab 92 Selamat Datang Abhinaya
93
Bab 93 Derita Laila
94
Bab 94 Akila Jadi Rebutan
95
Bab 95 Kedatangan Teman Lama
96
Bab 96 Ambisi Michelle
97
Bab 97 Paket Misterius
98
Bab 98 Isinya Mengerikan
99
Bab 99 Ternyata Dia Pelakunya
100
Bab 100 Baby Naya di Culik
101
Pengumuman
102
Bab 101 Selamat Tinggal, Sayang
103
Bab 102 Bu Nani Pembunuh?
104
Bab 103 Meninggalkan Rumah
105
Bab 104 Minta Maaf
106
Bab 105 Bayar Hutang Kalian
107
Bab 106 Bertemu Rania
108
Bab 107 Mengunjungi Laila
109
Bab 108 Mengerjai Mertua Laila
110
pengumuman update
111
Bab 109 Michelle Menyukai Anto?
112
Bab 110 Permintaan Michelle
113
Bab 111 Ternyata Dia Masih Mencintainya
114
Bab 112 Bunuh Diri
115
Bab 113 Cinta Yang Datang Terlambat
116
Bab 113 Kecelakaan Membawa Berkah
117
Bab 114 Akhir Yang Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!